"Naz, lo dimana sekarang?”
“Em, ada apa, Ger? Gue di jalan pulang bentar lagi sampai,” ujar seseorang.
“Gue baru selesai dengan urusan gue nih. Malam ini kita makan malam bareng ya? Gue pengen nge grill sama lo kebetulan udah bawa bahan-bahan dan alatnya juga."
Lelaki itu sedikit melirik bahan-bahan yang sudah ia beli tadi sebelum pulang yang ditaruh di jok belakang mobil kesayangannya.
“Hah? Ta-tapi, Ger gue ada urusan hari ini … sorry, mungkin lain kali aja ya?”
“Sayang … kok lo gitu sih? Emangnya gak kangen sama gue?”
Tak ada jawaban dari seberang sana, terdengar suara musik pelan mengalun di telinganya. Lelaki itu tersadar, perempuannya mungkin sekarang tengah bersama orang lain di sebuah mobil.
“Lo pulang sama siapa?”
“Gue sama Pras, dianter dia kan gue baru selesai pemotretan,” ujar seseorang itu.
“Oh gitu. Pokoknya malam in
Sebuah rekaman CCTV berhasil menunjukkan detik-detik seorang gadis dengan kejamnya dibius dan dibopong ke dalam sebuah mobil berwarna hitam.Gadis itu tidak melakukan perlawanan apa pun karena begitu dirinya dibekap, otomatis bius tersebut bekerja dan membuatnya hilang kesadaran.Geri dan Dewa memerhatikan rekaman tersebut yang tidak terlalu jelas bahkan mereka tidak bisa melihat plat nomornya dan juga wajah kedua orang itu tidak terlalu terlihat. Dewa mengirimkan pesan pada seseorang yang mengirimkan bukti tersebut untuk mencari CCTV dari sisi lainnya.“Satu rekaman itu doang kurang, Wa. Gambarnya keliatan kabur banget dan ditambah CCTV nya kehalangin sama daun-daun,” keluh Geri.Dewa menganggukkan kepalanya pertanda setuju dengan apa yang Geri ucapkan. Mereka terdiam sejenak sebelum akhirnya sebuah pesan kembali masuk ke ponsel miliknya.Keduanya sontak memerhatikan ponsel itu yang tengah men-download video baru yang dikirim oleh anak
"Lo?” pekik Nazmi ketika wajah orang tersebut mulai disiram cahaya lampu berwarna kuning.Ia tersenyum dengan kedua tangannya yang masuk ke dalam kedua saku celana panjang yang ia kenakan. Kedua anak buah tadi terdiam memerhatikan apa yang hendak lelaki itu perbuat padanya. Nazmi berusaha bangkit duduk sekuat tenaga namun, ia tak berdaya.“Fahmi! Syukurlah lo ada di sini! Gue tahu lo emang temen gue yang paling baik! Gue mohon bantu gue keluar dari sini, mereka culik gue!” teriak Nazmi dengan kedua bola mata besarnya yang berbinar.Tatapannya sangat berharap pada lelaki yang ia panggil Fahmi. Lelaki itu hanya tersenyum kemudian berjongkok untuk membantu Nazmi yang kesulitan untuk duduk. Ia memeluk Nazmi kemudian gadis itu menangis tersedu-sedu di dada bidang lelaki tersebut.“Lo diapain sama mereka, Naz?” tanyanya sangat lembut sambil tersenyum mengusap rambut hingga ke punggungnya.“Mereka lecehin gue! Gue takut
"Lo beresin dan kunci lagi gudang ini, jangan sampai ketahuan kalian pernah nyekap Nazmi di sini. Kalau bisa, lo bakar aja gudang ini,” ujarnya kemudian menutup kaca mobilnya setelah salah satu dari anak buahnya mengangguk.“Oh iya pastiin gak ada saksi mata, meski ada, gue serahin semuanya ke lo jangan sampai ada saksi dan bukti,” ucapnya yang tertahan kemudian menaikkan full kaca mobilnya dan berlalu pergi dari tempat tersebut.Mobil tersebut melaju meinggalkan bekas gudang teh di tengah jalan yang sepi dan gelap. Suara hewan malam terdengar bersahutan yang entah dari mana asalnya. Dalam kegelapan, mereka berhati-hati mulai menyirami sekitar gudang dengan minyak dan bensin.Pemantik dinyalakan kemudian mereka menghindar dan melemparkan api tersebut. Wushh! Api besar menyala berkobar kemudian sebelum ada yang menyadari, mereka pergi meninggalkan bekas gudang tersebut.Di sisi lain, kemacetan sudah bisa ditangani. Situasi lalu lintas kin
Karisma berlari sekuat tenaga meski tubuhnya kesakitan. Ia menganakan pakaian seadanya bahkan tanpa mengenakan alas kaki. Ia bersyukur karena Tara dan anak buahnya tidak sadar dirinya menghilang dan hendak kembali ke apartemennya.Ketika ia hampir sampai, sudut matanya menangkap sesuatu yang mencurigakan. Ia melihat seseorang yang dibopong masuk ke dalam lift oleh seorang lelaki. Tatapannya membulat ketika menyadari lelaki itu adalah orang yang dikenalnya dan membopong seorang perempuan yang sudah sangat ia kenal, itu Nazmi.“Naz!” teriaknya ketika pintu lift tertutup dan lelaki itu tersenyum pada Karisma.Lelaki yang babak belur tersebut berlari menuju lift dan memencet tombol lift tersebut, namun nihil tak ada yang bisa ia lakukan. Ia menengadah melihat lantai berapa yang akan dituju oleh lelaki tersebut kemudian ia berlari menuju tangga darurat.‘Astaga Tuhan kenapa Nazmi dibawa sama Fahmi?’ tanya batinnya seraya berlari menuju
"Karisma! Bajingan! Sialan!” teriak seseorang menggelegar di ruangan tersebut.Karsima yang tahu suara siapa itu malah semakin mendorong tubuhnya sehingga Nazmi yang berada di bawahnya berteriak kecil. Lelaki itu sudah hilang akal, ia menarik pakaian Karisma kemudian menyeretnya dan memukulinya beberapa kali.“Lo kalah, Ger,” ucapnya sambil tersenyum di sela-sela jeda bogem lelaki yang bernama Geri.Lelaki itu menoleh pada Nazmi yang tengah terbaring lemah di atas tempat tidur kemudian menggelengkan kepala. Tubuhnya terasa lemas, hatinya perih, perasaannya hancur berantakan. Ia menatap wajah Karisma yang tengah tersenyum meledeknya.“Bajingan sialan!” umpatnya kemudian meninju hidung lelaki itu hingga berdarah.“Geri! Stop! Dia gak salah!” teriak Nazmi yang menutupi dirinya mengenakan selimut.Namun Geri tidak mau mendengarkan perkataan gadisnya yang sudah direbut oleh Karisma. Sepertinya, ia kalah t
Geri menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur, memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. Hatinya sangat perih bahkan hingga detik ini gadis kesayangannya itu tidak mencarinya sama sekali. Kilas balik semua yang terjadi hari ini kembali terekam dalam benaknya.“Brengsek!” teriaknya kemudian membalikkan tubuhnya menghadap pada jendela di kamarnya. Bahkan untuk tertidur saja rasanya sulit meski tubuhnya sudah terlalu lelah.Tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu dari luar sana. Ia sebenarnya tak ingin berbicara dengan siapa pun hari ini, sudah sangat melelahkan baginya. Apa yang ia perjuangkan sama sekali tidak dihargai oleh gadis kesayangannya.Suara ketukan pintu itu kembali terdengar namun, ia masih bergeming dan malah menutup kedua kelopak matanya. Perih kembali menjalar memenuhi hatinya, mengapa Nazmi menerima dirinya menjadi kekasih jika hatinya masih berlabuh pada karisma?“Gue gak izinin lo masuk! Brengsek!” teriaknya k
"Gue minta maaf,” ucapnya menatap lekat-lekat wajah Geri yang terlihat menahan sesuatu yang sangat ingin ia lakukan meski tidak begitu mood.“Minta maaf buat apa?”“Gue bikin lo sedih?”Geri menggelengkan kepalanya mencoba untuk tersenyum. Perempuan itu menatap tempat tidur yang jaraknya tidak begitu jauh kemudian kembali menatap mata tajam lelaki itu. geri hanya terdiam menunggu apa yang akan perempuan ini lakukan.“Ger, lo jangan salah paham sama karisma, ya?” pintanya yang lagi-lagi membahas lelaki yang membuatnya sakit kepala.“Naz, kenapa sih lo bahas dia terus?”“Hmm …”Lelaki itu memandangi Nazmi, kini emosinya kembali naik ke puncak kepala ingin rasanya ia menebas leher lelaki itu sekali saja hingga membuatnya tewas karena berani menyentuh gadis yang sangat ia cintai.“Lo hamil sama dia?” tebak Geri to the point.“Enggak.&r
"Naz!” teriaknya yang tiba-tiba saja membuka mata.Lelaki itu menyapu sekitar yang hanya diterangi lampu temaram. Dilihatnya jam dinding yang menunjukkan pukul tiga pagi. Ia mengusap wajahnya yang sedikit berkeringat, rupanya hanya mimpi dan di sana sama sekali tidak ada siapa pun.“Sejak kapan gue ketiduran?” tanyanya pada diri sendiri kemudian duduk mencoba menstabilkan detak jantungnya.Beberapa kali ia menarik napas kemudian membuangnya kembali, suara detik jarum jam terdengar nyaring di sepertiga malam yang sunyi sepi. Pikirannya kembali berkelana pada kejadian hari lalu, sungguh hatinya merasa kembali hancur teringat hal itu.Tangan besarnya meraih ponsel yang terbaring di atas neker berwarna putih senada dengan nuansa kamarnya. Tak ada satu pun notifikasi dari sang kekasih yang sempat bersitegang kemarin dengannya. Kebanyakan pesan tersebut hanya pesan terkait job dan selebihnya akun social media dari para fans nya.“