"Kebiasaan si Geri suka kayak gitu kalau mood nya lagi jelek,” ucap atasannya sembari tersenyum pada gadis di hadapannya.
“Aduh, gue jadi gak enak sama dia. Gimana dong?”
“Lo mau melejit ga nama lo? Kalau mau ya harus pemotretan sama dia.”
Tanpa berbicara apa pun lagi pria itu melenggang meninggalkan Hana yang tengah terdiam. Sebenarnya ia sangat ingin berpose dengan Geri apalagi kesempatan ini sangat langka bisa bersentuhan dengan lelaki cuek tersebut.
Meski sebenarnya tadi ia hampir mendapatkan hatinya tetap saja ia masih belum terbiasa untuk berpose dengannya. Semoga hal itu tidak memengaruhi hasil jepretannya nanti.
Ketika pemotretan mereka memulai pemotretan di kursi santai. Berbaring di sana sembari berpura-pura tengah mengobrol dan tertawa. Selain foto ternyata yang membuat bayarannya cukup tinggi, saat ini juga ada film pendek entah untuk kepentingan apa.
“Ger, senyum lo kurang ikhlas,” canda
“Kenapa?” tanyanya kebingungan menatap dalam kedua mata Geri yang merah.“Sialan, jangan gigit bibir gue sakit,” pekiknya seraya mencoba untuk tersenyum.“Stop!” ucap mereka kemudian bersorak dan bertepuk tangan.Ketika mereka tengah sibuk sendiri dengan hasil yang sangat maksimal, gadis itu malah meneruuskan pagutan di bibirnya membuat Geri kehilangan akal.“Lepas,” ujarnya pelan seraya mendorong gadis tersebut.Ia sudah tak bisa menahan gejolak dalam dada yang membuncah seakan hendak meledak begitu saja. Tatapannya tajam dan dalam melihat netra bundar nan cantik gadis yang tengah memainkannya saat ini.Gadis itu tersenyum kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga kanan lelaki tersebut.“Ahhh …” ujarnya membuat lelaki itu sedikit tersenyum seperti melayang mendengar suara seksi milik Hana.Sontak ia tersadar kemudian bangkit dan melepaskan tubuhnya sebelum ada y
Nazmi bergeming dalam isak tangisnya tak mau menjawab apa yang ditanyakan lelaki itu padanya. Perlahan ia menggelengkan kepala menatap netra Geri yang berair dan berwarna kemerahan.“Lo suka, Naz? Lo masih ada perasaan sama dia?”“Enggak, Ger! Gue gak tahu! Gue gak mau kayak gini!” teriaknya dengan tubuh yang bergetar.“Lo gak bisa rasain sehancur apa hati gue lihat lo dilecehin kayak gitu sama dia?”Gadis itu masih terdiam. Ia mengusap air matanya yang tak henti berjatuhan. Geri menundukkan kepala mengepalkan kedua tangannya di atas meja kemudian mengambil satu botol wine dan menenggaknya hingga habis setengah.“Lo salah paham. Yang culik gue bukan dia!”“Gue tahu, Naz. Tapi apa yang udah lo lakuin sama dia gak bisa bikin gue lupa!”“Huhuhu …”Geri mengembuskan napasnya kasar kemudian kembali menenggak minumannya sampai habis. Tak peduli kekasihnya
“Uhh! Geri!” teriaknya seraya mengacak-acak rambut sang kekasih.Lelaki itu tertawa renyah menjahili gadis cantik itu beberapa kali, baginya menjahili Nazmi sangat menyenangkan karena gadis itu menggemaskan terlebih ketika ia tengah menggembungkan kedua pipinya seperti saat ini.“Bercanda, Sayang!” ujar Geri seraya menahan kedua tangan mungil sang kekasih yang terus mengacak-acak rambutnya yang hampir kering.“Nyebelin banget sih, Ger!”“Biarin dong. Anyway kesayangan gue ini makannya lahap banget, ya?”Nazmi mendelikkan matanya dengan kedua kaki yang terbuka duduk di atas pangkuan lelakinya. Rok mini berwarna hijau neon yang dikenakannya terbuka lebar sehingga kaki jenjangnya terlihat begitu bersih dan putih.“Berat badan gue turun tahu gak?!”“Kok bisa?”“Gak tahu! Mungkin karena lo jarang ajak gue makan lagi!”Mendengar jawaban i
Perhatian! BAB ini mengandung konten dewasa 21+ atau 25+Perhatian! Dalam novel ini beberapa BAB mengandung konten dewasa 21+ atau 25+ Bagi anda yang merasa masih di bawah umur atau belum berkategori usia yang disebut di atas bisa di-skip saja BAB tersebut, harap bijak dalam memilih bahan bacaan.Bagi yang merasa masih di bawah umur atau belum berkategori usia yang disebut di atas, harap bijak dalam memilih bacaan.Sangat tidak disarankan bagi yang di bawah 21 tahun untuk membaca konten dalam BAB ini. Terima kasih sudah menjadi pembaca yang bijak. Happy Reading!!“Dua, gue gak mabuk!” ucapnya kemudian beranjak sedikit untuk menyingkirkan mantel dari tubuh Geri dan melepaskan rok dan celana dalamnya.Lelaki itu menggelengkan kepala, memang benar jawabannya dua hanya saja ini terlalu dini dan malah membuatnya terlalu senang.Nazmi meraih selimut kemudian mematikan lampu sehingga benda
“Beberapa hal yang belum bisa gue jawab.”Lelaki itu terdiam mendengar ucapan kekasihnya kemudian mengalihkan pembicaraan karena mungkin saja Nazmi tidak nyaman dengan pembahasa seperti ini.“Naz, lo mau kan hari ini seharian sama gue?” tanya lelaki yang kini tengah memandangi sang kekasih yang berada di hadapannya.“Hmm, kan lo bilang gue sakit?” ucapnya seraya tersenyum lebar dan mengusap dada bidang lelaki di hadapannya.“ Ya seenggaknya di sini aja. Gue gak akan kemana-mana. Gue pengen sama lo, ditemenin lo.”Nazmi tersenyum kemudian beranjak dari tempat tidur. Kedua tangannya lihai mengikat rambutnya yang panjang kecokelatan. Geri hanya menatapnya dengan sorot mata berharap sembari tersenyum kemudian menghampiri gadisnya.“Masakin gue sekarang, gue laper banget,” ujarnya seraya memeluk gadis yang kini tengah berada dalam dekapannya.“Lo tahu gue
44Seketika kedua bola mata kekasihnya membulat. Bibirnya mengatup kemudian matanya berpaling tak mau menatap netra Nazmi yang seperti mengintrogasinya.“Ya pemotretan aja kayak biasa, Sayang ...”“Terus kenapa cewek itu sampai DM lo? Emang kalian deket banget?”“Enggak gitu, Sayang. Dia model baru kan kata gue dan minta gue follow balik dia aja.”Satu alisnya terangkat menatap sang kekasih yang kemudian mengembuskan napas. Ia memalingkan matanya karena memang tak ada yang terjadi selain pemotretan dan kecelakaan kecil ketika Hana mencium dirinya.Seketika wajah dan kedua telinganya memerah. Ia mengusap tengkuknya kemudian menatap gadisnya yang masih menunggu kelanjutan cerita.“Kok lihatin gue kayak gitu? Lo gak percaya sama gue?” selidik Geri seraya tersenyum dan berusaha melupakan kejadian kemarin.“Enggak kok! Gue cuma pengen tahu aja!”“
45“Abisin aja kalau bisa!”Lelaki itu tersenyum yang terlihat menyeramkan. Sontak raut wajah Nazmi berubah untuk beberapa detik mematap kedua bola mata kekasihnya.Gadis itu kembali tersenyum kemudian mengusap dada bidang Geri. Ia mendekatkan bibirnya untuk memberikan kiss mark di leher gadisnya sembari tangan kirinya meremas halus benda kesukaannya.“U-uuh! Ger ...”Ia tak mau mendengar rintihan kekasihnya malah semakin bersemangat. Nazmi yang kepanasan mengusap punggung Geri terus menerus merasakan otot-otot punggungnya yang keras.“Geri ...” panggilnya lagi.Lelaki itu mengangkat kepalanya kemudian menatap sang gadis dengan sorot mata yang dalam. Tangannya masih berada di sana membuat Nazmi semakin kepanasan.“Apa? Lo yang nantang gue kan?” desisnya kemudian menyunggingkan senyum.“Uh! Nyebelin.”“Kenapa nyebelin? Memangnya g
46Geri sedikit tersenyum masam dengan apa yang ia dengar. Wajahnya berpaling sekilas menatap Karisma yang tengah tersenyum padanya.Ia menggelengkan kepala menatap Nazmi yang berbicara demikian. Sungguh sebenarnya gadis itu tak berniat mengatakan hal yang menyakiti hati kekasihnya.Nazmi sontak menurunkan kedua matanya tak berani menatap kedua mata merah yang tengah menatapnya saat ini.“Gue emang bajingan sampah, Naz. Tapi gue gak pernah lakuin hal rendahan yang dia lakuin ke lo,” ucapnya sambil tersenyum menahan pedang yang menghujam dadanya ribuan kali.“Mending sekarang lo diem aja, Ger. Lo gak bisa kalau gak pukul dia?”“Terserah lo, Naz. Biar si keparat itu yang lo bela terus. Bahkan lo gak lihat wajah gue yang dia pukul juga,” ucapnya dengan mata yang memicing.Nazmi mengangkat wajahnya menatap lebam di sudut bibir sang kekasih. Jantungnya berdegup kencang melihat hal itu