Share

Bab 6

Syakila tiba-tiba datang mengejutkanku, sudah memakai jaket juga membawa kunci motor. Ia hendak ingin membeli makanan. Sangat kebetulan, saat Syakila pergi aku akan geratak seisi kamar, mencari bukti-bukti yang akan menguatkanku nanti.

"Kamu mau ke mana?" Gerakan tangan ini sudah membuatnya mengerti.

"Aku beli nasi goreng dulu, kamu mau ikut?" tanya Syakila sembari menutup resleting jaket yang ia pakai. 

"Aku di rumah aja, khawatir Mas Danu datang," jawabku. Ia pun tersenyum ketika melihat tanganku menjawabnya.

"Oke, kamu hati-hati ya di rumah!" ujar Syakila dengan suara keras dan aku tersenyum padanya. Kemudian ia bergegas ke luar rumah.

'Semoga lama perginya. Aku akan kirim pesan ke papa terlebih dulu, agar memberikan perintah pada Mas Danu untuk ke rumahnya,' ucapku dalam hati.

[Pah, suruh Mas Danu ke rumah papa. Jangan sampai ia datang ke rumah Syakila. Tadi ia bilang akan bermalam di sini untuk menemaniku, tolong ya, Pah. Entah bagaimana caranya, Mas Danu tidak boleh ke sini. Aku sengaja nginap untuk mencari buku nikah mereka.]

Pesan terkirim dan tidak lama kemudian papa membalas. Cepat sekali papaku dalam membalas chat anaknya. Sengantuk apapun, sesibuknya beliau, jika aku yang mengirim pesan, pasti langsung ada balasan.

[Itu soal gampang, kamu hati-hati di sana, ya.]  Ia tak lupa memberi emoticon penuh cinta di akhir kata.

Aku menyegerakan mencari apa pun itu yang akan memberatkan mereka. Hati ini yakin sekali, ada foto prewedding berarti ada juga buku nikah. Apalagi jelas sudah tertera tanggal di fotonya.

Aku membuka lemari, itu hal pertama yang kulakukan. Di dalamnya ada laci kecil yang tidak terkunci. Sebaiknya aku langsung tarik saja lacinya. Hatiku berkata, bahwa di dalam laci lemari itu ada sesuatu yang di rahasiakan.

Setelah membuka laci tersebut pelan-pelan. Ternyata tidak ada apa pun yang menjadi bukti. 'Astaga, aku pikir diletakkan di sini buku nikahnya, laci ini kecil jadi bisa untuk mengelabuhi orang lain untuk tidak mencari ke sini,' batinku sambil berdecak kesal. Tangan pun aku banting seraya melampiaskan.

Dengan mengembuskan napas panjang, aku coba mencari lagi, masih di area lemari pakaian. Firasatku ada di lemari ini. Entah ia letakkan di bagian mananya. Aku juga belum bisa menemukan apa pun.

Aku melirik ke arah baju yang tertata rapi, ditumpuk dengan lepitan yang sudah disetrika tentunya. Di sana aku coba intip satu persatu baju paling bawah. 

Tumpukan pertama, ada secarik kertas yang berisikan kepemilikan rumah ini, atas nama Syakila. 'Ah, pasti Mas Danu yang membelikan ia rumah ini dan dengan memakai uang papaku,' gerutuku kesal.

Saat ini tujuanku hanya mencari bukti agar bisa menuntut keduanya, untuk itu aku buka tumpukan paling bawah,

Ternyata ada suatu surat, secarik kertas berisikan perjanjian. Di situ terpampang jelas nama Mas Danu dan Syakila sebagai penandatangan kertas tersebut. Sandiwara macam apa ini? Aku jadi lebih serius untuk membaca isinya.

[Dengan ini kami berjanji tidak akan mengusut siapa pun. Jika pemalsuan data yang kami lakukan ketahuan. Saya, Syakila dan Danu, akan menanggung sendiri akibatnya. Tanpa menyalahkan orang lain. Kami melakukan ini karena terpaksa. Ingin membahagiakan seseorang wanita yang bisu. Hanya dengan cara ini kami bisa membahagiakannya.]

Mereka melakukan pemalsuan data? Untuk menikahi seorang wanita yang bisu? Astaga, bisa-bisanya mereka menjadikan kekurangan yang ada pada diriku sebagai alasan. Di bawahnya tertera sangat jelas mereka bertanda tangan di atas materai.

Sebaiknya aku foto surat ini dan kirim ke papa. Saat hendak mengirimkan foto yang telah aku jepret barusan. Tiba-tiba terlihat buku berwarna hijau tampak dalam selipan baju. Itu buku apa? Apakah buku nikah mereka? Aku letakkan secarik kertas tadi, kemudian jari jemari ini segera menarik buku yang terlihat berwarna hijau ujungnya.

Tanganku bergetar, aku merasa takut tidak bisa menerima kenyataan. Buku itu pun aku tarik perlahan meski dengan mata terpejam. Setelah berhasil menariknya, mata ini kubuka kembali pelan-pelan.

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status