Author's POV
Suara orang sedang mengaji melalui loudspeaker membangunkan Akira, kira-kira jam setengah empat kurang. Saat dia akan bangun, dia merasakan ada tangan yang menyentuh badannya tentu saja Akira masih memakai selimut dan pakaian lengkap. Akira kaget dan tak menyangka bahwa tangan itu adalah milik suaminya, Zaidan. Tanpa membangunkannya Akira memindahkan tangan Zaidan dengan pelan-pelan dan segera bangun untuk menunaikan shalat tahajjud. Perasaan aneh mengacaukan pikirannya, entah harus senang atau sebaliknya, tapi yang jelas Zaidan melakukannya karena dalam keadaan tidur bukan sepenuhnya sadar. Kenyataan itu sedikit menyisakan rasa sesak di dada. Akira tersenyum memandangi wajah suaminya yang teduh itu sampai ada gerakan yang menandakan Zaidan terjaga, Akira segera memalingkan wajahnya.
Akira memandang indahnya pagi dari jendela kamar setelah semalaman hujan, dia berpikir, sebenarnya kehidupan apa yang sedang dia jalani? Menikah bersama orang yang sama sekali tidak dikenalnya. Dipersatukan dengan laki-laki yang sebenarnya mencintai perempuan lain. Sikap Zaidan yang tidak terbuka dan tidak hangat padanya. Akira hanya berharap dan berdoa semoga Allah menyimpan hikmah indah di balik semua ini.Zaidan tidak menyapa Akira sama sekali. Akira yang tak berminat untuk berbicara pun sama-sama terdiam. Tidak, dia tidak marah pada Zaidan, dia hanya tidak ingin memperkeruh suasana, maka diam adalah pilihan terbaik baginya. Mahesh dan keluarga berangkat bersama menggunakan dua mobil, salah satu mobil dikemudikan Zaidan. Mahesh yang ikut di mobil yang sama dengan Akira, memerhatikan tingkah Zaidan yang begitu dingin. Mahesh paham dengan keadaan ini, dan dia yakin seiring berjalannya w
Hari demi hari, minggu demi minggu, Akira jalani kehidupan palsunya ini, palsu bukan dalam arti sebenarnya, yang Akira maksudkan adalah apa yang dia tampilkan dan apa yang dia rasakan sangat jauh berbeda. Demi menyenangkan keluarganya maka Akira selalu mencoba untuk bersikap seakan semuanya baik-baik saja. Sejauh ini tak pernah ada pertengkaran apapun antara mereka, karena jangankan untuk bertengkar, untuk saling mencurahkan perhatian pun hanya sebatas apa yang telah mereka sepakati seperti saat hari pertama setelah menikah.Seperti salah satu contohnya, saat Akira bertanya pada Zaidan mengenai diizinkan atau tidaknya Akira untuk kuliah lagi, Zaidan justru mendukung agar Akira memiliki kesibukan lain yang secara tidak langsung sebagai salah satu cara yang Zaidan harapkan agar bisa mengobati rasa sakit apapun yang Akira rasakan setelah menikah. Zaidan tak ingin menyakiti Akira semakin lam
Zaidan pulang dari kantornya lebih awal, yaitu setelah menunaikan shalat ashar. Dia parkirkan mobilnya seperti biasa dan masuk ke dalam rumah. Akira mengenakan pakaian yang dulu Zaidan berikan lengkap dengan kerudungnya. Akira tersenyum dengan manis meski rasa kecewa masih ada, dia yakin pasti bisa. Membawa segelas air dan mengambil tas Zaidan."Zaid, bagaimana urusan kantornya, lancar?" Zaidan tak yakin dengan apa yang Akira tanyakan. Zaidan berpikir ada apa dengan Akira hingga menanyakan urusan kantornya, sebelumnya tidak pernah begitu."Semuanya baik-baik saja." Jawaban yang tidak Akira harapkan. Bukan Akira tak ingin pekerjaan Zaidan baik-baik saja, namun Akira berharap Zaidan akan sedikit lebih terbuka dan menceritakan apapun. Akira cukup sabar menghadapi Zaidan."Hm...A
Tahallulsebagai pertanda selesainyaihram,pada hari kelima dan keenam para jemaahmengunjungi beberapa tempat bersejarah lainnya seperti Hudaibiyah, Museum Makkah & Madinah, Jabal Tsur, Padang Arofah, hingga Gua Hiro tempat pertama kali Rasulullah saw. menerima wahyu dari Allah swt.. Tak lupa juga memperbanyak amalan di Masjidil Haram. Hari ketujuh merupakan waktu-waktu akhir berada di Makkah ini yang dimanfaatkan untuk semakin mendekatkan diri pada Allah swt. sebelum hari selanjutnya pulang ke tanah air.Hari ini adalah hari terakhir Akira dan Zaidan menikmati keindahan tanah suci ini. Saat di kamar hotel, Akira dan Zaidan duduk menghadap jendela di mana Zaidan melingkarkan tangannya ke tubuh Akira dan Akira mengeratkan pelukannya pada Zaidan. Cinta datang hanya dalam sekejap pada mereka berdua. Doa-doa yang dipanjatkan telah Allah ka
Sesuai yang direncanakan bahwa sebelum berangkat ke Lombok, Zaidan pergi dulu ke kantor untuk memberikan beberapa tugas pada bawahannya selama dia berada di luar kota. Zaidan memanggil Vishal untuk datang ke ruangannya."Hey, masuklah." Sapa Zaidan pada Vishal."Oke, aku udah ngasih tahu ke sekretarisku apa-apa saja yang perlu dilakukan selama aku di luar kota. Selama aku gak ada, kamu yang akan mengatur semuanya. Aku mempercayakan semuanya padamu.""Siap, baiklah. Semoga semuanya lancar. Dan kau yakin tidak ingin aku temani?""Hm. Aku rasa kamu lebih baik di sini, Shal. Lagipula hanya beberapa hari saja, paling lama juga tiga sampai empat hari, dan ini kan cuma survei doang.""Yaa t
Semalam Naisha menginap di rumah Akira, meskipun sebelumnya Akira diajak untuk menginap di rumah mertuanya, namun Akira menolak dan akhirnya Naisha yang menemani Akira. Naisha menanyakan beberapa hal pada Akira, mengenai kesan pertama kuliah S2-nya ini, sampai bertanya juga tentang pengalaman Akira selama umroh. Akira dengan antusias bercerita banyak hal yang dia jumpai di selama di sana, Akira tak pernah sebahagia ini bahkan perjalanan indah ini pun membuat hubungannya dengan Zaidan semakin erat. Semuanya berjalan begitu saja tanpa direncanakan dan sungguh di luar ekspektasinya, dia menemukan dan membangun cintanya dengan Zaidan di tanah suci disaksikan oleh tempat-tempat bersejarah yang menakjubkan. Naisha ikut senang mendengarkan semua yang Akira sampaikan, tanpa disadari mata Naisha berkaca-kaca dan tak tahan untuk segera memeluk adiknya itu. Dalam hati Naisha berkata Zaidan memang Allah ciptakan untuk menjaga dan menyayangi adiknya.
Suasana semakin tak terkendali, tetapi berkat kedewasaan seorang Riza, dengan menahan perih dalam hatinya terkhusus memikirkan tentang Akira. Riza menggiring Zaidan dan Yumna untuk membicarakan semuanya di tempat yang jauh dari jangkauan yang lainnya. Di sanalah akhirnya Yumna membeberkan semua perbuatan yang sudah dia lakukan. Satu jam lamanya Riza, Yumna, dan Zaidan mengklarifikasi semuanya. Zaidan menjelaskan bahwa memang sebelum menikah dia pernah berpacaran dengan Naisha, hingga kemudian Mahesh Athar menjodohkannya dengan Akira. Zaidan menceritakan segalanya pada Riza membenarkan perihal perjanjiannya dengan Akira dulu saat Zaidan masih belum bisa melupakan Naisha, namun sekarang semuanya sudah berubah. Zaidan sudah bisa melupakan Naisha, Zaidan hanya mencintai Akira mulai saat ini dan selamanya. Zaidan meminta maaf pada Riza atas kelakuan buruknya pada Akira.Tak terkecuali dengan
Author's POVKejadian demi kejadian yang menguji cinta serta kesetiaan Akira dan Zaidan telah mereka lalui. Sudah hampir tiga bulan berlalu sejak kejadian di malam itu, ketika semuanya terungkap. Keluarga besar ini dipenuhi dengan kebahagiaan. Tiga rumah besar yang berdampingan ini tak akan lama lagi akan dihadiri suara anak kecil. Semua orang begitu menyayangi Naisha, yang saat ini tengah mengandung. Vishal apalagi. Setiap hari tak pernah lelah Vishal menemani istrinya untuk sekadar jalan-jalan sore mengitari kompleks."Zaid, kemarin aku bertemu Geeta di kampus, dia yang baru saja menikah bulan lalu sekarang sudah hamil. Betapa bahagia suaminya." Akira membereskan beberapa baju dan bersiap untuk menyusul Zaidan di tempat tidur."Ya, baguslah." Mata Zaidan tet