Share

BAB 2

Pria itu gemetaran sambil memegangi Mona. “Apakah kau sengaja melakukan ini?” Tanyanya.

Mona menundukkan kepalanya sambil menahan gairah akibat efek obat yang dicampur dengan minumannya oleh orang tuanya. Dia berkata pelan “Maaf...aku tidak bermaksud.....Aku akan pergi”.

“ Tunggu...” Pria itu menatap wajah Mona. Tangannya memegang dagu Mona dan mengangkatnya perlahan. “Sungguh cantik wanita ini” batinnya. Kemudian dia mendekatkan wajahnya ke wajah Mona. Mona terkejut “Apa yang ingin kau lakukak?” Tanya Mona ketakutan. Tetapi pria itu tidak menjawab. Justru malah semakin mendekatkan wajahnya. Akhirnya “Cupp...” Bibir pria itu mendarat di bibir merah Mona. Mona terkejut dan reflek ingin menjauhkan diri. Tapi dia tidak mampu karena seluruh tubuhnya semakin panas. Dia hanya bisa pasrah membiarkan pria asing itu menciumnya.

Pria itu semakin lama ciumannya semakin agresif. Dia mengulum bibir Mona dan sesekali memasukkan lidahnya ke mulut Mona. Mereka berciuman mesra hingga Mona pun menikmatinya.  Pria itu mendorong Mona ke atas ranjang. “Apa yang mau kamu lakukan?” Mona gemetaran.

Pria itu tersenyum. Dia membelai rambut indah Mona. Kemudian membisikkan kata di telinga Mona “Bukankah sudah aku bilang. Kalau sudah datang maka tidak boleh pergi”. Pria itu lengsung menciumi leher Mona. Mona pun mendesah menikmati adegan tersebut.

Flashback pada awal cerita ...

Setelah keduanya melakukan hubungan intim itu. Mereka kelelahan dan tertidur tanpa memakai busana sehelai benangpun. Mereka tertidur sambil berpelukan.

“Hmmmm” Mona membuka matanya perlahan. Dia bangun dan memindahkan tangan pria itu yang memeluk tubuhnya. Dia melirik sambil mencibir “Ya Tuhan...Apa sih yang dia makan. Berat sekali..huft”.

Mona terpaku melihat wajah sang pria yang sedang tertidur. Dia menahan nafas lega “Haduuh...Untunglah bukan CEO tua itu. Aku tidak bisa membayangkan kalau aku melakukan begituan dengan si bangka tua itu!” pikirnya dalam hati.

“ Tinggal satu kamar ini yang belum di periksa! Cepat periksa!  Gadis sialan itu pasti ada di dalam!” Terdengar teriakan sangat keras dari luar kamar. Mona terkejut. Itu adalah suara ibunya.

“ Monaaa!!! Buka pintunya!” Pintu kamar itu terus di gedor dari luar.

Mona gemetaran “Sial...apakah mereka membawa orang untuk menyeretku!” Maki Mona dalam hati. Dia bangkit dari ranjang untuk melarikan diri. Tetapi dia terhuyung dan jatuh di samping tempat tidur “Bagaimana ini...aku masih terasa lemas”.

Tetapi Mona memaksakan diri untuk bangun. Dia meraba bajunya dan melihatnya. Dia lega karena bajunya tidak robek sedikitpun. Dia segera berdiri untuk memakai bajunya. Tiba-tiba tangannya menghangat seakan-akan dipegang oleh orang lain. Dia menoleh dan memang benar tangannya di pegang oleh pria itu.

“Mau kemana?” Tanya pria itu. Mona tersenyum mengisyaratkan sesuatu. Dia harus berusaha agar pria itu tidak terkena masalah karenanya. Kemudian dia memegang pipi kanan pria itu. “ Mereka sedang mencari aku. Kamu bersembunyilah di kamar. Jangan keluar sebelum kami pergi” Jawab Mona halus.

“ Hmmmm” Pria itu mengangguk. Kemudian menatap Mona dengan penuh kasih. Dia heran kenapa hatinya bergetar di hadapan Mona. Tetapi dia berusaha menyembunyikannya. Dia membelai rambut Mona dan mengecup keningnya. Mona mencibir “Apa-apan ini”.

“Aku bisa membantumu...tapi dengan satu syarat” Jawab sang pria dengan yakin.

Mona terkejut dengan sikap pria itu. Kenapa orang ini begitu percaya diri? Sebenarnya siapa pria ini.

Dengan hati-hati Mona menjawab “Apa syarat itu?”.

Pria itu terkekeh dan menciutkan bibirnya seperti anak kecil. “ Cium aku “ Jawab pria itu tanpa rasa malu.

“Haahhh” Mona tersentak mendengarnya. Hatinya terasa geli. “ Syarat macam apa ini” batinnya.

Sang pria terus merengek “Ayolah...satu ciuman saja. Jangan membuatku untuk mengatakannya dua kali. Bahkan tidur saja sudah. Apa ruginya memberikan satu ciuman”.

Tanpa pikir panjang Mona langsung mendaratkan bibirnya ke bibir pria itu dengan cepat sehingga pria itu terkejut. Mona langsung berbalik dan tertawa “ Yang penting cium kan, kau tidak bilang harus berapa lama”.

“ Aduhh...sakit “ Pria itu memegangi bibirnya. Kemudian menatap Mona sambil tersenyum.  Dia mengambil ponselnya yang ada di meja hotel kemudian menelpon “ Urus semua orang yang ada di depan pintu!”. Mona tersenyum melihat tingkah pria itu. Pipinya memerah. Dia berbalik ingin keluar dari kamar itu.

Tetapi pria itu menahannya. Dia memegang erat tangan Mona. Mona pun tersentak. Pria itu membalikkan Mona dengan keras dan memeluknya. Wajahnya sangat dekat dengan wajah Mona. Hingga akhirnya mencium kembali bibir Mona.

“Hmmm....ahhh” Mereka kembali melakukan hubungan intim kembali.

****

Di sebuah apartemen lima lantai. Ketika malam semakin larut. Suasana apartemen juga sangat sunyi karena para penghuninya sedang beristirahat. Mona menyewa salah satu lantai di apartemen itu. Dia tinggal di lantai dua. Semua lantai di apartemen itu padam. Terlihat hanya satu yang lampunya masih menyala. Itu adalah lantai yang ditinggali Mona. Dia tidak tinggal di rumah orang tua angkatnya. Dia ingin mandiri. Lagipula orang tuanya tidak pernah menganggapnya.

Mona duduk lesu di kamar mandi. Dia meratapi apa yang sudah terjadi padanya di malam itu. Dia sangat sedih dan merasa hancur. Kenapa bisa terjadi seperti ini. Dia bersyukur bisa melarikan diri dari pria yang ada di kamar hotel tadi ketika pria itu sedang tertidur lelap. Mona tidak tahan lagi hingga meneteskan air mata. “Kenapa kehidupanku seperti ini”batinnya. Dia terus merunduk meratapi nasibnya.

“Klakk” Terdengar suara pintu . “Mona...kenapa kamu malam-malam menyalakan lampu kamar mandi?” Suara seorang gadis memanggil Mona. Dia adalah Hani, Sahabatnya Mona dan selalu ada buat Mona. Dia masuk ke kamar mandi dan terkejut melihat keadaan Mona. “Kamu?”.

Mona mendongak menatap sahabatnya. “ Hani” Mona menangis.

Hani segera menghampiri Mona cemas “Mona, apa yang terjadi”. Mona tidak menjawab. Dia semakin menangis. Hani bergegas memeluknya  “Tidak apa-apa, aku menemanimu disini” Hibur Hani.

“Hani...hiks” Ratap Mona dalam pelukan Hani. “Mereka memaksaku untuk menikah dengan CEO Budi yang tua itu. Mereka memasukkan obat perangsang dalam minumanku dan memaksaku untuk melayani CEO tua itu. Sekalipu aku anak angkat, tetapi kami sudah hidup bersama-sama. Ketika memelihara anjingpun harus mengerti satu sama lain. Tapi kenapa mereka melakukan ini padaku. Apa salahku kepada mereka..Apa aku bukan anak yang baik..hiks” Tangis Mona semakin keras.

Hani tidak tega terhadap keadaan sahabatnya. Diapun meneteskan air mata dan semakin memeluk Mona. “Ini bukan salahmu, kamu orang yang sangat baik. Merekalah yang tidak baik”.

Mona tiba-tiba pingsan. Hani terkejut “Mona... Astaga, kenapa badanmu panas sekali? Kamu sakit?”. Hani panik dan cemas melihat keadaan Mona. “Aku harus membawanya ke rumah sakit “batinnya.

Hani mengambil ponsel  Mona yang ada ditangannya. Dia terkejut melihat nama yang terpampang dalam layar ponsel  Mona. Tertera nama Ardhi dalam layar tersebut. “Apa Monabelum bisa melepaskan orang ini?” Hani mengerutkan alisnya.

Hani tidak peduli. Dia langsung menekan tombol panggilan ke nomor Ardhi. Begitu panggilannya diangkat Hani langsung berteriak “Halo...Ardhi, Mona sakit. Aku butuh bantuanmu. Aku tidak bisa melakukannya sendiri”.

“Sakit ya? Ya cari dokter sana. Ardhi itu bukan dokter! Untuk apa mencarinya” Jawab seorang gadis yang mengangkat panggilan di ponsel Ardhi.

Hani terkejut, suara ini “Dania??? Kenapa bisa kamu?.

“ Iya ini aku....dan tolong kedepannya jangan cari Ardhi lagi! Apakah kalian tahu Ardhi sudah mempunyai tunangan! Jika Mona menggoda tunangan adiknya, itu akan menjadi masalah besar buatku”.

“Dasar wanita sialan. Kamu kira aku butuh bantuanmu??? Aku tidak sudi ” Hani melempar ponselnya.

Ting tong....terdengar suara bel pintu. Hani berteriak “Ah ribut sekali malam-malam!”.

Hani merebahkan Mona dan ke depan untuk membukakan pintu “Maaf...cari siapa?”.

Terlihat seorang pria berdasi dengan beberapa bodyguard dibelakangnya. “Permisi...apa nona Mona ada?”.

“Kalian siapa?” Hani mengerutkan kening.

“ CEO kami mencari nona Mona” seketika pria itu dan bodyguardnya berbaris memberi jalan. Terlihat seorang pria tampan dan berkharisma berjalan maju “Dimana gadis itu?”.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status