Share

Bab 2

Author: Sangkarachan
last update Last Updated: 2025-05-27 21:10:30

Tubuh Evelyn seketika membeku.

Tuan Moskov berjalan mendekatinya hingga Evelyn dapat mencium aroma musk yang begitu maskulin dari tubuhnya, membuat Evelyn semakin gugup.

“Anggaplah aku membayarmu seratus dolar untuk semalam, jadi kau bisa membayar hutang-hutang itu hingga lunas.”

Nada bicara Tuan Moskov yang merendahkan membuat Evelyn sakit hati. Dia mencengkeram erat kedua sisi gaun yang dia pakai, lalu mendongak untuk menatap pria itu.

"Kalau begitu, bunuh saja aku sekarang," kata Evelyn berani.

Ia lebih memilih kehilangan nyawa daripada menjadi budak nafsu orang lain!

Tuan Moskov menaikkan sebelah alisnya, lalu tertawa terbahak-bahak.

Evelyn tetap diam dengan siaga, pandangannya tak lepas dari pria tampan yang mungkin siap menghancurkannya kapan saja.

"Itu akan merugikanku,” kata Tuan Moskov setelah tawanya mereda. Ekspresinya kembali dingin. “Daripada membunuhmu, lebih baik kau jadi budakku seumur hidup."

Evelyn mengetatkan rahang.

"Di luar sana banyak wanita yang ingin naik ke ranjangku," kata pria itu lagi. “Berani sekali kau menolak.”

Evelyn tidak mengatakan apapun. Ia hanya memejamkan matanya sejenak dan mengatur napas.

Menjadi budak Tuan Moskov seumur hidup … apa dia sanggup? Meski sebelumnya di rumahnya sendiri pun dia sudah menjadi seorang budak, tapi tetap saja ….

Bruk!

Tuan Moskov tiba-tiba melempar sebuah map yang berisi dokumen. Evelyn mengambilnya dengan ekspresi bingung.

"Baca dan pelajari semua perjanjian yang ada di sana."

Evelyn membuka map itu dan membaca lembar demi lembar perjanjian itu. Tapi saat sampai di lembar yang kesekian, matanya terbelalak.

Di sana tertulis bahwa Evelyn akan terikat kontrak seumur hidup dengan Tuan Moskov, dan hanya pria itu yang bisa mengganti isi kontrak tanpa pemberitahuan. Jika Evelyn melawan, maka nyawa Gery—adik Evelyn—menjadi taruhannya.

Perlahan air mata Evelyn luruh. Ia menggelengkan kepalanya. "Tidak, jangan sakiti adikku!” ujarnya putus asa. “Hanya dia yang saat ini aku punya. Aku mohon, jangan ganggu dia!”

Adiknya sakit keras dan saat ini sedang menjalani pengobatan di sebuah rumah sakit. Selama ini, Evelyn berjuang mati-matian untuk mendapatkan uang pengobatan adiknya itu.

“Tanda tangan.”

Evelyn menelan ludah. Ia menepis air mata yang membasahi pipinya, lalu buru-buru menandatangani berkas itu dan mengembalikannya pada Tuan Moskov dengan tangan bergetar.

Evelyn tidak ingin melibatkan adiknya dalam hal ini. Cukup dia yang menjalani ini semua sebab ia tahu Moskov bukan orang yang punya belas kasihan pada orang lain.

Tuan Moskov tersenyum miring. "Ternyata Roni benar, kau sangat menyayangi adikmu yang sekarat itu."

Deg.

Tubuh Evelyn kembali membeku begitu mendengar nama ayah tirinya.

"Kau sudah menjadi budakku, jadi kau akan menuruti semua perintahku."

Evelyn tak menggubris apa yang dikatakan Moskov karena pikirannya masih terpaku pada Roni yang tega melakukan ini semua padanya. Bahkan memberitahu kelemahannya pada pria seberbahaya Moskov.

Gadis itu tersentak saat tiba-tiba Tuan Moskov mencengkeram dagunya dengan kasar hingga ia meringis kesakitan.

“Ba-baik, Tuan. Aku mengerti,” ujar Evelyn tergagap.

Tatapan tajam yang menghunusnya itu membuat Evelyn bergetar ketakutan.

"Aku tak suka mengulang ucapanku,” kata pria itu dingin. “Jika kau berani membantahku, aku tak akan segan menyuruh anak buahku yang berjaga di rumah sakit untuk langsung menghabisi adikmu."

Setelah mengatakan itu, Tuan Moskov mendorong tubuh ringkih Evelyn hingga jatuh ke lantai.

Pria itu memberikan kode kepada asistennya yang berjaga di depan pintu.

“Bawa dia pergi dari hadapanku.”

*

Setelah kepergian Evelyn, Moskov kembali membuka berkas perjanjian yang baru saja ditandatangani oleh gadis itu.

Seorang asistennya masuk ke dalam ruangan dan memberitahukan bahwa Evelyn sudah dibawa ke kamar yang disediakan oleh Moskov.

“Ada senjata yang baru datang, Tuan,” si asisten kemudian melapor.

Moskov tak menjawab. Matanya masih menatap tanda tangan Evelyn di atas kertas perjanjian sambil menikmati anggur merah yang tadi ia tinggalkan.

Dia memang harus menyelesaikan pekerjaannya malam ini. Banyak pesanan senjata yang harus dia urus.

Bukannya Moskov tak bisa menyuruh orang lain, namun ia merasa lebih aman ketika melakukannya sendiri.

Meski, semua anak buahnya tahu bahwa setiap pengkhianat yang tertangkap akan dihukum tanpa ampun, tanpa belas kasihan.

Moskov lantas berdiri. “Aku akan memeriksanya nanti,” katanya, lalu meminta asistennya pergi.

Pria itu berdiri dan mendekat ke perapian yang ada di ruangan itu, lalu dengan santai menjatuhkan surat perjanjian itu hingga habis dilalap api.

"Kontrak seumur hidup sudah dimulai,” gumamnya dengan suara rendah. “Dan mulai malam ini kau sudah menjadi milikku, Evelyn."

Moskov kemudian kembali ke meja kerjanya dan menyalakan monitor yang ada di sana.

Tangannya bergerak cepat di atas keyboard itu. Tak berapa lama, muncullah sosok Evelyn di layar. Gadis itu berada di sebuah ruangan, tampak duduk di lantai sambil menyandarkan punggungnya ke kaki ranjang.

Dilihat dari posisinya yang memeluk lutut serta bahunya yang bergetar, Moskov yakin gadis itu tengah menangis.

Ekspresi Moskov tak banyak berubah. Ia mendesis, “Dasar gadis bodoh.”

to be continued

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 118

    Evelyn masih menunggu penjelasan dari Moskov. Feeling nya mengatakan jika baru saja terjadi sesuatu pada Moskov. Moskov akhirnya menyerah. Dia menarik lembut tangan Evelyn lalu memindahkan tubuh Evelyn di pangkuannya. "Aku ceritakan, tapi kau tak boleh menyela sama sekali." Evelyn mengangguk patuh, setelahnya dia mendengar semua cerita Moskov tanpa ada yang terlewat. Evelyn hanya diam tanpa ingin menyahut. Tapi terlihat sekali jika Evelyn kesal. "Kau marah?" tanya Moskov lembut. Evelyn menggeleng, dia menarik kerah baju Moskov lalu mencium bibir Moskov. Belum sempat Moskov menikmatinya, Evelyn sudah melepaskannya dengan cepat. "Sayang, kenapa cepat sekali? Aku bahkan belum menikmatinya." protes Moskov. Tapi bukannya kembali mencium Moskov, Evelyn malah turun dari pangkuan Moskov dan kembali naik ke ranjang. Dia kembali mengambil tab milik Moskov lalu mencari drama kesukaannya. Moskov yang melihat tingkah Evelyn tentu saja bingung. Dia ingin menyusul Evelyn

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 117

    Gadis penjual bunga itu terisak, sampai seseorang temannya datang kesana. Dia terkejut melihat temannya itu terduduk di sudut toko dengan keadaan toko yang berantakan. "Saskia, apa yang terjadi? Kenapa kau terluka seperti ini?" "Cara aku di lecehkan oleh seseorang." jawab Saskia pelan. Mata Cara membola mendengar itu, dia membantu Saskia untuk bangun. Dia tak mengatakan apa apa tapi dia tetap menolong Saskia dan membawanya ke belakang. Tapi sebelum itu dia menutup pintu toko bunga itu terlebih dahulu agar tak ada pembeli yang masuk ke dalam. "Katakan pada ku apa yang terjadi sebenarnya dan bagaimana kau bisa sampai di lecehkan seseorang?" tanya Carra ingin tahu. Saskia menggigit bibir bawahnya, bingung harus bercerita seperti apa. Tapi dia menginginkan Moskov saat ini. Dia tak pernah merasakan ketertarikan secara langsung pada laki laki. Dan baru ini dia merasakan hal yang tak bisa di cegahnya. Carra yang melihat itu merasa curiga, tapi dia masih ingin mendengar kan cer

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 116

    Semua sudah selesai, Tanu juga sudah di habisi oleh Max. Saat ini Moskov berada di kamar nya yang ada di markas. Segelas anggur merah berada di tangannya. Berkali kali dia menghela napas panjang. Entah apa yang dia pikirkan saat ini. Tapi rasanya dia sudah muak, semua orang orang terdekatnya tewas dengan cara yang mengenaskan. Tapi memang dia tak akan bisa menghindari semuanya. "Kau tak pulang? Apa istrimu tak menunggumu?" Moskov masih diam di tempatnya. Gerald mendekat, dia langsung mengambil gelas anggur dari tangan Moskov. "Kalau kau mau marah, marah saja. Aku tak peduli. Tapi aku lebih peduli sama kakak iparku yang jelas sedang menunggumu di kastil. Bukan kah kau berjanji untuk kembali pulang secepatnya?" Moskov berpindah tempat dan duduk tak jauh dari Gerald. Gerald yang kesal pun, mulai menggoda Moskov dengan semua kalimat yang akan membuat Moskov marah kali ini. "Kalau kau tak mau pulang, biar aku yang temani kakak ipar. Aku dengar dia semakin cantik sekarang!"

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 115

    Victor terdiam, dia menatap geram kepada Gerald. Apalagi sekarang Barra juga sudah tewas, jadi penyokong utama Victor pun sudah menghilang. "Argh..... sakit.... bunuh saja aku...." Terdengar kembali teriakan dari Tanu. Perempuan itu benar benar di siksa oleh Max dan anak buah Moskov. Victor menggeram marah. "Lepaskan Tanu!" Bugh... Gerald menghantam wajah Victor dengan keras yang membuat dirinya juga meringis kesakitan. "Sial, wajahnya keras sekali!" umpat Gerald. Moskov menggeleng, dia enggan menyentuh Victor meskipun dia sudah menghabisi Bibi pelayan yang mengurusnya. Rasanya hati Moskov bahkan sudah tak ingin berurusan dengan mereka lagi. "Gerald, terserah kau ingin melakukan apa kepada mereka. Aku hanya ingin melihat," ucap Moskov. Gerald merasa aneh dengan Moskov, terlihat sekali jika Moskov enggan bertindak. Tapi Gerald tak tahu apa yang terjadi dengan Moskov kali ini. "Kau kenapa?" Mereka berdua bahkan dengan santai mengobrol, mengabaikan Victor

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 114

    Victor terdiam, Victor lupa karena mengatakan hal yang membuat Moskov kembali mengingat apa yang sudah mereka semua lakukan pada orang tua Moskov. Victor menundukkan kepalanya, dia sebenarnya menyesal melakukan semua itu kepada Moskov. Tapi karena ambisi dan juga bisikan dari banyak musuh Moskov membuat Victor gelap mata.. Victor mendongak saat terdengar suara teriakan keras dari arah ruangan Tanu. Ternyata disana Tanu baru saja di siram dengan air dingin agar dia kembali bangun. "Papa, tolong Tanu papa!!" teriak Tanu saat pertama kali Tanu tersadar. Victor menggeleng, tanpa disadari air mata Victor keluar dengan sendirinya. Tanu yang sejak tadi sudah ketakutan terbelalak saat melihat Moskov ada disana. "Moskov, apa ini ulahmu?" tanya Tanu lirih. Tanu tak percaya jika Moskov melakukan ini semua kepadanya dan juga sang papa. "Iya, memang aku pelakunya. Dan bagaimana? Apa kau menikmati semua siksaan ini?" Tanu menggelengkan kepalanya tak percaya, dia masih tak

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 113

    Victor yang sudah ketakutan bersembunyi di salah satu bilik kumuh. Dia tak bisa keluar karena merasa banyak orang yang mengawasinya. Tapi bukan Moskov namanya jika dia tak bisa membuat Victor keluar. Anak buah Moskov sudah memberi informasi jika putri kesayangan Victor berhasil di bawa ke markas. Dan itu menjadi sebuah kemenangan untuk Moskov. Pyar .... Victor melindungi kepalanya dari pecahan kaca. Seseorang melemparkan sebuah benda ke dalam rumah yang dia tempati. Tapi saat Victor melihat keluar tak ada siapa siapa disana. Lalu pandangan nya beralih pada benda yang baru saja melesat masuk ke dalam rumah itu. Dia yang penasaran mengambilnya dan matanya melotot saat di dalam nya ada sebuah Video dimana putrinya di seret paksa oleh beberapa orang yang tak kelihatan wajahnya. "Papa, tolong aku!!" jerit Tanu keras. Terlihat juga dalam video itu, rumah persembunyian untuk anak dan istrinya sudah hancur tak tersisa. Bahkan sebelum terlihat rumahnya yang hancur di da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status