Share

Bab 4

Author: Sangkarachan
last update Last Updated: 2025-05-28 11:12:56

Moskov sudah menahan diri agar tak melukai Evelyn, tapi ternyata dia tetap melakukannya.

Melihat luka-luka di tubuh kurus gadis itu membuatnya gelap mata.

Tidak bisakah Evelyn melindungi dirinya sendiri?!

“Apa saja yang dia lakukan selama ini?!” Moskov mendesis. Tangannya masih terkepal kuat di sisi meja.

“Roni … si berengsek itu!” geram Moskov, lalu ….

Pyar!

Lagi-lagi, kaca yang ada di dekat Moskov pecah berkeping-keping.

Napas pria itu tersengal. Dadanya naik turun menahan semua amarah yang berkecamuk di hatinya.

Bayangan Evelyn yang begitu pasrah seolah tak punya semangat hidup—selain melindungi adiknya—kembali membayangi benak Moskov.

Padahal, ia sudah melakukan banyak hal untuk membawa gadis itu ke sini. Sejak awal, Moskov tahu, Evelyn lah yang akan dikorbankan oleh Roni karena ia hanya anak tiri. Sementara Adeline, adalah anak kandung Roni bersama istrinya yang sekarang.

Dengan kata lain, Roni sudah lama berselingkuh di belakang Evelyn dan ibunya.

Mereka benar-benar sudah diperdaya hingga tak punya apa-apa.

Namun, yang membuatnya lebih marah adalah, Evelyn yang tak sekalipun mampu membela diri hingga disiksa sedemikian rupa.

“Sial!” Moskov memukul meja dengan tangannya yang sudah berlumuran darah.

Pria itu berusaha menenangkan diri. Ia tak bisa berlama-lama di sini karena bayangan Evelyn akan terus menghantuinya.

Dengan langkah pasti, Moskov kemudian membungkus tangannya yang terluka kena pecahan kaca.

Setelah itu, ia keluar dari ruang pribadinya dan tak melihat Evelyn lagi di sana.

Moskov tak peduli. Dia memilih segera pergi dari mansion karena ada pekerjaan di luar yang harus dia selesaikan.

Malam itu, Moskov membantai banyak orang yang ditangkap oleh anak buahnya yang dinilai berkhianat kepadanya.

Semua bergidik ngeri karena malam ini Moskov turun tangan sendiri dan menebas semua kepala musuhnya tanpa ampun.

Setelah itu, dia menyuruh anak buahnya membakar tempat itu beserta puluhan tubuh yang sudah terpisah dengan kepalanya.

"Jangan sampai ada yang tersisa!"

*

Sementara itu, Evelyn sudah kembali ke kamarnya. Ia meringis saat menyentuh keningnya yang terluka.

Di saat dia berusaha mengobati lukanya, sekelebat ingatan muncul di kepalanya.

Kejadian saat dia mengalami kecelakaan bersama ibunya dan juga adiknya dulu.

Dia sempat melihat beberapa orang menolong mereka, tapi ada satu sosok yang dia kenali juga ada di sana. Bukan untuk menolong, tapi justru seringaian jahat yang terbit di wajah itu.

Saat Evelyn berusaha mengingatnya, rasa sakit di kepalanya semakin menjadi.

"Sakit sekali," gumam Evelyn lirih. Tapi mengapa ia tak bisa ingat semuanya?

Evelyn menggelengkan kepala, lalu kembali mengobati keningnya dengan obat seadanya.

Setelah itu, Evelyn perlahan memejamkan matanya dan terlelap. Evelyn bahkan tak ingin mengganti pakaiannya lagi karena sudah tak kuat dengan rasa sakit di kepalanya.

Pagi harinya, Evelyn bangun lebih awal. Dia takut melakukan kesalahan yang akan membuat Moskov menyakiti adiknya.

Tapi saat keluar dari kamarnya, dia melihat Moskov yang baru saja kembali ke mansion.

Mata Evelyn menangkap tangan Moskov yang berdarah.

"Tuan, apa yang terjadi?" tanya Evelyn pelan.

Langkah Moskov yang akan masuk ke kamarnya terhenti. Evelyn yang sadar dengan kesalahannya pun menundukkan kepalanya takut.

"Ambilkan obat!"

Setelah mengatakan itu, Moskov masuk ke dalam kamarnya. Sedangkan Evelyn mematung di tempatnya berdiri memastikan dia tak salah dengar tadi.

"Apa kau tuli? Kenapa masih diam saja di sana, hah?" suara Moskov yang terdengar berat dan keras membuat Evelyn berjingkat kaget.

Gadis itu segera mencari kotak obat untuk mengobati Moskov.

Sebaskom air bersih dan juga beberapa obat-obatan Evelyn bawa masuk ke kamar Moskov dengan takut. Dia bingung saat ingin masuk ke dalam.

"Kenapa kau lamban sekali? Cepat masuk dan obati tanganku!"

Evelyn kembali terkejut dan masuk ke dalam kamar Moskov. Dia duduk di bawah lantai, tepat di depan Moskov yang sedang duduk di sofa.

Sepasang mata pria itu tak melihat ke arah Evelyn sama sekali.

Dengan hati-hati, Evelyn membuka kain yang membalut tangan Moskov yang penuh dengan darah itu.

‘Apa yang sebenarnya sudah dia lakukan? Kenapa dia pulang dalam keadaan begini?’ batin Evelyn bingung sekaligus ngeri.

Rumor-rumor yang pernah dia dengar membuatnya menggigil ketakutan. Sepertinya, semua berita itu benar adanya.

Selama ini, Evelyn tahu jika Moskov terkenal kejam dan bengis. Tapi ia tak pernah tahu pekerjaan asli Moskov seperti apa.

Mungkinkah dia … mafia berdarah dingin?

Evelyn meringis ngilu melihat bekas luka yang menganga itu. Bahkan ada sisa pecahan kaca yang menempel di sana. Pelan-pelan, Evelyn mengambil pecahan kaca itu sambil memperhatikan wajah rupawan di hadapannya. Tapi Moskov tampak biasa saja, seolah tak merasa kesakitan sama sekali.

Saat Evelyn membersihkan luka itu dengan alkohol, Moskov sempat ingin menarik tangannya, tapi Evelyn segera menahannya.

Sepasang mata Moskov melotot melihat keberanian Evelyn.

"Tahan sebentar, Tuan. Jika tidak dibersihkan, nanti bisa infeksi," ucap Evelyn tanpa sadar.

Moskov terdiam. Fokusnya tertuju pada luka di kening Evelyn yang sudah diberi plester, sebelum padangannya jatuh pada kalung yang melingkari leher jenjang gadis itu.

Dengan telaten Evelyn membalut tangan itu dengan rapi. Selang berapa menit, Evelyn selesai mengobati tangan tuannya.

Evelyn bangkit berdiri dan ingin pergi dari sana, tapi suara Moskov menghentikan langkahnya.

"Apa kau sangat miskin sampai bajumu tak ganti dari semalam? Penampilanmu itu membuatku jijik," ujar Moskov datar.

Evelyn yang mendengar itu mengeratkan pegangannya pada baskom yang dia bawa. Ingin rasanya ia melemparkannya ke wajah tampan tapi tak punya hati itu.

Namun, Evelyn hanya menunduk. Dia memang tak punya baju yang layak pakai. Semua miliknya sudah diambil oleh saudari tirinya. Uang hasil kerja kerasnya juga sudah habis untuk pengobatan Gery. Sementara harta peninggalan ibunya sudah dikuasai oleh Roni dan istri barunya.

"Aku akan menyiapkan air hangat untuk Tuan mandi."

Evelyn memilih tak menjawab Moskov dan bergegas pergi dari sana.

Moskov sendiri membiarkan Evelyn pergi dari sana untuk menyiapkan keperluannya pagi itu.

Evelyn menepuk dadanya yang terasa sesak karena semua perkataan Moskov yang begitu tajam.

Dia melihat tubuh dan juga wajahnya di cermin. Dia kurus dan juga tak terurus. Selama ini, dia dijadikan pembantu di rumahnya sendiri.

"Kamu harus kuat, Evelyn, semua demi Gery. Dia harus tetap hidup bagaimanapun caranya."

Evelyn dengan cepat menyiapkan semua keperluan Moskov, bahkan sampai baju yang akan dikenakan oleh pria itu. Sesuai dalam surat perjanjian yang dia tandatangani, semua keperluan Moskov menjadi tanggung jawabnya.

"Tuan, semua sudah siap. Apa ada lagi yang harus aku siapkan?" tanya Evelyn lirih.

"Pergilah, mataku sakit melihat penampilanmu!" jawab Moskov datar.

Evelyn meremas ujung gaunnya karena Moskov lagi-lagi menghinanya. Tapi dia memilih menahan diri.

Gadis itu lantas melangkah pergi dari sana, sementara Moskov sudah masuk ke kamar mandi.

Tangan yang sudah dibalut rapi dengan perban pun dijaganya agar tak sampai basah.

Sebuah senyum kecil terukir di wajahnya yang tampan saat melihat perban itu.

to be continued

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 9

    Moskov terdiam, dia terjebak dengan permainannya sendiri kali ini. Niat hati dia ingin menggoda Evelyn, tapi Evelyn berhasil memutar balik kata katanya. Moskov mencengkeram dagu Evelyn sampai Evelyn meringis. Dia mendekatkan wajahnya pada Evelyn yang membuat Evelyn reflek menutup matanya cepat. Moskov berhenti tepat di depan wajah Evelyn. Dia tersenyum samar. "Apa yang ada di otakmu? Kau berpikir aku akan menciummu?" Evelyn langsung membuka matanya dan melihatnya Moskov yang berwajah datar menjauh dari nya. Evelyn merutuki dirinya sendiri karena melakukan hal bodoh seperti itu. Dia juga baru tahu jika Moskov bisa mempermainkannya seperti itu. "Tidak tuan, bukan begitu..." "Keluarlah dan siapkan aku makanan." Sebelum Evelyn membela dirinya suara Moskov sudah kembali terdengar. Setelah itu, Moskov memilih mengguyur badannya dengan air dingin. Evelyn terpaku di tempatnya, tapi tak lama dia segera pergi ke luar kamar mandi. Evelyn memegang dadanya yang sejak tadi ber

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 8

    Moskov yang mendapat laporan tentang kejadian di mall tadi hanya diam. Dia juga sudah mendapatkan rekaman video dari salah satu anak buahnya. Senyum samar terbit di bibir Moskov. "Heh, dia benar benar penuh kejutan ternyata." gumam Moskov lirih. Ronald yang sejak tadi menunggu Moskov di ruangannya menatap tuan mudanya itu bingung. Tapi dia tak berani bertanya mengingat hukuman yang di berikan kepadanya tadi cukup kejam. "Kita pulang sekarang!" Ronald yang sejak tadi melamun tentu saja gelagapan dan menyusul Moskov yang sudah melangkah pergi ke luar ruangan. Moskov tentu saja selama dalam perjalanan memeriksa CCTV yang ada di mansion nya. Dia mencari keberadaan Evelyn saat ini. Moskov menemukan Evelyn sedang membersihkan kamarnya. "Dia sejak tadi tak mau diem, apa dia tak lelah?" batin Moskov. Tapi Evelyn tak lama di kamar Moskov, semua sudah di bersihkan dan di rapikan sesuai instruksi bibi pelayan. # Evelyn berkali kali menarik napas panjang serta melihat ke arah ja

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 7

    Evelyn sudah selesai di obati oleh Bibi pelayan. Lalu dia menunggu Bibi pelayan menyelesaikan pekerjaan rumah yang tersisa. "Nona, setelah ini nona ikut aku untuk belanja keperluan dapur. Aku sudah meminta ijin pada tuan muda Moskov untuk mengajak nona pergi." Evelyn yang dari tadi membantu bibi pelayan menghentikan aktifitasnya. "Apa boleh?" tanya Evelyn ragu. Evelyn hanya takut jika membuat Moskov kembali murka dan dia akan lebih kesusahan untuk bertemu dengan adiknya. Sebisa mungkin dia menjaga sikap agar tak sampai membuat Moskov marah kepadanya. Bibi pelayan itu tersenyum, dia mendekati Evelyn lalu mengusap pundaknya pelan. Menenangkan Evelyn jika semua akan baik baik saja. "Tentu saja boleh, aku hanya mengajakmu berbelanja dan bukan membantumu kabur dari sini. Jadi jangan terlalu berpikir berlebihan,Ev." "Lagi pula kita pergi tetap bersama dengan beberapa anak buah Tuan muda Moskov. Jadi semua yang kita lakukan tetap akan sampai ke tuan. Dia hanya berpesan untuk t

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 6

    Evelyn masih diam di tempatnya saat Moskov menyuruhnya untuk kembali ke mansion. "Ck! Apa kau tuli?" Evelyn yang kembali mendengar suara berat Moskov sedikit berjingkat. Dia lalu menundukkan kepalanya dan ingin melangkah pergi dari ruangan itu. "Ronald, awasi wanita sialan itu. Jangan sampai dia membuat ulah!" Ronald masih sedikit bingung, wanita yang mana yang dimaksud oleh tuannya. "Ehm, anu, Tuan Muda. Wanita mana yang Tuan maksud?" tanya Ronald takut. Brak! Moskov menendang kursi yang ada di depannya sampai kuris itu melayang mengenai dinding yang ada di sebelah Ronald. Ronald meneguk ludahnya kasar melihat tuannya murka seperti itu. "Rose," kata pria itu kemudian. "Apa kau buta sampai tak bisa melihat dia lancang seperti itu? Apa gunanya kau jadi asistenku sampai tak bisa menahan wanita gila itu berbuat seenaknya di perusahaanku?" Moskov benar-benar marah kepada Ronald, sedangkan Ronald tak berani menyela sedikit pun semua omongan sang tuan. "Pergi dari

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 5

    Setelah mengobati luka Moskov, Evelyn memilih kembali ke dalam kamarnya dan membersihkan dirinya sendiri. Setelah mandi, dia mencoba membuka lemari yang ada di sana. Sepasang matanya membola saat melihat beberapa pakaian sederhana yang berjejer rapi di dalam lemari itu."Baju milik siapa? Apa boleh aku pakai?" gumam Evelyn.Dia lantas mengambil salah satu baju yang paling tertutup, yang ternyata pas di tubuh mungilnya. Beberapa luka di badannya mulai mengering meskipun masih terasa perih, tapi Evelyn tak peduli dengan itu.Tepat saat selesai berganti pakaian, Evelyn mendengar suara ketukan pada pintu kamarnya."Nona Evelyn?" Evelyn membuka pintu dan melihat seorang pelayan berdiri di hadapannya."Maaf, Bibi... kenapa Bibi memanggilku dengan panggilan nona? Aku sama dengan kalian," ucap Evelyn sopan.Evelyn menunduk karena takut jika pelayan itu akan marah kepadanya karena terlalu lancang memakai pakaian yang ada di kamar itu."Tidak apa-apa, Nona, aku ke sini hanya ingin menyampaik

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 4

    Moskov sudah menahan diri agar tak melukai Evelyn, tapi ternyata dia tetap melakukannya.Melihat luka-luka di tubuh kurus gadis itu membuatnya gelap mata.Tidak bisakah Evelyn melindungi dirinya sendiri?! “Apa saja yang dia lakukan selama ini?!” Moskov mendesis. Tangannya masih terkepal kuat di sisi meja. “Roni … si berengsek itu!” geram Moskov, lalu ….Pyar!Lagi-lagi, kaca yang ada di dekat Moskov pecah berkeping-keping.Napas pria itu tersengal. Dadanya naik turun menahan semua amarah yang berkecamuk di hatinya.Bayangan Evelyn yang begitu pasrah seolah tak punya semangat hidup—selain melindungi adiknya—kembali membayangi benak Moskov. Padahal, ia sudah melakukan banyak hal untuk membawa gadis itu ke sini. Sejak awal, Moskov tahu, Evelyn lah yang akan dikorbankan oleh Roni karena ia hanya anak tiri. Sementara Adeline, adalah anak kandung Roni bersama istrinya yang sekarang.Dengan kata lain, Roni sudah lama berselingkuh di belakang Evelyn dan ibunya. Mereka benar-benar sudah di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status