Share

Bab 6

Author: Sangkarachan
last update Last Updated: 2025-08-01 17:56:44

Evelyn masih diam di tempatnya saat Moskov menyuruhnya untuk kembali ke mansion.

"Ck! Apa kau tuli?"

Evelyn yang kembali mendengar suara berat Moskov sedikit berjingkat.

Dia lalu menundukkan kepalanya dan ingin melangkah pergi dari ruangan itu.

"Ronald, awasi wanita sialan itu. Jangan sampai dia membuat ulah!"

Ronald masih sedikit bingung, wanita yang mana yang dimaksud oleh tuannya.

"Ehm, anu, Tuan Muda. Wanita mana yang Tuan maksud?" tanya Ronald takut.

Brak!

Moskov menendang kursi yang ada di depannya sampai kuris itu melayang mengenai dinding yang ada di sebelah Ronald.

Ronald meneguk ludahnya kasar melihat tuannya murka seperti itu.

"Rose," kata pria itu kemudian. "Apa kau buta sampai tak bisa melihat dia lancang seperti itu? Apa gunanya kau jadi asistenku sampai tak bisa menahan wanita gila itu berbuat seenaknya di perusahaanku?"

Moskov benar-benar marah kepada Ronald, sedangkan Ronald tak berani menyela sedikit pun semua omongan sang tuan.

"Pergi dari sini. Gajimu aku potong dua bulan!"

Mulut Ronald menganga, bahunya lemas seketika. Dia memilih segera berbalik dan pergi dari ruangan Moskov.

"Tunggu...."

Suara Moskov menghentikan langkah kaki Ronald, mata Ronald berbinar karena dia berpikir jika Moskov akan menarik hukuman untuknya.

"Awasi Evelyn, pastikan dia baik baik saja saat sampai di mansion!"

Senyum yang tadi muncul di wajah Ronald langsung pudar seketika.

Dia mengangguk patuh dan pergi dari ruangan Moskov karena tak ingin membuat Moskov kembali mengamuk dan menambah hukumannya.

"Hah, sial sekali. Gaji dua bulan di potong, aku bahkan ingin beli mobil terbaru." gumam Ronald lemas.

Ronald segera menjalani perintah Moskov dengan baik. Dia juga sudah menyuruh anak buahnya untuk mengawasi apa yang di lakukan Rose setelah insiden di kantor Moskov tadi.

Ronald juga sudah memastikan Evelyn kembali dengan selamat sampai mansion.

Moskov sendiri yang masih menahan rasa kesal dan marahnya memilih menyalakan sebatang rokok untuk meredam semua emosinya.

"Dia benar benar gadis yang bodoh. Membiarkan orang lain terus melukainya tanpa ingin memberikan perlawanan. Pantas saja dia selalu di siksa!" gumam Moskov.

#

Sedangkan di satu sisi, Rose yang sudah di usir pergi dari perusahaan Moskov mengamuk di kediamannya. Dia menghancurkan seluruh isi kamarnya.

"Nggak, nggak bisa di biarin. Wanita itu atau siapapun nggak boleh dekat sama Moskov. Cuma aku yang bisa dekat dengan Moskov!"

Rose terus berbicara sendiri, dia mondar mandir di kamarnya untuk menyusun rencana membalas sakit hatinya pada Evelyn.

Rose yang lebih dulu dekat dengan Moskov, jadi hanya dia yang pantas ada di sisi Moskov. Bukan wanita lain.

Rose mencoba menghubungi seseorang untuk meminta bantuan menyingkirkan Evelyn. Dia akan membuat Evelyn pergi dari hidup Moskov agar dia bisa kembali mendekati Moskov.

"Kalau kalian bisa menghabisi wanita sialan itu, aku akan memberikan apapun yang kalian mau!"

Rose menyeringai saat semua rencanahya tersusun rapi.

#

Evelyn sudah sampai di mansion Moskov. Tapi sejak dalam perjalanan dia hanya diam tak mengeluarkan suara apapun. Hanya helaan napas berkali kali yang terdengar.

"Evelyn, bertahanlah. Semua demi adikmu!" batin Evelyn.

"Sudah sampai nona."

Lamunan Evelyn buyar saat sang sopir memberitahunya jika mereka sudah sampai di mansion.

"Terima kasih, paman." ucap Evelyn sopan.

Dia lalu masuk ke dalam mansion dengan perasaan yang tak menentu.

Evelyn berjalan tanpa melihat ke sekeliling dan ternyata langkah kakinya membawanya sampai ke dapur. Di sana dia duduk merenung dan memegang pipinya bekas tamparan dari Rose.

"Astaga, nona apa yang terjadi dengan mu?"

Bibi pelayan segera menghampiri Evelyn dan melihat pipi Evelyn yang bengkak.

"Tidak apa apa bibi, tadi nggak sengaja jatuh." jawab Evelyn berbohong.

Tapi bibi pelayan itu tak serta merta langsung percaya.

Dia mengambil kompres air hangat untuk mengobati luka memar di pipi Evelyn.

"Nona, jika ada yang berbuat jahat nona harus membalasnya. Jangan hanya diam saja. Jika nona terus diam saat di tindas, nona akan terus menderita."

Evelyn mendengarkan bibi pelayan itu berbicara tanpa berniat menyelanya.

"Aku hanya tidak tahu caranya membalas bibi. Selama ini aku selalu di suruh patuh, karena jika aku melawan mereka semua akan semakin menyiksaku." jawab Evelyn pelan.

Bibi pelayan itu berhenti mengobati Evelyn. Dia ikut merasakan kesedihan yang Evelyn rasakan.

"Mulai sekarang cobalah untuk melawan siapa saja yang menyakitmu nona."

"Jika terus seperti ini, bagimana nona bisa menjaga adik nona? Bukankah nona hanya punya dia di dunia ini?"

Evelyn tertegun dengan semua yang di katakan Bibi pelayan itu.

"Bagaimana bibi bisa tahu?"

"Aku tahu darimana itu tidak penting, yang terpenting mulai saat ini jangan biarkan orang lain melukaimu!"

to be continued

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 73

    Evelyn mulai terbangun, tapi dia merasa tubuhnya bertambah berat dan baru tersadar jika Moskov sedang memeluknya erat. Lalu dia mulai mengingat apa yang terjadi padanya, melihat pergelangan tangannya yang di perban. Tak hanya itu, Evelyn juga mengingat kembali kematian Gery adiknya. Air matanya kembali luruh, tapi dia langsung mengusapnya cepat. Dia tak mau Moskov terusik dengan nya lalu terbangun. Perlahan Evelyn mengangkat tangan Moskov agar dia bisa pergi dari sana. Tapi suara Moskov yang sedang langsung menghentikannya "Mau kemana kau?" Evelyn melihat Moskov yang ternyata masih memejamkan matanya tapi bisa tahu jika Evelyn akan pergi. Moskov membuka matanya dan matanya langsung bersitubruk dengan mata Evelyn yang bengkak. Sejak kemarin Evelyn menangis karena gagal menjaga sang adik. Dia nekad bunuh diri dengan melukai tangannya. "Aku mau ke kamar mandi." jawab Evelyn lirih. "Dan melakukan perbuatan konyol lagi seperti kemari?" Evelyn menunduk, meremas selimut

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 72

    Sepeninggalan Bibi pelayan dan yang lain, Moskov menghampiri Evelyn yang masih memejamkan matanya. Moskov mengusap rambut Evelyn pelan, di wajahnya masih ada sisa air mata yang belum kering. "Apa setelah ini kau akan menyerah? Alasanmu untuk tetap disini sudah tak ada. Dan apa yang harus aku lakukan agar tetap menahan mu disini? " Moskov memperhatikan Evelyn yang dalam tidurnya pun tak tenang. Tak lama dari itu, ponsel Moskov berbunyi. Ronald menelfonya untuk memberi tahu jika Mariam sudah sampai di markas. Ronald juga bertanya tentang apa yang akan di lakukan Moskov pada Mariam. "Kau bisa memberinya salam pembuka terlebih dahulu. Aku akan kesana setelah memastikan Evelyn baik baik saja!" Setelah itu, Moskov kembali menatap Evelyn dengan tatapan yang sendu. Gadis itu, gadis yang dulu menolongnya dan terlihat ceria ternyata hidupnya tak lebih baik dari Moskov. Bedanya Moskov tak pernah kekurangan apapun. Sedangkan Evelyn tak mempunyai apa apa sama sekali. Dan saat ini,

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 71

    Evelyn masih menangis dalam pelukan Moskov. Mereka tak langsung pergi ke rumah sakit sebelum Evelyn benar benar tenang. Ronald yang berada di luar tak hanya diam. Dia terus berjaga dan membantu prosesi pemakaman Gery. Prosedur dari rumah sakit saat ada yang meninggal semua di kawal ketat oleh anak buah Moskov. "Kalau kau tak bisa tenang, aku tak akan mengantarmu ke tempat peristirahatan Gery yang terakhir. Kau harus tenang terlebih dahulu!!" Evelyn mengangguk, dia menurut pada Moskov meskipun dalam hatinya sudah tak mampu lagi. Setelah melihat Evelyn kembali tenang dalam pelukannya barulah Moskov memanggil Ronald untuk membawa mereka pergi ke rumah sakit. Evelyn menggigit bibirnya menahan air mata yang ingin keluar dari matanya. Dia tak ingin membuat Moskov membatalkan kepergian mereka hanya karena Evelyn menangis. "Gery, kenapa? Kenapa tinggalin kakak seperti ini!!!" batin Evelyn menangis. Moskov masih memeluk tubuh Evelyn erat, dia tak akan membiarkan Evelyn menghad

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 70

    Bugh Bugh.... Berkali kali Moskov memukul tembok di sebelahnya. Tak ada yang berani mendekat ke arah Moskov saat ini. Dia merasa gagal menjaga Gery, apa yang harus dia katakan pada Evelyn nanti ketika tahu keadaan Gery. Semua pengawal yang juga gagal pun sudah berlutut di depan Moskov. "Tuan bisa menghabisi nyawa kami karena gagal dalam menjalankan tugas kami." Moskov tak menjawab karena perhatiannya teralihkan saat para dokter dan tim medis itu keluar dengan kepala yang menunduk. Mereka sungguh sangat takut saat ingin mengatakan apa yang terjadi pada Gery. Apalagi wajah Moskov benar benar ingin membunuh mereka semua. Akhirnya dokter yang paling senior dan paling lama menangani Gery memberanikan diri untuk menyampaikan apa yang memang harus di sampaikan kepada Moskov. "Katakan!" "Tuan, kami sudah berusaha semaksimal mungkin . Tapi kondisi tuan Gery tak bisa di selamatkan. Berbeda fungsi organ dalamnya juga sudah berhenti. Dan sebenarnya sebelum kejadian ini al

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 69

    Para pengawal pun terkejut saat para dokter masuk ke dalam. "Ada apa?" tanya mereka panik. "Ada penyusup, apa kalian tak tahu?" "Apa???" "Sial, hubungi tuan Ronald!!!" Mereka segera mencari siapa yang melakukan itu pada Gery. Melacak CCTV lalu melihat orang yang mencurigakan itu masuk ke dalam ruangan Gery. "Sial, wanita yang mengaku dokter itu!!" "Cari sampai dapat!!" Para pengawal itu bergerak cepat mencari dimana keberadaan Mariam. Semua di kerahkan demi menangkap Mariam yang tengah kabur. Beberapa tetap memantau CCTV rumah sakit untuk terus mencari keberadaan Mariam saat ini. Sedangkan Mariam sendiri yang panik memilih untuk bersembunyi terlebih dahulu. "Aku harus bisa kabur dari sini, jangan sampai mereka menangkap ku!!" Mariam masih diam di tempatnya untuk mengecoh pengawal Moskov yang terus mencarinya. Sementara itu, tim dokter terus berusaha menangani Gery yang mulai kejang dan napasnya semakin tak beraturan. # "Apa yang kalian katakan?"

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 68

    Tubuh pelayan itu menegang saat mendengar suara yang sangat dia kenali. Para pengawal menunduk tak berani melihat ke arah Moskov yang tiba tiba kembali ke dalam mansion. Evelyn mundur selangkah, tapi Moskov menarik tangannya lembut. Membuka telapak tangan Evelyn yang menutup pipinya yang baru saja di tampar pelayannya. Rahangnya tentu saja langsung mengeras saat melihat pipi Evelyn merah. "Kenapa diam saja? Kenapa tak membalasnya?" tanya Moskov datar. Pelayan yang baru saja menampar Evelyn sontak membelalakkan matanya mendengar kata kata Moskov. Para pelayan di mansion utama memang tak mengenal siapa Evelyn. Pelayan yang memang sudah lama ada di mansion itu tentu saja tak terima saat melihat Moskov membela Evelyn dan bersikap lembut kepadanya. Selama ini dia mengurus mansion utama, menyiapkan semuanya. Dan hanya karena kedatangan Evelyn membuat Moskov memandang nya lain. "Tuan, tapi dia hanya budak sama seperti yang lain. Kenapa dia harus memasak untuk tuan secara khu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status