Share

Bab 7

Author: Sangkarachan
last update Last Updated: 2025-08-08 15:33:09

Evelyn sudah selesai di obati oleh Bibi pelayan. Lalu dia menunggu Bibi pelayan menyelesaikan pekerjaan rumah yang tersisa.

"Nona, setelah ini nona ikut aku untuk belanja keperluan dapur. Aku sudah meminta ijin pada tuan muda Moskov untuk mengajak nona pergi."

Evelyn yang dari tadi membantu bibi pelayan menghentikan aktifitasnya.

"Apa boleh?" tanya Evelyn ragu.

Evelyn hanya takut jika membuat Moskov kembali murka dan dia akan lebih kesusahan untuk bertemu dengan adiknya. Sebisa mungkin dia menjaga sikap agar tak sampai membuat Moskov marah kepadanya.

Bibi pelayan itu tersenyum, dia mendekati Evelyn lalu mengusap pundaknya pelan. Menenangkan Evelyn jika semua akan baik baik saja.

"Tentu saja boleh, aku hanya mengajakmu berbelanja dan bukan membantumu kabur dari sini. Jadi jangan terlalu berpikir berlebihan,Ev."

"Lagi pula kita pergi tetap bersama dengan beberapa anak buah Tuan muda Moskov. Jadi semua yang kita lakukan tetap akan sampai ke tuan. Dia hanya berpesan untuk tak terlalu lama perginya. Sebelum dia pulang dari kantor, kita juga harus sudah kembali ke mansion."

Evelyn mengangguk mengerti, dia meminta ijin pada bibi pelayan untuk bersiap. Meksipun dia tak tahu apa yang harus di persiapkan.

"Aku akan bersiap sebentar bibi, terima kasih sudah mengajakku."

Bibi pelayan mengangguk, dia juga harus bersiap. Semua yang ingin di beli sudah masuk list belanjanya. Bibi pelayan juga sudah memberitahu pada beberapa pengawal untuk bersiap mengantarkannya pergi.

Tak lama mereka meninggalkan mansion dan pergi ke sebuah mall terbesar di kota itu. Dengan beberapa pengawal yang menjaga mereka dari kejauhan.

Evelyn membantu Bibi Pelayan memilih beberapa bahan makanan yang ada di list yang mereka bawa.

"Tuan muda tak pernah mau makan jika ada daun bawangnya. Dia selalu bilang jika daun bawang itu menjijikan karena baunya yang tak sedap."

Di saat mereka belanja, bibi pelayan menjelaskan apa saja kesukaan Moskov dan apa saja yang tak pernah Moskov sukai.

Dan Evelyn mengingat itu semua agar dia tak sampai salah nanti ketika melayani Moskov dalam hal makanan.

Saat mereka berdua tengah asyik memilih beberapa makanan tak sengaja Evelyn menyenggol seseorang di sebelahnya.

Bruk ...

"Aduh ...."

"Ah, ya ampun maaf, maaf aku tidak sengaja. Maaf."

Evelyn terus meminta maaf tanpa melihat siapa yang baru saja di senggolnya.

Sementara seseorang yang baru saja di tabrak oleh Evelyn pun menarik lengan Evelyn sampai dia hampir saja terjatuh.

"Kalau jalan pakai mata, bukan matanya di pindah kemana mana." teriak orang itu marah.

Evelyn yang meringis karena lengannya di cekal keras pun mendongak dan melihat orang itu.

"Evelyn!!!" pekik orang tadi.

"Adeline..." gumam Evelyn lirih.

Karena kesal Adeline mendorong Evelyn sampai terjatuh. Adeline melihat ke arah Evelyn dengan marah, pasalnya baju yang di kenakan Evelyn terlihat mahal dan Evelyn baik baik saja.

Evelyn yang tak sampai terjatuh ke lantai dan di tolong bibi pelayan melihat ke arah Adeline dengan wajah takutnya.

"Adeline, aku minta maaf. Aku tak sengaja." ucap Evelyn lirih.

Adeline yang semakin kesal pun menunjuk wajah Evelyn.

"Dasar sial, kenapa aku harus bertemu dengan mu disini hah?"

"Dan apa itu? Apa kau sanggup bayar semua itu? Apa kau sekarang belaga jadi orang kaya hah? Kau lupa, kau itu di jual untuk jadi budak. Kenapa malah sekarang keluyuran di tempat seperti ini? Apa kau ingin mencari mangsa juga di sini?" teriak Adeline keras.

Mereka menjadi pusat perhatian banyak orang saat ini. Evelyn yang kembali di hina oleh Adeline berpegangan kuat pada Bibi pelayan.

"Adeline, jaga mulutmu. Aku menemani bibi belanja disini dan tak berniat mencari mangsa atau apapun itu!" balas Evelyn.

Tapi semakin Evelyn membela diri semakin Adeline kesal, pasalnya Evelyn terlihat baik baik saja. Di tambah tak ada luka memar atau sejenisnya. Padahal sang ayah memberitahu jika Evelyn di jual kepada Moskov yang terkenal dengan kekejamannya.

Adeline berdecak sinis, "Halah, jangan mencari alasan. Kau itu cuma anak buangan, dan kau itu cuma seorang budak jadi bagaimana mungkin kau di ajak belanja disini? Pasti kau sudah menjual tubuhmu jika sampai kau bisa belanja di sini. Iya kan? Di bayar berapa kau hah?"

Adeline terus menyerang Evelyn dengan semua hinaan yang semakin membuat Evelyn sakit hati.

Plak....

Wajah Adeline tertoleh ke samping karena tamparan keras dari Evelyn.

"Cukup Adeline, omonganmu terlalu menghinaku. Setelah semua yang kalian lakukan kepadaku aku masih bisa menahan diri. Tapi semua yang kamu katakan itu tak masuk akal. Dan ingat baik baik Adeline, mulak hari ini dan detik ini kita nggak akan pernah punya hubungan keluarga apapun. Jadi jangan pernah mengusikku!"

Setelah mengatakan itu, Evelyn mengajak bibi pelayan pergi dari sana. Bibi pelayan tersenyum tipis melihat apa yang baru saja di lakukan oleh Evelyn. Sedangkan Adeline yang baru saja di tampar tak terima dan ingin mengejar Evelyn. Tapi suara dering ponsel menghentikannya.

Adeline berdecak kesal, "Awas saja kau Evelyn, tunggu pembalasanku!"

#

Evelyn yang merasa sudah jauh dari Adeline segera berhenti.

"Bibi, aku baru saja membuat masalah. Apa tuan Moskov akan menghukum ku lagi?"

Badan Evelyn sudah gemetar saat sadar jika dia baru saja membuat masalah di tempat umum.

"Evelyn, tenanglah. Semua akan baik baik saja."

"Apa yang kamu lakukan tadi sudah benar, wanita itu sudah keterlaluan saat menghinamu."

Evelyn terdiam, tapi dia masih merasa takut jika sampai Moskov tahu soal masalah tadi.

"Ya Tuhan, jangan sampai tuan Moskov marah padaku lagi." batin Evelyn.

to be continued

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 118

    Evelyn masih menunggu penjelasan dari Moskov. Feeling nya mengatakan jika baru saja terjadi sesuatu pada Moskov. Moskov akhirnya menyerah. Dia menarik lembut tangan Evelyn lalu memindahkan tubuh Evelyn di pangkuannya. "Aku ceritakan, tapi kau tak boleh menyela sama sekali." Evelyn mengangguk patuh, setelahnya dia mendengar semua cerita Moskov tanpa ada yang terlewat. Evelyn hanya diam tanpa ingin menyahut. Tapi terlihat sekali jika Evelyn kesal. "Kau marah?" tanya Moskov lembut. Evelyn menggeleng, dia menarik kerah baju Moskov lalu mencium bibir Moskov. Belum sempat Moskov menikmatinya, Evelyn sudah melepaskannya dengan cepat. "Sayang, kenapa cepat sekali? Aku bahkan belum menikmatinya." protes Moskov. Tapi bukannya kembali mencium Moskov, Evelyn malah turun dari pangkuan Moskov dan kembali naik ke ranjang. Dia kembali mengambil tab milik Moskov lalu mencari drama kesukaannya. Moskov yang melihat tingkah Evelyn tentu saja bingung. Dia ingin menyusul Evelyn

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 117

    Gadis penjual bunga itu terisak, sampai seseorang temannya datang kesana. Dia terkejut melihat temannya itu terduduk di sudut toko dengan keadaan toko yang berantakan. "Saskia, apa yang terjadi? Kenapa kau terluka seperti ini?" "Cara aku di lecehkan oleh seseorang." jawab Saskia pelan. Mata Cara membola mendengar itu, dia membantu Saskia untuk bangun. Dia tak mengatakan apa apa tapi dia tetap menolong Saskia dan membawanya ke belakang. Tapi sebelum itu dia menutup pintu toko bunga itu terlebih dahulu agar tak ada pembeli yang masuk ke dalam. "Katakan pada ku apa yang terjadi sebenarnya dan bagaimana kau bisa sampai di lecehkan seseorang?" tanya Carra ingin tahu. Saskia menggigit bibir bawahnya, bingung harus bercerita seperti apa. Tapi dia menginginkan Moskov saat ini. Dia tak pernah merasakan ketertarikan secara langsung pada laki laki. Dan baru ini dia merasakan hal yang tak bisa di cegahnya. Carra yang melihat itu merasa curiga, tapi dia masih ingin mendengar kan cer

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 116

    Semua sudah selesai, Tanu juga sudah di habisi oleh Max. Saat ini Moskov berada di kamar nya yang ada di markas. Segelas anggur merah berada di tangannya. Berkali kali dia menghela napas panjang. Entah apa yang dia pikirkan saat ini. Tapi rasanya dia sudah muak, semua orang orang terdekatnya tewas dengan cara yang mengenaskan. Tapi memang dia tak akan bisa menghindari semuanya. "Kau tak pulang? Apa istrimu tak menunggumu?" Moskov masih diam di tempatnya. Gerald mendekat, dia langsung mengambil gelas anggur dari tangan Moskov. "Kalau kau mau marah, marah saja. Aku tak peduli. Tapi aku lebih peduli sama kakak iparku yang jelas sedang menunggumu di kastil. Bukan kah kau berjanji untuk kembali pulang secepatnya?" Moskov berpindah tempat dan duduk tak jauh dari Gerald. Gerald yang kesal pun, mulai menggoda Moskov dengan semua kalimat yang akan membuat Moskov marah kali ini. "Kalau kau tak mau pulang, biar aku yang temani kakak ipar. Aku dengar dia semakin cantik sekarang!"

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 115

    Victor terdiam, dia menatap geram kepada Gerald. Apalagi sekarang Barra juga sudah tewas, jadi penyokong utama Victor pun sudah menghilang. "Argh..... sakit.... bunuh saja aku...." Terdengar kembali teriakan dari Tanu. Perempuan itu benar benar di siksa oleh Max dan anak buah Moskov. Victor menggeram marah. "Lepaskan Tanu!" Bugh... Gerald menghantam wajah Victor dengan keras yang membuat dirinya juga meringis kesakitan. "Sial, wajahnya keras sekali!" umpat Gerald. Moskov menggeleng, dia enggan menyentuh Victor meskipun dia sudah menghabisi Bibi pelayan yang mengurusnya. Rasanya hati Moskov bahkan sudah tak ingin berurusan dengan mereka lagi. "Gerald, terserah kau ingin melakukan apa kepada mereka. Aku hanya ingin melihat," ucap Moskov. Gerald merasa aneh dengan Moskov, terlihat sekali jika Moskov enggan bertindak. Tapi Gerald tak tahu apa yang terjadi dengan Moskov kali ini. "Kau kenapa?" Mereka berdua bahkan dengan santai mengobrol, mengabaikan Victor

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 114

    Victor terdiam, Victor lupa karena mengatakan hal yang membuat Moskov kembali mengingat apa yang sudah mereka semua lakukan pada orang tua Moskov. Victor menundukkan kepalanya, dia sebenarnya menyesal melakukan semua itu kepada Moskov. Tapi karena ambisi dan juga bisikan dari banyak musuh Moskov membuat Victor gelap mata.. Victor mendongak saat terdengar suara teriakan keras dari arah ruangan Tanu. Ternyata disana Tanu baru saja di siram dengan air dingin agar dia kembali bangun. "Papa, tolong Tanu papa!!" teriak Tanu saat pertama kali Tanu tersadar. Victor menggeleng, tanpa disadari air mata Victor keluar dengan sendirinya. Tanu yang sejak tadi sudah ketakutan terbelalak saat melihat Moskov ada disana. "Moskov, apa ini ulahmu?" tanya Tanu lirih. Tanu tak percaya jika Moskov melakukan ini semua kepadanya dan juga sang papa. "Iya, memang aku pelakunya. Dan bagaimana? Apa kau menikmati semua siksaan ini?" Tanu menggelengkan kepalanya tak percaya, dia masih tak

  • GADIS LUGU TAWANAN SANG TIRAN   Bab 113

    Victor yang sudah ketakutan bersembunyi di salah satu bilik kumuh. Dia tak bisa keluar karena merasa banyak orang yang mengawasinya. Tapi bukan Moskov namanya jika dia tak bisa membuat Victor keluar. Anak buah Moskov sudah memberi informasi jika putri kesayangan Victor berhasil di bawa ke markas. Dan itu menjadi sebuah kemenangan untuk Moskov. Pyar .... Victor melindungi kepalanya dari pecahan kaca. Seseorang melemparkan sebuah benda ke dalam rumah yang dia tempati. Tapi saat Victor melihat keluar tak ada siapa siapa disana. Lalu pandangan nya beralih pada benda yang baru saja melesat masuk ke dalam rumah itu. Dia yang penasaran mengambilnya dan matanya melotot saat di dalam nya ada sebuah Video dimana putrinya di seret paksa oleh beberapa orang yang tak kelihatan wajahnya. "Papa, tolong aku!!" jerit Tanu keras. Terlihat juga dalam video itu, rumah persembunyian untuk anak dan istrinya sudah hancur tak tersisa. Bahkan sebelum terlihat rumahnya yang hancur di da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status