Home / Romansa / GADIS NAKAL ITU MILIKKU! / Bab 7 : Desah Rindu Valerie

Share

Bab 7 : Desah Rindu Valerie

Author: Ana Sue
last update Huling Na-update: 2021-11-15 00:08:13

Setelah kejadian di Beacon Park, Edward tak mau menemui Kevin sama sekali. Kevin yang mengundangnya untuk datang ke resital piano tunggal miliknya di hari Sabtu ditolak oleh Edward mentah-mentah. Dia memilih sibuk dengan urusannya sendiri.

“Jadi, Valerie kembali dari Jepang?” tanya Mark.

“Ya, dia juga akan datang sebentar lagi menghadiri resital piano, berikan dia tempat khusus,” jawab Kevin lalu berlalu menuju ke belakang panggung.

“Permisi, hai Mark, Van, maaf aku datang terlambat.” Seorang perempuan cantik, dengan rambut panjang berwarna hitam yang dibiarkan tergerai bebas, mengenakan gaun panjang berwarna merah maroon, mengambil tempat duduk kosong—yang memang sudah disediakan—di tengah ke dua pemuda itu.

“Kau terlambat lima belas menit, Valerie,” ujar Vanes yang duduk di samping Valerie tanpa menoleh. Perempuan itu adalah seseorang yang selalu dipuja-puja Kevin, dia adalah guru piano Kevin, seorang pianis muda terkenal yang namanya selalu terpampang di majalah New York NEWS di halaman paling dan menjadi brand ambassador sebuah produk kecantikan terbesar di dunia. Valerie John, perempuan yang selalu mengisi hati Kevin dalam diamnya, Kevin tak pernah mampu mengungkapkan apa yang dirasakannya.

Vanes mengeluarkan ponsel yang berada di dalam saku jaket yang dikenakannya, ada beberapa panggilan masuk yang tak diangkat, dan dia tau semua itu pasti panggilan penting. Vanes beranjak berdiri dari kursi, Mark yang melihatnya bertanya, “Kau mau ke mana, Van?”

“Ada klien yang menelepon dan aku tak mengangkatnya, aku takut yang ingin dibicarakannya adalah tender besar yang sedang kami rencanakan. Aku permisi dulu.”

Benar saja, ketika Vanes menelepon kembali, mereka sudah membahas ini dan itu masalah tender, dan menentukan tempat di mana mereka bisa bertemu, sepertinya mereka ingin meeting di luar ketimbang di kantor, mungkin terasa lebih rileks.

Ketika pertunjukan resital piano Kevin berakhir, ketiganya memisahkan diri. Mark pergi bersama seorang perempuan yang baru saja dia temui di acara tersebut, kalian pasti bisa menebak ke mana arah mereka pergi, ya betul ... hotel!

Vanes lebih memilih pergi ke klub malam untuk bersenang-senang sendirian di sana, menghilangkan penat setelah menghadapi kepusingan selama berhari-hari di kantor. Sedangkan Kevin dan Valerie memiliki acaranya sendiri.

Di dalam mobil, keduanya terlihat sangat kaku, tak ada yang berbicara. Kevin menyalakan youtube dan memutar lagu, alunan lagu romantis mencairkan suasana. “Sudah berapa hari kautiba di Michigan?” tanya Kevin pelan.

“Baru kemarin, kenapa kau tak menghubungiku, Kevin?”

“Aku tak tahu apa yang harus kubicarakan, kautahu aku seperti apa.”

“Apa kau tak rindu padaku?”

Kevin memperlambat laju mobil dan menepi. “Apa kaubilang?”

“Apa ... kau tak rindu padaku?” tanya Valerie mengulang pertanyaan yang sama.

“Tak rindu? Menunggumu selama dua tahun tanpa berkencan dengan gadis lain, apa itu menurutmu?” tanya Kevin membuat Valerie tertawa ringan.

Valerie menatap Kevin berlama-lama, kemudian memajukan sedikit tubuhnya ke arah Kevin, “Kalau kau rindu, kenapa mengantarku pulang?”

“Kaukira aku mau mengantarmu pulang, seperti itukah?”

“Lalu?”

Kevin memutar bola matanya ke atas, senyuman licik kali ini terlihat di wajahnya, “Tentu saja menghabisimu, Val.” Ya, tentu saja dia tak akan membawa Valerie pulang, karena dia sudah merindukan gadis itu sampai ke ubun-ubun, menahan hasrat terpendam selama dua tahun ditinggal Valerie ke Jepang untuk menuntaskan S2-nya, benar-benar membuat Kevin tersiksa.

Valerie menarik kepala Kevin, memintanya mendekat, dan memagut bibir itu tanpa rasa ragu. Ah, seandainya saja bukan di dalam mobil, mungkin Kevin tak segan melucuti semua pakaian Valerie, sayang saja saat itu mereka masih berada di dalam mobil, dan banyak kendaraan berlalu lalang.

*

Presidential suite, itu adalah kamar yang langsung dipesan oleh Kevin. Keduanya menuju ke sebuah hotel termahal yang ada di Michigan dan tanpa ragu memesan kamar terbaik tanpa banyak basa basi, Valerie menggelendot manja di bahu Kevin, sesekali menggoda Kevin dengan tatapannya, ya dia tahu sebentar lagi Kevin tak akan membiarkannya berbusana, dan itu sudah seperti ritual rutin saat mereka bertemu.

Tentu tak ada yang menyangka, pemuda pendiam berwajah tampan, dengan tubuh yang sempurna, dan garis wajah yang tegas itu bisa begitu ganas saat berada di atas ranjang, bahkan Valerie tak akan mampu mengimbanginya.

Kevin menempelkan kartu serupa kartu ATM ke arah pintu, seketika pintu terbuka.

“Apa kaulapar?” tanyanya pada Valerie yang sudah mengempaskan tubuhnya lebih dulu ke atas tempat tidur, gaun merah yang dikenakannya tersingkap, memerlihatkan dua jenjang kaki mulus milik Valerie.

“Pesankan aku sebotol wine,” pinta Valerie.

“Tentu saja, Princess. Apa pun yang kauminta.”

Kevin memesan sebotol wine, dua porsi beef stick, yang diantarkan ke dalam kamar keduanya. Valerie masih berada di dalam kamar mandi ketika pesanannya datang. Kevin tak bisa menunggu, kerinduannya memuncak, dia tahu Valerie tak pernah mengunci kamar mandi saat dia mandi, jadi dengan segera Kevin membukanya dan masuk kedalam kamar mandi dan menyaksikan pemandangan yang dua tahun terakhir tak pernah dilihatnya, sayangnya tak benar-benar full polos, karena Valerie sudah mengenakan handuk.

“Tanggalkan saja,” pinta Kevin dengan nada memelas, Valerie tak pernah bisa menolak saat tatapan sayu dari kedua mata Kevin memandangnya sambil meminta sebuah permintaan.

“Kau sudah melihatnya, lakukan apa yang ingin kaulakukan, Kev.”

Ah, dadanya benar-benar berdetak tak karuan, entah kenapa dia merasa seperti seorang pemuda yang baru saja ingin melepas keperjakaannya, bertahun-bertahun mengenal Valerie, Kevin masih saja mengagumi bentuk tubuh yang sudah telanjang bulat di hadapannya. Kevin menarik tangan Valerie, memintanya mendekat, dan mendekat, sampai tak ada jarak lagi di antara keduanya.

Valerie mengajak Kevin ke arah shower, dinyalakan dan dibiarkan tubuhnya kembali basah. “Aku ingin menghabisimu, Val, seperti yang sudah kukatakan tadi.” Kevin menarik pelan rambut panjang Valerie, digigitnya pelan dan pelan bibir Valerie, perlahan mengecup leher, terus membuat gerakan-gerakan yang disukai tubuh Valerie, ada perasaan geli dan nikmat yang dirasakan Valerie ketika Kevin mulai menyentuh bagian dadanya, dengan lembut diusapnya, seraya terus memagut bibir Valerie, pelan, pelan dan menjadi adegan panas yang sering ditontonnya, dan kini adegan itu dia yang memerankannya.

“Ehmmm, Kev,” Valerie terengah.

“Berbalik ke depan, ijinkan aku membuatmu bahagia malam ini,” ujar Kevin dan memutar tubuh Valerie ke arah depan, “bersuaralah, mendesahlah di bawahku, seperti kau selalu membutuhkanku, Val.”

Hentakan demi hentakan terus menyentak, mengempas tubuh Valerie, membuatnya mendesah dalam resah menunggu klimaks, dia bisa merasakan Kevin benar-benar ingin membuatnya merasakan puncak kenikmatan, meski bukan hanya malam itu saja dia merasakannya, ya, bukan hanya malam itu, dan Kevin tak pernah mengetahuinya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (13)
goodnovel comment avatar
Tia Harta
ahhhh mana lanjutannya
goodnovel comment avatar
Wiro Sableng
mantap tuntas sudah penantian 2 tahun
goodnovel comment avatar
Kikiw
Valerie berkhianat?
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • GADIS NAKAL ITU MILIKKU!    Bab 121 : Menghancurkan Satu Per Satu!

    Lindsay berencana pergi menemui Tuan Besar Dupont, untuk menagih sesuatu yang telah dijanjikannya. Setidaknya, meski Michael Dupont kurang menyukainya, wanita itu mampu mengerjakan pekerjaan yang terkadang tak mungkin dilakukan orang lain. Apa pun demi uang dia akan melakukannya meski melakukan hal terkotor sekalipun.Lindsay merayap naik ke atas tempat tidur, dilihat Travis masih tertidur pulas dan mendengkur. Semalam dia tak bisa melupakan betapa jantan Travis di atas ranjang, membuatnya kewalahan melayani nafsu liar pria itu.Travis dan Lindsay, kedua berencana untuk menikah tak lama lagi. Sayang, tampaknya pernikahan itu harus tertunda atau mungkin tak akan pernah benar-benar terwujud.Lindsay menyentuh wajah Travis yang dipenuhi bulu-bulu halus. Ketampanan serta keperkasaan pria itu benar-benar membuat Lindsay tergila-gila.“Sayang, kenapa kau selalu mampu membuatku memohon kepadamu untuk menikmati setiap cumbuanmu di tubuhk

  • GADIS NAKAL ITU MILIKKU!    Bab 120 : Pernyataan Eric Dupont

    “Kalau kau tak paham, mungkin senjata ini mampu membuatmu mengingat kembali kejadian di pelabuhan.”Tak perlu berbicara panjang bagi Timothy. Dia menodongkan sebuah pistol ke arah kening Eric dan bersiap untuk menarik pelatuknya.Tubuh Eric seketika menegang dan membeku di tempat, begitu melihat raut wajah Timothy yang benar-benar menyeramkan baginya. Awalnya dia mengira Timothy hanya sekadar mengancamnya, nyatanya ... dia siap menearik pelatuk itu kapan saja, jika Eric berani membantahnya!“Aku ... sungguh tak mengerti dengan apa yang kamu katakan, Tuan. Kejadian di pelabuhan? Mungkin kita bisa membicarakannya dengan kepala dingin?” tanya Eric, berusaha bernegosiasi, agar setidaknya Timothy berbaik hati menurunkan senjata itu dari kepalanya.Beberapa wanita yang sedang bersama Eric di dalam ruangan itu perlahan keluar dari dalam ruang VIP, mereka seketika merasakan seperti dewa kematian berada di dalam ruangan. Tak ada yang berani

  • GADIS NAKAL ITU MILIKKU!    Bab 119 : Kejujuran Yang Menyakitkan

    Ethan langsung memahami maksud dari perkataan Timothy barusan. Jadi siapa yang akan diburu Timothy saat ini?Sebelumnya Timothy tak mengatakan apa pun pada Ethan, dia mengira-ngira apa yan akan dilakukan Timothy, dan siapa yang menjadi targetnya kali ini. Ethan mengajak Grace ke sebuah restoran mahal, dia mengajak gadis yang dicintainya itu untuk menikmati makan siang di sana.Grace yang biasanya manja pada Ethan, kini terlihat kaku dan canggung, perasaan bersalah itu terus menghantuinya. Dia merasa benar-benar bodoh, kalau saja dia tak mabuk saat itu, tentu tak akan menjadi seperti ini suasananya. Meski Ethan mencoba bersikap biasa saja, tetap perasaan ganjil itu ada di dalam hatinya.“Apa kau ingin memesan sesuatu?” tanya Ethan.“Kau saja yang memesannya untukku,” jawab Grace,Besok dia harus menemui John karena harus menemui seorang klien spesial, seorang produser yang tertarik padanya, dan ingin memakai dir

  • GADIS NAKAL ITU MILIKKU!    Bab 118 : Cornelius Yang Misterius

    Kevin merasa pria tua yang menolongnya benar-benar misterius, senyuman yang diberikan padanya seperti memiliki kesan tersendiri yang dia sendiri tak bisa mengerti apa maksudnya.Tetapi dia tak terlalu memikirkannya, karena pria itu setidaknya telah menyelamatkan hidupnya. Jika bukan karena dirinya, bisa dipastikan dia sudah mati jauh sebelumnya. Dia tak tahu bagaimana caranya membalas hutang budi pada Cornelius, hanya saja begitu dia bisa kembali ke kota, dia akan memberikan sesuatu pada pria tua itu.Kevin mencoba mengingat nomor telepon milik Timothy. Hanya nomor milik Timothy yang bisa diingatnya, karena nomor itu memiliki beberapa angka yang sama.Panggilan tersambungkan.Timohty melihat sebuah nomor tak dikenal muncul di layar ponsel meminta jawaban darinya.“Ya, dengan siapa?” tanya Timothy dengan kening berkerut. Biasanya dia malas untuk menjawab panggilan tak dikenal, tapi kali ini dia mengikuti kata hatinya untuk

  • GADIS NAKAL ITU MILIKKU!    Bab 117 : Kebohongan Tanpa Akhir

    Baru kali ini dia merasa jatuh cinta itu menyesakkan perasaan dan dia paham apa yang dirasakan Edward dulu kini dirasakan olehnya. Berkali-kali dia menyakiti Edward, mengacuhkan perasaannya, mengabaikan perhatian yang diberikan, dan saat Edward melupakan kenangan bersamanya dia merasa sakit yang didapat berkali lipat dari apa yang dirasakan Edward sebelumnya.Grace pun berjalan meninggalkan Edward, berusaha untuk tak mengabaikan Edward.“Asal kau tahu, sewaktu ingatanmu belum hilang, aku tak pernah mencintaimu!”Begitu mendengar apa yang baru saja dilontarkan dari mulut Grace, Edward terdiam dan mematung di tempat. Dia tak menyangka kalimat yang baru saja didengarnya mampu membuat dadanya terasa ditusuk oleh sebilah pisau tajam, dan membuatnya berdarah-darah.Ethan telah menunggu Grace di luar, begitu dilihatnya Grace telah keluar dengan wajah yang terlihat sedih, dia mengerti sesuatu memang telah terjadi di antara kedua or

  • GADIS NAKAL ITU MILIKKU!    Bab 116 : Hanya Masa Lalu

    “Jason, kumohon jangan gegabah. Michael Dupont sekarang berbeda dengan yang dulu. Aku rasa keluarganya telah mendapatkan dukungan yang cukup kuat di Paris. Lagi pula, tak semudah itu membalasmu.”Jason hampir saja menepis cangkir kopi yang berada di atas meja, karena terbakar oleh amarah pada Keluarga Dupont.“Aku tak pernah semarah ini, Cathy. Kau lihat apa yang telah diperbuatnya? Mereka benar-benar telah membuatku terbakar amarah. Mereka sengaja sepertinya menggunakan Edward untuk memancingku keluar. Cepat atau lambat aku menemuinya jika itu yang mereka inginkan!”Cathy memeluk suaminya, dia tak pernah menyangka, masa lalu yang seharusnya berlalu kembali menghantui kehidupannya yang disangkanya telah benar-benar tenang.Sedangkan di tempat lain, Ethan merasakan sedikit perubahan terjadi pada Grace semenjak dia kembali ke apartemen. Gadis itu terlihat lebih pendiam, bahkan dia tak lagi begitu perhatian pada Ethan. M

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status