Share

BAB 23

Di sebuah kafe bertuliskan Atlas, kami berhenti. Poster yang tertera di atas sana terlihat menggugah selera. 

Berbagai macam olahan makanan ada yang familiar dan juga asing, mungkin makanan dari lokal juga luar negeri. 

Melihat harga yang terpampang di sebelah menu yang cukup mahal itu aku langsung mengelus dada. Kaget. Jadi begini rasanya kalau diajak oleh orang kaya. Mampirnya ke restoran yang harganya tak terjangkau untuk kantong  orang sepertiku.

Uang yang kubawa tidak lebih dari dua puluh ribuan. 

"Pak," Aku meringis sembari menggaruk tengkuk. 

"Hm?" Lelaki itu menolehkan pandangan padaku. 

"Saya nggak punya duit banyak buat makanan di sini, bisa nggak pindah ke tempat lain aja? Yang lebih sederhana gitu?"

"Yang bilang kamu bayar, siapa? Saya yang traktir. Ayo masuk," katanya lagi. 

Setelahnya, lelaki itu melangkahkan kaki memasuki teras kafe dan tidak menoleh lagi padaku.  <

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status