Meli membuka matanya lalu melihat denagn jelas siapa orang yang berada di depannya. Ia menghembuskan nafasnya lega karena tidak ketahuan oleh Jodi atau madam Gisel."Lisa aku habis mimpi buruk. Kesalahan apa yang aku lakukan Lisa. Bukankah kamu tahu aku tidak pernah sedikitpun melakukan kejahatan selama ini," ucap Meli sambil memeluk Lisa."Ya sudah mungkin efek mimpi buruk dan kamu mabuk semalam dalam keadaan sakit. Ayo aku antar kamu ke kamarmu," balas Lisa.Lisa mengantar Meli masuk ke kamarnya dan istirahat di dalam. Ia juga memberikan obat untuk Meli agar tenang dan istirahat. Lisa keluar dari kamar Meli saat dia sudah tertidur efek obat yang dia minum."Lisa apa yang kamu lakukan di dalam kamar Meli, apa kamu dekat dengannya?" tanya Jodi."Tuan Jodi kamu membuatku kaget. Meli sedang sakit semalam 'kan terus dia mabuk jadi dia tadi berhalusinasi gitu aku memberikannya obat agar bisa istirahat. Kami tidak terlalu dekat hanya saja terbiasa bersa
Madam Gisel sedikit mencerna apa yang dimaksud oleh jodi. Ia mengangguk lalu membalas dengan senyuman penuh makna."Jadi maksudmu mencurigai Meli salah satu tersangka kenapa Marni bisa terkurung di toilet begitu?" tanya Madam Gisel."Betul sekali. Aku melihat gelagatnya aneh sekali," jawab Jodi.Jodi juga sudah meminta seseorang untuk mengawasi Meli. Yakni Lisa seorang gadis cantik yang tidak pernah neko-neko. penyanyi berbakat juga tapi tidak pernah mau bernyanyi di ruang vip."Oh gadis keras kepala yang banyak penggemar tapi tidak mau bernyanyi di ruang vip ya. Nanti malam kamu harus bujuk dia untuk tampil di ruang vip, aku ingin lihat apakah dia mampu bersinar," ucap madam Gisel."Tenang saja madam aku sudah merencanakan ini. Tapi aku minta sesuatu pada madam," pinta Jodi sambil menyeringai tipis."Katakan saja!" seru madam Gisel tidak mau berbasa basi lagi pada Jodi. Madam lebih suka to the point dari pada bertele-tele.Jodi menginginkan pengaw
Jodi menyeringai tipis karena melihat antusias kedua gadis yang ada di hadapannya ini. Semangat mereka begitu membara seperti apa yang sedang ia rasakan saat ini. Begitu membara hasrat di dalam jiwa tapi harus ia tahan dan rasanya itu tidaklah enak. "Sabar dulu nanti dong. Marni kamu nanti juga ikut berakting satu lagi ada penyanyi namanya Lisa. Dia nanti akan menggantikan Marni sementara untuk bernyanyi di ruang vip," ucap Jodi. "Terus kita harus berbuat apa. Jangan sampai nanti miss komunikasi ya," balas Tania. "Hmm Tania kamu terlalu bersemangat ya. Tentu saja tugasmu juga lumayan berat nantinya," sahut Jodi. Jodi sudah menjelaskan dengan gamblang apa yang ada di otaknya kepada Marni dan Tania. Kedua gadis cantik itu saling bertatapan lalu mengangguk mengerti apa yang dimaksud dengan Jodi. Untuk menangkap pelaku dibalik terkuncinya Marni di toilet harus melakukan beberapa trik dan sandiwara halus. "Aku sudah mengerti aku memang sudah curiga dengan ma
Meli meninggalkan Lisa dan membuntuti kemana Marni akan di bawa oleh madam Gisel. Sepertinya akan pindah asrama ke sebuah kamar yang lebih bagus. Apakah akan tinggal di apartemen seperti Tania. Meli semakin penasaran dengan semua ini."Sekarang kamu akan mendapatkan satu unit apartemen sama seperti Tania," ucap madam menyerahkan kunci akses ke Marni."Apa ini tidak berlebihan madam. Aku takut akan ada yang cemburu sosial padaku," ucap Marni.Madam mengatakan usaha miliknya ia akan mengapresiasi siapapun yang membuatnya kaya raya. Tidak ada istilah cemburu sosial, mereka seharusnya mendatangkan keuntungan bagi madam agar mendapatkan fasilitas yang bagus juga sesuai hasil kinerjanya."Marni tak usah khawatir semua ini usahaku jadi terserah aku mau memberikan apa saja kepada anak kesayanganku," balas madam Gisel."Kalau begitu terima kasih madam. Setelah aku sembuh aku akan kembali bekerja dengan giat," balas Marni.Marni masuk ke kamar yang lama terlebih d
Jodi tertawa mendengar apa yang diucapkan Meli. Walaupun pura-pura tak mengerti tapi dia seharusnya mengerti apa yang Jodi ucapkan untuknya. Dia masih saja berpura-pura bodoh seolah tak terjadi apa-ala."Kamu mungkin tak mengerti. Karena kamu sibuk bersenang-senang di gudang ini dengan beberapa pria sekaligus. Tapi Marni sendirian tanpa teman di ruangan yang dingin dan sunyi mencari bantuan tapi tak ada yang membantu," balas Jodi."Bukan urusanku. Kenapa kamu tidak menolongku tapi malah mengoceh menceritakan penderitaan gadis kampung itu. Aku juga menderita di sini butuh bantuan!" seru Meli.Hahaha ... Jodi tertawa keras di hadapan Meli. Ia menatap wajah perempuan yang masih tak mengenakan pakaian itu. Jodi mencengkram wajahnya menggunakan tangan kekarnya seraya mengutuknya."Bedanya adalah kamu menyinggung madam Gisel siapa yang berani menolongmu. Marni dikerjai seseorang jadi semua orang menyelematkannya!" jawab Jodi dengan tegas. "Kalian semau pilih kas
Jodi menyeringai tipis lalu mengangkat teleponnya. Telepon itu dari Lisa ia mengungkapkan perasaannya dan takut kalau misal ada yang mencari masalah dengannya atas rencana Jodi. "Tuan Jodi sejujurnya aku takut menjalankan perintah darimu, waktu semakin dekat dan jantungku rasanya mau copor," ucap Lisa. "Kamu tak perlu takut ada pengawal bayangan yang melindungimu di setiap sudut tempat usaha madam Gisel," balas Jodi. Pria tampan itu terus menguatkan hati Lisa agar tidak takut unruk menjalankan misinya. Pelaku kejahatan yang mencelakai Marni harus ditangkap secepatnya. Agar tidak lagi ada kejahatan lainnya. "Tapi tuan aku sangat takut sekali, apakah tidak apa-apa aku melakukan ini?" tanya Lisa meyakinkan dirinya sendiri. "Untuk apa kamu takut padahal semua orang mendukungmu. Malam ini bernyanyilah dengan merdu dan penuh percaya diri tahklukkan semua tamu pengunjung lantai vip. Kamu akan mendapatkan banyak saweran malam nanti. Lisa aku percayakan tu
Marni terbelalak matanya mendengar apa yang diucapkan oleh Jodi. Tapi emang benar dia baru berasa dengan apa yang terjadi tempo hari. Yah kalaupun itu adalah ulah orang lain. Ia hanya ingin mengucapkan terima kasih karena telah memberinya peluang rejeki yang besar malam itu."Yah namanya juga aku ini polos tuan Jodi. Mana tahu kalau insiden gaun rusak itu adalah perbuatan manusia jahat," jawab Marni."Aku memang suka melihatmu yang polos tanpa baju. Sungguh membuatku tak bisa menahan hasrat bercinta!" seru Jodi.Marni menyunggingkan senyuman tipis untuk Jodi. Ia kesal dengan apa yang dilakukan Jodi padanya waktu dulu juga barusan sekali. Kenapa bisa dia bertemu dan percaya dengan pria laknat seperti Jodi ini. Membuatnya merasakan kerasnya hidup di ibukota seperti sekarang ini."Dasar manusia tidak punya hati. Enyah kau dari hadapanku membuatku kesal saja," pinta Marni geregetan."Oke jangan lupa kamu dampingi Lisa nanti malam, aku ingin tahu kecerdasan apa y
Perias itu menatap Meli sebentar lalu fokus merias kembali ia tak mau berdebat dengan orang yang tidak konsisten dengan perjanjian. Sudah di berikan waktu hanya lima menit saja kalau lebih dari itu ya ia akan mengerjakan pekerjaan yang lainnya.Waktu itu sangat berharga untuk mereka yang pekerja keras. Tidak ada waktu yang terlewat sia-sia itu adalah sebuah motto hidup bagi mereka yang ingin sukses."Kenapa kamu marah, bukankah tadi aku bilang kalau waktumu hanya lima menit dan kamu kembali sudah lewat dari lima menit. Waktuku sangat berharga karena aku dibayar untuk bekerja profesional. Aku ini sudah lam bekerja di dunia make-up juga yang aku rias adalah artis-artis ternama dan aku belum pernah melihat seorang artis besar yang begitu sombong sepertimu. Padahal kamu hanya seorang penyanyi yang sangat rendah!" seru perias itu."Kamu akan dipecat oleh madam Gisel karena tidak merias wajahku tepat waktu. Peduli amat sama pengalamanmu merias artis terkenal jan