Carlos menegaskan kalau Amanda berani memikirkan Diksa saat bersamanya dia akan membuat Diksa tidak bisa memiliki keturunan. “Pria ini kenapa? Tidak nyambung sama sekali!” gumam Amanda. “Apa yang kamu katakan, tentu saja ada hubungannya. Kamu bersamaku tapi sedang melamun pasti kamu sedang memikirkan mantan kekasihmu!” seru Carlos sewot. “Apa ini yang dinamakan cemburu? Carlos apa kamu mau mengakuinya?” ledek Amanda. Carlos memerah mukanya. Perasannya tak menentu karena mengira Amanda memikirkan Diksa. Sekarang Amanda menggodanya membuatnya jantungnya semakin berdetak lebih cepat. “Wajahmu merah seperti tomat seperti itu. Apa kamu sedang malu?” goda Amanda lagi. “Jangan terus menggodaku. Aku menyukaimu Amanda. Apa kamu tak menyadari itu!” seru Carlos. Amanda bungkam tak bisa berkata lagi. Seorang pemilik perusahaan bisa menyukainya yang hanya karyawan biasa. Amanda merasa dirinya hanya mimpi lalu mencubit pipinya sendiri dan merasakan kesakitan. “Auh, ternyata sakit dan aki ti
Herlina menggengam garpu di tangannya kuat. Dia mengacak makanan di mejanya karena hatinya kesal dengan keberuntungan Amanda."Heh, Amanda kita lihat saja apakah kamu akan selamanya mendapatkan keberuntungan seperti itu," gerutu Herlina."Ada apa Herlina? Kenapa makananmu berantakan seperti itu?" tanya Diksa."Tidak ada apa-apa. Aku mengingat kejadian kemarin dan aku sangat kesal," jawab Herlina.Diksa mengecup kening Herlina agar dia tidak marah lagi. Dia akan berusaha membahagiakan Herlina dan membalas semua penghinaan yang di berikan oleh Amanda."Tenanglah, aku akan meminta bantuan orang untuk membuat Amanda menyesal karena telah mempermalukan kita," ucap Diksa."Diksa, kamu memang yang terbaik untukku. Kita harus menyingkirkan Amanda secepatnya," balas Herlina.Diksa mengangguk dia sepakat dengan Herlina. Gara-gara Amanda dia mendapatkan malu di hadapan banyak orang dan juga cedera pada tangannya. "Aku akan berbicara pada Ayahku untuk menyingkirkan seorang Amanda," ucap Diksa ke
Herlina marah dan menepis tas yang dibawa penjaga store dengan kasar sampai terjatuh ke lantai."Aku sudah tak menginginkan tas ini lagi," ucap Herlina dengan kasar."Astaga, teman saya bertanya baik-baik. Kenapa jawabannya kasar seperti ini," ucap teman penjaga store itu.Penjaga store yang lain menahan Herlina agar tidak meninggalkan tempat. Karena ia sudah merusak tas mahal itu berarti harus membelinya. "Apa yang kalian lakukan. Aku tidak jadi membeli tas di sini jangan memaksaku beli hanya demi mendapatkan bonus penjualan," ucap Herlina."Bu, Anda telah merusak produk kami berarti harus membelinya. Tempat ini dilengkapi cctv jadi Anda tidak bisa mengelaknya. Atau akan kami laporkan ke polisi," ucap penjaga store itu.Herlina tidak bisa mengelak lagi karena saksi dan rekaman cctv. Akhirnya Diksa membayar tas itu untuk Herlina. Dia seperti tidak senang karena mendapatkan tas yang sudah agak lecet."Jangan sedih lagi Herlina. Katakan barang apa lagi yang kamu inginkan, aku pasti aka
Herlina berjalan sambil menggerutu kesal. Dia masih tak terima dengan perlakuan Carlos yang kasar padanya. "Diksa yang tak berguna itu, aku akan meninggalkanmu ketika mendapatkan Carlos," gumam Herlina.Langkahnya terhenti saat melihat Amanda dan Carlos tampak bahagia menenteng banyak barang belanjaan barang bermerek di tangan mereka. Senyuman merekah di wajah keduanya. Amanda terlihat tidak mempunyai beban berdiri di samping pria kaya."Sial! Aku semakin ingin merebut Carlos dari sisi Amanda," ucap Herlina yang hatinya bergemuruh.Haciuu, Amanda tiba-tiba bersin, "Carlos sepertinya ada orang yang mengutukku," keluh Amanda sembari menggosok hidungnya."Siapa yang berani mengutuk kekasihku?" tanya Carlos."Siapa yang kekasihmu! Aku bukan kekasihmu!" tegas Amanda."Aku akan mengejar cintamu, sampai kamu menerimaku," ucap Carlos.Amanda memerah wajahnya ia menunduk lalu masuk mobil. Amanda melihat bagian belakang mobil yang penuh dengan barang belanjaan. Sepertinya Carlos doyan berbelanj
Carlos tesenyum licik melihat wajah panik Amanda. Entah kenapa ia senang melihat wajah panik itu. Seakan dia akan mendapatkan hati Amanda hari ini."Tetap bekerja atau menjadi kekasihku!" tegas Carlos."Aku pilih tetap bekerja," ucap Amanda."Bagus berarti kamu menerima cintaku," balas Nicolas.Amanda tak mengerti apa yang dikatakan oleh Carlos, tetap bekerja atau menjadi kekasihku. Kalau dia pilih tetap bekerja harusnya ya tidak menerima cintanya. Amanda menggelengkan kepalanya karena tak mengerti apa yang maksud oleh Carlos."Carlos jangan bercanda," keluh Amanda."Tetap bekerja di perusahaanku berarti kamu menerima cintaku. Memilih menjadi kekasihku kamu akan bersamaku selamanya. Artinya sama saja," balas Carlos."Pria yang konyol," ucap Amanda.Carlos tersenyum licik kali ini ia melajukan kendaraannya lagi. Yang penting apa yang ingin ia ucapkan sudah terucap. Amanda termenung sambil melihat jalanan, ia tak lagi menggubris Carlos."Amanda, apa ada yang ingin kamu ucapkan?" tanya C
Amanda membuka pintu rumahnya, ternyata itu adalah Carlos yang sudah tersenyum sambil membawa bunga di tangannya."Kenapa kamu di sini?" tanya Amanda penasaran."Itu bunga untukmu, aku menemukan toko bunga yang masih buka jadi aku membeli ini untukmu," balas Carlos.Amanda menolaknya karena hari sudah malam. Apa nanti kata orang kalau menerima tamu di malam hari apalagi seorang pria."Carlos bawa saja bungamu pulang, aku mau istirhat dulu," jawab Amanda."Aku membawa bunga untukmu. Naik ke lantai tanpa lift seperti ini membuatku capek karena kamu tinggal di rumah susun," ucap Carlos yang menyelonong masuk ke rumah Amanda.Amanda kesal karena Carlos berbuat seenaknya. Dia hanya tak mau di gunjingkan tetangga karena ada tamu laki-laki masuk rumahnya malam hari."Carlos, jangan membuatku jadi bahan perbincangan emak-emak di sini," ucap Amanda."Aku tak peduli, kamu tinggal pindah dari sini ke apartemenku," balas Carlos sembari mengunci pintu rumah Amanda.Amanda mundur perlahan, dia tida
"Maafkan saya," ucap Amanda.Kepala Divisi tetap marah dan mengomel sepanjang waktu. Dia tak tahu siapa lelaki yang ada si dekat Amanda. Yang ia tahu hanya terus mengomel dan memarahi Amanda yang telat."Tak tahukah kamu kalau waktu adalah uang. kamu harus menyelesaikan kerjaanmu hari ini sebelum jam sebelas siang. Bos besar akan memeriksanya sekarang!" seru kepala divisi."Pak Carlos, ternyata Anda ada di sini. Saya sudah membawakan baju ganti yang Anda minta," ucap Angga sembari membawakan baju milik Carlos.Kepala Divisi itu melihat ke arah Carlos. Dia menunduk sebagai tanda hormat. Melihat Wajah Carlos yang seperti tak senang. Kepala Divisi itu berpikir kalau Bos mereka marah pada Amanda."Pak Carlos, sejak kapan Anda di sini. Maaf saya tak tahu. Amanda karyawan kita ini memang pilihan dari HRD langsung. Tapi dia suka seenaknya dan tidak disiplin. Silahlkan kalau memecatnya!" tegas kepala divisi itu.Carlos mengambil baju dari tangan Angga sebelum membalas apa yang dikatakan kepal
Ratna berdebar kuat jantungnya lalu kepala divisi mengedipkan matanya tanda dia mendukungnya. Bahkan dia berdiri di samping Ratna dan membelanya."Ratna, kamu jangan takut. Amanda hanya berlagak saja. Aku tahu kemampuanmu. Jadi terima saja tantangan Amanda," ucap Kepala Divisi Desain."Baik kalau begitu. Untuk membuktikan kalau Desain Amanda di curi sekarang tolong siapkan alat untuk mereka membuat desain!" tegas Carlos. Laila menyiapkan alat untuk membuat desain. Disaksikan banyak orang dan bos besar. Amanda dan Ratna bersaing secara sehat di ruang rapat untuk membuktikan mereka memang mempunyai bakat dalam bidang desain ini."Kenapa kamu terlihat grogi, Ratna?" tanya Carlos "Sa-ya tidak biasa membuat desain di saksikan banyak orang seperti ini," balas Ratna terbataBUkannya tidak biasa tapi sepertinya dia takut kalau desain buatannya tidak sebagus milik Amanda. Amanda tetap fokus ke lembar desain bajunya. Dia teta tenang tidak menghiraukan omongan yang ada di ruangan. Kepala divi