Share

Part 21

Sudah hampir pukul sepuluh malam. Tak lama dia muncul dari balik pintu. Aku menyambutnya dengan penuh senyuman. 

"Kau sudah makan?" tanyanya, begitu masuk.

"Sure. Aku bahkan mencuci piring," sahutku penuh kebanggaan. 

"Oh, ya? Pelangganku ramai saat malam. Aku tak sempat melihat siaran langsungmu kali ini," sindirnya. 

"No, kahfi. Aku memang tidak melakukannya. Kau sedang mengejekku, ha?" Dia tertawa. "Kau mau mandi?"

"Ya."

"Oke. Buka pakaianmu. Aku akan mengambilkan handuk."

"Berikan saja handuknya. Aku akan ganti di kamar mandi."

"Why? Kau masih malu membuka celana di depanku?"

"Ada-ada saja kau ini."

"Aku sudah pernah melihatnya dulu. Apa ukurannya tidak bertambah, hingga kau harus malu jika aku melihatnya?"

"Hei! Kau bicara apa? Jangan bicara sembarangan. Kau tidak punya rasa malu, ha?" Dia menunjuk-nunjuk wajahku. 

"Kau tidak perlu malu. Meski ukurannya masih seperti dulu, ak

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status