Home / Romansa / GAIRAH LIAR SUGAR BABY / BAB 3 - Pertemuan

Share

BAB 3 - Pertemuan

Author: Dita Sintiya
last update Last Updated: 2025-01-06 12:35:49

Di dalam Ruangan pribadinya yang dibuat khusus untuk menerima tamu seorang Sultan, Mami Siska menatap Pria di hadapannya dengan tanpa berkedip.

Pria yang duduk tanpa ekspresi itu menatap jengah Mami Siska yang melihatnya tanpa berkedip itu.

Setelan jas mewah merk ternama yang Pria itu kenakan jelas menunjukkan status sosialnya yang tinggi.

Rahang kuat dan rambut yang selalu rapih dan klimis membuat aura ketampanannya semakin mempesona.

Jambang serta tubuhnya yang kekar altetis menggambarkan betapa jantan dan gagahnya seorang William Massimmo.

"Eh... Suatu kehormatan bagi saya, karena kedatangan tamu Sultan ke kediaman saya." celetuk Mami Siska setelah beberapa saat hanya saling tatap.

"Saya kemari hanya ingin mengambil milik saya yang sudah kamu curi!"

Suara bariton yang terdengar dingin itu sebenernya membuat bulu kuduk Mami Siska merinding.

Aura kekejaman jelas kentara dalam suara bariton itu.

"Sa..saya mencuri? Maaf, walaupun saya bekerja seperti ini tapi saya bukan seorang pencuri."

Braakkk... William menggebrak meja dengan keras, jawaban santai dan arogan dari Mami Siska membuatnya muak.

"Wanita itu!" William mengepalkan tangan kanannya dan menggeram. "Wanita yang kalian culik semalam, cepat berikan dia padaku!"

Seolah tidak takut, Mami Siska justru menyulut rokoknya dan menyesapnya, lalu menghembuskan asapnya.

"Barang baru yang anak buah saya dapat semalam itu barang yang sangat bagus!" Mami Siska lanjut menghirup puntung rokoknya. "Tentu ada harga yang sangat mahal untuk itu!"

"Berapa?"

Tanpa memikirkan terlebih dahulu, William langsung ke inti permasalahannya agar masalah segera selesei.

"Cepat katakan! Berapa yang kamu inginkan?" Tegas William dengan sengit.

"1 milyar, lalu kamu bebas bawa wanita itu sekarang juga!"

William menarik nafas dengan dalam, lalu menyuruh asisten pribadinya Arnold untuk membuatkan sebuah cek senilai 1 milyar untuk Mami Siska.

Merasa menang, mata Mami Siska terlihat begitu berbinar karena menerima Cek senilai 1 milyar.

Ceklek.. pintu terbuka, Diva datang bersama dengan Selena.

Kedua mata Selena di tutup oleh sebuah kain berwarna hitam.

Kedua tangannya di ikat, namun kecantikannya masih terlihat.

Sejenak William menatap wanita muda itu dengan tatapan datar.

"Bawalah wanita itu, kini dia menjadi milikmu." Seloroh Mami Siska tanpa memalingkan wajahnya dari Cek yang baru dia terima.

Selena mencoba menatap seseorang yang terdengar langkah kakinya mendekatinya. Pandangannya samar dan tidak jelas.

Pria itu berjalan melewatinya begitu saja, namun aroma parfum mewahnya yang wangi menusuk indra penciuman Selena.

"Hai Nona Selena, Saya Arnold, asisten pribadi dari Tuan William," Arnold segera memegang lengan Selena lalu berbisik. "Sekarang Anda bisa pergi dari tempat ini dan ikut dengan kami."

Selena mengikuti langkah Pria yang menariknya. Tanpa ada dialog apapun.

Tiba-tiba Selena menghentikan langkah kakinya, tentu Arnold juga terpaksa harus berhenti juga.

"Anda akan membawa saya kemana?" Cicit Selena mulai takut.

Semalam dia tiba-tiba di culik oleh mucikari, sekarang dia entah akan di bawa oleh siapa dan kemana.

"Tenanglah Nona, saat ini Anda sudah aman."

Mendengar jawaban itu, Selena menjadi sedikit lebih tenang.

"Tapi tolong lepaskan ikatan tangan saya dan juga lepaskan penutup mata saya, Pak."

"Untuk hal itu, saya tidak bisa. Bos yang memintanya."

"Kenapa? Saya tidak akan kabur."

Arnold kembali mengatakan kepada Selena dengan hormat. "Saran saya, ikuti saja saya dan jangan banyak bertanya. Nona nanti akan tahu sendiri."

Seolah paham maksud dari ucapan Arnold, Selena kembali berjalan mengikuti Arnold.

Memasuki sebuah mobil berwarna hitam yang sudah menunggu mereka.

Kali ini, Selena di biarkan duduk di kursi depan, aroma parfum maskulin yang dia cium di dalam ruangan tadi kembali ia cium.

Pria itu sepertinya duduk tepat di kursi belakang Selena.

Hening tidak ada percakapan apapun. Sampai beberapa waktu mobil itu memasuki sebuah gedung Apartemen yang cukup mewah.

Ketika Arnold selesei memarkirkan mobilnya, Selena mencoba kembali untuk berbicara pada Arnold.

"Pak Arnold, bisakah kau melepaskan ikatan di tangan dan penutup mataku?"

"Tidak!" Suara bariton itu terdengar dari belakang Selena. "Tetap gunakan itu sampai saya perintahkan untuk melepasnya!"

Merasa takut dengan suara tegas itu, Selena menjawab dengan anggukan.

William lantas turun dari mobil dan menuju ke lift khusus penghuni apartemen.

"Mari Nona, saya bantu," Arnold mencoba membantu Selena untuk berjalan.

Lift membawa mereka ke lantai 7 gedung itu. Ting.. mereka sampai di lantai tujuan.

"Arnold, pulanglah, sampai ketemu di kantor besok!" titah William tanpa basa-basi dan langsung di patuhi oleh Arnold.

Kini tinggallah William dan Selena berdua, mereka berjalan menyusuri koridor apartemen, Selena dengan susah payah dan perlahan mengikuti William.

Mereka berdua lalu memasuki Apartemen yang yang cukup mewah itu.

Tiba-tiba William mencengkram kuat lengan Selena dan menghempaskannya ke sofa berwarna ivory.

"Aww..." Selena meringis karena kakinya terbentur kaki meja.

William mendekati Selena lalu menarik penutup matanya.

Pandangan Selena sudah jelas, Pria tampan dan matang namun tanpa senyuman itu tengah berdiri di hadapannya.

"Kamu wanita itu?" tanya Wiliam datar.

Sementara Selena mencerna apa maksud dari William lalu menganggukkan kepala.

"Kamu tentu sudah tahu siapa Saya dari teman kamu itu!" William berjalan lalu duduk di sofa berhadapan dengan Selena. "Satu tahun. Aku butuh jasamu selama satu tahun."

Tanpa basa basi apapun, William langsung mengatakan tujuannya.

"Satu tahun, bagaimana Pak?"

Sejurus kemudian, William mengeluarkan selembar kertas dari dalam tasnya.

"Bacalah ini, disana ada sebuah perjanjian yang akan saling menguntungkan bagi kita."

Selena memberikan kode, dia tidak bisa mengambil kertas itu karena tangannya masih terikat.

William dengan berdecak kesal membantu Selena melepaskan ikatan tali itu.

Kertas itu Selana ambil lalu ia baca dengan seksama.

Disana tertulis sebuah perjanjian, jika Selena harus bisa melahirkan anak untuk William dalam waktu satu tahun.

Kedua mata Selena membelalak, bagaimana tidak, temannya Lily hanya bilang dia akan menjadi Sugar Baby untuk seseorang, bukannya melahirkan anak.

"i...ini apa maksudnya? Melahirkan anak?" seru Selena tergagap.

"Apa kamu bo doh! Sudah jelas disana kamu harus melahirkan anak untukku dalam waktu satu tahun."

"Bukahkah Aku hanya akan menjadi Sugar Baby saja? Itu yang temanku katakan."

Kedua mata elang William menatap Selena dengan tajam seolah menghakiminya.

"Jika kamu menolak, maka pergi dari sini!"

Bukan William jika harus menghiba atau memohon pada seseorang. Jika orang tersebut tidak mau, maka dia boleh pergi.

Selena mulai bimbang, dirinya belum siap jika harus mengandung.

Tapi di sisi lain, dalam kontrak tersebut di sebutkan jika pihak kedua yaitu Selena berhak meminta uang dalam jumlah berapapun yang dia inginkan.

10 milyar harus dia dapatkan segera untuk melunasi hutang-hutang kepada rentenir itu.

"Baiklah, Aku setuju dengan perjanjian kontrak ini."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Demi Loinenak
Bagus & ada juga sedihnya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • GAIRAH LIAR SUGAR BABY   BAB 84

    Di ruang tunggu, William nampak sangat cemas menunggu Angga yang tengah memeriksa kondisi istrinya. Pagi ini, tiba-tiba Selena mengalami flek, setelah kemarin cukup lama menangis setelah pulang dari taman. Begitu Angga berbalik dan berjalan menuju pada William, tentu William segera bertanya. "Bagaimana keadaan istriku? Apa dia baik-baik saja?" Angga sedikit heran atas pertanyaan dari William. "Kamu tanya keadaan istrimu saja, tidak dengan calon bayimu, Wil?" "Bukankah jika ibunya baik, calon anak kami tentu akan baik juga?" "Tidak Wil," Angga menggeleng. "Kondisi calon bayimu terancam!" William sangat terkejut tapi berusaha bersikap tenang. "Maksudmu?" "Selena hampir keguguran, Wil! Jika flek tadi terus terjadi dan tidak berhenti bisa-bisa..." Angga menghentikan ucapannya karena Selena mulai menangis. Hormon hamil dan kejadian akhir-akhir ini memang membuat Selena cukup sensitif. "Bisa-bisa apa, Ga?" William tidak sabar mendengar melanjutkan ucapannya Angga.

  • GAIRAH LIAR SUGAR BABY   BAB 83 - Kelicikan Brenda

    Brenda segera mengambil pakaiannya dan memakainya, raut wajah Brenda terlihat biasa saja padahal baru saja dia melakukan hubungan intim yang cukup bergairah bersama Angga. "Istirahatlah dulu disini, kamu pasti lelah," Angga mencoba untuk membujuk Brenda dan memegang lengan Brenda. "Kita berdua bisa bermalam disini." Tanpa ragu Brenda segera menepis tangan Angga dengan begitu ketus. "Jangan sentuh Aku lagi!" Tentu Angga menjadi sangat heran dengan perubahan sikap Brenda yang drastis, padahal baru saja wanita itu menjerit penuh kenikmatan saat mereka berdua mencapai puncak klimaks bersama. "Ada apa denganmu, Brenda? Apa Aku melakukan kesalahan padamu?" Angga mencoba untuk mencaritahu perubahan sikap Brenda yang tiba-tiba seperti itu. Brenda menatap Angga dengan sangat tajam dan begitu terlihat sebuah kebencian di sana. "Jangan Kau pikir kita memiliki hubungan spesial hanya karena kita telah melakukan Sex!"Angga menggeleng karena tidak mengerti maksud Brenda. "Tapi kita melakukan

  • GAIRAH LIAR SUGAR BABY   BAB 82 - one night stand

    Ternyata Angga dan Brenda bukannya berangkat menuju restoran, mereka malah mengunjungi sebuah hotel bintang 5 yang mewah. Di tengah perjalanan, tiba-tiba Brenda menghubungi Angga dan memintanya untuk tidur dengannya. "Angga, maukah kamu tidur denganku?" Saat mendengar itu, Angga tercenung, dia tidak tahu harus berkata apa? Tetapi 'jhonny' kecilnya tiba-tiba memberikan respon yang seirama dengan permintaan Brenda. "Kita melakukan ini hanya sekali, one night stand!" ucap Brenda lagi di ujung telepon.Angga kembali meneguk air liurnya dengan susah payah, membayangkan tubuh sexy Brenda yang selama ini menjadi fantasinya. "Baiklah, kita pergi ke hotel Permata di depan sana." "Oke," Brenda menutup teleponnya dan terus mengikuti mobil Angga ke hotel Permata. Seulas senyum penuh misteri menghiasi wajah cantik Brenda. Di hotel permata kini mereka berdua bersama, Brenda tengah duduk di atas lemari kecil sedangkan Angga tengah menikmati liang surgawi milik Brenda. "Aahhh..." Brenda

  • GAIRAH LIAR SUGAR BABY   BAB 81 - Si gadis Angkuh

    Setelah pertemuan yang menegangkan dengan William dan juga Selena, Robert segera meninggalkan ruang tamu dan pergi ke kamarnya. Charles menyusulnya dan mencoba untuk tetap menghibur Robert agar tidak terlalu marah kepada putranya dan juga Selena. Kini hanya tinggal Brenda dan juga Angga di sana. "Bisakah Aku mengantarmu pulang, Brenda?" Angga menghentikan langkah tepat di sisi Brenda yang tengah duduk di sofa sembari memainkan ponselnya. "Tidak, Terimakasih." Brenda menjawab dengan santai sembari tetap menatap layar ponselnya tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya kepada Angga. Angga tetap berusaha mengajak Brenda berbicara walau mendapatkan respon yang tidak baik. "Brenda, bukankah kamu masih mengenalku?" Angga mencoba bertanya lagi seolah mencari cara agar Brenda memperhatikannya.

  • GAIRAH LIAR SUGAR BABY   BAB 80 - Cinta beda Kasta

    William membawa istrinya pergi meninggalkan kediaman Massimo. Betapa kecewa hati William pada sikap dan arogansi keluarganya terutama Kakeknya yang tidak pernah berubah. Dahulu ketika dirinya memilih Sofia, William dan Sofia pun tidak kalah banyak menemui rintangan, walau akhirnya Kakeknya menyetujui karena tahu latar belakang Sofia yang berasal dari keluarga yang cukup berpengaruh. Namun itu semua tidak cukup membuat Robert bisa menerima Sofia sepenuh hati. Sikap dan sifat Sofia yang lembut dan penuh kasih malah membuat Robert merendahkan mendiang istri pertamanya itu. Robert bilang istrinya tidak memiliki ambisi untuk mendukung William, segala macam tekanan Kakek berikan termasuk tentang kelahiran seorang pewaris. Hingga membuat Sofia frustasi dan malah mendapat penyakit yang berbahaya yang merenggut nyawa istri pertamanya itu.

  • GAIRAH LIAR SUGAR BABY   BAB 79 - Istriku Selena bukan Gadis Jelata

    Brenda tersenyum penuh ejekan kepada Selena, seolah dia tengah merasa akan memenangkan sebuah kompetisi. Situasi William dan Selena yang terpojok, membuat Brenda seperti memiliki kesempatan untuk merebut William dari pelukan Selana. Kini mereka berlima sudah duduk di sofa ruang tamu keluarga Massimo dengan suasana yang menegangkan. "Apa yang ingin Kakek tanyakan?" William membuka suara dengan setenang mungkin. Robert menatap tajam cucu kesayangannya itu seperti hendak menerkamnya. "Jelaskan pada kami kenapa Gadis itu tidak ada di datar pasien IVF, William!" Suara Robert bahkan menggelegar sampai memenuhi rumah besar itu. "Sudah pasti kek, karena Selena adalah pasien khusus, Angga tidak ingin publik mengetahui identitasnya," William terlihat santai mengahadapi Robert . "Bukankah akan berbahaya jika publik mengetahui lebih awal tentang identitas Selena yang sebenarnya?" Brenda tanpa pikir panjang langsung ikut berkomentar. "Memangnya identitas Selena yang sebenarnya a

  • GAIRAH LIAR SUGAR BABY   BAB 78 - Merasa Rendah Diri

    Ponsel William tidak berhenti bergetar saat pasangan suami istri itu tengah bersiap untuk menemui Robert. Selena yang melihat ponsel William berdering langsung mengambilkannya dan memberikan kepada suaminya. "Mas ini Dokter Angga, jawablah dulu." "Akhirnya dia menjawab juga panggilanku!" Sambil meraih ponsel lalu mengangkat telepon dengan menjauh dari Selena. "Halo Ga, kenapa Kamu bisa selalai ini membiarkan Kakek dan Ayahku ke rumah sakit tanpa mempersiapkan rencana!" William langsung memberondong pertanyaan kepada Angga dengan nada ketus. Saat ini William sangat kesal kepasa sahabatnya itu yang di nilainya tidak becus untuk menutupi rahasianya. [Maaf Wil, Aku sedang sibuk karena ada seminar dan Resepsionis yang seharusnya bilan

  • GAIRAH LIAR SUGAR BABY   BAB 77 - Ketahuan?

    Siang itu, Robert dan Charles mendatangi rumah sakit tempat Angga bekerja. Sudah 3 hari ini Robert menunggu kabar baik yang ingin dia dengar tentang calon cicitnya. Resepsionis menyambut mereka ramah karena sudah sangat mengenal keluarga Massimo. "Selamat Siang Bapak Robert dan Bapak Charles, Ada yang bisa saya bantu?" "Kami ingin bertemu dengan Dokter Angga, bisakah kami langsung menemuinya?" "Baik Pak, tunggu sebentar." Sang Resepsionis segera menelepon ke ruangan Angga tapi tidak ada yang menjawab, Hilda nama Resepsionis Angga lalu mengecek jadwal dokter Angga. "Oh Maaf Pak, hari ini Dokter Angga sedang ada seminar di hotel Anggara, sore nanti baru bisa kembali." Robert terlihat kesal lalu berdecak. "Ck... bagaimana kalau saya lihat cucu dan menantu saya? Dimana

  • GAIRAH LIAR SUGAR BABY   BAB 76 - Bath Up

    Selena menggeliatkan tubuhnya, sinar matahari membangunkannya di pagi hari itu. Suaminya masih memeluknya erat, Setelah pertempuran panas mereka semalam. William benar-benar mampu mengendalikan diri, untuk tidak mengekspresikan hasratnya terlalu frontal, dia sangat lembut untuk meraih kepuasannya. Kecupan kecil Selena berikan di pipi William, pria itu hanya bergerak sebentar lalu tertidur kembali. Perlahan Selena turun dari ranjang, ranjang tempat mereka memadukan cinta dan memuaskan hasrat. Perut Selena sangat lapar, mungkin karena dirinya tengah hamil, makannya rasa lapar itu sangat mengganggunya. "Oke, kali ini kita akan membuat sarapan apa?" cicit Selena saat membuka kulkas. Bahan-bahan masakan di kulkas sudah tersedia lengkap setelah mereka berbelanja di supermarket kemarin.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status