Home / Romansa / GAIRAH SANG ARJUNA / Mereka Bukan Keluarga Saya

Share

Mereka Bukan Keluarga Saya

Author: minipau
last update Huling Na-update: 2021-08-13 13:28:17

“Tidak! tolong, saya perlu berbicara dengan tuang Arjuna. Tolong jangan usir saya.”

Si penjaga yang geram langsung menurunkan tubuh Alisha dengan kasar, “Kamu benar-benar pembawa bencana! Tuan Arjuna pasti akan menghukum kami dan itu semua karena pengemis sialan seperti kamu!”

“Saya bukan pengemis, tolong. Tuan Arjuna pasti mau menemui saya kalau dia tau saya salah satu putri Galahan Erlang.”

Si penjaga tertawa, “Jangan bercanda, Galahan Erlang itu bukan orang sembarangan. Mereka keluarga terpandang! Mana mungkin mereka memiliki putri seorang pengemis.” Laki-laki berusia dua puluh tujuh tahun itu menunduk, menatap mata bulat Alisha dengan tajam, “Saya tau apa yang kamu rencanakan, kamu pasti ingin mencoba menggoda tuan Arjuna dengan harapan bisa menjadi salah satu koleksinya kan?”

Mata laki-laki itu menyusuri tubuh Alisha dengan pandangan kurang ajar, “Jangan bermimpi nona, selera tuan Arjuna itu enggak sembarangan!”

“Saya belum mau pergi sebelum berhasil mendapat kesepakatan dengan tuan Arjuna.”

Si penjaga menulikan telinga, laki-laki itu terus menyeret tubuh Alisha dengan kasar hingga ke pintu gerbang, “Pergi dan jangan pernah kembali.”

‘brak’

Pintu ditutup kasar, Alisha yang jatuh tersungkur hanya bisa memandangi gerbang mansion Arjuna dengan mata berkaca-kaca.

“Enggak, Alisha. Kamu enggak boleh menyerah, kamu harus membalas kematian Ibu.” Perempuan berusia dua puluh lima tahun itu menggumam sembari mengusap air matanya dengan kasar, “Kamu sudah sejauh ini, jangan sia-siakan kesempatan ini Alisha.”

Alisha menarik napas dalam, setelah beberapa saat perempuan itu bangkit. Langkah kakiknya tertatih ketika berusaha mendekati pintu gerbang.

“Saya putri Galahan Erlang, tuan Arjuna. Saya salah satu putri musuh terbesar anda!” Alisha berteriak, perempuan itu sama sekali tidak peduli pada kemungkinan pita suaranya akan putus.

“Tuan bisa memanfaatkan saya untuk menjatuhkan keluarga Erlang!” Alisha masih belum menyerah, “Tolong dengarkan dulu penawaran dari saya tuan, saya mohon.” Lirih Alisha di ujung kalimatnya.

‘brak’

Alisha terkejut, karena pintu gerbang tiba-tiba saja terbuka. Tubuhnya yang menyandari gerbang limbung dan jatuh menghantam paving block.

“Apa yang kamu lakukan di sana?”

Alisha yang mengenali Arjuna langsung bangkit, meski ia harus mengaduh karena kakinya ternyata terluka.

“Ck, kamu benar-benar merepotkan.” Arjuna mengedikan dagu, meminta salah satu penjaga memapah Alisha. “Patikan kamu benar-benar berguna untuk saya, karena kalau enggak. Saya sendiri yang akan menemani kamu mengucapkan selamat tinggal kepada matahari besok pagi.”

***

Alisha duduk dengan gugup, lukanya sudah di obati. Laki-laki berusia empat puluh tahun yang memperkenalkan diri sebagai kepala pelayan sudah merawat lukanya dan memberikannya perban, Alisha juga di minta membersihkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum berbicara dengan Arjuna.

“Nona benar-benar salah satu putri keluarga Erlang?”

Alisha mengangguk cepat, “Memang tidak banyak yang tau jika Galahan Erlang memiliki putri selain yang sekarang cukup sering wara wiri di televisi. Tetapi saya bersumpah, saya benar-benar putri keluarga Erlang.”

“Tuan Arjuna sudah lama ingin menjatuhkan keluarga Erlang, anda tidak menghawatirkan keluarga anda?” kepala pelayan bertanya penasaran.

“Di dalam darah saya memang mengalir darah Erlang, tapi itu sama sekali tidak membuat saya menjadi bagian dari mereka.” Alisah mengepalkan tangganya kuat. “Mereka bukan keluarga saya, jadi kenapa saya harus khawatir?”

Kepala pelayan mengangguk, laki-laki tua itu enggan mengusik Alisha lebih jauh setelah melehat wajah perempuan itu mengeras.

“Tuan Arjuna mungkin akan datang sebentar lagi, jadi saya permisi dulu nona.” Laki-laki itu menunduk sekilas sebelum menghilang di balik pintu.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Bahaya di depan mata

    Warung dagangan Alisha tampak ramai, Ruben berdiri sembari berkacak pinggang. Memperhatikan satu persatu pelanggan yang datang.“Mas, ini uangnya.”“Ah, iya. Berapa total belanjaannya, Bu?”“Lima puluh ribu.”Ruben mengabaikan tawa perempuan paruh baya di hadapannya dan fokus menghitung uang kembalian.“Mas, pacarnya Mbak Alisha?”Ruben mengulas senyum dan membiarkan para pelanggan Alisha berpikir sesuka mereka. Bagi Ruben, lebih baik di kenal sebagai kekasih Alisha dibandingkan harus menerima banyak tawaran tidak masuk akal para pelanggan Alisha yang terlihat sangat semangat menjodohkannya dengan salah satu putri mereka.“Ini Mas, tolong kembaliannya.”Ruben memperhatikan lelaki yang terlihat aneh di matanya, pelanggan Alisha yang satu ini mengenakan topi dan juga jaket kulit di tengah hari yang panas.“Mas,” panggil lelaki itu lagi. “Kembalia

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Kecurigaan Ruben

    Ruben tertawa senang karena berhasil menjahili Alisha, tetapi raut kesenangan di wajah Ruben menghilang begitu melihat wajah Alisha yang benar-benar seputih kapas.”Astaga, ada apa?””Ada apa?!” Alisha mengepalkan tangannya dengan erat, dengan emosi yang tidak lagi dapat perempuan itu tahan, Alisha menghujani Ruben dengan banyak pukulan. ”Aku kira aku akan mati hari ini!””Oh ayolah, jangan berlebihan.” Ruben mengunci leher Alisha dengan lengannya kemudian memaksa perempuan itu berjalan bersamanya. ”Ayo aku antar kamu pulang.”“Enggak perlu! Aku bisa pulang sendiri.””Serius, Al? Kamu merajuk?” Ruben mengikuti Alisha dengan seringai yang menyebalkan, bagi lelaki itu Alisha memang hiburan yang menarik di sela-sela kesibukannya bekerja. ”Kamu merajuk?””Enggak!”“Benar kamu merajuk.” Ruben menganggukkan kepala seolah i

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Teror Pertama

    Galahan tidak bisa diam saja, Brama pasti sudah bergerak dan membuat rencana di luar sana. Ia juga harus melakukan hal yang sama, membangun kekuatannya meski dibatasi dinding penjara. Tekadnya membuat lelaki itu dapat beradaptasi dengan kehidupan penjara yang keras, Galahan memiliki kelompoknya sendiri sekarang.“Ini, aku berhasil mendapatkannya.”Galahan menepuk-nepuk kepala pesuruhnya dengan bangga, entah bagaimana Galahan merasa jika beberapa penjaga mengawasinya. Hal itu membuat lelaki itu lebih berhati-hati dalam bergerak dan mau tidak mau memanfaatkan anggota kelompoknya untuk meraih apa yang ia mau.“Ambillah.” Galahan melempar tiga puntung rokok yang langsung menjadi rebutan, lelaki itu tidak peduli. Galahan memilih beranjak ke sudut ruangan dan menekan sebaris nomor pada ponsel yang berhasil bawahannya pinjam. “Ayolah, kenapa mereka sulit sekali mengangkat telepon dari orang asing!” geramnya karena lagi-lagi Ruben men

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Meja makan, kamu dan selai cokelat

    Brama memperhatikan penampilannya terbarunya dengan perasaan bangga, lelaki paruh baya itu baru saja memangkas rambutnya menjadi lebih rapi. Brama juga bercukur dengan bersih hari ini, ia juga mengenakan setelan rumahan yang nyaman.”Aku benar-benar merindukan kehidupan ini.””Ini memang kehidupan yang seharusnya Pak Brama miliki.” Yuda datang dengan sekantung belanjaan di tangannya. “Bersiaplah, Nona Anggela mungkin sebentar lagi akan tiba.”“Apa tidak masalah jika aku hanya berpakaian seadanya seperti ini?”Yuda memperhatikan pakaian Brama kemudian mengangguk. ”Ini bukan pertemuan bisnis, santai saja.” Lelaki itu kemudian sibuk dengan berbagai macam bahan masakan dan menatanya di atas meja. ”Anda bisa mengambil wine di gudang, Nona Anggela sangat menyukainya.””Oh, tentu. Biar aku ambilkan.”Begitu kembali, Brama melihat sosok Anggela duduk dengan nyaman di

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Kesempatan Galahan

    Sebastian menyambut Ruben dengan langkah memburu, kepala pelayan itu memang menghubungi Ruben begitu menemukan Arjuna terkapar di ruang kerjanya di antara belasan botol wine.“Tuan Arjuna ada di kamarnya.”Ruben mengangguk, tanpa kata lelaki itu membuka pintu lebar yang cukup sering ia masuki. Ruben mendengus, melihat Arjuna dengan wajah pucatnya di kelilingi oleh Anggela dan Regina yang hanya mengenakan pakaian tidur tipis dan kekurangan bahan.”Pergi! aku harus memeriksanya,” usir Ruben tanpa takut.”Kami hanya khawatir, Tuan Arjuna tiba-tiba saja menghilang dan di temukan pingsan di ruang kerja. Padahal sebelumnya kami sedang bersenang-senang.” Regina mengusap dada Arjuna dengan pelan. “Aku enggak mau pergi sebelum memastikan Tuan Arjuna baik-baik saja.”Ruben mendengus. “Jangan khawatir, ini hanya masalah usia.”“Ya!” protes Arjuna tidak terima. ”Pergilah, aku

  • GAIRAH SANG ARJUNA   Tidak Terpuaskan

    Sebastian berdiri diam, kepala pelayan itu sama sekali tidak dapat melakukan apa pun saat ini. Arjuna sedang gelap mata, lelaki itu sejak tadi tidak bisa berhenti meneguk winenya sembari berkeliling menghampiri para koleganya. Bukan untuk membicarakan pekerjaan, malainkan memamerkan mainan barunya.”Benar-benar luar biasa, Pak Arjuna. Anda bahkan bisa mendapatkan Regina.”Arjuna memberikan senyum kecil, lelaki berperut buncit di hadapannya ini sama sekali tidak menutupi kekagumannya pada Regina yang memang terlihat menawan dengan gaun malamnya.“Anda harus menghubungi saja jika ingin mengirim Regina ke area pelelangan.”Arjuna terlihat berpikir. ”Entah lah, Pak Rudi. Sepertinya kali ini Anda harus menunggu cukup lama karena aku ternyata merasa sangat puas dengan apa yang sanggup Regina berikan kepadaku.” Arjuna mendekatkan wajah ke telinga koleganya yang sudah berusia tujuh puluh tahun lebih. ”Saya takut Anda tida

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status