Share

PELIT DIBALAS PELIT

Munaroh mampir ke warung Siti setelah membeli sarapan. Tampak ada beberapa ibu-ibu yang sudah berkerumun padahal hari masih pagi.

“Mpok, Energen satu!” pesannya.

“Kopinya ga sekalian, Roh?” tanya Siti.

“Enggak, Mpok. Energen saja,” tolak Munaroh.

“Jadi bener ya, yang dikatakan sama mertua loe kalau loe itu pelit,” ucap Siti membuat mata Munaroh membulat. “Beli sarapan satu doang.” Siti melirik kantong kresek yang ditenteng Munaroh.

“Udah gaji suami diminta semua. Mertua dan suami ga dikasih makan,” imbuh Siti. “Ga takut kualat kamu, Roh?” ceramah Siti.

“Berapa Mpok Energennya?” tanya Munaroh tak memperdulikan perkataan pemilik warung. Biarlah ia difitnah. Tak perlu mencari pembenaran.

“Seribu maratus,” sahut Siti jutek merasa dicuekin.

Munaroh membayar dengan uang pas lalu beranjak. Dia tak memperdulikan &nb

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status