Share

Dicampakkan

"Maafkan Mama, Nak. Karena kebodohan Mama, nasabmu masih tak jelas," ucap Yulia, seraya menitikkan air mata dan jatuh ke atas hijab warna maroonnya.

Raffa memilih pergi ke kafe terdekat untuk menenangkan diri, serta menyantap beberapa suap asupan gizi yang dibutuhkannya.

Ia teringat kembali pada berkas itu. Bukan hal sulit untuk mendapatkan kembali berkas yang kemarin dibawa oleh Embun. Ia hanya perlu meminta salinannya lewat email, lalu mengeprintnya. Namun kemarahannya bukan hanya karena alasan berkas itu saja. Melainkan atas pengkhianatan Yulia.

Raffa pun mengirim pesan pada Embun, meminta salinan berkas permohonan kerjasama itu lagi. Ia mendapatkan nomor telepon Embun dari kartu nama yang diberikan.

[Siang, Embun. Maaf, aku bisa minta salinan berkas kemarin?]

[Siang, Mas. Boleh. Sebentar, ya, aku kirim.]

Tak berapa lama, berkas itu masuk melalui emailnya.

[Terima kasih.]

[Sama-sama. Oh, iya, berkas yang kemarin, kenapa?] tanya Embun.

[Basah, kena tumpahan air.] Raffa berbohong. T
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status