Share

Siasat Yulia

Lelaki berusia dua puluh tujuh tahun itu terus menatap kosong ke arah jalanan. Ia merasa tak berguna sebagai laki-laki muda di keluarganya. Untuk makan saja, ia tak punya. Satya sedikit menyesal karena selama ini terlalu manja mengandalkan uang kiriman kakak iparnya.

Satya yang sudah sedewasa itu, tak sekalipun memanfaatkan waktu luangnya untuk mencoba bekerja. Ia hanya menikmati pendidikan yang diraihnya dengan uang Raffa.

Ia bahkan beberapa kali mengulang skripsi karena tidak begitu serius. Teman-teman seangkatannya sudah mulai sukses dalam berkarir, sementara ia masih betah di semester akhir S2-nya.

"Beli, Pak."

"Beli apa, Bang?"

"Roti yang ini harganya berapa?" tanya Satya, mengacungkan sebungkus roti ke udara.

"Tiga ribuan, Bang."

"Air minumnya?"

"Tiga ribu lima ratus."

Satya pun akhirnya mengambil tiga bungkus roti dan sebotol air mineral ukuran sedang, lalu membayarnya.

Kini hanya tersisa uang dua ribu lima ratus di tangannya. Satya berjalan gontai, tak tahu apa yang harus mere
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status