Share

ALAMAT ITU

Author: Reinee
last update Last Updated: 2021-02-03 12:39:37

    [Hai Hani, sedang apa?]

Pesan w******p dari Adam siang itu membuyarkan konsentrasiku yang sedang berselancar di internet mencari informasi peluang usaha.

Karena sedang tak minat mengetik, segera saja kutekan nomor kontaknya untuk melakukan panggilan.

    "Hai, Dam. Apa kabar?" tanyaku. Sepertinya sudah beberapa hari kami memang tak saling bertegur sapa lagi. Tepatnya sejak dia mengirimkam video suamiku dengan si gadis belia di kampusnya waktu itu.

    "Baik, kamu sendiri?"

    "Baik juga, Alhamdulillah. Ada apa, Dam? Tumben chat? Ada yang penting kah?"

    "Nggak ada, Han. Cuma pengen tau kabar kamu aja. Bisa ketemu nggak?" tanyanya membuatku sedikit kaget.

    "Sekarang?"

    "Iya, kalau kamu nggak sibuk sih," ucapnya ragu.

    "Gimana ya, Dam, tapi suamiku sedang keluar kota tuh. Atau, gimana kalau kita ketemuan di rumah Bapak aja lagi?" usulku. Tapi sepertinya dia tidak begitu antusias dengan ajakanku.

    "Ooh gitu. Kalau gitu lain kali sesempatnya aja, Han. Aku cuma mau kasih info kamu kok. Nanti habis ini aku kirim by WA ya?" 

    "Info apa, Dam? Kok aku jadi deg-deg an."

    "Nggak papa, tenang aja, Han. Cuma soal  yang masih ada hubungannya dengan yang kemarin kok. Tapi aku berharap sih masalahmu sama suami kamu sudah selesai."

    "Sebenarnya belum sih, Dam. Cuma aku memang nggak lagi fokus mikir ke situ. Pusing aku kalau terus-terusan kepikiran."

    "Oooh gitu, baguslah. Jadi kalau gitu aku skip aja ya info ini?" katanya

    "Jangan, Dam. Tetep kirim ke aku. Siapa tau bisa kugunakan nanti."

    "Oke kalo gitu. Ngomong-ngomong kamu lagi ngapain, Han?"

    "Ini, Dam, aku lagi nyari info peluang bisnis. Tapi kok malah jadi bingung ya?"

    "Bisnis apaan? Dimana?"

    "Lagi cari-cari info di internet."

    "Oooh, kamu mau berbisnis gitu?"

    "Ya rencananya sih gitu. Tapi apa ya yang kira-kira prospek?"

    "Passion kamu apa? Bisnis akan lebih baik lho kalau dijalanin sesuai passion. Biasanya lebih gampang sukses."

    "Apa ya? Nggak gitu ngerti juga sih. Aku kayaknya udah nggak pernah lagi mikirin bakat sama minat aku sejak nikah." Aku terkekeh.

    "Nggak harus berbakat, Hani. Bisa nanti kerjasama dengan orang yang lebih berbakat. Yang penting sesuai sama minat kamu. Jadi nanti kalau ada hambatan, kamu nggak akan gampang nyerah."

    "Ooh gitu ya. Berarti harus kugali lagi nih dan kupikirkan mateng-mateng dulu. Soalnya tadi juga bingung, banyak banget tawaran bisnis di internet tuh."

    "Kalo kamu cari infonya di internet harus ekstra hati-hati dan teliti, Han."

    "Maksudnya? Banyak penipuan gitu ya?"

    "Nggak gitu juga sih. Cuma karena dunia maya, jadi ya agak lebih rawan, soalnya kita kan nggak saling kenal, ya kan? Makanya yang tadi aku bilang harus ekstra teliti. Pastikan dulu kebenarannya, baru putuskan."

    "Mmm ya, paham, Pak Adam. Terima kasih banyak infonya," ucapku bercanda. Adam pun segera terkekeh senang. Sepertinya kami berdua sama-sama menikmati obrolan kami barusan.

    Saat aku memutuskan sambungan telepon dengan Adam, tiba-tiba aku baru ingat, sepertinya membicarakan rencana bisnis dengan Adam adalah ide yang bagus. Aku lupa kalau Adam itu pengusaha muda yang sukses sekarang. Dia berhasil membangun perusahaan start up digital marketing usai kuliah S1nya. Dan sekarang dia memimpin perusahaannya sendiri sambil melanjutkan kuliah S2. Mungkin sebaiknya kapan-kapan aku harus menemui Adam untuk berkonsultasi saja. 

    Ponselku berbunyi beberapa kali, tanda Adam sudah mengirimkan pesan. Saat kubuka, ternyata dia mengirimkan beberapa gambar seperti sebuah dokumen dengan disertai notif pesan padaku.

    [Han, aku berhasil mendapat informasi tentang gadis itu. Semoga bisa membantumu.]

    Ada 3 buah foto yang dia kirimkan. Itu seperti data pribadi seorang mahasiswa. Di dalamnya berisi foto close up, nama, tempat tanggal lahir, alamat, jurusan, fakultas dan semacamnya. 

    Dari data tersebut aku segera tahu bahwa gadis itu memang benar-benar masih sangat muda. Dia baru menginjak tahun ke 2 di kampus itu. Sungguh tak kusangka suamiku ternyata menyenangi gadis muda seperti ini. 

    Lama kutertegun membaca data demi data di dalam gambar yang dikirimkan Adam. Dan hei, bagaimana mungkin aku sampai melewatkan sesuatu yang sungguh sangat mencengangkan ini?

    Di dalam kolom isian alamat domisili gadis itu ternyata tertulis alamat yang begitu familiar bagiku. Jl Cempaka no. 25, benarkah penglihatanku? Refleks ku kucek kedua mataku, mencoba meyakinkan diriku apakah tulisan yang kubaca ini benar adanya.

    Tapi sejauh ini sepertinya tidak ada yang salah dengan pandanganku. Berkali-kali memang hanya tulisan itu yang terbaca. Benarkah ini? Gadis itu tinggal disana? Di Jl Cempaka no. 25? Tapi bukankah itu adalah rumah Mbak Ratri, kakak iparku yang juga merupakan kakak kandungnya Mas Reyfan?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   HAPPY ENDING

    Satu bulan setelah pertemuannya kembali dengan Santi, hari ini keduanya nampak sedang duduk di sebuah ruang pertemuan di salah satu sudut kantor Adam.Di hadapan keduanya ada 4 orang karyawan inti di perusahaan Adam yang sedang menghadap ke arah mereka. Nampak di depan mereka tumpukan berkas yang baru saja selesai dibahas."Jadi rencanaku bisnis kosmetik ini nantinya akan seperti itu. Bagaimana menurut kalian?" tanya Adam pada keempat anak buahnya."Bagus, Pak. Saya rasa ide ini sangat cemerlang mengingat pasar kosmetik yang saya lihat saat ini sedang lesu-lesunya. Hampir tak ada brand baru yang muncul akhir-akhir ini," ujar salah satu karyawan itu."Iya itu maksudku. Ya sudah kalau gitu kita cukup

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   GADIS YANG CERDAS

    Malam itu entah kenapa ada sesuatu yang mengganggu pikiran Adam. Kedatangan mantan karyawannya dengan penampilan yang sedikit berbeda namun masih sama malu-malunya itu membuatnya justru susah untuk lupa.Dari sejak lelaki itu menginjakkan kaki di rumah orangtuanya, Adam hanya terlihat mondar mandir dari kamar menuju balkon. Secangkir kopi dibawanya ke sana kemari dengan perasaan kacau yang sulit dia mengerti sendiri."Lagi ngapain kamu, Dam? Mama perhatikan dari pintu tadi kayak orang lagi bingung gitu?"Ibunya yang sedari tadi mengamati tingkah aneh putranya menghentikan langkahnya di pintu balkon."Mama ngagetin aja." Muka Adam langsung memerah karenanya.

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   RENCANA HANI

    Beberapa minggu setelah pertemuannya dengan mantan bosnya, gadis itu melakukan treatment di sebuah klinik kecantikan. Hani juga telah membekalinya uang yang cukup untuk dia belanjakan beberapa potong baju yang akan lebih membuatnya percaya diri saat bertemu dengan Adam nanti.Dan siang itu adalah hari yang telah direncanakannya untuk menemui Adam. Santi melangkah dengan penuh kayakinan menuju ke kantor Adam usai turun dari taksi online yang ditumpanginya."Bisa saya bertemu dengan pak Adam?" tanyanya pada resepsionis."Maaf, apa ada sudah janji sebelumnya, Bu?" tanya balik sang gadis dengan seragam warna violet itu."Mmmm."Santi mulai men

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   MANTAN KARYAWAN

    Rapatnya Hani menyimpan rasa shock atas pertemuannya dengan Adam, bahkan membuat Daniel pun tak menyadari bahwa istrinya memang sedang sedikit tak enak badan hari itu. Sampai-sampai lelaki itu setengah memaksa mengajak sang istri untuk mau ikut bersamanya keluar larut malam.Hanya untuk membuat Daniel tak cemas dengan kondisi dirinya yang memang sedang kurang baik setelah kejadian yang menimpa siang harinya, Hani pun terpaksa menuruti ajakan suaminya.Daniel membawa istrinya ke sebuah Kafe bernuansa outdoor di daerah pinggiran kota malam itu. Mereka tiba di tujuan saat hari telah lewat. Meski begitu, suasana masih terlihat lumayan ramai. Tempatnya yang didesain sangat romantis ternyata sedikit membawa suasana hati Hani menjadi lebih membaik."Kamu suka temp

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   TAMBATAN HATI LAIN

    Tubuh Hani masih gemetar, bahkan ketika mobilnya sudah memasuki halaman rumah. Usai Adam membiarkannya pergi dari parkiran mall, wanita itu mengendarai dengan sangat pelan sembari berusaha menenangkan kembali gejolak di dalam dadanya. Kalimat demi kalimat Adam terngiang-ngiang di kepalanya seolah tak mau pergi."Lho, Bu Hani kenapa?" Bik Marni yang saat itu sedang bermain bersama dengan Tasya dan Keenan di serambi rumah sedikit kaget melihat Hani nampak seperti orang linglung saat keluar dari mobilnya di garasi.Sesaat Hani baru menyadari ada yang memperhatikannya. Buru-buru wanita itu menggeleng."Enggak kok, Bi'. Cuma agak pusing sedikit," jawabnya.Lalu dengan sigap, Bi' Marni pun segera m

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   OBSESIF

    "Sudah dibayar sama mas yang di sana, Bu."Hani dan 3 orang teman wanitanya saling pandang. Lalu bersamaan menoleh ke arah yang di tunjuk oleh kasir restoran."Yang mana? Yang di dalam ruangan itu?" tanya salah seorang teman Hani."Iya, yang sedang memimpin rapat itu, Bu."Hani tak mungkin tak mengenalnya. Di dalam ruang meeting dengan dinding kaca itu memang ada Adam dan beberapa orang yang mengenakan seragam yang dia kenali sebagai karyawan kantor Adam."Kamu kenal, Han?" tanya salah seorang temannya lagi, melihat Hani seolah sedang menunggu orang itu membalikkan badan untuk melihat ke arah mereka.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status