Home / Romansa / GARA-GARA SALAH KIRIM / BAB 7 - RUMAH KOST

Share

BAB 7 - RUMAH KOST

Author: Reinee
last update Last Updated: 2021-02-03 12:40:12

Mas Reyfan adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Selain Mbak Ratri, dia juga memiliki adik lelaki bernama Irwan yang masih duduk di bangku kuliah. Sebagaimana dengan Mbak Ratri, dengan Irwan pun aku tak begitu dekat.

Dari yang kutahu selama ini, Mbak Ratri adalah sosok yang tertutup. Sejak bercerai dari suaminya, dia jadi makin tertutup dari sebelumnya. Kami jarang bertemu lagi.

Kuingat terakhir kali berkunjung ke rumah Mbak Ratri adalah setahun lalu saat Mas Reyfan mengajakku mengantarkan oleh-oleh yang dibawanya dari luar kota.

Rumah itu lumayan besar. Mbak Ratri mendapatkan dari mantan suaminya yang memang kaya. Kabarnya, lelaki itu menceraikannya karena tak kunjung memiliki keturunan. Aku sendiri sebenarnya tidak terlalu paham dengan kehidupan rumah tangga mereka.

Kuparkir mobil di tempat yang lumayan teduh pinggir jalan dekat rumah besar itu. Aku merasa keheranan melihat seorang lelaki tiba-tiba keluar dari pintu rumah. Usianya sepantaran dengan Mas Reyfan. Dia berjalan menuju sebuah mobil yang terparkir di halaman, kemudian melaju dengan tergesa.

Mbak Ratri terlihat menungguku di teras dengan senyum irit saat melihatku datang.

"Tumben ke sini, ada apa Han?" tanyanya sembari mencium pipi kanan dan kiriku.

"Cuma mampir kok, Mbak. Mbak Ratri sehat?" tanyaku basa-basi. Dia mengangguk dan aku menyerahkan plastik kue yang sempat ku beli dari toko yang kebetulan kulewati.

"Kok repot-repot bawa oleh-oleh segala sih, Han."

"Nggak repot kok, Mbak, tadi cuma kebetulan lewat saja." Sekilas kulihat dia melirik ke arah mobil yang parkir tak jauh dari rumahnya.

"Mobil baru ya?" tanyanya penuh selidik. Aku tertawa berusaha mengajaknya bercanda.

"Hadiah dari Mas Reyfan, Mbak."

"Wah, hebat ya Reyfan sekarang,"

Entah kenapa aku seperti mendengar nada kurang suka dalam kalimatnya itu, walau bibirnya nampak tersenyum saat mengucapkannya. Tak lama kemudian, Mbak Ratri pun mengajakku masuk.

Sampai di dalam, aku melihat adanya keganjilan. Di ruang tengah yang memang tak bersekat dengan ruang tamu, terlihat dua gadis belia sedang menonton TV sambil mengobrol akrab. Saat melihatku dan Mbak Ratri masuk, keduanya hanya tersenyum sekilas dan menganggukkan kepala.

Sepertinya Mbak Ratri melihat keherananku hingga akhirnya menjelaskan tanpa kuminta.

“Itu anak-anak kost," ujarnya.

"Kost?" Aku mengernyit.

"Iya, sepi Han di rumah sebesar ini sendirian. Jadi, aku pake aja kamar-kamarnya untuk kost anak-anak kuliah. Sekalian buat teman aku ngobrol," katanya. Meski kalimatnya begitu masuk akal, tetap saja aku kaget.

"Kost cewek, Mbak?" tanyaku penuh tanya seraya mendudukkan diri di sofa ruang tamu.

"Ya iyalah Han, masa cowok. Gimana kata orang-orang nanti."

Untuk pertama kalinya sejak aku datang, Mbak Ratri terkekeh.

Diam-diam kuperhatikan kedua gadis itu saat Mbak Ratri ke dalam mengambilkanku minuman. Kucoba mengingat-ingat apakah di antara keduanya merupakan gadis dalam foto yang dikirimkan Adam hari sebelumnya. Tapi sepertinya bukan.

"Berapa orang Mbak yang kost di sini?" Masih dengan rasa penasaran, aku bertanya kala Mbak Ratri kembali dengan segelas jus instan dan sepiring kecil puding.

"Nggak banyak kok, cuma 6 orang. Itupun datang dan pergi. Ganti-ganti, nggak tentu," jelasnya.

"Mereka anak kuliahan semua ya? Sepertinya masih muda-muda?"

"Iya, rata-rata kuliah."

"Oooh, cantik cantik ya anak jaman sekarang," pujiku basa-basi dan di iyakan dengan anggukan oleh kakak iparku itu.

"Keenan apa kabar?" Tiba-tiba Mbak Ratri mengalihkan pembicaraan kami. Sepertinya dia memang tidak terlalu suka aku bertanya banyak hal tentang anak-anak kost nya itu.

"Sehat, Mbak. Tahun depan rencana sudah aku masukkan sekolah."

"Oh syukur kalau gitu."

Beberapa saat kemudian, aku merasa ada yang aneh pada obrolan kami. Mbak Ratri seperti tidak sedang fokus denganku. Dia seperti sedang sibuk dengan ponsel yang sedari awal tak pernah dilepas dari genggaman.

"Anak-anak kost lainnya pada kemana, Mbak?" Iseng ku lontarkan pertanyaan yang tak kusangka membuat wajah Mbak Ratri bersemu merah.

"Itu ... eh ... mereka yaa pada masuk kuliah dong jam segini, Han."

"Oh." Mulutku membulat walau sebenarnya tak heran dengan jawaban itu. Jarak kampus terdekat dari rumah Mbak Ratri yang ku tahu masih lumayan jauh. Bukankah biasanya mahasiswa akan memilih rumah kost yang tak terlalu jauh dari kampusnya? Tapi, mungkin juga mereka memilih kost yang lebih jauh dengan alasan tertentu. Itulah yang sedang mengganggu pikiranku.

Tak ingin kakak ipar melihat rasa penasaranku, aku segera menyibukkan diri dengan berpura-pura menikmati puding yang disuguhkannya.

Selama lebih dari setengah jam aku berada di rumah Mbak Ratri, tak jua kutemukan wajah gadis bernama Shasha itu di sana. Jika ku putuskan bertanya, aku yakin justru akan membuat Mbak Ratri curiga. Hingga kemudian, akhirnya aku pun berpamitan.

Mbak Ratri bangkit bermaksud mengantarku keluar. Tapi baru sampai di pintu, kulihat sebuah mobil hatchback berwarna merah memasuki halaman rumah. Wajahku langsung merah padam begitu melihat plat nomor mobil itu. Kuhentikan langkah di depan pintu, lalu menoleh ke arah Mbak Ratri yang terlihat sedang tak baik-baik saja. Dia panik.

Tak menghiraukannya lagi, aku pun segera berjalan menyeberangi teras. Tak heran ketika dari dalam mobil itu muncul seorang pria dan gadis belia dari pintu lainnya, lalu berjalan beriringan menuju rumah. Sepertinya keduanya belum menyadari keberadaanku yang sudah menunggu di teras rumah. Hingga saat laki-laki itu mendongak, wajahnya langsung pucat pasi.

"Hani?!"

Bersambung …

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   HAPPY ENDING

    Satu bulan setelah pertemuannya kembali dengan Santi, hari ini keduanya nampak sedang duduk di sebuah ruang pertemuan di salah satu sudut kantor Adam.Di hadapan keduanya ada 4 orang karyawan inti di perusahaan Adam yang sedang menghadap ke arah mereka. Nampak di depan mereka tumpukan berkas yang baru saja selesai dibahas."Jadi rencanaku bisnis kosmetik ini nantinya akan seperti itu. Bagaimana menurut kalian?" tanya Adam pada keempat anak buahnya."Bagus, Pak. Saya rasa ide ini sangat cemerlang mengingat pasar kosmetik yang saya lihat saat ini sedang lesu-lesunya. Hampir tak ada brand baru yang muncul akhir-akhir ini," ujar salah satu karyawan itu."Iya itu maksudku. Ya sudah kalau gitu kita cukup

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   GADIS YANG CERDAS

    Malam itu entah kenapa ada sesuatu yang mengganggu pikiran Adam. Kedatangan mantan karyawannya dengan penampilan yang sedikit berbeda namun masih sama malu-malunya itu membuatnya justru susah untuk lupa.Dari sejak lelaki itu menginjakkan kaki di rumah orangtuanya, Adam hanya terlihat mondar mandir dari kamar menuju balkon. Secangkir kopi dibawanya ke sana kemari dengan perasaan kacau yang sulit dia mengerti sendiri."Lagi ngapain kamu, Dam? Mama perhatikan dari pintu tadi kayak orang lagi bingung gitu?"Ibunya yang sedari tadi mengamati tingkah aneh putranya menghentikan langkahnya di pintu balkon."Mama ngagetin aja." Muka Adam langsung memerah karenanya.

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   RENCANA HANI

    Beberapa minggu setelah pertemuannya dengan mantan bosnya, gadis itu melakukan treatment di sebuah klinik kecantikan. Hani juga telah membekalinya uang yang cukup untuk dia belanjakan beberapa potong baju yang akan lebih membuatnya percaya diri saat bertemu dengan Adam nanti.Dan siang itu adalah hari yang telah direncanakannya untuk menemui Adam. Santi melangkah dengan penuh kayakinan menuju ke kantor Adam usai turun dari taksi online yang ditumpanginya."Bisa saya bertemu dengan pak Adam?" tanyanya pada resepsionis."Maaf, apa ada sudah janji sebelumnya, Bu?" tanya balik sang gadis dengan seragam warna violet itu."Mmmm."Santi mulai men

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   MANTAN KARYAWAN

    Rapatnya Hani menyimpan rasa shock atas pertemuannya dengan Adam, bahkan membuat Daniel pun tak menyadari bahwa istrinya memang sedang sedikit tak enak badan hari itu. Sampai-sampai lelaki itu setengah memaksa mengajak sang istri untuk mau ikut bersamanya keluar larut malam.Hanya untuk membuat Daniel tak cemas dengan kondisi dirinya yang memang sedang kurang baik setelah kejadian yang menimpa siang harinya, Hani pun terpaksa menuruti ajakan suaminya.Daniel membawa istrinya ke sebuah Kafe bernuansa outdoor di daerah pinggiran kota malam itu. Mereka tiba di tujuan saat hari telah lewat. Meski begitu, suasana masih terlihat lumayan ramai. Tempatnya yang didesain sangat romantis ternyata sedikit membawa suasana hati Hani menjadi lebih membaik."Kamu suka temp

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   TAMBATAN HATI LAIN

    Tubuh Hani masih gemetar, bahkan ketika mobilnya sudah memasuki halaman rumah. Usai Adam membiarkannya pergi dari parkiran mall, wanita itu mengendarai dengan sangat pelan sembari berusaha menenangkan kembali gejolak di dalam dadanya. Kalimat demi kalimat Adam terngiang-ngiang di kepalanya seolah tak mau pergi."Lho, Bu Hani kenapa?" Bik Marni yang saat itu sedang bermain bersama dengan Tasya dan Keenan di serambi rumah sedikit kaget melihat Hani nampak seperti orang linglung saat keluar dari mobilnya di garasi.Sesaat Hani baru menyadari ada yang memperhatikannya. Buru-buru wanita itu menggeleng."Enggak kok, Bi'. Cuma agak pusing sedikit," jawabnya.Lalu dengan sigap, Bi' Marni pun segera m

  • GARA-GARA SALAH KIRIM   OBSESIF

    "Sudah dibayar sama mas yang di sana, Bu."Hani dan 3 orang teman wanitanya saling pandang. Lalu bersamaan menoleh ke arah yang di tunjuk oleh kasir restoran."Yang mana? Yang di dalam ruangan itu?" tanya salah seorang teman Hani."Iya, yang sedang memimpin rapat itu, Bu."Hani tak mungkin tak mengenalnya. Di dalam ruang meeting dengan dinding kaca itu memang ada Adam dan beberapa orang yang mengenakan seragam yang dia kenali sebagai karyawan kantor Adam."Kamu kenal, Han?" tanya salah seorang temannya lagi, melihat Hani seolah sedang menunggu orang itu membalikkan badan untuk melihat ke arah mereka.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status