Home / Lainnya / GAYATRI / Bertemu Ibu

Share

Bertemu Ibu

last update Last Updated: 2022-03-09 20:12:40

Gayatri meraup udara sebanyak mungkin. Entah mengapa, selepas salat Subuh tadi, irama detak jantungnya serasatak normal. Rasa cemas menyelimuti, bagaikan ia akan menghadapi sebuah masalahbesar. Ya ... mungkin, karena sebentar lagi Gayatri akan bersua dengan sangIbu.

Gayatri mematut dirinya di depancermin. Terpantul bayangan dirinya yang mengenakan gamis berwarna army danjilbab syari dengan warna senada. Dari dulu, Gayatri memang tak pernah memakaijilbab. Mungkin, karena itulah kotoran-kotoran sering menempel padanya yangselalu berpenampilan terbuka.

Bu Nurma pernah berkata,"Wanita itu adalah aurat, dan sebaik-baiknya aurat adalah yang tertutup. Sebagaiseorang wanita, sebaiknya selalu ada di rumah. Sekali pun seorang wanitakeluar, haruslah dengan izin orang tuanya. Dan jika sudah menikah, harus dengansuaminya atau dengan izinnya."

"N

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • GAYATRI   Berita Kepulangan Gayatri

    Bu Tini sempat tak percaya dengan penuturan Gayatri. Namun, ia tak serta merta menyalahkan Gayatri. Ia paham jika apa yang terjadi pada anaknya salah satunya karena ia salah mengambil keputusan. Ya ... keputusan yang Bu Tini ambil di kala emosi telah mengubah kehidupan Gayatri.Bu Tini masih ingat. Dulu Haji Yusuf pernah menasihati Bu Tini agar tidak mengambil keputusan di saat emosi sedang memuncak. Kini, ia merasakan apa akibatnya. Bu Tini tidak berpikir ke mana Gayatri akan bernaung dan tidak berpikir bagaimana Gayatri akan memenuhi kebutuhan hidupnya."Ibu yang salah, Nak," sesal Bu Tini dengan deraian air mata yang membanjiri pipinya."Bukan salah Ibu. Akulah yang salah. Aku bersyukur bisa diberi waktu untuk bertaubat. Alhamdulillah Allah mempertemukanku dengan Bu Nurma."Gayatri mengusap linangan air matasang ibu dengan ibu jarinya. Gurat-gurat keriput di wajah Bu Tini semakin tampak terlihat. Gayatri memeluk Bu Tini serta menghujani wajahnya dengan

    Last Updated : 2022-03-15
  • GAYATRI   Ustaz Haikal Kembali ke Kota

    Kicauan burung meriuhkan suasana halaman rumah Gayatri. Gayatri yang tengah menyapu halaman tiba-tiba dilempari batu oleh seseorang hingga mengenai kepalanya. Untungnya, batu tersebut ukurannya tidak terlalu besar."Ya Allah ... pagi-pagi udah adaorang iseng." Gayatri berucap sendiri seraya mengelus dadanya.Gayatri tahu, jika masih banyak orang yang tidak menyukainya di sini. Padahal, mereka tahu, jika Gayatri terlahir di desa ini. Namun, begitulah manusia. Sekali seseorang melakukan dosa, selamanya akan dianggap sebagai pendosa.Deru mobil terdengar memasuki halaman. Debu-debu saling beterbangan saat mobil itu melintas. Raut wajah Gayatri berubah ceria. Itu adalah mobil Bu Nurma. Wanita yang selalu dipikirkannya beberapa hari ini."Assalamualaikum, Nak,"salam Bu Nurma. Gayatri tercengang saat melihat Bu Nur

    Last Updated : 2022-03-15
  • GAYATRI   Menikahlah denganku

    "Ya Allah, ampunilah hamba-Muini karena telah berani memikirkan orang yang belum halal untukku." UstazHaikal berdoa selesai salatnya.Entah mengapa, kala melihat Gayatri,ia selalu merasakan perasaan yang aneh. Sorot mata Gayatri yang memperlihatkanketeduhan membuat Ustaz Haikal sampai memikirkannya. Bahkan, sampai masuk kedalam mimpinya.Ya ... selama dua hariberturut-turut, Ustaz Haikal didatangi Gayatri lewat mimpi. Dalam mimpinya,Gayatri terlihat sangat anggun dan memesona. Wajahnya bercahaya dan keibuan."Ya Allah, jika memang kamiberjodoh, izinkanlah kami bersatu. Jika tidak, maka tolong hilangkan segalabayangannya yang selalu terlintas dalam benakku." Ustaz Haikal terusmemohon pada Sang Pencipta.Malam ini, sebelum Ustaz Haikalkembali pulang ke kota. Ia menyempatkan melaksanakan salat istikharah. Iamembutuhkan petunjuk agar Allah memberikan jawaban atas kegelisahannya.Dulu, pernah ada seorang kiai ternama bernama Kiai Bishri yang ingin menjadikan UstazHaikal sebagai menantu. Na

    Last Updated : 2025-03-15
  • GAYATRI   Pak, Ingatkah Padaku?

    Hati Gayatri berbunga-bunga, bagaikanbunga yang merekah di musim semi. Degup jantungnya tak keruan bagaikan tembangasmaradana yang berdetak kencang. Ia tak menyangka bahwa Ustaz Haikal akanmelamarnya."Saya akan kembali secepatnyadengan keluarga besar saya satu minggu lagi untuk melamar Gayatri secararesmi," tegas Ustaz Haikal."Iya, Mbak. Saya akan mengabarikeluarga dari ayah Haikal juga," timpal Bu Nurma."Baik, Mbak. Saya juga akanmengabari semua keluarga. Semoga saja bapaknya Gayatri pulang," sahut BuTini dengan wajah berubah sendu."Mas Sugeng tidak pernah pulang,Mbak?" Bu Nurma bertanya sebab menangkap raut kesedihan dari wajah BuTini."Semenjak Gayatri berumur empattahun, Mas Sugeng pergi dan tidak pernah kembali, Mbak. Setiap saya bertanyakepada semua keluarga Mas Sugeng, mereka tidak pernah mau menjawab. Malah sayadiperlakukan secara kasar," terang Bu Tini dengan matanya berkaca-kacaseakan-akan menerawang kejadian masa lalunya."Mereka tidak ingin menjalinkekerabatan lagi den

    Last Updated : 2025-04-30
  • GAYATRI   Kabar Bapak

    "Tuan, saya ingin berhenti bekerja," ucap seorang pria sekitar usia enam puluhan. Ia memberanikandiri mengatakan hal tersebut kepada tuannya.Seseorang yang dipanggil Tuan ituberhenti dari aktivitasnya membaca koran. Ia mendongak menatap sopir yangselama hampir sepuluh tahun itu menemaninya."Kenapa, Pak Geng?" Alissang tuanbertautan."Saya rindu sama keluarga, Tuan.Saya ingin membahagiakan mereka di sisa hidup ini," sahut Pak Sugeng—sopir Tuan Darwin."Memang di mana rumahmu?"tanya Tuan Darwin dengan suaranya yang khas."Rumah saya di desa Sumberejo,Tuan. Jauh dari sini," sahut Pak Sugeng."Saya ingin menebus segalakesalahan saya sama mereka, Tuan," imbuh Pak Sugeng."Kesalahan?" tekan TuanDarwin.Pak Sugeng mengangguk, ia meraupudara sebanyak mungkin lantas mengembuskannya pelan. "Dulu sayameninggalkan mereka demi mencari kepuasan batin saya," terang Pak Sugengdengan mata berkaca-kaca.Tuan Darwin tersenyum simpulmendengar penuturan sopirnya itu. Bukankah memang wajar jika manusia h

    Last Updated : 2025-04-30
  • GAYATRI   Kecemasan Gayatri

    Senyum merekah tergambar jelas diwajah Pak Sugeng. Dengan hati-hati, ia melangkah keluar kamar menemui Tuannya.Tuan Darwin berjanji bahwa ia akan mengantarkannya pulang ke rumah."Pak Sugeng!" panggil Tuan Darwin yang berada di ruang tengah.Gegas Pak Sugeng menemui tuannya. "Iya, Tuan?" sahutPak Sugeng."Ini untukmu. Terima kasih ataspengabdianmu bekerja padaku selama hampir sepuluh tahun ini." Tuan Darwinmengulurkan amplop cokelatbesar yang sangat tebal."Ta—tapi, ini terlalu banyak, Tuan."Pak Sugeng menerima amplop tersebut dengan bergetar. Selama ini, ia tak pernahmemegang secara langsung uang sebanyak ini."Sudahlah, itu masih tidaksebanding dengan pengorbananmu," timpal Tuan Sugeng."Kau bisa membangun rumahmu didesa dan hidup lebih baik," imbuh Tuan Darwin.Pak Sugeng tak mampu menahan airmata. Rasa haru menyeruak dalam hatinya. Dengan uang itu, Pak Sugeng akanmembangun rumah impian bersama keluarganya.Pak Sugeng masih ingat saat duluhidup bersama istrinya. Rumah yang ia tempa

    Last Updated : 2025-04-30
  • GAYATRI   Penyesalan

    Suara melengking Gayatri membuatsemua penghuni rumah menoleh. Tuan Darwin tersenyum miring menyaksikan Gayatriyang berlari ke arahnya dengan wajah merah padam.Plak!Tamparan keras berhasil mendarat dipipi Tuan Darwin. Bu Tini terkejut saat menyaksikan reaksi Gayatri. SedangkanPak Sugeng bingung dengan apa yang tengah terjadi."Sebaiknya Anda pergi darisini!" usir Gayatri sambil menunjuk Tuan Darwin."Cih! Dasar pelacur!" decihTuan Darwin.Seketika wajah Pak Sugeng pucat pasi.Sebuah peristiwa pertemuan dengan Gayatri melintas di dalam otaknya. Sakingbanyaknya wanita yang pernah ia jemput untuk menemui Tuan Darwin sehingga lupabahwa ia juga pernah menjemput Gayatri dan mengantarkannya ke hotel.Ya ... Pak Sugeng ingat bahwa Gayatriadalah wanita yang sempat menangis di dalam mobil yang ia sopiri waktu itu.Mengingat itu, Pak Sugeng luruh ke lantai merutuki kebodohannya. Bagaimanamungkin ia lupa dengan anaknya sendiri? Bagaimana mungkin, ia tak mengenalianak kandungnya sendiri?Bu Tini ya

    Last Updated : 2025-04-30
  • GAYATRI   Kembali Hangat

    Kokok ayam saling bersahutan,diiringi mentari yang terbit dari ufuk timur. Gayatri masih betah di peraduan.Entah mengapa rasanya sulit untuk keluar dan menemui bapaknya.Asap mengepul membuat udara seantreorumah berbau sangit. Ternyata, di dapur Bu Tini sudah bergelut dengan api, air,dan makanan. Seulas senyum tersungging dari bibir Pak Sugeng saat melihatnya.Ingatan masa lalu saat masih bersama istrinya kembali melintas dalam kepalanya."Tini?" panggil Pak Sugeng.Bu Tini yang tengah sibuk memasakmenoleh kala melihat suaminya berdiri di pintu dapur. "Iya, ada apa?"tanya Bu Tini."Gayatri belum bangun, ya?"tanya Pak Sugeng."Biasanya dia sudah bangun.Mungkin masih betah di kamar," sahut Bu Tini menoleh sebentar, lantaskembali melanjutkan pekerjaannya.Pak Sugeng mengerti. Mungkin Gayatrimasih belum bisa menerima dirinya. Memang tak mudah memaafkan kesalahannya yangbegitu besar. Pak Sugeng pun memutuskan untuk menemui Gayatri di kamarnya.Tok! Tok! Tok!Gayatri menoleh ke arah pintu. T

    Last Updated : 2025-04-30

Latest chapter

  • GAYATRI   Ikatan Halal

    Seorang gadis tengah berdiri dibelakang jendela sambil tersenyum bahagia. Kebaya putih dan jarik motif SidaMukti melekat di tubuhnya. Motif Sida Mukti merupakan motif yang seringdigunakan saat acara akad nikah. Arti kata Mukti sendiri adalah kehidupansejahtera dan makmur, sehingga diharapkan agar kedua mempelai mempunyai sifatmengerti dan pemurah terhadap sesama."Nduk, sudah siap?" Bu Tini tersenyum seraya menepuk pundakGayatri."Insyaallah," sahut Gayatri.Bu Tini terlihat menyeka sudutmatanya yang berlinang. Menyaksikan putri semata wayangnya memakai kebayaberbalut jilbab syari dan dihiasi roncean bunga melati. Hatinya seolah-olahmendayu melihat penampilan Gayatri. Sebentar lagi, kewajibannya sebagai seorangibu akan berpindah tempat ke tangan Ustaz Haikal."Doakan aku, ya, Bu. Semoga akubisa menjadi istri salihah untuk Ustaz Haikal," ujar Gayatri."Ibu selalu mendoakan yangterbaik untukmu, Nak." Bu Tini memeluk putrinya dengan penuh sayang."Nak, ayo, kita berangkatsekarang!" ajak

  • GAYATRI   Tunangan

    Kegembiraan tak dapat disembunyikanoleh Gayatri. Wajah semringahyang ia tampilkan membuat wajahnya semakin ayu. Binar-binar bahagia terpancarjelas di wajahnya."Assalamualaikum," salamHaji Yusuf yang baru datang."Waalaikumsalam," sahutsemua penghuni rumah serempak."Silakan duduk, Abah. Dudukdikursi saja biar nanti tidak susah berdiri," tutur Gayatri."Sudah, Nak. Di bawah saja biarsama seperti yang lain. Lagi pula,abah masih kuat," sahut Haji Yusuf."Monggo, Ji. Sambildinikmati," ujar Pak Sugeng seraya menunjuk ke arah hidangan."Iya. Terima kasih. Lebih baiksekarang acaranya kita mulai, ya. Kasihan Nak Haikal sudah tidak sabar,"celetuk Haji Yusuf yang membuat Ustaz Haikal merasa malu."Silakan, Nak Haikal. Sampaikanmaksud dan tujuanmu datang ke mari bersama keluargamu." Haji Yusuf mempersilakanUstaz Haikal berucap.Ustaz Haikal menarik napas panjangdan mengeluarkannya melalui mulut. "Bismillahirrahmanirrahim. Bapak Sugengsekeluarga yang diridhoi Allah. Saya, Muhammad Haikal Firmans

  • GAYATRI   Hari Yang Dinanti

    Sang buana disambut oleh hangatnyasinar mentari. Kabar tentang Gayatri yang akan menikah telah menyebar keseluruh desa. Pelbagai komentar positif dan negatif turut mengiringi beredarnyakabar itu.Biarlah bagaimana orang menilai. Lagipun Gayatri tidak ingin merusak suasana hati. Setiap penilaian orang itu benar.Tergantung dari sisi mana mereka menilai.Kini, di rumah Gayatri sedang banyakorang yang membantu ibudan bapaknya. Ada yang membuat kue, rawon, dan soto. Sudah menjadi tradisi didesa Gayatri untuk saling membantu saat akan ada acara sakral, seperti lamaranataupun mantu.Raut kebahagian terpancar dari wajahBu Tini. Begitu pula Pak Sugeng yang tak henti melepas pandangan dari istrinyaitu. Ah, semoga saja kelak Gayatri juga sepertimereka, batin Gayatri."Ustaz Haikal mungkin sudah adadi desa ini," gumam Gayatri sambil memainkan ponsel. Selama ini, Gayatridan Ustaz Haikal tak pernah bertukar kabar. Mungkin, karena rasa malu yangmelanda."Assalamualaikum." Suarasalam terdengar di am

  • GAYATRI   Kembali Hangat

    Kokok ayam saling bersahutan,diiringi mentari yang terbit dari ufuk timur. Gayatri masih betah di peraduan.Entah mengapa rasanya sulit untuk keluar dan menemui bapaknya.Asap mengepul membuat udara seantreorumah berbau sangit. Ternyata, di dapur Bu Tini sudah bergelut dengan api, air,dan makanan. Seulas senyum tersungging dari bibir Pak Sugeng saat melihatnya.Ingatan masa lalu saat masih bersama istrinya kembali melintas dalam kepalanya."Tini?" panggil Pak Sugeng.Bu Tini yang tengah sibuk memasakmenoleh kala melihat suaminya berdiri di pintu dapur. "Iya, ada apa?"tanya Bu Tini."Gayatri belum bangun, ya?"tanya Pak Sugeng."Biasanya dia sudah bangun.Mungkin masih betah di kamar," sahut Bu Tini menoleh sebentar, lantaskembali melanjutkan pekerjaannya.Pak Sugeng mengerti. Mungkin Gayatrimasih belum bisa menerima dirinya. Memang tak mudah memaafkan kesalahannya yangbegitu besar. Pak Sugeng pun memutuskan untuk menemui Gayatri di kamarnya.Tok! Tok! Tok!Gayatri menoleh ke arah pintu. T

  • GAYATRI   Penyesalan

    Suara melengking Gayatri membuatsemua penghuni rumah menoleh. Tuan Darwin tersenyum miring menyaksikan Gayatriyang berlari ke arahnya dengan wajah merah padam.Plak!Tamparan keras berhasil mendarat dipipi Tuan Darwin. Bu Tini terkejut saat menyaksikan reaksi Gayatri. SedangkanPak Sugeng bingung dengan apa yang tengah terjadi."Sebaiknya Anda pergi darisini!" usir Gayatri sambil menunjuk Tuan Darwin."Cih! Dasar pelacur!" decihTuan Darwin.Seketika wajah Pak Sugeng pucat pasi.Sebuah peristiwa pertemuan dengan Gayatri melintas di dalam otaknya. Sakingbanyaknya wanita yang pernah ia jemput untuk menemui Tuan Darwin sehingga lupabahwa ia juga pernah menjemput Gayatri dan mengantarkannya ke hotel.Ya ... Pak Sugeng ingat bahwa Gayatriadalah wanita yang sempat menangis di dalam mobil yang ia sopiri waktu itu.Mengingat itu, Pak Sugeng luruh ke lantai merutuki kebodohannya. Bagaimanamungkin ia lupa dengan anaknya sendiri? Bagaimana mungkin, ia tak mengenalianak kandungnya sendiri?Bu Tini ya

  • GAYATRI   Kecemasan Gayatri

    Senyum merekah tergambar jelas diwajah Pak Sugeng. Dengan hati-hati, ia melangkah keluar kamar menemui Tuannya.Tuan Darwin berjanji bahwa ia akan mengantarkannya pulang ke rumah."Pak Sugeng!" panggil Tuan Darwin yang berada di ruang tengah.Gegas Pak Sugeng menemui tuannya. "Iya, Tuan?" sahutPak Sugeng."Ini untukmu. Terima kasih ataspengabdianmu bekerja padaku selama hampir sepuluh tahun ini." Tuan Darwinmengulurkan amplop cokelatbesar yang sangat tebal."Ta—tapi, ini terlalu banyak, Tuan."Pak Sugeng menerima amplop tersebut dengan bergetar. Selama ini, ia tak pernahmemegang secara langsung uang sebanyak ini."Sudahlah, itu masih tidaksebanding dengan pengorbananmu," timpal Tuan Sugeng."Kau bisa membangun rumahmu didesa dan hidup lebih baik," imbuh Tuan Darwin.Pak Sugeng tak mampu menahan airmata. Rasa haru menyeruak dalam hatinya. Dengan uang itu, Pak Sugeng akanmembangun rumah impian bersama keluarganya.Pak Sugeng masih ingat saat duluhidup bersama istrinya. Rumah yang ia tempa

  • GAYATRI   Kabar Bapak

    "Tuan, saya ingin berhenti bekerja," ucap seorang pria sekitar usia enam puluhan. Ia memberanikandiri mengatakan hal tersebut kepada tuannya.Seseorang yang dipanggil Tuan ituberhenti dari aktivitasnya membaca koran. Ia mendongak menatap sopir yangselama hampir sepuluh tahun itu menemaninya."Kenapa, Pak Geng?" Alissang tuanbertautan."Saya rindu sama keluarga, Tuan.Saya ingin membahagiakan mereka di sisa hidup ini," sahut Pak Sugeng—sopir Tuan Darwin."Memang di mana rumahmu?"tanya Tuan Darwin dengan suaranya yang khas."Rumah saya di desa Sumberejo,Tuan. Jauh dari sini," sahut Pak Sugeng."Saya ingin menebus segalakesalahan saya sama mereka, Tuan," imbuh Pak Sugeng."Kesalahan?" tekan TuanDarwin.Pak Sugeng mengangguk, ia meraupudara sebanyak mungkin lantas mengembuskannya pelan. "Dulu sayameninggalkan mereka demi mencari kepuasan batin saya," terang Pak Sugengdengan mata berkaca-kaca.Tuan Darwin tersenyum simpulmendengar penuturan sopirnya itu. Bukankah memang wajar jika manusia h

  • GAYATRI   Pak, Ingatkah Padaku?

    Hati Gayatri berbunga-bunga, bagaikanbunga yang merekah di musim semi. Degup jantungnya tak keruan bagaikan tembangasmaradana yang berdetak kencang. Ia tak menyangka bahwa Ustaz Haikal akanmelamarnya."Saya akan kembali secepatnyadengan keluarga besar saya satu minggu lagi untuk melamar Gayatri secararesmi," tegas Ustaz Haikal."Iya, Mbak. Saya akan mengabarikeluarga dari ayah Haikal juga," timpal Bu Nurma."Baik, Mbak. Saya juga akanmengabari semua keluarga. Semoga saja bapaknya Gayatri pulang," sahut BuTini dengan wajah berubah sendu."Mas Sugeng tidak pernah pulang,Mbak?" Bu Nurma bertanya sebab menangkap raut kesedihan dari wajah BuTini."Semenjak Gayatri berumur empattahun, Mas Sugeng pergi dan tidak pernah kembali, Mbak. Setiap saya bertanyakepada semua keluarga Mas Sugeng, mereka tidak pernah mau menjawab. Malah sayadiperlakukan secara kasar," terang Bu Tini dengan matanya berkaca-kacaseakan-akan menerawang kejadian masa lalunya."Mereka tidak ingin menjalinkekerabatan lagi den

  • GAYATRI   Menikahlah denganku

    "Ya Allah, ampunilah hamba-Muini karena telah berani memikirkan orang yang belum halal untukku." UstazHaikal berdoa selesai salatnya.Entah mengapa, kala melihat Gayatri,ia selalu merasakan perasaan yang aneh. Sorot mata Gayatri yang memperlihatkanketeduhan membuat Ustaz Haikal sampai memikirkannya. Bahkan, sampai masuk kedalam mimpinya.Ya ... selama dua hariberturut-turut, Ustaz Haikal didatangi Gayatri lewat mimpi. Dalam mimpinya,Gayatri terlihat sangat anggun dan memesona. Wajahnya bercahaya dan keibuan."Ya Allah, jika memang kamiberjodoh, izinkanlah kami bersatu. Jika tidak, maka tolong hilangkan segalabayangannya yang selalu terlintas dalam benakku." Ustaz Haikal terusmemohon pada Sang Pencipta.Malam ini, sebelum Ustaz Haikalkembali pulang ke kota. Ia menyempatkan melaksanakan salat istikharah. Iamembutuhkan petunjuk agar Allah memberikan jawaban atas kegelisahannya.Dulu, pernah ada seorang kiai ternama bernama Kiai Bishri yang ingin menjadikan UstazHaikal sebagai menantu. Na

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status