Home / Romansa / GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI / BAB 4. Malam Panas, malam terakhir.

Share

BAB 4. Malam Panas, malam terakhir.

Author: Lee Lizbet 88
last update Last Updated: 2024-07-15 17:15:55

“Kau sangat membenciku, Juan. Kau tidak pernah menginginkanku, lepaskan aku,” lirih Jessi menatap sendu pria yang menatapnya tanpa berkedip dengan pancaran penuh kekuasaan, yang memaksa agar Jessi menundukkan kepalanya seperti yang biasa Jessi lakukan.

Tunduk terhadap pria yang teramat dicintainya hingga dirinya kehilangan akal sehatnya. Membuang semua privilege yang ada pada dirinya, demi memenangkan hati yang tak kunjung ia raih.

Semuanya sia-sia … maka keinginan untuk dimilikinya malam ini pun akan menjadi sebuah cerita yang sia-sia belaka dalam perjalanan hidupnya Jessi.

“Apa kau tadi bertemu dengan Amber?” Suara Jessi bergetar, sebuah kecemburuan menyeruak hingga membuat kerongkongannya tercekat dan kering.

Dengusan nafas Juan menyapu wajah Jessi yang tampak sembab, aroma alcohol membuat tubuh Jessi bergejolak.

Ia tidak pernah sedekat ini dengan suaminya. Wajah pria itu tidak pernah serapat ini dengan wajahnya. “Berhentilah bertanya dan membahas nama orang lain!” Tangan Juan lantas menggapai pinggang ramping Jessi.

Ia buka penyangka dada di tubuh Jessi, untuk pertama kalinya jemari itu menyentuh lembut kulit putih Jessica dengan intens.

Desiran hebat menguasai darah keduanya. Sesaat, Jessi tidak mempu berpikir saat bayangan erotis memenuhi benaknya.

Bayangan yang selama ini selalu ingin ia lakukan atas nama cinta. Keheningan menggantung di ruangan kamarnya yang tertutup rapat.

Jessi menyadari setiap tarikan nafas saat yang semakin membuat seluruh tulang belulangnya runtuh, saat bibir lebar yang berisi menyentuh tulang belikatnya.

“Kau akan menyesal melakukan ini denganku. Kau tidak pernah mencintaiku, Juan,” lirih Jessi yang merasa kemalangannya sebagai pengemis cinta, membuatnya tampak menjadi wanita murahan.

“Aku akan menyesal kalau membiarkanmu keluar dari rumah ini tanpa pernah merasakan tubuhmu!” Ketegasan atas kuasa kepemilikan tampak sangat nyata di sorot mata Juan yang menggelap.

Juan menatap satu persatu panca indra wanita yang ketika melangkah keluar dari kamar ini akan berganti status sebagai, mantan istri.

Ia kecup dengan lembut bibir Jessica yang manis, dieratkan kembali pelukannya dan ia merasakan tubuh Jessica sangat pas dipeluk dengan posesif seperti saat ini. Sejenak ia tatap kedua bola mata sendu berwarna biru safir itu.

Bagaimana mata itu tadinya sangat bersinar-sinar saat ia meraih dan menghabiskan segelas jus jeruk untuk pertama kalinya. Membiarkannya pergi begitu saja? Oh tidak ..., Juan tidak rela.

Sudah sekian tahun lamanya ia menahan gairah ini. Kalau boleh jujur selama tiga tahun ini, ia sudah membayangkan akan melucuti pakaian wanita yang selalu tidur di sisinya dengan pembatas guling setiap harinya.

Hari-hari yang dikatakan bagai neraka oleh Juan, hanya kiasan belaka dari ungkapannya sebagai seorang pria yang harus menahan diri untuk tidak menjamah wanitanya.

Bertemu dengan Amber memang menyenangkan. Tapi entah mengapa, darahnya pias saat membaca pesan dari Jessi. Dirinya tidak lagi fokus melihat senyum Amber, hatinya mendadak hilang arah.

Kini keegoisan Juan sebagai seorang pria dewasa yang akan dicampakkan oleh Jessica membawa emosinya terlampiaskan. Dengan merebahkan tubuh wanita polos ini di atas ranjang panasnya.

Tidak ada satu jengkal pun tubuh yang terlewati dari setiap sentuhan dan sesapannya. “Aku bisa gila!” pekik Jessica saat ia sadar kalau sebentar lagi, dirinya akan kehilangan akal sehatnya.

“Kau memang akan aku buat semakin gila dan menyesali setiap keputusanmu saat menjeratku dalam penjara pernikahan sialan ini! Dan setelah tiga tahun ini, baru kau mau menanda tangani surat cerai itu? Hem?!”

“Lantas, apa rencanamu yang sebenarnya?! Lihatlah wajah polosmu ini, entah ini sandiwaramu atau caramu untuk memikatku dengan daya tarikmu ini, agar aku bertindak bodoh? Aku tidak tau!” desis Juan yang merasa yakin kalau istrinya ini bukanlah wanita baik-baik.

Bukanlah wanita yang polos seperti yang selama ini ditampilkan secara konsisten oleh sang istri. Ia lebih percaya dengan perkataannya Cherris dan Amber, wanita ini memang wanita murahan.

Yang dengan mudah akan menjerat pria dalam pesona polosnya dan mengambil keuntungan. Itulah yang dicurigai oleh Juan selama ini.

“Aku tidak mengerti, kenapa sikapmu selalu berubah-ubah tidak konsisten padaku, Juan? Aku tidak sedang bersandiwa-hmph!” Juan langsung membungkam bibir Jessica dengan ciumannya yang sangat panas.

Ia perdalam ciuman itu hingga membuat Jessi merasa kesulitan bernafas. Tangannya menangkup kasar dada Jessi hingga terdengar suara rintihan dan seketika itu juga dengan kasarnya Juan segera memasuki Jessi.

Terdengarlah suara pekikkan pilu dan tanpa Jessica sadari ia sudah menamcapkan seluruh kukunya di punggung Juan saat melampiaskan rasa sakit dibagian inti tubuhnya.

“Tidak mungkin!” Kedua mata Juan membulat sempurna saat mendapati istrinya masih suci.

Apakah selama ini, dia sudah salah menilai wanita ini? Jessica tidak pernah bersandiwara di hadapannya, selain menjadi seorang pegawai magang rendahan.

Selebihnya seluruh sikap lembut, polos dan penuh kasih sayang adalah sikap Jessica sejak ia dilahir.

Kedua air mata dari sudut matanya yang menggelap, meluncur begitu saja. Ia gigit bibir bawahnya menahan isakan tangis yang membuat hati Juan turut remuk dalam setiap tarikan nafasnya.

“I’m so sorry,” lirih Juan hendak menarik tubuhnya tapi semua sudah terlanjur.

Jessica menahan tubuh Juan dengan memeluknya. Mungkin ini akan menjadi titik balik dalam hubungannya. Mungkin malam ini, ia dapat menyelamatkan pernikahannya sekali lagi.

Walau konyol dan tampak sangat naif, Jessica tidak bisa memungkiri jika dia masih terlalu cinta pada pria yang memiliki wajah bak pahatan dewa Yunani.

Rahang yang kokoh, dengan dagu terbelah serta tulang pipi yang tampak indah, kesempurnaannya semakin membuat Jessica mabuk kepayang.

Untuk sesaat, ia kembali menjadi wanita bodoh yang kehilangan ketegasannya di bawah kungkungan dada bidang dan lebar pria tampan ini.

“Please … jangan hentikan,” pintanya tidak tau malu.

Kali ini Juan kembali mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya seraya melumat lembut bibir manis Jessica.

Sangat lembut dan sangking lembutnya, ciuman itu menjadi sebuah rintihan saat Juan bergerak secara lembut dan intens di bawah sana.

Erangan nikmat pun lolos begitu saja, sungguh memalukan dan tidak tau dirinya Jessica justru menikmati pergumulan panas dengan Juan.

Padahal, pria ini sudah menjadi mantan suaminya, saat ia menyematkan tanda tangan di atas kertas keramat tersebut.

Keduanya pun larut dalam percintaan panas malam itu. Tubuh Juan yang sudah berkali-kali menggauli Jessica pun rebah di sisi ranjang. Tangan kokohnya lantas memeluk erat Jessica.

Sebuah senyuman terbesit di bibir Jessica, untuk pertama kalinya ia merasakan gairah yang luar biasa.

Ingin rasanya saat itu juga ia merobek surat cerai tersebut. Sesaat ia tidur dan kembali terbangun tepat pukul empat pagi.

Layar ponsel Juan tampak berkedap kedip menunjukkan ada panggilan masuk. Matanya menangkap ada tiga puluh panggilan tak terjawab dari nama yang selalu menjadi mimpi buruk baginya.

“Amber?” bacanya dengan penuh tanda tanya.

“Berarti semalam dia bertemu dengan Amber.” Hati Jessica sakit, untuk pertama kalinya ia menjadi lancang dan ia terima panggilan tersebut.

“Kak Juan, bukankah Kakak sudah berjanji akan tidur di apartemenku? Aku sudah menunggumu dan tidak tidur semalaman.”

“Aku bahkan sudah memakai lingerie yang kau berikan padaku tiga tahun yang lalu, untuk mempersembahkan tubuhku sebagai kado ulang tahunmu, Kak.”

“Halo … Kak Juan?!” Spontan Jessica langsung mematikan ponselnya Juan.

Airmatanya luruh begitu saja. Ia menatap jengah pada wajah Juan yang memejam dan bernafas dengan teratur. Kontras dengan nafasnya yang saat ini sedang memburu, menahan kilatan benci dalam tatapnya.

“Pernikahan ini memang tidak terselamatkan. Selamat tinggal, Juan,”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 40. Nikahi atau Kuburkan Saja.

    Tiga hari sebelum berita yang viral semakin menghancurkan hati Jessica. Juan dalam keputus asaan, tengah tersudutkan oleh beberapa paparazi yang memadati lorong rumah sakit.Semua ini bukan kebetulan, semua sudah dirancang oleh Amber secara sempurna. Dia tau, hanya Juan yang dapat menghancurkan Jessica. Dirinya bahkan tidak perlu memiliki alasan untuk melakukan hal gila ini. "Lihatlah perbuatanmu! Seluruh wartawan datang untuk meliput skandal gilamu. Kau sudah mengkhianati satu-satunya wanita tulus yang sangat mencintai keluarga ini, Juan!" Cherris tampak semakin menyudutkan adiknya yang masih terdiam memikirkan bagaimana kabarnya Jessica jika sampai berita ini dibacanya. "Juan, apa kau tuli?! Katakan sesuatu, bagaimana kalau sampai Amber ada apa-apa! Kau harus bertanggung jawab terhadap keluarganya!" cecar Cherris tiada henti. Tidak tahan mendengar omelan Cherris yang tak berujung. Ia pun berdiri tegak dari kursinya, berjalan mendekati Cherris dengan tatapan tegas dan rahangnya

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 39. Berita Viral

    "AMBER, BERHENTI!" teriak Juan. Ia berlari ingin menghentikan Amber yang menyayat tangannya sendiri. Terlambat, Amber benar-benar memotong nadinya sendiri. "Apa yang kau lakukan?! Kau, gila! Bono! Bono, panggil ambulance!" titah Juan tidak kuasa menahan tangis. "Apa yang kau lakukan, Amber?!" Juan mengguncang tubuh Amber yang sudah tidak sadarkan diri. Hingga tujuh menit kemudian, suara ambulance mendekat dan Bono tampak berlari membuka pagar rumahnya Juan. Dekat cekatan Juan mengangkat tubuh Amber dan menggendongnya. Ia berlari, setiap detik adalah penentuan atas hidup matinya Amber. "Tolong, Dokter, darahnya tidak berhenti. Aku, aku sudah menekan lukanya," lapor Juan dengan tubuh gemetar. "Tuan, ikutlah kami," pinta salah satu perawat. "Ya, aku tidak akan meninggalkannya," ucap Juan mena

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 38. Kekacauan

    "Nona Jessica, adalah adik kandung tuan muda Xairus. Apa, selama ini ... anda tidak tau, siapa wanita yang anda nikahi itu?" ungkap salah satu penjaga yang tampak geram menatap Juan. Bak tersambar petir di siang bolong, kedua mata Juan terbelalak lebar. Bagaimana mungkin selama ini dia tidak tau, bahkan mencari tau pun ... tidak pernah ada di pikirannya. Wanita yang disia-siakannya adalah adik kandung Xairus. Pemilik perusahaan terbaik di Eropa, sedang dirinya hanyalah seorang CEO yang tidak memiliki privilege nama besar. "Romanov, nama belakang mereka sama. Bodoh! Aku sangat bodoh selama ini, karna menganggapnya sebuah kebetulan belaka," desisnya tak kuasa menahan geram atas kebodohannya sendiri. "Yah Tuan, anda memang bodoh! Sekarang pergilah, jangan membuat pekerjaan kami semakin bertambah!" usir penjaga tersebut seraya membuka pintu mobilnya. Namun, Juan sama sekali tidak beranjak dari tempatnya. Dia hanya diam, dia tampak berpikir. "Tuan, jika anda berpikir untuk r

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 37. Identitas Jessica

    Kedua mata Cherris pun melebar, bahkan Dania tampak menegang mendengar ultimatum tak biasa dari bibir Juan. "Diamlah, Cherris. Juan sudah terlalu tersiksa di dalam sini, kita makhlumi saja tindakannya, jangan terlalu diambil hati," bisik Dania pada Cherris saat melihat punggung Juan menjauh sambil meremas sebuah berkas di tangannya. "Aku yakin, dia pasti seperti ini karena terpengaruh oleh wanita jalang itu, Ma. Aku tidak akan memaafkan dia, jika bertemu akan aku hajar dia habis-habisan," geram Cherris yang kesal dipermalukan oleh Juan sedemikian rupa. Dania terdiam, memikirkan apa yang dikatakan oleh Cherris sambil menarik tangan anaknya dan mengikuti Juan dari belakang. "Akan aku cari tau, di mana dia tinggal sekarang. Aku akan meminta anak-anak di gudang untuk menakutinya. Tenang saja, akan mama buat dia jera dan menjauh selamanya dari Juan," desis Dania, menenangkan hati Cherris yang tampak tersenyum sinis seraya terus memaksakan langkahnya. Sampailah rombongan Juan ke rumahny

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 36. Jessica, memiliki keluarga?

    Jessica terhenyak saat mendengar pertanyaan Oleg, dia sudah terlalu lelah untuk memikirkan masa depannya saat ini. Bagaimana mungkin dia akan menolak keinginan pertama Oleg, setelah dia memutuskan kontak dengan Oleg selama tiga tahun ini. Menatap tatapan penuh harap, akhirnya Jessica memberanikan diri untuk memegang tangan keriput Oleg dan tersenyum sendu. "Jika itu dapat membuat aku bahagia dan membuat Opa tenang, aku bersedia," jawab Jessica dengan suara yang bergetar. Mendengarnya Oleg segera menghela nafas lega dan mengusap lembut rambut Jessica. "Makanlah, istirahatlah dulu. Opa akan segera mengatur pertemuanmu dengan pria itu jika kau sudah merasa lebih sehat," jawab Oleg lalu menuangkan air ke dalam gelas cucunya. Kepasrahan Jessica kini menuntunnya pada kehidupan baru yang tidak pernah dia harapkan. Dia akan dijodohkan oleh pria pilihan Oleg. Entah siapa, dan apakah pria itu akan lebih baik dari pada Juan. Jessica tidak tau dan tidak mau tau. "Tolong, bantulah aku satu hal

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 35. Selamat Tinggal

    "Juan, aku percaya ... waktu yang kita lalui beberapa saat yang lalu adalah waktu yang paling indah dan berharga dalam hubungan kita. Namun, aku tau ... dan kini menyadarinya, bahwa ... seberharga apapun waktu yang kita lewati bersama. Tidak akan lebih berharga dari keberadaan Amber bagimu. Untuk itu, aku memutuskan untuk mengalah. Bahagialah bersama wanita yang sudah memiliki hatimu. Sayang, wanita itu bukanlah diriku. Jangan cari aku ke mana pun, karna kau tidak akan menemukan aku, Xairus dan Maxton, pun tidak tau aku ke mana. Selamat Tinggal, Juan." Jantung Juan mencelos saat membaca surat yang ditinggalkan oleh Jessica untuknya. Hatinya sakit, kali ini dia tau, jika dirinya benar-benar kehilangan Jessica. Jika wanita yang selama ini memujanya telah muak dengan sikapnya. "Jessica, di mana kau berada?" Juan bahkan tidak mengindahkan peringatan Jessica, ia segera mengambil kunci mobil dan malam itu juga bertolak menuju ke mansionnya Xairus. Ia kejar keberadaan Jessica, sampai se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status