Home / Romansa / GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI / BAB 5. Kami Sudah Bercerai.

Share

BAB 5. Kami Sudah Bercerai.

Author: Lee Lizbet 88
last update Last Updated: 2024-07-15 17:16:57

Kancing terakhir long coat Jessica pakai, menjadi sebuah perjuangan hebat saat dengan hati yang kacau menyadarkannya.

Pada akhirnya, menyerahkan keperawanan pun tidak lantas dapat membuat semuanya baik-baik saja.

Pernikahannya sudah terlanjur rusak, semua yang dibangun dengan pondasi kesalahan maka selamanya tidak akan bisa diperbaiki. Dengan langkah lebar, Jessica menarik dua koper besarnya.

Ia turuni anak tangga rumah mantan suaminya dan dengan perjuangan ia mengangkat koper besar itu untuk masuk ke dalam mobil rongsok yang selama ini menjadi kamuflase untuknya melindungi diri.

Jessica segera menyalakan mesin mobil tersebut dan segera keluar dari pekarangan rumah tersebut.

“Nyonya, ini masih subuh, anda mau ke mana?” tanya tukang kebun yang tampak sudah semakin menua.

“Selamat tinggal, Bono. Hanya kau satu-satunya orang yang paling baik selama aku tinggal di sini.”

“Jika suatu saat kau ingin resign dan mencari pekerjaan baru yang lebih ringan dengan bayaran yang lebih tinggi, jangan ragu untuk menghubungi aku,” ucap Jessi tersenyum ramah, seraya memberikan kartu namanya.

“Ba-baik, Nyonya,” jawab tukang kebun tersebut sambil menunduk hormat pada Jessica sambil menatap prihatin saat mobil itu meninggalkan jejak asap hitamnya.

Air mata menjadi bagian terakhir dari dirinya saat meninggalkan rumah tersebut. Sampailah Jessi di depan sebuah mansion yang tampak sangat megah dengan pagar menjulang tinggi.

Jessica menatap camera dan dengan jengah ia meminta kakaknya untuk membukakan pagar yang baru saja diganti kodenya.

“Xairuz, ini aku. Tolong buka pagar,” pinta Jessica dan tidak lama kemudian pintu pagar tersebut terbuka secara otomatis.

Ia memasuki pekarangan mansionnya dan memarkir mobilnya. Kakinya melangkah tidak seperti biasanya, menahan rasa nyeri saat menaiki tangga membuatnya tampak meringis dan menarik perhatian kakaknya.

“Apa yang terjadi sampai kau meringis seperti itu.” Suara bariton Xairuz membuat Jessica menghentikan langkah.

“Aku, baik-baik saja, Kak. Aku ingin membersihkan diri dan segera bersiap menuju ke kantor,” jawab Jessica, tersenyum kecut dan kembali berjalan melewati Xai yang menatapnya dingin.

“Apa suamimu tau, kalau pagi ini kau pulang ke rumahmu?” tanya Xairuz penuh selidik.

“Aku sudah bercerai dengannya, Kak.” Jessica kembali melangkah lebar dan tanpa ragu untuk masuk ke dalam mansion mewahnya.

“Benarkah? Kalau begitu, kau harus merayakannya denganku malam ini.” Xairuz langsung memeluk adiknya dari belakang.

Jessica tidak kuasa menahan diri untuk tidak tersenyum menatap kakaknya. Saat pelukan hangat saudaranya itu melingkar di tubuhnya, saat itu juga rasa sesak di dada Jessica menyeruak hebat dan terlampiaskan dalam bentuk sebuah tangisan pilu.

Luka tak berdarah dirasakan oleh Xairuz. “Tenangkan dirimu, berhentilah menangis dan siapkan dirimu. Sudah tiga tahun kau mengabaikan tugasmu sebagai CEO Perusahaan keluarga kita.” Jessica segera mengangguk.

“Baiklah, aku akan segera bersiap,” jawabnya.

“Dan, aku akan tetap menjemputmu nanti di Perusahaan. Kalau kau menolak, ini adalah perintah dari komisaris perusahaanmu.” Xairuz lantas segera mengacak rambut adiknya.

Sementara Jessica dengan berendam sambil mengingat kembali, apa yang telah ia lakukan bersama Juan. Pria yang kini sudah menjadi mantan suaminya itu terbangun dengan ranjang kosong di sisi kirinya.

Perlahan ia buka matanya, dengusan serta senyuman tipis menghiasi wajahnya sejenak. Sampai pada akhirnya ia sadar kalau dirinya hanya seorang diri di kamarnya.

Kedua koper besar yang semalam berisi penuh dan tampak berat itu sudah tidak terlihat. Ia langsung mengusap wajahnya dan segera bangun dari ranjang.

Tubuhnya bahkan masih polos tanpa sehelai benang pun, kamar mandi adalah tujuan pertama mencari keberadaannya Jessica. Tapi, wanita itu tidak ada di sana.

Mungkinkah dia ada di bawah, menyiapkan sarapan seperti biasanya? Sungguh Juan tidak sabar untuk turun dan segera bertemu dengan wanita yang meninggalkan jejak bercak darah kesuciannya di atas ranjang beralaskan kain berwarna putih tersebut.

“Mama, di mana Jessica?” tanya Juan sambil mengedarkan seluruh pandangannya di seisi rumahnya.

“Bukankah, harusnya mama yang bertanya di mana perempuan mandul itu padamu? Dia tidak turun membantuku hari ini.” Wajah wanita paruh baya itu tampak gusar.

“Dan, mobil rongsoknya juga tidak ada. Pak Bono bilang istrimu sudah pergi meninggalkan rumah kita, Juan. Bukankah itu berita yang sangat bagus?”

Cherris menaikkan sudut bibirnya, menunjukkan jeri payahnya selama tiga tahun akhirnya terbayarkan sudah, dengan perginya adik iparnya itu.

Kedua tangan Juan mengepal keras hingga seluruh buku-buku pada jarinya tampak memutih. Terlihat rahang tegasnya semakin mengeras dan suara gemelutuk membuat kedua wanita yang sedang berdiri di hadapannya bungkam seketika.

“Juan, baiknya … kau sarapan dulu. Jangan terlalu memikirkan wanita sialan itu, hem? Nanti malam, pergilah makan malam bersama Amber. Dia menanyakanmu tadi pagi, katanya dia tidak tidur semalaman karena menunggumu datang ke apartemennya,” tutur mamanya.

“Aku, tidak lapar,” balas Juan dan segera pergi dari rumahnya dengan hati yang panas.

Selama di dalam mobil, ia menahan rasa marahnya dan keinginannya untuk menghubungi Jessica.

Begitu dirinya sampai di kantornya, ia langsung mengabaikan asisten pribadinya dan segera melempar tas kerjanya ke sembarang tempat seraya mengambil ponsel dari saku celananya.

Tujuan pertama adalah menghubungi Jessica. Dan, saat itu juga dengan emosi yang memenuhi isi kepalanya ia mencoba menghubungi Jessica.

Sayang, justru suara operator yang didengarnya. “Tommy, bisakah kau cari keberadaan Jessica?” titahnya pada asistennya saat ia masuk ke dalam ruang kerjanya.

“Tuan? Hari ini saya harus mengatur persiapan rapat penting anda dengan Menteri Pembangunan. Rapat tersebut akan diadakan tepat pukul tiga sore nanti, Tuan.” Tommy menolak secara halus tugas baru dari CEO-nya itu.

“For your information, Tuan. Akan ada perusahaan Xairuz Company yang bergabung. Kalau anda tidak datang sore nanti, maka proyek senilai seratus lima puluh juta dollar itu akan jatuh ke perusahaan yang menjadi musuh bebuyutan Mhyron Company sejak lima tahun yang lalu,” desah Tommy menyadarkan Juan yang langsung menghempaskan tubuhnya ke atas sofa.

“Sialan!” amuk Juan yang tidak punya pilihan selain mempersiapkan diri untuk menghadiri rapat penting tersebut.

“Pergilah Tommy, aku tidak menerima tamu hari ini.” Juan segera kembali ke meja kerjanya dan menunggu kapan jarum jam pendek menunjukkan pukul dua siang.

“Tuan, saatnya kita untuk rapat.” Ini adalah panggilan yang ditunggunya sejak tadi.

“Hem,” jawab Juan dengan dingin dan ia segera berjalan menuju ke ruang rapatnya.

Tampak, staf khusus Menteri sudah menunggu. “Apa kita bisa memulai rapatnya sekarang?” Juan bertanya seraya bersalaman.

“Kita tunggu lima menit lagi,” jawab pria berkaca mata tersebut pada Juan.

Tepat di menit ke empat, saat itu juga pintu terbuka. Wajah pria berambut coklat gelap dengan tulang pipi yang tinggi dan rahang kokohnya serta bibirnya yang tidak begitu tipis masuk ke dalam ruangan tersebut.

Wajahnya juga tampak dingin, tapi ramah. Ia menyapa Juan begitu juga dengan staf Menteri yang hadir.

Namun, bukan pria itu yang mengusik Juan dan membuat jantungnya hendak meledak saat itu. Melainkan wanita dengan pakaian semi formal, beralaskan make up natural yang telah tiga tahun tidak melekat dikulitnya.

Kini tampak sangat memancarkan aura kecantikan yang luar biasa. Ia menatap Juan, seperti orang asing dan Juan benci dengan sikap serta tatapan dingin wanita tersebut.

“Jessica?! Kenapa kau mematikan ponselmu, hem?!” desis Juan sambil berbisik saat mereka bersalaman.

“Tuan Myer, duduklah di kursi anda. Rapat akan segera dimulai,”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 40. Nikahi atau Kuburkan Saja.

    Tiga hari sebelum berita yang viral semakin menghancurkan hati Jessica. Juan dalam keputus asaan, tengah tersudutkan oleh beberapa paparazi yang memadati lorong rumah sakit.Semua ini bukan kebetulan, semua sudah dirancang oleh Amber secara sempurna. Dia tau, hanya Juan yang dapat menghancurkan Jessica. Dirinya bahkan tidak perlu memiliki alasan untuk melakukan hal gila ini. "Lihatlah perbuatanmu! Seluruh wartawan datang untuk meliput skandal gilamu. Kau sudah mengkhianati satu-satunya wanita tulus yang sangat mencintai keluarga ini, Juan!" Cherris tampak semakin menyudutkan adiknya yang masih terdiam memikirkan bagaimana kabarnya Jessica jika sampai berita ini dibacanya. "Juan, apa kau tuli?! Katakan sesuatu, bagaimana kalau sampai Amber ada apa-apa! Kau harus bertanggung jawab terhadap keluarganya!" cecar Cherris tiada henti. Tidak tahan mendengar omelan Cherris yang tak berujung. Ia pun berdiri tegak dari kursinya, berjalan mendekati Cherris dengan tatapan tegas dan rahangnya

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 39. Berita Viral

    "AMBER, BERHENTI!" teriak Juan. Ia berlari ingin menghentikan Amber yang menyayat tangannya sendiri. Terlambat, Amber benar-benar memotong nadinya sendiri. "Apa yang kau lakukan?! Kau, gila! Bono! Bono, panggil ambulance!" titah Juan tidak kuasa menahan tangis. "Apa yang kau lakukan, Amber?!" Juan mengguncang tubuh Amber yang sudah tidak sadarkan diri. Hingga tujuh menit kemudian, suara ambulance mendekat dan Bono tampak berlari membuka pagar rumahnya Juan. Dekat cekatan Juan mengangkat tubuh Amber dan menggendongnya. Ia berlari, setiap detik adalah penentuan atas hidup matinya Amber. "Tolong, Dokter, darahnya tidak berhenti. Aku, aku sudah menekan lukanya," lapor Juan dengan tubuh gemetar. "Tuan, ikutlah kami," pinta salah satu perawat. "Ya, aku tidak akan meninggalkannya," ucap Juan mena

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 38. Kekacauan

    "Nona Jessica, adalah adik kandung tuan muda Xairus. Apa, selama ini ... anda tidak tau, siapa wanita yang anda nikahi itu?" ungkap salah satu penjaga yang tampak geram menatap Juan. Bak tersambar petir di siang bolong, kedua mata Juan terbelalak lebar. Bagaimana mungkin selama ini dia tidak tau, bahkan mencari tau pun ... tidak pernah ada di pikirannya. Wanita yang disia-siakannya adalah adik kandung Xairus. Pemilik perusahaan terbaik di Eropa, sedang dirinya hanyalah seorang CEO yang tidak memiliki privilege nama besar. "Romanov, nama belakang mereka sama. Bodoh! Aku sangat bodoh selama ini, karna menganggapnya sebuah kebetulan belaka," desisnya tak kuasa menahan geram atas kebodohannya sendiri. "Yah Tuan, anda memang bodoh! Sekarang pergilah, jangan membuat pekerjaan kami semakin bertambah!" usir penjaga tersebut seraya membuka pintu mobilnya. Namun, Juan sama sekali tidak beranjak dari tempatnya. Dia hanya diam, dia tampak berpikir. "Tuan, jika anda berpikir untuk r

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 37. Identitas Jessica

    Kedua mata Cherris pun melebar, bahkan Dania tampak menegang mendengar ultimatum tak biasa dari bibir Juan. "Diamlah, Cherris. Juan sudah terlalu tersiksa di dalam sini, kita makhlumi saja tindakannya, jangan terlalu diambil hati," bisik Dania pada Cherris saat melihat punggung Juan menjauh sambil meremas sebuah berkas di tangannya. "Aku yakin, dia pasti seperti ini karena terpengaruh oleh wanita jalang itu, Ma. Aku tidak akan memaafkan dia, jika bertemu akan aku hajar dia habis-habisan," geram Cherris yang kesal dipermalukan oleh Juan sedemikian rupa. Dania terdiam, memikirkan apa yang dikatakan oleh Cherris sambil menarik tangan anaknya dan mengikuti Juan dari belakang. "Akan aku cari tau, di mana dia tinggal sekarang. Aku akan meminta anak-anak di gudang untuk menakutinya. Tenang saja, akan mama buat dia jera dan menjauh selamanya dari Juan," desis Dania, menenangkan hati Cherris yang tampak tersenyum sinis seraya terus memaksakan langkahnya. Sampailah rombongan Juan ke rumahny

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 36. Jessica, memiliki keluarga?

    Jessica terhenyak saat mendengar pertanyaan Oleg, dia sudah terlalu lelah untuk memikirkan masa depannya saat ini. Bagaimana mungkin dia akan menolak keinginan pertama Oleg, setelah dia memutuskan kontak dengan Oleg selama tiga tahun ini. Menatap tatapan penuh harap, akhirnya Jessica memberanikan diri untuk memegang tangan keriput Oleg dan tersenyum sendu. "Jika itu dapat membuat aku bahagia dan membuat Opa tenang, aku bersedia," jawab Jessica dengan suara yang bergetar. Mendengarnya Oleg segera menghela nafas lega dan mengusap lembut rambut Jessica. "Makanlah, istirahatlah dulu. Opa akan segera mengatur pertemuanmu dengan pria itu jika kau sudah merasa lebih sehat," jawab Oleg lalu menuangkan air ke dalam gelas cucunya. Kepasrahan Jessica kini menuntunnya pada kehidupan baru yang tidak pernah dia harapkan. Dia akan dijodohkan oleh pria pilihan Oleg. Entah siapa, dan apakah pria itu akan lebih baik dari pada Juan. Jessica tidak tau dan tidak mau tau. "Tolong, bantulah aku satu hal

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 35. Selamat Tinggal

    "Juan, aku percaya ... waktu yang kita lalui beberapa saat yang lalu adalah waktu yang paling indah dan berharga dalam hubungan kita. Namun, aku tau ... dan kini menyadarinya, bahwa ... seberharga apapun waktu yang kita lewati bersama. Tidak akan lebih berharga dari keberadaan Amber bagimu. Untuk itu, aku memutuskan untuk mengalah. Bahagialah bersama wanita yang sudah memiliki hatimu. Sayang, wanita itu bukanlah diriku. Jangan cari aku ke mana pun, karna kau tidak akan menemukan aku, Xairus dan Maxton, pun tidak tau aku ke mana. Selamat Tinggal, Juan." Jantung Juan mencelos saat membaca surat yang ditinggalkan oleh Jessica untuknya. Hatinya sakit, kali ini dia tau, jika dirinya benar-benar kehilangan Jessica. Jika wanita yang selama ini memujanya telah muak dengan sikapnya. "Jessica, di mana kau berada?" Juan bahkan tidak mengindahkan peringatan Jessica, ia segera mengambil kunci mobil dan malam itu juga bertolak menuju ke mansionnya Xairus. Ia kejar keberadaan Jessica, sampai se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status