Home / Romansa / GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI / BAB 6. Apa Yang Kau Lakukan Di sini?

Share

BAB 6. Apa Yang Kau Lakukan Di sini?

Author: Lee Lizbet 88
last update Last Updated: 2024-07-24 22:59:06

“Tuan Myer, duduklah di kursi anda. Rapat akan segera dimulai.” Jessica langsung menarik tangannya dan bersikap sangat formal. Ia segera mengambil kursi tepat di sisinya Xai yang menatap tajam Juan.

Bukan Juan namanya yang terima ditatap sedemikian rupa oleh orang lain. Dia tidak pernah takut atau merasa terancam dengan orang yang lebih berkuasa darinya sekali pun.

“Tentu saja,” jawab Juan yang segera menarik ujung jas dan dirinya kembali tampak sangat sempurna.

Rahangnya mengetat saat mendengarkan Jessica menerangkan pemaparan hasil rencana anggaran biaya untuk project yang saat ini mereka perebutkan.

Konsentrasinya buyar saat melihat sikap tenangnya Jessica, yang tidak biasa. “Demikian penawaran dan verifikasi serta penjelasan teknis yang kami rancangkan, Sir,” tutup Jessica saat mengakhiri persentasenya.

Staff khusus Menteri Pembangunan tersebut tampak puas mendengar pemaparannya Jessica. “Tuan Juan, sebelumnya saya juga sudah mendengar pemaparan dari Sir Tommy.”

“Rancangan kalian memang tampak sangat matang. Saya dan pihak kementrian tetap harus menentukan siapa pemenangnya. Tapi, kami membuka ruang diskusi untuk kedua Perusahaan ini,”

“Itulah yang membuat kami mengadakan pertemuan dengan dua Perusahaan benefit ini, untuk bisa bertemu dan membahas kemungkinan Mhyron dan Xairuz Company dapat bekerja sama dengan baik,” akuh staff khusus tersebut.

Semua orang tampak terdiam, baik Juan dan Xairus sama-sama sedang berpikir. Bedanya, Xiarus berpikir untuk melepaskan saja proyek ini dari pada membiarkan adiknya kembali berdekatan dengan mantan suaminya ini.

Sedangkan, Juan sedang memutar otaknya bagaimana mereka bisa bekerja sama. Tapi, harus dengan cara yang elegan dan tidak menunjukkan kalau dirinya menyetujui opsi kerjasama yang diusulkan.

“Bagaimana, gentleman?” tanya Luke, staff kementrian itu pada kedua pemimpin Perusahaan raksasa ini.

Baru saja Juan membuka mulutnya, Xairuz sudah lebih dulu berdiri. “Kami serahkan saja proyek ini untuk CEO barunya Mhyron Company,”

“Kebetulan, kami baru saja menandatangi kontrak kerja sama dengan pihak ASEAN.” Xairuz pun segera memegang pergelangan tangannya Jessica dengan posesif, tanpa mengalihkan tatapannya dari mata Juan yang tampak memerah.

“A-apa, anda yakin, Tuan Xai?” tanya Luke yang cukup kecewa dengan keputusannya Xairuz, apalagi secara pengalaman Perusahaan Xai jauh berpengalaman.

“Yah, sangat yakin!” balasnya seraya menarik sudut bibirnya dengan sinis saat meninggalkan ruangan tersebut.

Jessica pun berjalan sangat anggun meninggalkan ruangan meeting tersebut. Wajah Juan memerah, kedua manik matanya semakin menggelap. Rahang tegasnya pun tampak mengetat, tanpa sadar tangannya juga mengepal kuat.

"Ah... bukankah pertemuan ini menjadi sia-sia?! Ck, cepat saya Tuan Xairus memberikan keputusan," keluh Luke dengan wajah kecewa.

“Tuan, Tuan!” panggil Tommy yang meminta Juan untuk berdiri dan ikut mengantarkan kepergiannya Luke yang tadi mengatakan akan segera menyiapkan Surat Perjanjian Kontrak.

“Selamat jalan, Sir Luke,” ucap Juan dengan sopan.

Saat Luke pergi, Juan segera membalikkan badannya dan kali ini ia tidak akan membiarkan Tommy mengelak lagi seperti tadi.

“Aku, tidak mau tau. Kau ikuti ke mana pun Jessica pergi! Kabarkan aku, di mana dia tinggal saat ini,” titah Juan dan segera meninggalkan Tommy yang menghela nafasnya panjang.

Sementara itu di dalam mobil, Xai menatap adik kandungnya itu dengan curiga. “Kau menangis?” tanya Xai dengan suara datarnya.

Jessica langsung menarik kedua sudut bibirnya. “Apa, aku tampak sedang menangis? Apa ada air mataku yang gugur?” kekeh Jessica berusaha menjaga perasaannya.

Xai tidak langsung menjawab, ia masih memilih untuk memicingkan kedua matanya. “Yah, sudah … kalau begitu, apa rencanamu kali ini, hem? Apa kau mau ke kantor?” tawar Xairuz.

Jessica menggelengkan kepalanya. “Aku, masih ingin bekerja dari rumah saja. Aku masih ingin menjadi asistenmu saja, Xai,” sahut Jessica membuat Xairuz mendesah kesal.

“Kenapa kau ini suka sekali merepotkan dirimu sendiri. Yah sudah, sekarang kita bersiap saja untuk nanti malam. Sebelumnya, maukah kau menemaniku untuk mengerjakan sesuatu di kantor pribadiku?” Jessica mengangguk.

“Okay,” jawabnya singkat.

Petang pun tiba, akhirnya Xairuz merapikan beberapa dokumen yang sebelumnya tampak berserakan. “Kita berangkat sekarang? Aku akan mengajakmu makan di Ocean Garden.” Sebuah senyuman tipis terbit di wajah Jessica.

“Apa kau masih kepikiran saat melihat Juan tadi?” Xairuz tampak sinis saat mengingat mantan suami adiknya itu.

“Aku baik-baik saja, Kak,” jawab Jessica lalu segera masuk ke dalam mobil.

Mereka pun akhirnya sampai, Xairuz tampak sangat menyayangi Jessica dan memperlakukannya dengan sangat baik.

Tanpa mereka ketahui, di tempat yang sama rupanya Amber yang saat ini bersama dengan Cerris juga sedang menunggu kedatangannya Juan.

“Kak, bukannya itu Jessica?” tanya Amber menatap Jessica sambil tersenyum sinis.

“Mau apa, Jalang itu datang ke sini?! Apa dia sedang mengejar adikku Juan sampai ke restoran mewah ini?!” desis Cerris yang arogan, ia langsung berdiri dari kursinya dan melangkahkan kakinya.

Namun, Amber langsung menarik pergelangan tangannya Cerris.

“Kak, biarkan saja. Jangan ke sana, walau aku sebenarnya sangat kesal melihatnya sampai berani merusak makan malam kita,” dengus Amber, yang sesungguhnya tidak benar-benar sedang menahan Cerris.

“Lepaskan Amber, tidak akan aku biarkan dia menyakitimu lagi!” tegas Cerris lalu menarik tangannya dengan perlahan dan segera berbalik, menatap tajam Jessica.

Ia melangkah dan mendekati keberadaan Jessica yang sedang menatap menu makanan. Cerris, dengan lancangnya langsung menarik kursi yang berada tepat di hadapannya Jessica.

“Apa, yang kau lakukan di sini, Jalang?! Apa kau sedang berusaha mengusik keluarga kami? Tidakkah kau puas telah mencetak adikku selama ini?"

"Kini kau mau mengacau lagi? Mau buat ulah lagi, setelah mendengar Amber sudah sadarkan diri, hem?!” cecar Cerris tidak nampak sopan.

Jessica menurunkan buku menu tersebut dan menatap tegas wajahnya Cerris. “Maaf, silahkan anda beranjak dari meja saya, karena saya tidak mau ada urusan dengan anda atau siapapun yang berada di dekat anda,” jawab Jessi tanpa rada ragu dan takut.

“Sialan! Bedebah juga kau yah! Itu artinya kau harus mendapatkan pelajaran dariku!” ancam Cerris dan Jessica langsung mengangguk.

“Silahkan, Kak. Aku tunggu,” sahut Jessica yakin.

“Bedebah kau!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 40. Nikahi atau Kuburkan Saja.

    Tiga hari sebelum berita yang viral semakin menghancurkan hati Jessica. Juan dalam keputus asaan, tengah tersudutkan oleh beberapa paparazi yang memadati lorong rumah sakit.Semua ini bukan kebetulan, semua sudah dirancang oleh Amber secara sempurna. Dia tau, hanya Juan yang dapat menghancurkan Jessica. Dirinya bahkan tidak perlu memiliki alasan untuk melakukan hal gila ini. "Lihatlah perbuatanmu! Seluruh wartawan datang untuk meliput skandal gilamu. Kau sudah mengkhianati satu-satunya wanita tulus yang sangat mencintai keluarga ini, Juan!" Cherris tampak semakin menyudutkan adiknya yang masih terdiam memikirkan bagaimana kabarnya Jessica jika sampai berita ini dibacanya. "Juan, apa kau tuli?! Katakan sesuatu, bagaimana kalau sampai Amber ada apa-apa! Kau harus bertanggung jawab terhadap keluarganya!" cecar Cherris tiada henti. Tidak tahan mendengar omelan Cherris yang tak berujung. Ia pun berdiri tegak dari kursinya, berjalan mendekati Cherris dengan tatapan tegas dan rahangnya

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 39. Berita Viral

    "AMBER, BERHENTI!" teriak Juan. Ia berlari ingin menghentikan Amber yang menyayat tangannya sendiri. Terlambat, Amber benar-benar memotong nadinya sendiri. "Apa yang kau lakukan?! Kau, gila! Bono! Bono, panggil ambulance!" titah Juan tidak kuasa menahan tangis. "Apa yang kau lakukan, Amber?!" Juan mengguncang tubuh Amber yang sudah tidak sadarkan diri. Hingga tujuh menit kemudian, suara ambulance mendekat dan Bono tampak berlari membuka pagar rumahnya Juan. Dekat cekatan Juan mengangkat tubuh Amber dan menggendongnya. Ia berlari, setiap detik adalah penentuan atas hidup matinya Amber. "Tolong, Dokter, darahnya tidak berhenti. Aku, aku sudah menekan lukanya," lapor Juan dengan tubuh gemetar. "Tuan, ikutlah kami," pinta salah satu perawat. "Ya, aku tidak akan meninggalkannya," ucap Juan mena

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 38. Kekacauan

    "Nona Jessica, adalah adik kandung tuan muda Xairus. Apa, selama ini ... anda tidak tau, siapa wanita yang anda nikahi itu?" ungkap salah satu penjaga yang tampak geram menatap Juan. Bak tersambar petir di siang bolong, kedua mata Juan terbelalak lebar. Bagaimana mungkin selama ini dia tidak tau, bahkan mencari tau pun ... tidak pernah ada di pikirannya. Wanita yang disia-siakannya adalah adik kandung Xairus. Pemilik perusahaan terbaik di Eropa, sedang dirinya hanyalah seorang CEO yang tidak memiliki privilege nama besar. "Romanov, nama belakang mereka sama. Bodoh! Aku sangat bodoh selama ini, karna menganggapnya sebuah kebetulan belaka," desisnya tak kuasa menahan geram atas kebodohannya sendiri. "Yah Tuan, anda memang bodoh! Sekarang pergilah, jangan membuat pekerjaan kami semakin bertambah!" usir penjaga tersebut seraya membuka pintu mobilnya. Namun, Juan sama sekali tidak beranjak dari tempatnya. Dia hanya diam, dia tampak berpikir. "Tuan, jika anda berpikir untuk r

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 37. Identitas Jessica

    Kedua mata Cherris pun melebar, bahkan Dania tampak menegang mendengar ultimatum tak biasa dari bibir Juan. "Diamlah, Cherris. Juan sudah terlalu tersiksa di dalam sini, kita makhlumi saja tindakannya, jangan terlalu diambil hati," bisik Dania pada Cherris saat melihat punggung Juan menjauh sambil meremas sebuah berkas di tangannya. "Aku yakin, dia pasti seperti ini karena terpengaruh oleh wanita jalang itu, Ma. Aku tidak akan memaafkan dia, jika bertemu akan aku hajar dia habis-habisan," geram Cherris yang kesal dipermalukan oleh Juan sedemikian rupa. Dania terdiam, memikirkan apa yang dikatakan oleh Cherris sambil menarik tangan anaknya dan mengikuti Juan dari belakang. "Akan aku cari tau, di mana dia tinggal sekarang. Aku akan meminta anak-anak di gudang untuk menakutinya. Tenang saja, akan mama buat dia jera dan menjauh selamanya dari Juan," desis Dania, menenangkan hati Cherris yang tampak tersenyum sinis seraya terus memaksakan langkahnya. Sampailah rombongan Juan ke rumahny

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   BAB 36. Jessica, memiliki keluarga?

    Jessica terhenyak saat mendengar pertanyaan Oleg, dia sudah terlalu lelah untuk memikirkan masa depannya saat ini. Bagaimana mungkin dia akan menolak keinginan pertama Oleg, setelah dia memutuskan kontak dengan Oleg selama tiga tahun ini. Menatap tatapan penuh harap, akhirnya Jessica memberanikan diri untuk memegang tangan keriput Oleg dan tersenyum sendu. "Jika itu dapat membuat aku bahagia dan membuat Opa tenang, aku bersedia," jawab Jessica dengan suara yang bergetar. Mendengarnya Oleg segera menghela nafas lega dan mengusap lembut rambut Jessica. "Makanlah, istirahatlah dulu. Opa akan segera mengatur pertemuanmu dengan pria itu jika kau sudah merasa lebih sehat," jawab Oleg lalu menuangkan air ke dalam gelas cucunya. Kepasrahan Jessica kini menuntunnya pada kehidupan baru yang tidak pernah dia harapkan. Dia akan dijodohkan oleh pria pilihan Oleg. Entah siapa, dan apakah pria itu akan lebih baik dari pada Juan. Jessica tidak tau dan tidak mau tau. "Tolong, bantulah aku satu hal

  • GELORA RANJANG PANAS MANTAN SUAMI   Bab 35. Selamat Tinggal

    "Juan, aku percaya ... waktu yang kita lalui beberapa saat yang lalu adalah waktu yang paling indah dan berharga dalam hubungan kita. Namun, aku tau ... dan kini menyadarinya, bahwa ... seberharga apapun waktu yang kita lewati bersama. Tidak akan lebih berharga dari keberadaan Amber bagimu. Untuk itu, aku memutuskan untuk mengalah. Bahagialah bersama wanita yang sudah memiliki hatimu. Sayang, wanita itu bukanlah diriku. Jangan cari aku ke mana pun, karna kau tidak akan menemukan aku, Xairus dan Maxton, pun tidak tau aku ke mana. Selamat Tinggal, Juan." Jantung Juan mencelos saat membaca surat yang ditinggalkan oleh Jessica untuknya. Hatinya sakit, kali ini dia tau, jika dirinya benar-benar kehilangan Jessica. Jika wanita yang selama ini memujanya telah muak dengan sikapnya. "Jessica, di mana kau berada?" Juan bahkan tidak mengindahkan peringatan Jessica, ia segera mengambil kunci mobil dan malam itu juga bertolak menuju ke mansionnya Xairus. Ia kejar keberadaan Jessica, sampai se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status