Share

Anak Jalanan 2

Geovane tersenyum miring melihat ke arah kumpulan anak muda yang kini menatap ke arahnya. Dia mengangkat sebelah alisnya seolah mempertanyakan apakah yang dikatakan olehnya sudah benar atau belum. Geovane sengaja menyebut bahwa dirinya tidak senang menyia-nyiakan diri sebagai sindiran halus yang diberikan olehnya untuk anak-anak jalanan tersebut.

Tidakkah mereka merasa sayang pada tubuh mereka sendiri? Ketika ribuan orang berpenyakit berusaha untuk sembuh bahkan rela memberikan seluruh harta kekayaannya demi untuk mencapai kesehatan, lantas mengapa anak-anak muda seperti mereka yang seharusnya menjadi generasi penerus bangsa justru malah menyia-nyiakan diri mereka dengan mengonsumsi minuman yang akan tubuh mereka teracuni?

“Apakah aku salah berkata?” tanya Geovane dengan tersenyum sombong. Ia menatap remeh anak-anak jalanan yang masih duduk melingkar di bawah kakinya.

Seorang pemuda menjawab, “Kau tidak perlu ikut campur masalah kami. Urusi saja hidupmu, apa kau pikir hidupmu sudah sempurna?’ tanyanya.

Yang bertanya adalah ketua dari kumpulan tersebut, namanya William. Banyaknya tindik dan tato yang memenuhi tubuhnya telah menutupi ketampanan dan citra manis yang terlukis di wajahnya. Geovane merasa yakin, jika saja William tidak memberikan pernak-pernik di sepanjang telinga, ujung hidung, dan ujung alisnya maka ia adalah pria berwajah manis. Mungkin dia akan cocok menjadi salah satu anggota boy group di Korea Selatan.

Justin memasang posisi istirahat di tempat, berdiri tepat di belakang tubuh majikannya yang tak lain adalah Geovane. Ia menatap anak-anak jalanan dengan waspada, jika saja mereka akan berbuat hal tak terduga maka Justin akan bisa bertindak dengan cepat.

Berbeda dengan orang kepercayaannya, Geovane justru tampak santai berdiri dengan angkuh sambil menatap remeh anak-anak muda yang sedang mencari jati diri yang sebenarnya. Bibirnya tidak berhenti untuk menyunggingkan senyum miring yang mana biasanya bisa membuat semua orang yang melihatnya bergerak waspada.

“Kau bertanya apakah hidupku sudah sempurna? Hey, anak muda! Kau tidak akan bisa membayangkan seberapa sempurnanya hidupku!” Tawa penuh kekuasaan terdengar begitu jelas, Geovane tidak tahu bagaimana reaksi yang akan ditunjukkan oleh anak jalanan tersebut jika tahu siapa ia sebenarnya.

“Memangnya kau siapa? Selebritis?” tanya seorang rekan William.

Lagi-lagi Geovane tertawa dibuatnya. Setelah meredakan tawanya, ia menghela napas ringan dan kembali berjongkok untuk membuat tubuhnya kembali sejajar dengan pria-pria muda tersebut. “Aku bukan aktor atau pembawa berita yang sering berlalu-lalang di televisi, tapi aku jelas lebih kaya dari mereka semua. Dan pastinya, namaku jauh lebih tersohor daripada mereka semua.”

Ucapan yang dilontarkan oleh Geovane membuat semua mata yang tertuju padanya saling melemparkan kebingungan. Mereka sangat penasaran akan siapa sosok yang sekarang tengah mengganggu ketenteraman yang sebelumnya sedang mereka dapatkan.

“Jika kau sangat tersohor lantas mengapa kami tidak mengenalmu?” tanya William dengan gaya congkak, mengikuti bagaimana cara Geovane bersikap. Ia sudah merasa sangat penasaran akan siapa itu sosok yang banyak bicara di hadapannya.

Pembawaan diri yang jelas menunjukkan sebuah kesombongan namun tetap dalam batasan kewibawaan membuat William yakin bahwa Geovane bukanlah orang sembarang apalagi orang yang berasal dari kelas bawah. Lalu tatapan William beralih pada sosok Justin yang tampak berusaha untuk menjaga keselamatan Geovane. Dan hal tersebut membuat William merasa yakin jika Geovane bukanlah sosok yang sembarangan.

“Tentu saja kalian tidak mengenalku, karena poster-poster mengenai diriku tidaklah terpajang di tempat-tempat yang kumuh!” ujar Geovane semakin sombong.

Hal tersebut membuat anak-anak jalanan yang ada bersamanya semakin meradang, hingga salah seorang di antara mereka bangkit dan mencoba untuk melayangkan sebuah pukulan pada Geovane. Hal tersebut tentu saja tidak berhasil karena Justin yang dengan sigap menangkis tangan tak terlatih pemuda itu. “Jangan sentuh tuanku dengan tangan kotormu!” desisnya.

Geovane bertindak santai, justru dirinya memberikan kode kepada Justin agar melepaskan tangan pemuda lancang tersebut. Justin pun dengan segera menuruti apa yang diperintah oleh tuannya. Karena tak mungkin baginya untuk menolak permintaan Geovane. Justin kembali memosisikan dirinya untuk berdiri di belakang Geovane dengan posisi istirahat di tempat.

Setelah itu Geovane langsung menatap orang-orang muda di hadapannya kembali. “Baiklah, sepertinya kalian sangat ingin mengetahui identitasku. Namaku Geovane Gabriel Priangan, apa kalian sudah mengingat atau mungkin mendengar tentangku?”

Kesombongan Geovane mulai memudar ketika anak-anak jalanan tersebut mulai menggelengkan kepalanya. Jadi ternyata ia tidak cukup tersohor untuk dapat dikenal oleh anak-anak jalanan? Baiklah seharusnya Geovane sadar bahwa anak-anak jalanan seperti mereka pasti tidak menaruh ketertarikan pada perkembangan dunia bisnis. Wajahnya mungkin dikenal oleh orang-orang peduli dan berkecimpung di dunia bisnis.

Akhirnya ia menghela napas lelah dan lalu kemudian kembali berucap, “Aku adalah pria terkaya di Indonesia, dan aku adalah salah satu pengusaha muda yang paling sukses di dunia. Jadi apa sekarang kalian tahu siapa diriku?”

Bukannya terkagum, anak-anak jalanan tersebut justru langsung mencoba untuk meneliti penampilan Geovane dari atas ke bawah. Mungkin mereka percaya jika Geovane adalah orang kaya, tapi orang terkaya di Indonesia? Rasanya penampilan Geovane sekarang tidak mencerminkan itu sama sekali.

Geovane yang sadar jika pengakuannya diragukan karena penampilannya yang kelewat sederhana segera berdehem. Lantas ia merapikan pakaiannya seraya berkata, “Mungkin kalian melihat bahwa pakaian yang kukenakan sangat sederhana. Tapi percayalah jika pakaian yang sedang kupakai dijual kembali maka kalian bisa membeli satu sepeda motor.”

William berdecak, jengah dengan sosok Geovane yang terus membanggakan dirinya. “Lantas kalau kau pria terkaya di Indonesia apa urusannya dengan kami?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status