*Ekstra update akhir pekan.
"Jadi, apa maksudnya semua ini?" Tanya Calista menuntut. Tatapan mata Calista begitu tegas, layaknya seorang pejuang wanita yang tidak akan pernah berhenti, sebelum berhasil mendapatkan apa sedang yang ia perjuangkan.Awan berusaha terlihat tenang, meski di dalam hati ia sangat gugup.Awan tidak mungkin mengatakan secara terus terang pada Calista, bahwa ia telah menghapus ingatan Calista tentang dirinya. Hal itu akan membuat Calista semakin menyalahkan dirinya. Meski begitu, Awan juga tidak bisa berterus terang begitu saja pada Calista atas apa yang terjadi antara mereka di masa lalu. Awan sudah bertekad untuk menjauhkan Calista dari hidupnya dan berusaha setia pada beberapa wanita dalam hidupnya. Apalagi, salah satu wanitanya, Amanda sedang dalam kesusahan.Awan tidak ingin menambah masalah baru dengan menambahkan Calista dalam daftar wanitanya."Cal, sepertinya kamu salah paham.""Tidak ada sesuatu yang istimewa terjadi di antara kita."Calista menatap Awan dengan mata berkaca-kac
Sayangnya, setiap perubahan mikro diwajah Awan, tidak luput sedikitpun dari perhatian Calista dan ia bisa menangkap kecemasan Awan dari balik gestur tenangnya. Karena itu, Calista coba mencecar Awan lebih lanjut."Di depan Agnes juga, mas mengatakan bahwa kita akan segera menikah saat itu."'Apa?' Awan makin tercengang.Kebohongan Agnes sudah semakin parah.Namun, yang lebih parah, Awan tidak berdaya untuk meyakinkan Calista saat ini. Karena Calista sudah mengaku bahwa ia tidak mengingat semua itu. Satu-satunya solusi, ia harus menyeret Agnes untuk mengklarifikasi semuanya.Masalahnya, Awan tidak mungkin menggunakan energinya saat ini untuk mencari tahu keberadaan Agnes.Dengan ekspresi tidak berdaya, Awan berkata, "Cal, kenyataannya tidak seperti itu. Bukankah sudah ku katakan, kalau waktu itu kita hanya berakting saja, agar menjauhkan pria yang mengejarmu waktu itu. Aku...."Belum selesai Awan meneruskan kalimatnya, tiba-tiba ia mendapati Calista tertawa.Reaksi yang membuat Awan me
Calista tanpa sadar melangkah mundur, dengan ekspresi yang terlihat seperti orang yang sedang patah hati. Harapannya masih membumbung tinggi sebelumnya dan Calista ingin berjuang untuk bisa merengkuh cintanya. Ia sudah begitu yakin dengan Awan, meski ingatannya sangat samar tentang itu.Calista bahkan sudah bersiap untuk sujud di depan Awan. Jika seandainya itu bisa merubah pendirian Awan dan mau mengakui dirinya.Namun, semua asanya hancur, begitu Awan mengatakan bahwa ia telah memiliki wanita lain yang ia cintai.Calista sangat syok dan semua lamunan indahnya hancur dalam sekejap mata. Calista luntuh, tanpa daya. Harapannya tumbuh dan patah di saat bersamaan dan Calista hampir tidak kuat untuk menanggung semua itu.Awan merasa terluka saat melihat Calista terluka. Awan merasa sakit, saat melihat kesakitan yang tidak terperi dalam kedua mata Calista. Ia merasa sangat bersalah melakukan tindakan kejam ini terhadap Calista.Tapi, Awan tidak memiliki pilihan lain. Ia tidak ingin menamb
'Huft!" Awan akhirnya menyerah dan membiarkan Lana memanggilnya dengan sebutan yang sama, selama itu nyaman baginya."Jadi, bagaimana mobilnya?" Tanya Awan mengalihkan topik."Sudah beres!" Ucap Lana mengacungkan jempol.Lana memberikan bukti transfer dari pihak showroom yang telah ditransfer ke rekening Awan.Awan cukup terkejut dengan hasil yang dilaporkan Lana. Sebelumnya, ia tidak berharap bahwa Lana akan langsung menjual mobil BMW i8-nya. Kalaupun, pihak showroom langsung menawar mobilnya, Lana sebenarnya bisa saja mengarahkan transaksi dengannya.Apalagi, ketika melihat harga yang tertera dalam salinan transfer yang ada dalam ponsel Lana."Tiga koma enam milyar? wow!" Ujar Awan cukup terkejut.Mobilnya adalah BMW i8 Coupe dan Lana bisa menjual mobilnya mendekati harga barunya. Bukankah itu fantastis?Awan jadi penasaran, bagaimana cara Lana bisa menjualnya dengan harga segitu? Padahal, ia memperkirakan harga mobilnya dikisaran tiga milyaran lebih sedikit, karena mobil itu sudah
Calista benar-benar terpuruk, saat Awan dengan tegas menolak untuk mengakuinya dan lebih menyakitkan dari itu semua, Awan juga mengatakan bahwa dirinya lah yang sebenarnya meninggalkan Awan saat itu, karena menangkap langsung perselingkuhan Awan.Lalu, apa Calista akan percaya begitu saja dengan semua penjelasan yang diberikan Awan padanya? Meski, Awan juga menunjukkan bukti kemesraannya dengan wanita yang ia katakan sebagai wanita selingkuhan yang dijumpai Calista dan menjadi alasan Calista meninggalkan Awan saat itu.Calista segera memikirkan profil Awan sekali lagi dalam benaknya. Dalam saat terpuruk sekalipun, ia coba mengalisa semua pernyataan Awan dalam benaknya. Sebagai seorang dosen, Calista juga belajar tentang ilmu psikologi dan ia memiliki kompetensi yang sangat baik dalam bidang tersebut. Bagaimanapun ia ingin mempercayai pernyataan Awan, sulit untuk Calista mempercayai semua cerita Awan begitu saja.Menurut penilaiannya, Awan adalah tipikal lelaki yang jujur dan mengedep
Namun, Calista berbeda! Johan sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dan pertama kali dalam hidupnya, ia berinisiatif mendekati seorang wanita. Namun, niat baiknya ternyata tidak mendapat respon sebagaimana yang ia harapkan. Bahkan, ia harus ditolak dua kali berturut-turut dan itu adalah penghinaan terbesar dalam hidupnya.Meski ia mengagumi kecantikan Calista, Johan juga memiliki batasnya sendiri.Bella, sekeretaris Johan, segera menyemprot Calista dengan marah, "Apa kamu tidak tahu, siapa pria yang telah kamu tolak? Dia adalah...""Aku tidak peduli siapa dia. Aku mohon, kalian semua pergi dan tinggalkan aku sendiri." Potong Calista sambil menahan tangisnya dan mulai kehilangan kesabarannya."Kamu?"Bella meledak marah dan ingin menampar Calista saat itu juga. Namun, Johan melambaikan tangan dan memintanya diam dan menahan diri.Senyum hangat yang semula dipertahankan oleh Johan, seketika berubah dingin.Lalu, dengan datar ia berkata, "Sepertinya, anda tidak tahu bagaimana menghar
Awan masih ingat persis setiap sudut dalam ruang tunggu tersebut. Jadi, ia bisa menggunakan kemampuan perpindahan ruangnya untuk sampai di sana lebih cepat. Karena itu, Awan segera menarik Lana bersamanya dan hanya dalam satu kedipan mata, Awan dan Lana sudah berpindah tempat ke ruang tunggu showroom, tempat mereka menjual mobil sebelumnya.Seorang wanita paruh baya yang kebetulan berada di dekat mereka, terkejut melihat kemunculan tiba-tiba Awan dalam tuangan tersebut dan menatap Awan dan Lana dengan tatapan aneh.Namun, karena misinya kali ini, Awan mengabaikan tatapan aneh tersebut."Lana, kamu periksa CCTV dan aku akan menanyai beberapa orang di sini." Perintah Awan sambil bergegas pergi mencari beberapa orang yang bisa ia mintai informasi."Bukankah mereka berdua, barusan tiba-tiba muncul di sini?" Tanya wanita paruh baya yang mengenakan setelan mewah khas ibu-ibu pejabat pada wanita muda yang duduk di sebelahnya.Sementara itu, wanita muda yang duduk di sebelahnya, tampak ragu.
Richard sengaja mengurung diri dalam ruangannya, setelah dirinya tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya. Di depan semua orang dan terlebih, di depan klien pentingnya, Calista terang-terangan menolak dan mengusir dirinya. Lagian, apa kurang dirinya? Richard berada di usia yang sangat matang dan memiliki jenjang karir yang menjanjikan. Tapi, Calista masih saja menolak dirinya. Pengusiran Calista sebelumnya, cukup melukai kepercayaan dirinya.Saat Richard sedang meratapi kemalangannya, Richard mendengar suara ketukan dari luar dan suara Agnes yang meminta ijin untuk masuk dan bertemu dengannya.Namun, Richard sedang tidak mood untuk bertemu siapapun saat ini. Kecuali orang itu adalah Calista. Jika tidak, jangan harap ia mau bertemu.Sebelum Richard bersuara dan menolak, pintunya tiba-tiba dibuka paksa oleh seseorang."Agnes, apa yang kamu lakukan?" Hardik Richard terkejut dan marah.Agnes tidak datang seorang diri, ada Awan bersamanya.Awan yang sedang diburu waktu, tidak b