Amelia gadis cantik dan mempunyai suara yang indah. Sayang,karena ia bertubuh gemuk ia tidak bisa menjadi seorang penyanyi seperti impiannya sejak kecil. Amelia harus puas bernyanyi sebagai penyanyi latar. Bahkan, ia harus bernyanyi untuk Karla kakak kandungnya. Karla tenar dengan suara indah Amelia. Setiap bernyanyi , Karla selalu lipsing dan Amelia yang bernyanyi untuknya. Amelia ikhlas melakukan itu karena permintaan David sebagai eksekutif produser yang sangat Amelia cintai. Namun, pada suatu hari karena mabuk David dan Amelia tidak sengaja berada dalam satu kamar hotel setelah konser tunggal Karla. Akibat kejadian itu Amelia hamil dan pergi ke luar negeri. Ia memilih tinggal di Korea, dan di sana ia melahirkan seorang putri yang cantik yang ia titipkan pada sahabatnya yang berada di sana. Sementara ia kembali ke Indonesia dengan penampilan baru yang lebih cantik dan langsing. Demi tujuannya menjadi bintang dan membalas dendam.
View More"Kenapa kau bisa tidur di kamar ini?!" seru David saat melihat seorang gadis bertubuh gemuk tidur di sampingnya. Sementara gadis yang sedang tertidur itupun langsung terbangun saat mendengar teriakan David. Sama dengan reaksi David ,gadis itupun berteriak histeris. Apa lagi saat ia menarik selimut ternyata tubuhnya dalam kondisi polos tanpa sehelai benangpun. Lebih kaget lagi saat ia melihat ada noda darah di sprei hotel yang berwarna putih itu.
"Kau sudah tidak wras Amelia?!"hardik David sambil buru-buru mengenakan pakaiannya yang berserakan di lantai.
"Kenapa jadi aku?!Ini kamarku,David!" seru Amelia.
David mengerutkan dahinya,namun ia segera melangkah untuk memastikan. Dan saat ia melihat nomor kamar itu,Amelia benar. Dialah yang salah masuk kamar.
"Kau kan yang salah!" seru Amelia saat David kembali ke hadapannya. Gadis itu tergugu,ia tak kuasa menahan sesak di dadanya saat ini. Bagaimana bisa keperawanan yang selama ini ia jaga bisa hilang begitu saja.Bahkan ia sendiri tidak menyadari bagaimana terjadinya.
"Kau JAHAT!" pekik Amelia sambil melemparkan bantal ke arah David.
Sementara David hanya menghindar dan lelaki berwajah tampan itu tampak terduduk lemas di kursi sofa. Sial! Bagaimana bisa ia salah masuk kamar. Padahal semalam seharusnya ia bersama Karla. David mengusap wajahnya dengan kasar dan berkali-kali meremas rambutnya sendiri dengab geram.
"Ka-kau masih virgin?" tanya David pada Amelia. Dan segera ia menyadari bahwa pertanyaannya itu salah karena mata Amelia langsung melotot seolah ingin menelannya.
Gadis itu langsung meradang, "Kau pikir aku wanita murahan yang suka mengobral tubuhku ke sana ke sini? Apa kau lupa dan buta kalau aku ini bukan Karla yang memiliki tubuh langsing dan indah,hah?! Aku ini Amelia,lihat baik-baik lemak yang ada di seluruh tubuhku ini!"
Sambil berseru Amelia dengan sengaja melemparkan selimut yang sejak tadi ia pakai untuk menutupi tubuhnya ke lantai. David pun dapat melihat tubuh gempal Amelia yang polos itu terpampang di depan matanya.
Jujur bukan napsu yang David rasakan ,tapi ia merasa jijik dengan tubuh yang gemuk dan penuh lemak di mana-mana itu. Tapi,bagaimana bisa ia meniduri wanita gemuk itu semalam?Ah,alkohol memang merusak segalanya.
David meraih selimut yang dilemparkan oleh Amelia dan menutupi tubuh Amelia.
"Maaf kalau pertanyaanku menyinggung perasaanmu," kata David lirih. Sungguh ia menyesali pertanyaannya tadi. Amelia tak menjawab, gadis itu masih merasa syok dan tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Amelia ingat bahwa semalam ia memang mabuk berat saat kembali ke kamarnya. Mungkin ia tidak menutup pintu dengan benar sehingga David bisa masuk.
"Semalam aku mabuk berat. Dan aku memang berpesan pada Karla supaya membuka sedikit pintu kamarnya. Aku benar-benar tidak melihat lagi nomor kamar karena kepalaku terasa sakit. Dan ...."
"Dan semalam kau telah merenggut kesucianku!" seru amelia.
David menghela napas panjang,Ia tidak tau harus berkata apa kepada Amelia. Ia sendiri merasa bingung harus berbuat apa saat ini. David Romano adalah seorang Eksekutif Produser di sebuah perusahaan rekaman yang terkenal. Parasnya yang tampan membuat banyak wanita yang tergila-gila dan berusaha mengejar cintanya.
Rahangnya tegas,dengan hidung yang mancung dan sepasang mata yang tajam seperti mata elang membuat banyak wanita tak bisa berlama-lama menatapnya. Di usianya yang menginjak tiga puluh dua tahun David Romano sudah begitu mapan.
Berbanding jauh dengan Amelia. Gadis itu bertubuh gemuk,meskipun tingginya seratus enam puluh lima namun dengan berat badan yang hampir mencapai angka sembilan puluh lima membuat amelia terlihat seperti bola yang siap untuk digelindingkan. Amelia sebenarnya tidak jelek,ia memiliki sepasang mata yang bulat dan indah dengan tatapan yang jernih dan berbinar-binar, bibir yang mungil dan merah alami tanpa polesan lipstik , alis yang berbentuk hitam legam dan bulu mata yang lentik. Sayang hidung Amelia tidak mancung sehingga tampak semakin kecil karena pipinya yang bulat seperti bakpao.
Namun Amelia mempunyai suara yang indah dan membuat perusahaan rekaman David terkenal. Bagaimana bisa? Tentu saja bisa, jika David mempunyai Karla penyanyi cantik dengan tubuh dan wajah yang sempurna. Selama ini Amelia bernyanyi untuk Karla dan pujian yang diterima David adalah pujian untuk suara Amelia. Hanya orang dalam yang mengetahui hal ini.
David menghela napas panjang,ia menatap Amelia dan berkata, "Kita akan selesaikan masalah ini saat kita kembali ke Jakarta nanti. Aku harap kau bersikap profesional. Konser kita masih satu malam lagi. Dan malam ini kau harus menyanyi dengan baik. Aku tidak mau terjadi kesalahan."
Mata Amelia langsung memicing dan menatap David dengan tajam. "Kau sudah gila tuan David Romano?! Apa kau pikir keperawanan itu bukan suatu hal yang penting bagiku,hah?!" pekik Amelia dengan keras. David melongo mendengar gadis itu membentaknya,selama ini tidak ada yang berani bersuara keras apa lagi membentak seorang David Romano.
"Heh! Kau berani membentak aku? Kalau kau merasa kesucian itu berharga kenapa kau tidak berusaha melawan dan berontak?!" serunya marah.
"Asal kau tau,aku dalam kondisi mabuk berat semalam,apa kau pikir gadis yang mabuk parah bisa melawan? Jangankan melawan,ingat apa yang terjadi pun tidak. Di mana otakmu,hah?!"
David terdiam, sebenarnya jika ada yang perlu disalahkan di sini itu adalah dirinya. Semalam ia masih mampu berjalan dengan benar,hanya saja ia tidak memeriksa lagi nomor kamar yang akan ia masuki. Hanya karena pintu kamar yang sedikit terbuka ia langsung memasukinya. Lelaki tampan itu pun meremas rambutnya sendiri dengan gemas dan membanting tubuhnya dengan kasar ke sofa.
Saat ini dia benar-benar bingung harus berbuat apa. Untuk menikahi Amelia dengan penampilan Amelia yang seperti ini itu jelas tidak mungkin. Apa kata dunia jika seorang David Romano menikah dengan seorang wanita yang bertubuh gemuk seperti Amelia.
Sementara itu Amelia masih dalam posisi yang sama duduk di atas ranjang sambil menangis dan memeluk kedua lututnya. Gadis itu terlihat sangat berantakan. David yang merasa iba dengan kondisi Amelia akhirnya bangkit dan mendekati gadis itu. Ia memeluk Amelia dengan hangat dan membelai rambutnya perlahan.
"Percayalah kepadaku Amelia,semuanya akan kita selesaikan besok di Jakarta. Besok pagi kita semua pulang,dan kita akan bicara berdua dengan kondisi yang jauh lebih tenang. Tapi,aku mohon nanti malam kau tetap bernyanyi untuk Karla. Masalah ini cukup hanya kita berdua saja yang tau," kata David.
Amelia menghapus air matanya dan mendorong tubuh David menjauh darinya. Selama ini ia memang diam-diam mencintai David, tapi bukan dengan cara seperti ini yang Amelia selalu bayangkan.
"Pergilah, keluar dari kamarku dan tinggalkan aku sendiri," kata Amelia.
"Tapi ..."
"KELUAR!" seru amelia dengan tatapan tajam. David yang melihat tatapan penuh kemarahan itu akhirnya mengalah. Ia pun segera keluar dari kamar Amelia dan meninggalkan gadis itu sendiri. Entah bagaimana nasib konsernya nanti malam,David tidak tau.
'Siapa ayah bayi itu,' batin David sambil melihat Karla yang sibuk dengan membongkar barang-barang milik Amelia. Tidak ada yang tersisa satupun selain meninggalkan tanda tanya besar."Dia tidak meninggalkan pesan sama sekali, David. Bagaimana ini?" tanya Karla."Apanya yang bagaimana? Jangan kau kira aku tidak pusing. Minggu depan kau harus mengadakan show dan pihak penyelenggara tidak pernah mau penyanyi lipsing. Satu-satunya cara kau harus berlatih selama seminggu ini dengan keras!""Suaraku tidak cukup tinggi, bagaimana bisa aku menyaingi suara Amelia?!" pekik Karla putus asa."Lalu, kau mau aku bagaimana? Mencari pengganti Amelia? Belum ada yang memikili karakter suara yang seperti Amelia," sahut David kesal. Lelaki itu pun segera meninggalkan Karla keluar dari kamar Amelia. Dia harus mengecek keberadaan Amelia. Gadis itu tidak bisa pergi begitu saja, bagaimanapun Amelia adalah asset berharga miliknya. David tau betul itu, dan saat ini ia benar-benar kalut. Semua gara-gara alk
Amelia sudah benar- benar bertekad bulat dan pergi untuk memulai semuanya dari awal. Yang paling penting baginya sekarang adalah menata hati dan kehidupannya. Ia memilih kota Seoul, Korea selatan sebagai tempatnya untuk melarikan diri dan pergi dari semuanya. Beruntung bagi Amelia salah seorang sahabar terbaiknya yang dulu bekerja sebagai penyanyi latar untuk Karla juga sekarang berada di kota itu. Amelia sudah menelepon dan menceritakan segalanya. Tasya, sahabatnya tentu saja tidak keberatan Amelia datang,bahkan ia berjanji akan membantu Amelia mendapatkan pekerjaan juga di Korea nanti. Semua barang-barang milik Amelia sudah siap, ia menatap kamar apartemennya sekali lagi,ah bukan miliknya, apartemen ini milik David yang diberikan kepadanya sebagai fasilitas bekerja. Amelia tidak memiliki apa-apa lagi. Satu-satunya keluarga yang ia miliki hanyalah Karla. Akan tetapi, bagi Karla sendiri mungkin dirinya tiada arti sama sekali. Apalah Amelia di mata Karla, hanya adik yang merepotkan
"Anggap saja kejadian malam itu tidak pernah terjadi," kata David sambil meletakkan cek itu di atas meja. Ia menatap Amelia, ia melihat air mata mulai menetes di kedua netra indah Amelia. Tapi,gadis itu tampak sangat tenang,berbeda dengan reaksi yang ia berikan saat pertama kali.Amelia hanya menatap David yang duduk di hadapannya dengan perasaan campur aduk. Ia menyadari satu hal, dalam hati David tidak ada cinta sama sekali. Semua yang terjadi hanyalah kesalahan. Takdir yang sudah mempermainkan mereka.Perlahan, Amelia menghapus air matanya. Ia menarik napas panjang dan kemudian mengembuskannya perlahan."Pulanglah."David menautkan alis matanya sambil menatap Amelia dengan bingung."Maksudmu?""Apa perkataanku kurang jelas? Kau sendiri yang mengatakan tadi. Anggap saja kejadian malam itu tidak pernah terjadi. Baiklah, aku akan menurutimu, anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa di antara kita berdua. Sekarang ,pulanglah," kata Amelia dengan nada datar. David kembali merasa serba s
David merasa gelisah. Semua crew sudah bersiap di belakang panggung termasuk juga Karla. Tapi, Amelia tidak juga bisa dihubungi. Bahkan,yang membuat David kaget setengah mati saat melihat kamar Amelia dibersihkan dan room service mengatakan penghuni kamar sudah cek out . Ponsel Amelia sendiri tak bisa dihubungi sementara band pembuka sudah hampir selesai dan giliran Karla hampir tiba sementara Amelia entah berada di mana. David berjalan mondar mandir sambil sesekali meremas rambutnya sendiri dengan gemas, 'Arrgh, Amelia, kau di mana?" batin David.' Namun tepat lima menit sebelum Karla tampil Amelia muncul dengan wajah yang tampak pucat. Tidak ada yang bertanya kenapa wajahnya pucat atau dari mana saja dirinya hingga terlambat. David memang berlari menyongsongnya namun bukan untuk bertanya tapi langsung menyerahkan mic kepada Amelia."Karla sudah hampir naik. Lagu pertama sama seperti kemarin," kata David. Amelia tak menjawab, ia hanya meraih mic dari tangan David dan langsung
"Kenapa kau bisa tidur di kamar ini?!" seru David saat melihat seorang gadis bertubuh gemuk tidur di sampingnya. Sementara gadis yang sedang tertidur itupun langsung terbangun saat mendengar teriakan David. Sama dengan reaksi David ,gadis itupun berteriak histeris. Apa lagi saat ia menarik selimut ternyata tubuhnya dalam kondisi polos tanpa sehelai benangpun. Lebih kaget lagi saat ia melihat ada noda darah di sprei hotel yang berwarna putih itu. "Kau sudah tidak wras Amelia?!"hardik David sambil buru-buru mengenakan pakaiannya yang berserakan di lantai."Kenapa jadi aku?!Ini kamarku,David!" seru Amelia. David mengerutkan dahinya,namun ia segera melangkah untuk memastikan. Dan saat ia melihat nomor kamar itu,Amelia benar. Dialah yang salah masuk kamar."Kau kan yang salah!" seru Amelia saat David kembali ke hadapannya. Gadis itu tergugu,ia tak kuasa menahan sesak di dadanya saat ini. Bagaimana bisa keperawanan yang selama ini ia jaga bisa hilang begitu saja.Bahkan ia sendiri
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments