Home / Lainnya / GODAAN HARTA WARISAN / BAB 2 RUMAH BARU

Share

BAB 2 RUMAH BARU

Author: Anna Janitra
last update Last Updated: 2023-11-17 14:43:05

Rumah Kang Tarjo sudah berdiri megah di samping rumah bapaknya, Pak Sugi. Meski tidaklah bertembok bata, tapi keluarga kecil itu amatlah bahagia dan tak hentinya mengucap syukur pada sang pencipta.

Meski listrik masih numpang sama Pak Sugi, setiap menjelang magrib baru dinyalakan dan sesudah subuh langsung dicabut atau dimatikan oleh Yu Sarni. Tak menyurutkan niat Reni, anak semata wayangnya Kang Tarjo untuk selalu belajar.

"Bayar listrik mahal, harus berhemat, nanti kalau nyala semua bisa bahaya." Begitu ucapan Yu Sarni saat ditegur Yu Mini suatu hari.

Pulang dengan berlinang air mata, Yu Mini berdoa dalam hati. Semoga kelak bisa menyambung listrik sendiri agar bebas menyalakan lampu dan mendengarkan radio setiap saat.

Iya, tanpa televisi, Yu Mini dan keluarga menikmati hiburan sehari-harinya meski tanpa benda elektronik itu. Sebab, zaman itu televisi sangatlah mahal dan sedikit langka.

"Nggak apa, kamu masih bisa nonton di tempat tetangga kok, Ren," begitu ucapan Kang Tarjo kepada putrinya.

"Lampunya kok belum dinyalakan, Yu, padahal sudah mau Magrib lho ini?" tanya Lek Pri, adik bungsu Kang Tarjo saat bertandang ke rumahnya.

"Iya, memang belum dinyalakan kok, Dek," jawabnya dengan kikuk.

Lek Pri pun berjalan mendekati saklar dan menekannya beberapa kali agar lampunya menyala, tapi naas, usahanya gagal dan membuat keningnya berkerut pertanda heran.

"He, ya, jelas belum nyala. Kan, belum di colokkan itu kabelnya yang mengarah ke sini," jelas Kang Tarjo dengan nada sedikit kecewa.

Lek Pri tanpa berbicara lalu bergegas menuju rumahnya dan menelisik kabel yang mengarah ke rumah Kakaknya itu. Dengan dada yang naik turun pertanda menahan amarah, Lek Pri pun bertanya kepada Kakak perempuannya Yu Sarni.

"Perbuatan siapa ini?" tanyanya.

"Oh itu, Kang Tarjo yang minta sendiri kok, supaya pakai colokkan saja, biar gampang katanya."

"Sudah, mulai besok saya akan ganti ini. Jangan sekali-kali diputuskan listriknya atau dicabut, kalau ada yang berani melanggarnya, maka akan berhadapan denganku," kata Lek Pri lantang dengan sorot mata tajamnya.

Memang tidak bisa di pungkiri, semua takut dan tidak bisa berkutik saat berhadapan dengan Lek Pri. Meskipun dia anak bungsu, tetapi sangat ditakuti oleh kedua kakak perempuannya itu.

"Kenapa kamu bela dia, Pri? Nanti gede kepalanya." Berbisik Lek Sarni mengutarakan isi hatinya saat kemarahan adiknya keluar tak terbendung.

"Dia Kakak kita, kita harus menghormatinya. Kenapa kamu jahat seperti itu, Yu?"

"Jahat, kamu bilang? Heh, Pri, dengar, ya, dia itu pemalas, miskin pula. Coba kalau dia kaya, pasti 'kan sudah bisa nyambung listrik sendiri kepada petugas PLN?" jawab Yu Sarni sengit.

Tak di pedulikan segala ocehan Kakak perempuannya itu, Lek Pri gegas berdiri dan melangkah menuju kamar tidur untuk meluruskan punggungnya.

❤️❤️❤️❤️❤️

"Mak, bagaimana kalau kita nabung dulu, supaya bisa punya listrik sendiri." Kang Tarjo bicara sama istrinya saat sedang membelah bambu yang akan dijadikan sebagai dinding rumahnya.

"Iya, Insyaallah Pak," kata Yu Mini menanggapi ucapan suaminya.

Berdua mereka bekerja sama membuat dinding yang dari bambu sendiri, dibelah menjadi dua lalu di belah lagi menjadi bagian-bagian yang sama. Bekerja serabutan yang ditekuni Kang Tarjo membuatnya bisa leluasa jika tidak ada pekerjaan maka akan bersantai dan menyibukkan diri untuk membuat dinding bambu.

Tanah yang tersisa masih kosong di belakang rumah mereka, sehingga dijadikan sebagai tempat jemuran dan kamar mandi. Untuk urusan buang air besar, masih berada di area terbuka. Di bawah pohon bambu yang lumayan jaraknya dari rumah mereka.

"Wah, senang, ya sekarang sudah punya rumah sendiri," sapa Mbah Sono tetangga depan rumahnya.

"Iya Mbah, Alhamdulillah." Serempak mereka menjawabnya.

Mbah Sono memang sangat baik kepada Kang Tarjo dan Yu Mini, bahkan sawahnya disuruh untuk digarap oleh mereka selama beberapa tahun ke depan. Supaya bisa makan beras anyar, begitu alasan yang dikatakan oleh Mbah Sono.

Setiap harinya banyak sekali yang datang ke rumah baru Kang Tarjo, hanya untuk singgah atau sekedar duduk dan menyapa saja. Banyak pemuda yang datang membantu menganyam bambu saat para pemuda sedang menunggu antrian mengambil air di samping rumah Pak Sugi.

Tanah Pak Sugi memang di buat sumur bor, airnya melimpah ruah. Sehingga banyak sekali orang-orang datang untuk mengambil air untuk berbagai macam kebutuhan, dari memasak, mandi dan memberi minum kepada hewan ternak milik warga.

"Senang, ya, Kang, punya rumah baru?" tanya salah satu dari mereka.

"Senang dong, jangan lupa mampir kalau kalian lewat, ya," jawab Kang Tarjo seraya menepuk bahu salah satu pemuda itu.

"Pasti dong, Kang," jawabnya seraya tertawa.

Semua sikap orang lain yang ditujukan pada Kang Tarjo membuat Yu Sarni dan Yu Surti semakin panas hatinya dan selalu saja mencari masalah meski Kakaknya itu tidak pernah menanggapinya.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 41 TAMAT

    “Ayah, lain kali diam saja nggak perlu mengeluarkan tenaga buat melawan mereka. Sayangi diri sendiri dan keluarga ini, buat apa susah payah membalas ucapan yang nggak masuk akal?” ujar Reni saat melihat sang ayah sudah tenang.“Kita hidup ini bukan hanya sekedar membalas segala umpatan dari orang yang nggak waras, jatuhnya nanti kita sendiri yang gila. Lebih baik perbanyak ibadah dan bulatkan niat buat ke tanah suci, insya allah nanti akan kami bantu sebisanya!” Mata Kang Tarjo membelalak tanpa kedip, lalu menoleh ke istrinya yang juga tak beda dengan apa yang ada di pikirannya.“Iya, kita sudah mendaftarkan kalian untuk ke Mekkah, semoga bisa terlaksana meskipun menunggu lama.” Lagi Reni seolah ingin menjawab apa yang dipikirkan oleh Kang Tarjo dan Yu Mini.“Kamu beneran? Kok nggak bilang-bilang ke kita?” tanya Yu Mini, saking kagetnya dia mendekati sang putri lalu memegang tangan Reni erat-erat.Reni pun mengangguk menyakinkan jika apa yang barus saja dikatakan olehnya itu benar ad

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 40 PANIK

    “Tanah yang kamu buat rumah itu adalah hakku dan seharusnya kamu mengembalikan semuanya apa yang kamu punya pada kami! Dasar nggak punya muka, milik orang kok di klaim!” seru Tyo tanpa embel-embel hormat, malu dan juga sungkan.Kang Tarjo yang sedang minum kopi, tersedak. Semua apa yang sudah di dalam mulut seketika keluar dan membasahi meja. Mata itupun membelalak lebar bahkan nyaris keluar dari lubangnya. Terkejut bukan main mendengar suara yang sudah membuat mendidih darah tersebut.Laki-laki itu lantas berdiri dengan tatapan tajam bak elang yang siap menerkam mangsanya. Cuaca pun seolah tahu sehingga angin yang tadinya berhembus sepoi-sepoi menyejukkan jiwa kini berubah menjadi panas seperti musim kemarau.“Dasar setan! Kamu itu terlahir dari seorang ibu atau batu?” murka Kang Tarjo lantang.Yu Mini yang sejak tadi sibuk di dapur seketika berlari menuju ke teras, pemandangan yang membuat jantung wanita itu berdetak kencang dari biasanya. Ia pun panik, keringat dingin membasahi pun

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 39 PANAS

    Namun, Kang Tarjo masih enggan untuk bergerak. Napasnya memburu dengan dada yang mengikuti irama jantung. Amarahnya semakin memuncak dan setelah mereka saling beradu pandang, Kang Tarjo mencoba untuk maju selangkah.“Kang, istighfar! Jangan sampai kamu kalah dengan setan yang membisikkan kalimat jahat, ingat jika nggak ada manfaatnya terpancing emosi. Kamu akan menyesal!” bujuk Yu Mini masih setengah berbisik.Dengan hati yang was-was wanita itu berusaha membujuk sang suami supaya tidak tersulut emosi yang tersimpan dalam hati. Dia berharap api itu segera padam dan bisa mendinginkan pikiran yang kacau bersama angin yang datang. Jantung pun mulai tak menentu dengan aliran darah yang mulai cepat hingga membuat tubuhnya terasa dingin.“Kang!” panggil Yu Mini dengan bibir bergetar.“Kamu pikir dengan sikap yang sok hebatmu itu bisa membuat aku takut? Nggak sama sekali!” gertak Tyo dengan pandangan nyalang.“Makan dengan hasil warisan saja mau belagu, ingat jika kamu itu laki-laki kosong,

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 38 TYO

    Kang Tarjo pulang dengan napas memburu, amarahnya masih saja tersisa di dada. Apalagi saat di rumah melihat ayamnya mati semua, dengan menggerutu Kang Tarjo memungut semua hewan ternaknya satu persatu untuk di kubur.“Bagaimana bisa mati dalam bersamaan, apa yang terjadi?” gumam Kang Tarjo dengan tangan cekatan.“Ya Allah, Kang, apa yang terjadi? Kenapa ini?” tanya Yu Mini kaget.Saking terkejutnya Yu Mini terdiam di tempatnya tanpa bergerak sedikitpun. Ada rasa sakit dan ingin menangis kala melihat semua hewan ternaknya tidak bernyawa. Lalu Yu Mini pun ikut membantu sang suami memunguti hewannya tersebut. Air mata wanita itu pun menetes tanpa henti, ayam adalah salah satu tabungan yang dijaga.“Kang!” Suara Yu Mini terdengar parau. Dia menyapu air yang mengalir deras di pipi tersebut dengan cepat. Hatinya masih sakit melihat kejadian yang terjadi di depan mata itu.“Bukan rezeki kita, nanti kalau ada uang bisa membeli lagi,” hibur Kang Tarjo bijak meski dalam hati sudah teramat pilu.

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 37 MENYINDIR

    Kang Tarjo menikmati kopinya di teras rumah, semilir angin membuat dedaunan kering ikut terbang. Sesekali lelaki itu melihat ke arah langit yang mulai gelap.“Sebentar lagi hujan, Alhamdulillah, berarti pekerjaan sawah akan segera dimulai,” ucapnya sambil menyesap kopinya.Musim kemarau sudah usai dan datanglah musim penghujan yang mana selalu dinantikan para petani yang daerahnya tadah hujan. Hanya mengandalkan air hujan sebab jika musim kemarau tiba maka kekeringan melanda.Wajah sumringah terbit kala gerimis mulai turun diiringi petir yang menggelegar bak irama yang saling bersahutan di sore hari itu.“Kang, hujan, masuk!” ajak Yu Mini pada suaminya yang masih duduk di teras, aroma tanah yang basah di hirupnya dalam-dalam.Kang Tarjo sangat menikmatinya hingga ajakan sang istri hanya dibalas dengan anggukkan kepala. Lelaki itu masih terpejam dan berbisik syukur kepada Tuhan semesta alam yang mana telah menurunkan hujan di sore itu. Harapan dia semoga air yang turun bisa memberikan

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 36 REBUTAN

    "Pokoknya tanah ini adalah milikku, uang dua puluh juta sudah aku berikan pada Pakde Wardi. Dia meminta uangku sebanyak itu, kamu jangan coba-coba serakah!" pekik Tyo saat melihat tanah bagian Kang Wardi akan dibangun sebuah toko oleh Lusi. Dua anggota keluarga saling bersitegang dengan pembenarannya masing-masing. Tyo yang bersuara lantang mencoba untuk mendominasi keadaan dan menang. Sedang Yu Surti mencoba melawan tanpa rasa takut dihatinya.Kang Tarjo yang mendengar suara berisik mencoba untuk mendengarkan dulu dari rumahnya. Hembusan nafasnya yang kasar menandakan kalau pikirannya sedang berkecamuk menahan amarah. Saudara yang seharusnya saling menyayangi dan menghargai harus di nodai dengan perseteruan perihal warisan. Harta yang turun dari orang tua. Bahkan Kang Tarjo menggeleng pelan saat melihat yang bersikukuh atas tanah yang terbentang disamping kanan Kang Tarjo adalah Tyo. Seorang cucu yang seharusnya diam dan berterima kasih banyak kepada orang tuanya yang telah memberi

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 35 KEMATIAN YU SARNI

    Hari ini hujan begitu deras membasahi bumi, wangi khas dari tanah kering yang telah basah membuat hidung begitu senang karena mencium aromanya. Meski petir menggelegar laksana bom atom nagashima namun, tak menyurutkan kegiatan Reni dan Yu Mini untuk membuat cemilan singkong rebus beserta wedang jahe hangat. Angin besar meniupkan segala pepohonan yang sedang berdiri tegak menjulang, terkadang menyapu beberapa daun kering yang berguguran sehingga semuanya berserakan tanpa batas. Suara gemuruhnya seakan membuat nyali menciut hingga anak-anak Reni terdiam duduk di kursi dengan berselimutkan sarung kecil."Kang …" suara Yu Surti memecah keramaian setelah badai menerpa kampung mereka. Dengan tangis air mata dan wajah masam, Yu Surti datang ke kediaman sang Kakak ingin memberitahukan sebuah berita besar. Nafas Kang Tarjo memburu saat semua mata tertuju kepada tamu yang datang dengan kaki yang tanpa alas itu. "Kang, Yu Sarni meninggal," kata Yu Surti dengan bibir bergetar. Kang Tarjo yang

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 34 SAKITNYA SAUDARA

    Pagi ini Tyo datang lagi ke rumahnya sendiri dengan membawa satu jerigen oli penuh. Tanpa bicara dia langsung menumpahkan oli hitam itu di tanah yang ada pohon mangga berdiri dengan kokoh. Sekeliling pohon di siramnya dengan senyum miring. "Oh, seperti itu kelakuan kamu? Nggak ibu, nggak anak kok sama saja. Jahat dan curang!'' pekik Reni dengan mendekati Tyo yang masih duduk dan menyiram.Tanpa menjawab, Tyo terus melakukan aksinya dengan tersenyum miring. Dia bahkan enggan menatap mata Reni yang sedari tadi melihatnya tanpa kedip. "Kamu pikir hidup kamu sudah baik? Hah! Diminta musyawarah dulu nggak mau, orang muda kok pikirannya picik seperti itu, pantas saja kamu nggak punya tetangga disana!" Amarah Reni tersulut dan membara. Ingin saja dia mencakar wajah Tyo yang sangat memuakkan itu. Namun, dengan wajah dingin Tyo tidak menjawab sedikitpun kalimat yang diucapkan oleh Reni meski gemuruh di hati ingin memuntahkan segalanya. Aksinya tetap saja dilanjutkan."Coba kamu lihat itu po

  • GODAAN HARTA WARISAN    BAB 33 AIR SUSU DI BALAS AIR TUBA

    "Kang Wardi sakit stroke, Kang. Aku mau dia dirawat di rumah saja. Kasihan, istrinya tidak mau merawatnya sama sekali," ucap Yu Surti saat sedang berkunjung ke rumah Yu Sarni. "Yakin? Masak istrinya tidak mau merawat. Jangan berpikir buruk tentang orang lain kamu!" balas Kang Tarjo dengan menyulut rokok yang sedari tadi dipegangnya.Yu Surti menggerutu dalam hati, niatnya untuk memiliki tanah kosong bagian dari Kang Wardi hampir saja pupus karena tidak setujunya Kang Tarjo atas usulannya. Seperti saat Yu Sumi di rumah dan meninggal dulu. Yu Surti berpikir jika merawat Kang Tarjo dan hingga nanti akan berpulang maka, semua warisan bagian yang dimiliki Kang Wardi akan menjadi hak Yu Surti. Akan tetapi, rencananya terhalang persetujuan Kang Tarjo. Akhirnya Yu Surti pulang ke rumahnya dengan hati yang dongkol. Menggerutu sepanjang jalan dan memaki Kang Tarjo dengan segala sumpah serapah.☀️☀️"Kalau rumah kamu jadi, lalu akan pindah tidur, Sarni?" tanya Kang Tarjo saat melihat barang ba

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status