Kepergian Wiro Sabrang adalah untuk melanjutkan petualang. Terutama sekali ia ingin bertemu dengan gurunya Antaboga untuk mendengar kabar tentang raja iblis yang mulai mengembangkan kekuasaannya dengan menyerang raja-raja di tanah Jawa dan menduduki istananya. Wiro Sabrang akan sangat berduka bila kekejaman raja iblis itu makin bertambah saat menyiksa para petani untuk melakukan ritual yang menjadikan anaknya sebagai tumbal.
Antaboga sang dewa laut itu berkuasa atas laut selatan hingga seluruh lautan Hindia yg dikelilingi pulau2 Sumatera hingga Papua. Wiro yg hampir mati setelah diceburkan ke laut oleh ibusuri dari Kertajaya agar tidak menjadi ahli waris atau yang menggantikan Gusti Kertajaya kelak, akhirnya hidup setelah ditolong Antaboga. Bila kini ibusuri itu akhirnya melahirkan dua pengeran Singoyuda dan Singojati, Singosari runtuh.
"Tenanglah anakku..kau akan kudidik menjadi seorang pendekar kelak." kata Antaboga saat itu.
Angin bertiup sangat kencang disertai suara petir menyambar bersaut- sautan dilangit seakan sang hyang penguasa alam semesta sedang murka. Wiro masih berdiri diatas tanah ditepi tebing yang berbatas wilayah Singosari dan Jenggala. Jenggala yang konon telah dikuasai seorang brahmana dari Hindia kini sedang dalam ancaman raja iblis Banaspati. Namun karena Jenggala juga memiliki raja yang menyembah berhala, sehingga aman dari ancaman itu. Karena berhala adalah tempat bersemayam para setan dan iblis yang dijadikan sesembahan manusia untuk melakukan sesuatu.
Suara petir itu tak henti menggelegar dengan disertai pancaran cahaya sinar biru memutih sangat menyilaukan mata. Wiro berdesakep menyilangkan kedua tangannya ke dada sambil menyipitkan mata ketika sinar biru itu melebar hingga menimbulkan bias sinar yang sangat terang.
"Jlegg!!"
Sinar terang itu kemudian menyusut kecil dan muncul sosok bayangan makhluk tinggi langsing dengan rambut panjang terurai berkibar tertiup angin. Sesaat kemudian tiupan angin topan yang sangat dahsyat itu melemparkan sosok bayangan benda mirip bongkahan batu menggelinding dari atas bukit dan berhenti di depan Wiro Sabrang.
"Sanjaya!" gumam Wiro dalam hati. Wiro mengenal raja-raja tanah Jawa karena ingin memperebutkan golok setan yang dimilikinya. Sanjaya adalah raja penyembah berhala yang pasti berpihak kepada raja Iblis Banaspati yang kini menduduki Singosari. Wiro Sabrang menarik nafas sambil memandang ke wajah Sanjaya yang tersenyum seperti memandanginya remeh.
"Ha ha ha ha. akhirnya aku menemukan pusaka itu di tanganmu kisanak." kata Sanjaya sambil memandang Wiro Sabrang agak meremehkan pendekar muda itu. Antaboga sudah memberi ilmu kedigjayaan kepada Wiro Sabrang yg amanah mengemban fatwa dari dewa laut itu. Pusaka golok setan yg sangat dicari semua pendekar dan raja untuk menjadi pusaka kejayaan sebuah kerajaan. Karena itulah Sanjaya meminta dewa perusak Siwa untuk merebut pusaka itu dari tangan Wiro Sabrang.
"Kita buktikan saja. Siapa yang berhak memiliki golok setan." .jawab Wiro Sabrang.
Wiro Sabrang sudah siaga dengan ilmu Cakar Langit dan acungkan golok setan di tangannya yang langsung pancarkan sinar terang dan hembusan angin yang sangat dahsyat .Bukan dari Sanjaya yang tampak tetap berdiri tegak diatas kakinya. Sinar terang yang melesat terbawa angin itu kemudian menyambar di sisi Wiro Sabrang dengan dahsyatnya.
"Hhheeeeaaaahhh."
"Wuuuuuzzzzz !!!'
"Bluaaaarrrr !!"
Tubuh Wiro Sabrang melayang dengan kecepatan tinggi berbenturan dengan tangan dewa Siwa yang berujud manusia tanpa wajah. Kilatan cahaya yang timbul dari golok setan tak seperti sinar petir biasa, akan tetapi mengisap seluruh benda yang berbentur dengannya hingga lenyap.
Manusia tanpa wajah itu tentu bukan dewa seperti yang dikatakan Sanjaya, karena dewa Siwa itu tidak pernah nampak oleh kasat mata selain berupa bencana yang mengguncang alam semesta. Wiro Sabrang curiga itu bukanlah dewa tetapi setan pengikut raja iblis Banaspati.
Tentu saja raja Sanjaya yang berdiri dibawah pertarungan itu menjadi panik bila dewa Siwa yang diandalkan telah musnah terisap masuk ke dalam golok setan milik Wiro Sabrang. Namun begitu ketika terdengar lagi suara tawa dari dewa perusak itu datang dari arah belakang Wiro, Sanjaya kembali bisa tersenyum.
"Ha ha ha.. kau pikir aku ini apa anak muda? Siapa yg bisa membunuh aku selain sang hyang Wenang." kata manusia tanpa:wajah itu dibelakang Wiro Sabrang.
Wiro tidak gentar mendengar suara Siwa yang ternyata masih hidup dan siap menyerangnya dengan pukulan setan.
Golok setan yang berada dalam genggaman bergetar pertanda bahwa lawannya memang harus dimusnahkan karena dia itu sebangsa makhluk halus yang jahat. Akhirnya Wiro Sabrang melompat dengan kecepatan tinggi membabat leher lawannya dengan golok setan ditangannya.
"Hiiiiaaaaatttt!!"
"Heit Heit!!"
"Gluaaaarrrr!!!"
Siluman tanpa wajah itu menahan dengan telapak tangannya hingga terjadi ledakan lagi yang maha dahsyat.
Wiro Sabrang masih ingat betapa dahsyatnya ilmu kanuragan yg dimiliki Dewa Siwa tetapi bukankah beliau tidak pernah bergabung dengan manusia? Ah itu pasti setan suruhan Banaspati saja yg sengaja muncul dan menghalangi langkahnya karena ingin menguasai seluruh kerajaan diatas bumi. Kata Wiro Sabrang dalam hati.
"Heeeeaaaaahhhh!!!"
Langkah Wiro Sabrang tertahan sinar gaib yg terpancar dari telapak tangan siluman itu .
"Ha ha ha mampus kamu Wiro!!"
Dewa Siwa tidak pernah menampakkan ujudnya kepada manusia dan tidak mau menyerang manusia selain merusak alam semesta. Wiro Sabrang tak gentar dengan ucapan bayangan tidak jelas itu hingga ia kembali membaca ajian Bumi Saketi dan rentangkan tangan ke depan. Kemudian Wiro bergerak sangat cepat menebas tubuh lawannya bersama ajian bumi saketi.
"Hiiiiiaaaaahhhh!!!"
"Bluuuuaaaaarrrrr!!"
Sinar laser berwarna perak itu meluncur menghantam sosok dewa Siwa yg berujud manusia tanpa wajah.
Suara menggelegar terdengar menggema hingga menembus langit ketika benturan dahsyat Golok setan telah beradu dengan Siwa palsu yang tak mampu menandingi kesaktian golok pusaka milik Wiro Sabrang.
Sanjaya terperangah ketika melihat sendiri gumpalan asap hitam menggulung ke atas langit setelah ledakan dahsyat terjadi pada tubuh Siwa yang diandalkan hancur berkeping- keping.
"Hhmm" Sanjaya berdeham sambil.menyilangksn kedua tangan ke dada. Ia memaklumi jika pendekar yang berdiri di hadapannya bukan orang sembarangan. Wiro Sabrang seingatnya sudah mati dan hilang dari buku sejarah setelah bencana alam seribu tahun silam. Tapi namanya menjadi legend katena kesaktian golok yang dimilikinya. Sanjaya ingin memiliki golok itu yang pasti bisa dijadikan pusaka kerajaan. Seharusnya Sanjaya tidak perlu bermusuhan dengan Wiro Sabrang. Toh pendekar muda itu sebenarnya sudah mati, sedang yang sekarang ia hadapi hanya arwahnya. Kata Sanjaya dalam hati. Tapi ia sangat membutuhkan pusaka yang kini berada di tangan Wiro Sabrang.
"Baiklah Wiro, saya mengaku salah telah berprasangka buruk kepadamu. Sekarang saya ingin kamu bergabung dengan kerajaanku, bagaimana?"
Sanjaya mulai menawarkan perdamaian untuk memikat Wiro agar bisa bergabung dengan kerajaan Jenggala dan bisa menguasai pusaka golok Antaboga. Tapi Wiro Sabrang tidak semudah itu menerima kebohongan atau akal licik Sanjaya. Ia yg datang dari langit sudah membawa catatan siapa saja yang harus diperangi. Terutama para raja yang arogan dan Angkara murka.
"Entahlah engkau dari muka bumi!" jawab Wiro Sabrang sambil menghunus golok siap menyerang Sanjaya.
"Ha ha ha..bagaimana mungkin kamu bisa melawanku Wiro, sedang seluruh iblis di.muka bumi ini adalah pendukung ku." Kata Sanjaya sambil menggerakkan telapak tangannya ke atas kepalanya, dan sekejap kemudian datang puluhan siluman mengelilingi Wiro Sabrang.
Wiro Sabrang tidak gentar menghadapi lawan setan seperti apapun toh ia adalah pendekar siluman juga. Bukankah Wiro Sabrang sesungguhnya sudah mati 1000 tahun silam? Yang sekarang dihadapi Sanjaya adalah arwah dari pendekar legend, karenanya ia tak sanggup menghadapi sendiri dan memanggil bala bantuan dari dunia lain.
Wiro Sabrang bersiap dengan golok di tangannya yang diangkat di atas kepala sehingga memancarkan sinar kuning keemasan yang membias hingga ke atas awan.
"Hhhhiiiiaaaaahhh!!"
"Bluaaaarrrr!!"
Sanjaya terkejut ketika sinar kemilau yang terpancar dari golok Wiro Sabrang mulai membentuk gulungan asap putih dan membesar hingga menyerupai ular naga raksasa.
"Antaboga!" gumam Sanjaya hampir terdengar oleh Wiro Sabrang. Disaat keadaan mendesak sang naga penguasa laut Selatan akan mengikuti Wiro Sabrang untuk menghadapi lawan dari alam gaib. Sanjaya mulai panik jika siluman yang dipanggilnya takkan mampu menandingi ular naga raksasa yang juga siluman itu.
Serangan siluman buaya itu sudah menyerang Wiro Sabrang dengan semburan api dari mulutnya dan cakar maut dari kaki- kaki dan mulutnya yang menyemburkan kobaran api yang sangat dahsyat.
"Gerrrrrrkkk ggrrrkkkk!!"
Tapi Ular raksasa Antaboga lebih dahsyat dari pada mereka dalam hal mencakar dan melilitkan ekornya yg bersisik seperti yang dimiliki buaya. Buaya siluman itu menggeram dan menyemburkan api hingga langit menjadi terang benderang. Suara petir yang menggelegar bersautan.
Ular naga Raksasa itu sangat kuat membanting puluhan siluman buaya dengan ekornya dan melahap mereka hingga tubuh buaya itu masuk ke dalam mulutnya.
Sedang Sanjaya telah melarikan diri ketika melihat prajurit2 iblis yang dipanggilnya lenyap ditelan ular naga Antaboga. Wiro Sabrang berhasil mengusir Sanjaya pergi jauh meninggalkannya. Tapi Wiro tetap akan memburu raja iblis yang berada dibalik kejahatan raja Sanjaya..
Para serdadu yang mengawal Kumbang Merah sudah diusir oleh pendekar pelindung Bukit Barisan hingga menyisakan Kumbang Merah yang akhirnya menurut nasehat saudara kembarnya. Singaraja yang sudah sangat dikenal masyarakat Andalas dan suku dalam memberi nasehat kepada Kumbang Merah."Kalian semua di pulau Andalas akan diperbudak oleh orang asing itu. Kalian akan diadu domba agar berseteru dan saling bunuh, maka mereka akan mudah menguasai kalian" Tapi Kumbang Merah tetap berpikir negatif karena ia akan ditembak oleh serdadu itu jika melawan. Sedangkan jika tunduk akan untung besar karena ia bisa menekan petani dan memonopoli semua hasil bumi untuk dijual kepada serdadu itu. Hmm baiknya aku menurut saja kepada saudaraku untuk sementara, karena nanti aku akan bunuh dia agar aku bisa menguasai rakyat semenanjung ini.Kata Kumbang Merah dalam hati. Memang Kumbang Emas sangat senang jika saudaranya akhirnya patuh dan ikut aturan dari kerajaan yang sangat ketat me
Singaraja yang ternyata sahabat Wiro Sabrang merangkul dan memeluk pendekar itu sambil berbisik. "Hati- hati kakang, di negeri ini banyak pengkhianat yang gabung dengan serdadu yang licik. Wiro Sabrang sadar jika para penguasa pulau yang kaya raya itu sudah takluk kepada orang asing yang memonopoli hasil bumi di pulau itu. "Betul sekali Dimas Singaraja. Aku juga mencium adanya persekongkolan antara pangeran Kumbang Merah dengan serdadu" Kata Wiro Sabrang. "Sebaiknya kita awasi saja mereka dari jauh, kakang tidak perlu ikut serta di dalam kerajaan menjadi ponggawa." kata Singaraja. Baru saja pendekar itu saling tukar pikiran ditepi tebing Tinggi, beberapa penunggang kuda menghentikan langkah mengepung Wiro Sabrang dan Singaraja. "Tangkap orang itu hidup atau mati!!" teriak seorang penunggang kuda dengan pakaian seorang prajurit kerajaan. Rombongan berkuda itupun langsung menyerbu Wiro Sabrang dan Singaraja dengan liar dan ganas menggunakan pedang dan tombak. Tapi Wiro Sabrang tid
Keberadaan Suro Gendeng dan Wiro Sabrang di istana Bukit Barisan telah dilihat banyak pedagang besar dan tengkulak yang bekerjasama dengan para kompeni. Karena itu mereka mulai ketakutan beroperasi di desa sepanjang pantai barat pulau Karet. Kota pelabuhan Bandar Lampung yang dekat dengan pulau Rakata jadi pusat kegiatan para saudagar dan pelaut dari sebrang laut. Prajurit dari Bukit Barisan sebagian jadi suruhan pedagang besar di pelabuhan untuk mengawasi para petani yang menolak memberikan hasil bumi kepada tengkulak. Suro Gendeng melihat itu hingga ikut turun tangan. "Bukannya kisanak prajurit dari Bukit Barisan?" tanya Suro Gendeng. "Iya kenapa?" "Harusnya kisanak membela kaum petani untuk tidak diperas para tengkulak kompeni" "Siapa yang mengatur aku? Aku berwenang menjaga keselamatan para kompeni, kamu siapa heh?" tanya prajurit itu kepada Suro Gendeng. "Aku prajurit baru dari Bukit Barisan.
Wiro Sabrang dan Suro Gendeng sangat dielu- elukan kedatangannya oleh raja Bukit arisan Pangeran Kumbang Merah dan Kumbang Emas.Istana Bukit Barisan yang sangat besar itu berdiri di antara dua gunung besar di selat Sunda. Pangeran Kumbang Merah dan Kumbang Emas sangat senang kedatangan tamu istimewa yang telah berhasil mengusir para serdadu yang sedang menjajah di wilayah bukit Barisan dan Pulau Rakata Agung."Bukan maksud kami menjebak anda pendekar? Memang sebenarnya kami ini sedang disandera oleh para serdadu bersenapan itu yang berjaga di pantai memeras rakyat kami yang nelayan serta petani rempah2." kata pangeran Kumbang Merah sambil merangkul Suro Gendeng.Pangeran Kumbang Emas dan Kumbang Merah adalah raja kembar yang mempunyai putri cantik 2 orang yaitu Putri Nilam, dan Putri Seruni. Mereka dengan pakaian adat pulau Karet menjamu Suro Gendeng dengan sangat ramah dan khidmat."Ini adalah putri kami, Putri Seruni dan Nilam masih bujangan. A
Kerajaan Salaka Negara makin sepi setelah Raja Anom Wiro Sabrang pindah ke Pajajaran menggantikan tahta Gusti prabu Salokantara. Kini sepeninggal Gusti sepuh Salokantara, Pejajaran yang sangat besar itu berkuasa atas tanah Parahiyangan dan tanah Pasundan sehingga semua raja kecil di dataran tinggi Pasundan bergabung menjadi satu di Pajajaran. Gusti Anom Wiro Sabrang dengan dibantu para pendekar dari bukit Utara seperti Kebo Jenar serta Maheso Gilang, Suro Gendeng menjadi sangat berwibawa karena sangat bijaksana dalam melindungi dan memimpin rakyatnya. "Maaf paman Sentanu, aku harus pergi ke tanah seberang karena ada undangan dari pangeran Kumbang Merah yang menghadapi musuh besar." kata Anom Wiro Sabrang. Tentu saja Sengkuni jadi merasa berat tanpa Gusti Anom Wiro Sabrang yang bertahta di tanah Pasundan. Tetapi Jaka Umbaran yang masih kerabat istana siap menjaga kedaulatan dan keamanan Pejajaran bersama Kebo Kuning dan Kebo Jenar serta Maheso Gilang.
SURO GENDENG tertegun memandang wajah imut Anom yang tersirat bayangan wajah Wiro Sabrang pada tatapan matanya. Tapi Suro Gendeng tetap merasa sangat hormat kepada pendekar muda itu walau usia Anom sangat jauh dibanding Suro Gendeng. "Maafkan aku Raden, namaku Suro Gendeng, ingin berjumpa Gusti Wiro Sabrang, raja dari Kraton Singosari." ucap Suro Gendeng. "Itu ayahku kisanak, tapi beliau telah wafat setahun yang lalu." jawab Anom. "Wafat? Bolehkah aku melihat dimana beliau dimakamkan?" "Oh tentu saja boleh. Tapi aku mau bertanya, bagaimana keadaan Kraton Singosari sekarang?" tanya Anom yang tentu sangat mengejutkan Suro karena ia masih terlalu kecil untuk mengetahui istana Singosari yang telah ditinggalkan Wiro Sabrang. Apalagi ada Sentanu yang juga berasal dari Singosari yang dulu adalah penasehat raja Kertajaya. Begawan Sentanu memang tidak begitu kenal dengan Suro Gendeng karena ia tidak bisa keluar bebas seperti W
Gerombolan bajak laut dari benua Barat ikut serta dalam pasukan pesisir Jayakarta menguasai seluruh kerajaan kecil yang memiliki hasil pertanian rempah- rempah dari Laut Timur hingga sepanjang Laut Selatan. Gerombolan bajak laut itu didukung dengan senapan api yang tidak dimiliki pendekar dari benua selatan. Pasukan tanah Pasundan ketakutan karena mereka tidak miliki kekuatan menghadapi pasukan dari bajak laut yang miliki senjata api. Karena itulah kini mereka bisa diperbudak oleh para bajak laut itu untuk melawan sesama warga Pasundan. Kebo Kuning yang juga mantan bajak laut hanya mampu menahan serangan fisik tetapi tidak memiliki senapan yang mematikan. Anom Wiro Sabrang yang walau masih usia muda telah mewarisi kesaktian dari pendekar legenda tanpa tanding. Pendekar muda itulah yang menjadi andalan Parahiyangan menghadapi serdadu bajak laut. "Dor dor dor..!!" Tembakan yang beruntun menghajar tubuh Anom tidak satupun yang mampu melukai
Zui Shen tidak hanya memiliki ilmu silat dari Benua Utara, yang lebih mengutamakan kekuatan tubuh untuk menjadi dasar kesaktian, akan tetapi juga memiliki ilmu gaib yang diajarkan di tanah Jawa. Ilmu gaib itu lebih sekedar kekuatan raga atau tubuh manusia, akan tetapi juga didasari ilmu sihir yang bisa dilakukan oleh makhluk gaib seperti setan atau lelembut. Karena itulah Kebo Kuning terpukau dan merasa aneh. Bagaimana mungkin jika ia belum menyentuh tubuh lawan sudah terpental seperti tertabrak batu besar. Ada perisai imajiner yang melindungi tubuh Zui Shen. "Sebentar, kisanak, boleh saya tahu, ilmu apa yang kisanak gunakan sehingga saya tidak mampu menyentuh tubuh kisanak?" tanya Kebo Kuning yang sangat heran. "Kamu harus tinggal di tanah Jawa untuk beberapa tahun baru mengerti. Pendekar dari Laut Selatan suka belajar ilmu gaib dengan sering berpuasa. Sangat terbalik dengan pedoman ilmu dari Mongol yang mengutamakan kekuatan raga untuk menjadi sakti.
Kebo Kuning ternyata memang seorang pendekar dari Benua Utara yang sangat mengagumi Wiro Sabrang. Ada lima pendekar langit yang legenda di benua Utara tetapi sekarang hidup di daratan karet Laut Selatan. Salah satunya adalah Wiro Sabrang dengan pusaka Golok Setan yang sangat ampuh. Wiro Sabrang ternyata sangat muda dan tampan saat Kebo Kuning pertama bertemu dan mencoba kesaktiannya. Kebo Kuning tentu tidak tahu jika Anom Wiro Sabrang adalah putra dari almarhum Gusti Wiro Sabrang sepuh. Dan tentu mereka tidak pernah tahu jika pendekar pujaan mereka itu sesungguhnya sudah mati 1000 tahun silam. Tapi mereka sudah terjerat dengan aura Anom yang luar biasa memiliki perbawa tinggi bak seorang pendekar tingkat dewa. "KK as mi mohon maaf kepada para hadirin yang telah berkenan bergabung dengan istana Salaka Negara yang tidak seberapa dibanding dengan istana darimana tuan berasal." sambutan Anom benar- benar membuat para pendekar itu luluh dan sangat hormat