Home / Rumah Tangga / GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU / BAB 4 AKIBAT PERCERAIAN

Share

BAB 4 AKIBAT PERCERAIAN

Author: Jemyadam
last update Last Updated: 2022-04-26 12:10:30

Elice mengantar Nabila sampai di depan rumah orang tuanya dan bantu menurunkan stroller bayi Nabila sementara anak laki-lakinya terus minta gendong tidak mau turun.

"Bagaimana koindisi ibumu?" tanya Elice.

"Sudah lebih baik tapi masih harus rutin menjalani terapi."

"Sampaikan salamku ke padanya, aku tidak sempat mampir karena harus buru-buru, mungkin lain kali nanti aku akan main ke rumah kalian.

"Ya, terimakasih."

Tadi pagi sebenarnya Elice yang menjemput Nabila setelah kemarin mereka tidak sengaja kembali bertukar komentar di media sosial dan Elice baru tahu jika Nabila telah bercerai dari suaminya.

Elice menjemput Nabila dan mereka membuat janji bertemu dengan Moy. Ide yang awalnya hanya untuk sekedar kembali berkumpul setelah sekian tahun sudah tidak pernah lagi nongkrong bareng.

"Da-da ... ganteng ... " Elice sudah duduk kembali di dalam mobil dan hendak mulai menjalankan mobilnya ketika melambai pada putra Nabila.

"Ayo da-da sama tante Elice," Nabila berbisik sambil mengecup pipi montok putranya yang mengemaskan.

Walaupun sudah sangat sukses tapi Elice tetap baik hati seperti dulu. Sejak dulu Elice memang berasal dari keluarga kaya tidak pernah pelit ataupun sombong meskipun hidup serba berada. Elice juga suka berteman dengan Nabila karena anaknya cantik tapi tidak macam-macam, tidak centil dan paling pemaaf. Karena itu kemarin Elice sempat kaget jika wanita sebaik Nabila bisa dikhianati suaminya, padahal mereka sudah memiliki anak laki-laki yang juga sangat mengemaskan dan tampan. Kehadiran seorang anak adalah hal yang pernah sangat Elice harapkan dalam pernikahannya.

Usia Nabila baru dua puluh delapan tahun dan sudah menjadi janda. Sebenarnya kemarin Riko tidak mau menceraikan Nabila tapi Nabila bersikeras untuk tetap bercerai. Nabila tidak sanggup jika harus menerima suami yang sudah mengkhianatinya seperti itu.

Riko yang marah akhirnya segera menikahi Novie begitu resmi bercerai dan sekarang mereka tinggal berdua di rumah yang dulu Riko tempati bersama Nabila. Rumah yang untuk melihat halamannya saja sekarang Nabila rasanya sudah tidak sanggup. Rumah yang dulu dia tempati bersama suaminya dan mengisi banyak angan tentang masa sedap mereka kali ini malah ditempati mantan suaminya dengan perempuan lain.

Nabila sengaja tidak menuntut harta gono-gini asal Riko mau segera menceraikannya dan tetap bertanggungjawab pada putra mereka yang baru berumur satu tahun.

Begitu mulai mengajukan perceraian Nabila pilih pulang ke rumah orang tuanya. Kedua kaka laki-laki Nabila juga tidak terima adiknya diselingkuhi seperti itu. Lebih baik Nabila bercerai mumpung dia masih muda agar bisa segera kembali menata hidup baru.

"Eh cucu kakek sudah pulang," sambut papa Nabila begitu melihat Nabila masuk ke dalam rumah bersama putranya.

Anak laki-laki itu segera minta turun dari gendongan nabila untuk berlari limbung ke arah kakeknya.

"Jangan minta gendong kekek!"

"Tidak apa-apa Kakek masih kuat!"

Papa Nabila seorang pensiunan dosen di sebuah universitas negeri, sekarang usinya sudah kepala enam dan ibu Nabila sekarang sedang struk.

"Apa ibu sudah makan?" tanya Nabila karena biasanya dia yang mengurus dan menyuapi ibunya.

"Sudah, tadi barusan abangmu datang membawakan bubur kesukaan ibu, masih ada sisanya di meja jika anakmu mau makan."

"Tadi Bagas sudah makan sup dan puding."

"Apa itu tadi Elice temanmu dulu?"

"Iya, Pa."

Papa Nabila mengangguk-angguk.

"Tadi Nabila juga ketemu Moy."

"Si Moy yang dulu paling rame itu?"

"Ya, dia kirim salam sama Papa dan Mama."

"Berapa anaknya sekarang?" Orang tua memang paling sering bertanya seperti itu, Nabila jadi cuma bisa menghela napas.

"Moy dan Elice sama-sama belum memiliki momongan dan mereka juga sedang jadi janda."

"Ya, Tuhan ... " papa Nabila langsung menyapu mukanya degan telapak tangan sembari berdoa untuk ketiga anak perempuan yang dulu juga sudah seperti anak-anaknya sangking seringnya mereka bertiga main bersama.

"Tidak ada yang mau jadi janda ketika menikah tapi kadang kami juga tidak memiliki pilihan." Nabila jadi kembali mengenang nasibnya sediri.

"Ya, sudah istirahatlah biar anakmu main sama Papa dulu."

Sebenarnya papa Nabila juga sedih jika melihat nasib satu-satunya anak perempuannya itu. Nabila adalah tiga bersaudara dengan dua kakak laki-laki. Nabila anak yang baik sejak kecil tidak pernah neko-neko tapi dia bernasib harus menjadi janda di usia yang masih sangat muda.

Begitu masuk ke dalam kamar Nabila kembali memeriksa SMS banking di ponselnya dan masih nihil. Sudah dua buan Riko tidak memberi jatah susu untuk putranya. Sebenarnya Nabila juga tidak mau jika sampai harus meninta karena itu seharusnya memang tanggung jawab Riko tanpa harus diigatkan. Jika pun Nabila punya uang sendiri dia juga tidak mau sampai mita pada Riko untuk kebutuhan putranya.

Masalahnya, sekarang putra Nabila baru berumur satu tahun dan Nabila belum bisa meninggalkannya untuk bekerja. Sementara ini Nabila cuma bisa bantu mengurus ibunya yang sedang struk dan kedua kakak laki-laki Nabila yang gantian bantu-bantu membelikan semua keperluan putra Nabila. Tapi lama-lama Nabila tidak enak juga meski menurut kakaknya tidak apa-apa karena Nabila juga sudah bantu mengurus ibu mereka sementara kedua kakak Nabila sibuk bekerja.

Diam-diam akhirnya Nabila nekat menelpon Riko dan yang mengangkat teleponnya ternyata malah Novie.

"Ya, kenapa nyari Mas Rico? apa mau minta jatah bulanan lagi?" belum apa-apa Novie sudah melontarkan kalimat pedas di telinga Nabila.

Nabila coba menahan diri karena sebenarnya dia juga tidak ingin meminta hak putranya sampai seperti mengemis seandainya saja dia masih punya pilihan lain.

"Kalau sudah cerai itu sudah gak etis minta-mita jatah bulanan dari mantan suami. Kau kan sudah tidak mau degan orangnya kenapa masih mau dengan uangnya!"

"Aku hanya minta hak putraku karena itu masih tangung jawab Mas Riko."

"Sekarang Mas Riko sudah punya tanggungjawab untuk istri dan keluarganya sendiri yang harus lebih diutamakan."

Walaupun Novie sempat kehilangan muka ketika Nabila memergoki perselingkuhan mereka, tapi sekarang Novie sudah kembali lagi pada sifat aslinya yang tidak tahu malu dan cenderung ingin membalas sakit hatinya pada Nabila. Apa lagi sekarang Riko sudah menikahi Novie secara resmi.

"Berulang kali kukatakan, Aku hanya minta hak untuk Bagas!"

"Alah paling kamu juga ikut makan jatahnya, nyatanya kamu gak kerja kan?"

"Silahkan bicara sesukamu tapi hak putraku tetap harus diberikan!" tegas Nabila. "Katakan saja sama Mas Riko kalau aku menelpon!"

Dari pada dibuat emosi dengan ucapan Novie, lebih baik Nabila menutup teleponnya lebih dulu. Nabila sengaja tidak mengirim pesan karena tahu Novie pasti akan langsung menghapusnya. Nabila pikir, nanti saja dia menelpon lagi saat jam kantor untuk memastikan Riko tidak sedang berada di sekitar Novie.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 90 END

    Ketika Sunan masuk, dia syok melihat kehebohan tangis dua bayi sekaligus. Sunan malihat Elice sudah menggendong bayinya demikian pulan dengan Marko. Elice melahirkan di atas ranjang dan Nabila melahirkan di sofa."Apa yang terjadi?""Nabila ikut melahirkan karena stres melihat kondisi Elice." Moy yang menjawab sementara Marko masih gemetaran menggendong bayinya."Oh Tuhan!""Dia sehat." Elice tersenyum menunjukkan bayinya dan ternyata Sunan menangis meski tanpa suara isakan.Sunan segera memeluk Elice serta bayinya yang masih kemerahan."Biarkan Nabila yang memberi Nama.""Ya." Sunan terus mengangguk karena tidak perduli dengan apapun asal istrinya selamat."Bagaiman ini?" Marko bingung melihat bayinya menangis masih dengan tali plasenta yang membuat dia takut."Berikan padaku!" Moy meminta bayinya untuk dibawa pada bidan.Setelah memberikan bayinya pada Moy, Marko segera memeluk Nabila dan menciuminya sejadi-jadinya. Rasanya masih sulit dipercaya jika dia sendiri yang baru membantu pe

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 89 SEMAKIN KACAU

    Nabila sedang melakukan panggilan video dengan Moy dan bayinya yang sekarang sudah berumur tiga bulan. Bayi cantik yang Elice beri nama Moza itu sudah pintar tersenyum dan membalas suara orang dewasa dengan dengungan. Nabila benar-benar gemas hingga tidak sabar menunggu kelahiran bayinya sendiri."OH ... anak perempuan memang mengemaskan!" Nabila melayangkan kecupan pada bayi montok yang menyeringaikan tawa di layar ponselnya."Tapi sepertinya ini laki-laki." Marko meraba perut Nabila yang kebetulan ada di sampingnya."Ini anak perempuan, aku bisa merasakannya!" Nabila ngotot.Setelah memiliki Bagas, sangat wajar jika Nabila sedang sangat menginginkan anak perempuan meski sampai sekarang Nabila sengaja belum mau mengetahui jenis kelamin bayinya."Apa Moza sudah bisa tengkurap?" Nabila melanjutkan obrolannya dengan Moy walaupun Marko terus mengganggu."Baru miring belum bisa terbalik.""Lihat Marko dia tersenyum padamu!" Nabila menghadapkan kameranya ke arah Marko yang sedang memangku l

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 88 KACAU

    "Kau tidak akan percaya jika sebenarnya sudah sejak lama aku menatapmu!"Elice berhenti mengunyah makanannya untuk balas menatap Sunan."Aku hanya tidak pernah berani berpikir kau akan mau menikah dengan pria sepertiku, mengandung darah dagingku, dan menghabiskan sarapan bersamaku."Dari dulu Sunan hanya standar, tidak sejenius Clavin yang dapat menahlukkan Elice."Kenapa kau berpikir seperti itu?" Elice juga masih kaget."Aku merasa bukan tipemu.""Siapa yang perduli!" tegas Elice persis seperti gayanya dari dulu.Elice memang tidak akan bertele-tele seperti kebanyakan wanita yang suka main perasaan. Tapi bukan berarti hati Elice tidak tersentuh dengan perhatian tulus yang selama ini diberikan Sunan. Elice hanya tidak pernah membahasnya.Mereka masih saling menatap sampai kemudian Elice kembali bicara lebih dulu."Boleh aku minta brokolimu?" Elice menunjuk potongan brokoli di piring Sunan yang belum dimakan."Kemari, biar kusuapkan." Sunan tersenyum sambil menepuk pahanya agar Elice d

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 87 TIDAK PEKA

    Kehamilan Moy sudah memasuki bulan ke sembilan dengan perut bulat besar dan buah dada makin memadat kencang. Kehamilan anak perempuan ternyata justru membuat wanita terlihat semakin cantik. Moy sedang berbaring lembut di atas ranjang ketika Clavin bantu menarik melepas sisa gaun malamnya yang berbahan ringan. Mereka sedang disarankan untuk lebih banyak berhubungan intim mendekati masa-masa persalinan. "Apa kau tidak kesulitan bergerak?" Clavin ikut merangkak naik ke atas ranjang kemudian menyentuh lembut pada gumpalan buah dada wanitanya yang sedang membengkak penuh. "Tidak, ini masih nyaman." Moy juga mempersilahkan lelaki itu membuka kakinya untuk direntangkan. Clavin memperhatikan Moy sejenak, kemudian membelai ke lipatan lembutnya yang semakin hari semakin sesak untuk dimasuki pria. Clavin terus mengulas-ngulas puncak wanitanya sampai melembut hangat dan tiba-tiba menurunkan kepala untuk menyesap puncak kecilnya hingga mengejang. "Oh ...." Moy melenguh panjang. Rasanya sangat

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 86 ACARA DI RUMAH MOY

    Kehamilan Moy membuat kedua orang tua Clavin yang sudah lama menunggu keturunan dari putra tunggalnya ikut sangat bahagia dan tidak sabar. Kehamilan Moy sudah memasuki bulan ke enam dengan jenis kelamin bayi perempuan. Setelah resmi menikah bersama Clavin Moy juga selalu dimanja oleh keluarga suaminya. Moy merupakan anak tunggal yang dibesarkan oleh seorang janda, ayah Moy sudah tidak pernah perduli dengan kehidupan sulit mereka sejak bercerai dengan ibunya. Ibu Moy meninggal beberapa tahun lalu, Moy tidak punya sanak saudara lagi di ibukota. Moy berjuang sendiri untuk menjadi wanita mandiri meski dia cuma lulusan SMU dan berhasil sukses. "Istirahatlah jika kau capek." Clavin tahu Moy sudah sibuk dengan keluarganya sejak siang. "Biar aku saja yang menemani tamu." "Aku mau menunggu Nabila dulu." "Apa masih lama?" Clavin menengok arloji di pergelangan tangannya. "Sebentar lagi mereka sudah di jalan." "Jangan terlalu capek." Clavin menggosok puncak perut Moy yang makin membulat besa

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 85 BAHAGIA

    "Bagaimana?" Marko sudah tidak sabar menunggu dua garis merah pada benda pipih yang sedang dipegang Nabila."Tunggu sebentar."Mereka sama-sama tegang setelah usaha keras siang dan malam penuh perjuangan."Ya!" Nabila segera menunjukkan dua garis merah yang langsung membuat Marko melompat untuk mengangkatnya."Oh, Tuhan ... terima kasih .... terimakasih ..." Marko terus menciumi perut Nabila yang dia angkat cukup tinggi seperti benda enteng kemudian membawanya berputar."Hentikan Marko! nanti anakmu pusing!"Marko masih terlalu bahagia hingga tidak bisa berhenti tersenyum bangga dengan dirinya sendiri."Terima kasih karena telah menjadikanku seorang ayah." Marko menurunkan Nabila untuk dia cium."Dia masih jentik kecil," Nabila mengingatkan."Berapa kira-kira usianya?" marko meraba perut Nabila."Mungkin sudah memasuki bulan ke dua."Nabila sudah terlambat satu bulan sejak menikah dua bulan lalu."Bagas harus tahu jika akan punya adik!" Marko menangkup pipi Nabila kemudian menciumnya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status