Share

BAB 3 TIPE JANDA DAN DUDA POPULER

Nabila lebih banyak bengong selama Moy terus menjelaskan mengenai 'Grup Kumpulan Janda dan Duda' yang dia buat. Rasanya imajinasi Nabila belum sampai seekstrim itu untuk sampai ikut bergabung ke dalam grup begituan.

"Tidak apa-apa kalian bisa pakai akun samaran jika malu atau takut ketahuan identitas asli kalian. Ada banyak anggota yang benar-benar bisa bertemu jodoh di grup yang sudah kukelola satu tahun ini." Moy terus membujuk kedua sahabatnya untuk mau ikut bergabung.

"Tidak aku tidak mau!" Elice tetap tegas menggeleng.

"Kau, Nabila?" Moy menunjuk sahabatnya yang lebih datar.

Nabila juga menggeleng.

"Emang kau tidak mau anakmu punya bapak lagi yang bertanggung jawab?"

"Dari mana kau tahu mereka malah bukan penjahat kelamin!" tegas Elice hampir jijik.

 "Berkenalan lewat media sosial juga bukan melulu penjahat kelamin, sekarang semua orang mengunakan media sosial karena lebih mudah dan bisa langsung to the point tanpa basa-basi canggung."

Moy menggeser tempat duduknya agar lebih dekat, supaya pembicaraan mereka tidak ikut didengar oleh pengunjung kafe lain.

"Sini kuberitahu tipsnya!" Moy benar-benar mulai menjelaskan seperti agen asuransi yang sedang mencari nasabah.

"Perhatikan tiga tipe janda dan duda mayoritas berikut!"

"Ada tiga tipe janda mayoritas, dan jangan sampai kalian jadi seperti itu!" Moy melanjutkan.

"Pertama!" Moy menjentikkan Jari telunjuknya yang bercat kuku merah muda cantik untuk mulai menghitung. "Janda Kaku!" ____ "Biasanya mereka adalah wanita karir yang terlalu sibuk bekerja dan cenderung menyepelekan pasangan karena terlalu mandiri dan kaku untuk dinasehati."

Elice langsung mengerutkan alis karena mersa tersindir.

"Kedua!" ____ "Janda Bodoh!"____ "Mereka terlahir dari pengkhianatan suami, kemudian merasa hidupnya paling menderita sampai akhirnya bertekad untuk hidup sendiri seumur hidupnya atau berharap tiba-tiba datang pria sempurna tanpa dia mau bergerak!"

 Elice gantian menatap Nabila, cuma ingin melihat reaksinya tersinggung atau tidak dengan ocehan Moy.

"Tipe ketiga!" ___"Janda Bolong!" ___"Ini tipe wanita yang jadi makin kecentilan begitu menjadi janda, banyak dandan, banyak bersolek, demi bisa menjerat berbagai jenis lelaki ke dalam lobangnya."

Saat Moy bercerita tipe yang ke tiga Elice serta Nabila kompak melihat ke arah Moy.

"Kenapa kalian melihatku!"

 Elice dan Nabila langsung pura-pura berdehem.

"Lanjutkan!" dukung Elice yang merasa bakat Moy mulai menarik untuk disimak.

"Perhatikan tiga macam-macam duda berikut ini yang harus kalian hindari!"

Moy kembali menjelaskan satu-persatu.

"Pertam, 'Duda Mesum!' ini jenis paling susah diobati, contohnya mantan suamiku yang sekarang jadi kere!"

Nabila langsung mengerjap mendengar Moy menyebut suaminya sendiri sebagai contoh dan Elice jadi cuma meraba tengkuk belakangnya yang tiba-tiba merinding.

"Kedua! 'Duda Mumpung!'  biasanya mereka berawal dari suami baik-baik, setia gak neko-neko, tapi sakit hati karena ditinggal pergi istri sama laki-laki lain. Jadi mumpung sedang jadi duda dia manfaatkan kesempatan kebebasannya untuk banyak berpetualang icip-icip janda muda."

 Nabila langsung merinding menggosok punggung lengan sambil terus menyimak keahlian Moy yang luar biasa briliant.

"Ketiga, 'Duda Pengangguran!' ini yang paling banyak produksinya, pria-pria tidak produktif tapi bermimpi untuk hidup mudah dan dimanja wanita, makanya dia tetap akan ditinggalkan perempuan, karena biasanya cuma manis di depan tapi gombal semua isinya!"

Moy kembali melanjutkan dengan penuh semangat. "Intinya kita semua orang-orang yang pernah gagal, jadi harus lebih selektif dan hati-hati, karena sekali gagal manusia akan memiliki 60% kecenderungan untuk tidak takut gagal lagi dan 40% kecenderungan untuk takut mengulang kesalahan yang sama."

Setelah menjelaskan panjang lebar kali ini Moy menatap kedua sahabatnya.

"Tidak, aku tidak mau gabung!" keras Elice saat Moy mengedikkan dagu padanya.

"Baiklah aku tidak akan bertanya ke Nabila karena aku sudah tahu pasti apa jawabannya." Moy mencondongkan tubuhnya pada Elice. "Sekarang aku tanya padamu, bagaimana kau mengatasinya?"

"Apa maksudmu?" Elice pura-pura tidak paham dan segera menegakkan punggungnya ke sandaran kursi.

"Ah, ayo lah kita sudah sama-sama dewasa dan aku tahu kita sama-sama pelaku sex aktif!" Moy masih menunggu reaksi Elice. "Apa yang kau lakukan ketika tidak ada suami lagi? apa kau akan membeli brondong dengan jumlah uangmu yang banyak itu?" kekeh Moy dan Nabila melotot membekap mulutnya karena baru paham dengan pembicaraan mereka berdua.

"Jangan gila!" tolak Elice masih keras kepala dengan sikap kakunya.

"Lalu apa?" Moy memang kadang agak sinting. "Apa kau membeli alat bantu refleksi yang bisa bergetar dan berdenyut panas dingin di online shop?"

Moy kembali terkekeh lagi. "Sungguh kau bisa benar-benar jadi janda kering!" mulut Moy memang tidak pernah punya filter.

 Sementara Nabila hanya terus menelan gelak serat di tenggorokannya karena takut untuk ikut tertawa. "Semoga putraku belum paham pembicaraan kalian."

"Hai ..." Moy mencubit pipi putra nabila yang baru kembali terbangun karena mendengar Moy terus tertawa dan ngotot memaksa Elice bergabung ke grup konyolnya.

"Baiklah kita realistis saja." Moy mengajak mereka menghela napas sejenak. "Lihat Nabila! dia sudah punya bocah tampan seperti ini yang bakal setia menemaninya seumur hidup, sedang kita?" Moy mengedikkan bahu pada Elice . "Kita akan semakin tua dan benar-benar kering, wanita tidak akan produktif seumur hidup dan ada masanya tidak diminati lagi oleh laki-laki."

Moy masih menatap Elice. "Aku yakin kau juga tidak akan tergerak untuk menggoda pria lebih dulu, sementara pria yang 'benar' akan takut untuk mendekatimu lebih dulu karena melihat statusmu."

Elice adalah seorang direktur untuk perusahannya sendiri, cantik, kaya raya, dan cerdas. Tipe yang akan membuat pria baik-baik minder untuk mendekatinya. Kecuali pria yang mungkin mengincar hartanya dan cuma mau numpang hidup, karena pria jenis itu biasanya memang tidak tahu malu.

"Menurutku kau lebih baik bertemu orang yang tidak mengenalimu sama sekali, mulailah hubungan yang sehat dan lanjutkan jika kalian cocok."

"Dari mana kau pintar bicara seperti itu?" Elice mulai melunakkan suaranya.

"Sebagai admin grup, aku sudah jadi pakar yang menyelesaikan banyak masalah perkencanan, aku juga profesional!"

"Aku baru tahu ada profesi seperti itu." Elice memutar bola matanya yang sipit hingga terlihat lucu untuk ukuran orang secerdas dia.

Moy sebenarnya juga cerdas bisa mengelola grup aneh macam itu, Nabila paling heran dengan kecekatannya, dan buktinya Moy bisa sukses seperti sekarang meskipun dia tidak pernah menyelesaiakan kuiahnya. Bakat tiap orang memang berbeda-benda meski tidak ada yang mengharapkan bakat jadi mak comblang janda dan duda, tapi itu juga keren.

"Baiklah aku mau!" Akhirnya Nabila mau bergabung meski masih agak takut dan malu jika sampai  ketahuan keluarganya ikut bergabung di grup perjodohan online.

"Oke, kukirim undangannya kau tinggal konfirmasi!"

"Bagaimana denganmu?" Moy mengedikkan dagunya sekali lagi ke pada Elice.

"Baiklah aku ikut." Akhirnya Elice ikut mengalah pasrah.

"Aku akan segera carikan duda potensial untuk kalian berdua!"

Walaupun tidak benar-benar mengharap segera dapat jodoh, tapi pertemuan Nabila dengan kedua sahabatnya kali ini ternyata juga mempu kembali menghidupkan semangatnya. Minimal dia tahu jika bukan cuma dirinya yang harus berstatus sebagai janda muda.

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Kikiw
ngakak aja karakter Moy
goodnovel comment avatar
Sumi Jufri
suka dg ceritanya.
goodnovel comment avatar
Eri Irawan
mantap alur nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status