Share

TCSM BAB 3.

Kimmy dan Marni menaiki angkot, karna hanya butuh 30 menit untuk menju ke wisata air terjun yang sedang Viral di media sosial itu.

Selama di perjalanan, banyak pasang mata yang memuji Kimmy dan kagum dengan paras cantik yang Kimmy miliki, namun Kimmy hanya menanggapi nya dengan senyuman ramah.

Sedangkan di waktu yang bersamaan ... Refandy dan Rama sudah berada di parkiran wisata, ternyata banyak pasangan muda mudi yang berada di sana untuk sekedar nongkrong dan berfoto ria.

''Kita taro mobil di sini aja Fan, kita jalan kaki ke bawah sana sekalian kita berpoto buat kenangan bahwa kita pernah kesini.'' Tutur Rama.

Refandy hanya menganguk dan melihat sekitar lokasi, dan benar saja ... bahwa banyak wanita yang belum tersentuh bedak, disini semua wajah mereka naturall dan alami. Namun tak sedikit pula banyak yang ber makeup, namun Refandy tidak terlalu peduli itu semua dan mengacuhkan nya.

Ia mengikuti sahabat nya berjalan ke bawah, dan membutuhkan waktu yang lumayan untuk menuruni anak tangga yang sangat banyak.

Semua pasang mata terpesona oleh kedua pria berparas tampan yang nyasar ke kampung, apa lagi kaum hawa yang menjerit ingin memiliki Refandy dan Rama.

Cukup lama menuruni anak tangga, Refandy menganga tak percaya dengan keindahan air terjun yang ia lihat, ''Wow ... amazing Brother.'' ucap Refandy takjub.

''Didn't I tell you." (bukankah aku memberitahumu) Rama dan Refandy tersenyum puas dengan keindahan yang mereka lihat, mereka pun berpoto dengan berbagai gaya dan pose sesuka hati layaknya pria pada umumnya.

Namun di saat mereka sedang berpoto, Refandy tak sengaja di tubruk oleh seorang wanita yang tengah berlari menghindari seseorang.

Dugh!

''Maaf Tuan, saya tidak sengaja."

Refandy yang awalnya ingin marah, namun seketika diam mematung melihat wanita cantik yang menabraknya.

Deg!

Adegan Slow motion pun terjadi saat mereka berpapasan, dengan Pandangan mereka bertemu satu sama lain namun hanya sekejap.

Gadis itu pergi berlari, seperti sedang menghindari sesuatu.

Refandy yang baru menyadari kepergian nya yang sudah jauh, langsung memanggil gadis itu. ''Haa... ii tunggu Nona.'' Refandy berteriak dan mengejar nya, namun wanita itu tidak ada dalam sekejap mata.

''Damn it! kemana dia pergi.'' Gerutut Refandy.

Sedangkan Rama menyusul Refandy yang berlari kencang.

Hos ... Hos ...

''Fan! yaelah Elu ninggalin gue, ngejar apaan sih, copet?" tanya Rama yang sudah berada di depan Refandy.

''Lupakan!'' Ketus Refandy namun tak ayal, netra matanya mencari sosok gadis cantik tadi.

Sore hari•

Refandy dan Rama kembali ke vila. Refandy membantingkan tubuhnya di sofa ruang tv, ia masih memikirkan gadis cantik yang menabraknya tadi siang.

Masih terbayang wajah cantik di benaknya ... mata itu, mata yang sangat cerah sekaligus teduh, bibirnya yang kecil dengan warna pink alami dan hidung mancung dengan rambut hitam tergerai membuat jantungnya berdetak kencang.

Deg.. Deg..

Jatung Refandy mulai berdetak kencang saat memikirkan nya, ia begitu menggila saat teringat akan paras cantik itu.

Rama yang melihat sahabatnya melamun sambil senyum senyum sendiri, ia langsung begidik ngeri dan takut secara bersamaan.

Karna dalam fikiran Rama, apa sahabatnya ketempelan hantu sewaktu di sana? itulah isi hati Rama saat ini ... hingga ia memberanikan diri untuk menghampiri Refandy. ''Eh nyet! elu masih sadar kan?" tanya Rama yang tidak dapat sahutan dari Refandy.

Refandy sepertinya asik dengan khayalan nya sendiri, hingga tidak mendengar jika Rama memanggilnya. Rama pun terbesit ide gila dan mengambil minum di dapur satu gelas lalu kembali ke ruang tv.

Rama akan menyiram air ke wajah Refandy, namun ia urungkan karna di dalam pikirannya mungkin tak akan manjur menyadarkan orang kesurupan menyiram secara langsung.

Rama pun meminum air itu lalu menyemburkan ke muka Refandy yang sedang asik melamun.

Bbrrrrr ...

"Aaaaahk!" Refandy terkejut dan sadar dari lamunan nya, "Ramaaa! Anjin*. Kampret Elu ya, ngapain Elu sembur gue? mau jadi mbah dukun Lu HAH!"

''Syukurlah akhirnya Elu sadar nyet." Ucap Rama tanpa dosa, sambil mengelus dadanya.

''Maksud Elu apaan?" tanya Refandy dengan nada kesal, karna wajah sejuta pesona yang dia miliki di sembur langsung dari mulut Rama.

''Gue pikir elu keserupan!"

Refandy yang kesal melempar bantal ke wajah Rama.

Bughh!

Aaww ...

"Sialan Lu!" Refandy pergi dari sana meninggalkan Rama.

Di lain tempat, Kimmy yang sedang makan di salah satu rumah makan bersama Marni menggerutu kesal. Bagaimana tidak! Mereka selalu di ikuti oleh Udin dengan Antek-anteknya.

Kimmy ingin sehari saja tidak ada yang mengganggu, namun itu tidak mungkin jika si Udin suridin itu selalu membuntutinya kemana pun ia pergi.

''Kaya nya aku harus kabur dari kampung ini." ucap Kimmy yang baru saja selesai makan.

Marni yang mendengar sahabatnya akan pergi dari kampung ini, langsung tersedak makanan nya sendiri.

Uhuk.. Uhuk..

''Kau akan pergiii? meninggalkan ku sendiri? Ck ... kau jahat sekali.'' Ucap Marni pura-pura marah dan memalingkan wajahnya.

Huuuffft.

Kimmy menghela nafasnya, memang cukup berat meninggalkan keluarga dan sahabat baik nya namun Kimmy ingin hidup tenang tanpa ada orang yang menggagu dirinya.

''Bagaimana lagi ... aku ingin hidup tenang Mar." ucap Kimmy dengan nada lesu dan tidak punya pilihan lain.

''Kau ingin pergi ke mana? ingin kerja apa? sedangkan dirimu sendiri tau persis bahwa kau tidak berpendidikan! Bisa bisa kamu tertipu di sana ... aku tidak bisa melihat mu terluka Kim.'' Tutur Marni.

Kimmy termenung, namun ia juga tidak ada pilihan lain. ''Bukankah kita harus mencoba nya, why not? Aku memang tidak berpendidikan, tapi kau tau aku pintar berbahasa asing.'' ucap Kimmy bangga.

Marni mengangguk setuju. ''Lantas kau akan pergi ke kota mana?" tanya Marni lagi.

''Aku ingin ke kota Jakarta, kota besar metro politan, bukankah kita harus mencoba beradu nasib terlebih dahulu?"

Marni menghela nafas panjang dan menatap Kimmy, ''Aku sebagai sahabatmu hanya bisa mendukung mu dari belakang, kapan kau akan berangkat ke sana?"

''Aku akan izin dulu sama orangtua ku, mereka pasti mengizinkan nya.''

''Baiklah ayo kita pulang, ini sudah sore." ucap Marni yang di angguki Kimmy.

Mereka pun berjalan gontai ke rumah mereka masing-masing, dengan percakapan receh dan non faedah.

''Asalaaaaamualaikumm. Bu, Ayah .. Kimmy pulang."

''Walaikum salam '' jawab mereka bersamaan.

''Baru pulang sayang?" tanya sang Ibu yang baru keluar dari dapur.

''Iya Buk."

Kimmy pun duduk berkumpul dengan sang Ayah dan adiknya, Kimmy menatap sendu kedua orangtua nya. dengan berat hati Kimmy mengatakan niatan yang ingin merantau ke kota Jakarta.

Khemm!

''Pak, Buk ... Kimmy mau ngomong boleh?"

''Ngomong aja sayang, siapa yang akan melarang?"

Kimmy menelan ludahnya dengan kasar, dan mengatakan semuanya bahwa ia ingin merantau ke kota agar hidupnya lebih tenang dan tidak di ganggu oleh kang Udin dan para Antek-anteknya.

Awalnya kedua orangtua Kimmy melarang, namun saat mengatakan alasan nya mereka pun menyetujui permintaan putri sulung nya itu karna mereka pun khawatir bahwa si Udin akan terus menggoda anaknya.

''Baiklah Ayah tidak bisa melarang, namun jaga dirimu baik baik.'' ucap sang ayah dengan penuh kelembutan.

''Kapan kau akan berangkat nak?" tanya sang Ibu dengan mengusap airmatanya yang sempat jatuh.

''Mungkin lusa Buk."

Sang Ibu hanya mengguk, Ibu nya hanya pasrah saat anak sulung nya meminta pergi jauh darinya, namun apa boleh di kata ... di sini pun sang anak tidak akan bisa hidup tenang.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wanda Natasya
lanjut booooosssssssssssss
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status