Share

50. Kamu Menyebalkan!

"Apa katamu?" Erlangga menyerengit. Dia tidak terlalu mendengar karena suara Bia sangat pelan.

"Aku tadi mengucapkan semoga cinta kita bisa langgeng. Kenapa?" Bia mengira Erlangga tidak mendengar gumanannya yang samar. Jadi hatinya dag-dig-dug takut Erlangga benar-benar mendengar.

"Benarkah?"

"Memangnya kamu mendengar aku berkata apa?" Bia berusaha untuk tidak gugup.

"Lupakan saja! Ayo kita mandi lalu makan. Aku yakin kamu pasti belum makan."

Wanita itu bersyukurlah, Erlangga benar-benar tidak jelas mendengar.

"Hum. Aku sangat lapar sekarang."

***

Wajah Ratna memerah bak tomat menahan marah melihat putra dan menantunya, turun dari tangga bergandengan tangan dan bercengkrama.

Tangannya yang berada di atas sofa terkepal erat hingga buku-buku tangan terlihat.

"Selamat siang, Ma!" sapa Erlangga.

Ratna kembali melipat koran yang dibaca setelah Bia dan Erlangga sudah di samping sofa.

Wanita yang telah melahirkan Erlangga itu hanya menatap keduanya dengan wajah sinis tanpa senyum.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status