Share

Gadis Misterius
Gadis Misterius
Penulis: Nona_Lyanna

Terbayang peristiwa silam

***

"Hajar terus! Pukul saja sampai mampus! Dasar tidak tau diri, manusia tak tau terima kasih! bukannya balas budi, malah lancang maling di pabrikku!" cerca Juragan Tono.

"Bakar saja! Biar tidak ada lagi yang berani melakukan perbuatan serupa!" teriak tiga sekelompok anak buah pabrik tersebut.

Sepasang suami istri dipukuli, hingga dibakar hidup-hidup, seluruh warga yang menyaksikan hanya bungkam. Sebagian ada yang merasa iba, sebagian lagi ada yang tersenyum lega. Kabarnya sepasang suami istri tersebut ditangkap basah oleh tiga sekelompok buruh pabrik. Konon katanya mereka ditemukan sedang melangsungkan aksi untuk mencuri kelapa yang akan dijual ke kota.

"Jangan! Jangan bakar Ayah dan Ibuku! Biadab kalian!" teriak Ayu, anak dari sepasang manusia malang itu.

"Mampus! Rasakan itu balasan setimpal!" Seluruh cacian dilontarkan Juragan Tono beserta keluarganya. 

Gelak tawa terdengar seperti sedang merayakan kemenangan. Mereka dengan bangga menghabisi nyawa orang lain yang dianggap bersalah, padahal semua tuduhan itu belum jelas terbukti, hanya mendapatkan kesaksian dari tiga pria sekelompok itu.

"Ayah! Ibu!" teriak Ayu histeris melihat kedua orang tuanya sudah lenyap terbakar.

"Bawa gadis itu ke sini!" perintah Juragan Tono.

Seketika tubuh mugil Ayu dibawa paksa menghadap Juragan Tono. Saat itu Ayu berusia 17 tahun, gadis cantik berlesung pipit itu sungguh malang. Tepat di depan mata, ia menyaksikan kematian kedua orang tuanya dengan cara yang sangat sadis.

"Kau Anak dari pecundang itu, seumur hidupmu akan bekerja untukku! Tidak menerima bayaran sepersen pun," ujar Juragan Tono dengan kejam.

"Bajingan! Kau sudah menghabisi nyawa orang tuaku, sekarang bisa-bisanya kau meminta aku bekerja padamu tanpa bayaran, Cuih." Ayu meludahi wajah Juragan Tono dengan penuh amarah.

"Gadis sialan!" Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Ayu.

"Bunuh saja aku agar kau puas! Aku tidak akan tenang jika selama aku hidup masih melihat wajah kalian!" teriak Ayu tanpa rasa takut.

"Kurung gadis pembangkang ini, jangan beri makan tanpa seizin saya!" perintah Juragan Tono pada anak buahnya.

Ayu diseret ke sebuah tempat, kakinya dipasung hingga Ayu tidak bisa lagi berontak.

"Dengar kalian semua yang ada di sini, barang siapa diantara kalian masih ada yang berani berbuat curang atau melanggar aturan yang saya buat, maka siap-siap menyusul Amir dan Asih yang terbakar menjadi abu ini!" Ancam Juragan Tono pada warga desa.

Seluruh warga yang hadir hanya bisa menundukkan wajah menyaksikan pembunuhan sadis itu. Tidak ada satu pun yang berani membuka suara, apa lagi Desa Kenanga ini adalah wilayah kekuasaan Juragan Tono. Petugas daerah pun tidak memiliki akses yang bebas untuk masuk ke Desa ini, semua sudah diatur oleh Juragan Tono. 

Dengan kekayaan dan kekuasaan yang Juragan Tono miliki, membuat dirinya merasa sombong hingga ia bisa melakukan apapun sesuka hatinya.

Seandainya warga Desa semuanya kompak melaporkan masalah ini, mungkin saja kasus pembunuhan sadis pada Amir dan Asih itu bisa diangkat ke meja hijau, sayangnya penduduk desa merasa bergantung hidup pada Juragan Tono, hingga mereka tidak ingin ikut campur dan mengambil risiko.

***

"Cambuk gadis ini!" perintah Juragan Tono.

Tole, Joko, dan Dodo membabi buta menghajar Ayu dalam pasungan itu.

Cambukan demi cambukan dihantamkan dengan begitu ganas ke tubuh lemah Ayu.

"Cukup!" 

Tiga pria berbadan kekar itu berhenti atas perintah Juragan Tono.

Ayu sudah tergeletak tak berdaya, Juragan Tono berjongkok dan berbisik di telinga Ayu, "kau akan saya bebaskan jika bersedia menjadi istri kedua saya."

"Jangan mimpi!" bentak Ayu dengan suara yang bergetar.

"Kalau begitu persiapkan diri untuk menerima siksaan setiap hari!" 

Juragan Tono meninggalkan Ayu sendirian di dalam gudang yang gelap dan tak layak huni itu.

Hari demi hari Ayu menjalani hukuman, bahkan tenaganya yang terkuras sebagai buruh Pabrik kelapa tidak mendapat upah sama sekali, hanya diberi makan seadanya.

Tole, Joko, dan Dodo sering diperintahkan untuk memberi tawaran pada Ayu agar ia bisa bebas dari segala siksaan itu. Namun, Ayu selalu saja menolak.

"Terima saja pinangan Juragan Tono, agar hidupmu tidak menderita seperti ini," ujar Joko.

Tole dan Dodo tertawa lepas mendengar ucapan Joko, sementara Ayu menatap dengan sinis sambil berkata, "lebih baik mati ketimbang harus hidup dengan iblis!"

"Lancang!" teriak Juragan Tono yang tiba-tiba muncul. "Cepat seret gadis pembangkang ini ke pohon samping pabrik itu, ikat tubuhnya di sana!"

Ketiga anak buah Juragan Tono dengan sigap menerima perintah.

Tubuh Ayu ditarik paksa, hingga sampai ke sebuah pohon besar yang sangat rimbun. 

"Biarkan dia sampai pagi di sini!" 

Setelah mengikat Ayu di pohon, mereka semua bergegas pergi.

Buruh Pabrik yang berada di gubuk dekat pohon tersebut, hanya berani mengintip di balik celah lubang saja, tidak satu pun yang menampakkan batang hidungnya keluar.

Ayu sudah pasrah, tidak ada ketakutan lagi di dalam dirinya semenjak kematian kedua orang tuanya itu.

Ketika pagi datang, silau sinar sang Surya menyadarkan Ayu dari tidurnya. Tubuh yang lemah terikat, wajah yang cantiknya sudah tak terlihat, akibat kotoran debu yang menempel selama Ayu di sekap di dalam gudang.

"Lepaskan gadis pembangkang ini, sudah saatnya ia bekerja untukku!" Perintah Juragan Tono yang sudah datang bersama tiga anak buahnya.

Ayu ambruk ke tanah saat ikatan itu dilepaskan. Semalam ia diikat dengan posisi berdiri, bayangkan saja bagaimana menahan lelahnya tidur dalam posisi tersebut.

"Bagaimana ini Juragan?" tanya Tole bingung ketika melihat Ayu tak sadarkan diri.

"Bawa kembali ke dalam gudang, beri makan serta panggilkan Mak Sum untuk memeriksa kondisinya! Saya tidak ingin gadis pembangkang ini mati dengan begitu saja." 

Tiga anak buahnya menurut dan mengangkat Ayu menuju ke dalam gudang.

Selang beberapa waktu, ketika Ayu sudah dibaringkan, Mak Sum pun datang untuk memeriksa gadis malang itu.

"Silahkan kalian keluar dulu!" perintah Mak Sum.

Tiga sekelompok itu menurut dan bergegas keluar, Mak Sum memeriksa denyut nadi Ayu terlebih dahulu.

"Syukurlah hanya pingsan," gumam Mak Sum.

Setelah memberikan ramuan, kini Ayu perlahan sadar, Mak Sum segera memberikan Ayu makanan yang sudah disediakan oleh anak buah Juragan Tono.

"Makanlah, kau harus tetap bertahan," ucap Mak Sum penuh arti.

Ayu hanya mengangguk, tersirat di matanya sebuah sinar harapan. Mak Sum mengerti apa yang sekarang ada dalam benak gadis malang ini.

Setelah selesai, Mak Sum segera pergi, dan Juragan Tono menghampiri Ayu kembali.

"Mulai saat ini, kamu sudah harus bekerja untukku," ujarnya menatap Ayu tajam.

***

"Ayu ..." Tegur Dewi yang mengejutkan lamunan Ayu.

"Iya," sahut Ayu datar.

"Jangan suka melamun pada jam kerja begini, nanti Juragan Tono bisa murka lagi padamu," ujar Dewi mengingatkan.

"Aku tidak peduli," jawab Ayu cuek.

Semenjak kejadian tiga tahun silam, Ayu berubah menjadi gadis yang cuek, tidak pernah menangis ataupun tertawa. Dia sekarang terkesan kaku, dingin, dan sulit ditebak.

Ayu menjalani hari-harinya sebagai buruh pencongkel kelapa di Pabrik Juragan Tono. Seorang Juragan yang kikir dan juga kejam. Setiap hari ada saja yang dihajar oleh anak buah Juragan Tono, jika hasil kerja yang dilakukan buruh kurang memuaskan.

***

Sementara itu Juragan Tono menjual hasil kelapa yang sudah diolahnya ke kota, tentunya perusahaan yang bekerja sama dengan Juragan Tono jauh lebih besar, karena dari kelas pun sudah pasti berbeda, Juragan Tono memang yang terkaya di Desa. Namun, bagi pemilik perusahaan yang di kota, Pabrik dan kekayaan Juragan Tono belum ada apa-apanya.

Hari itu seorang pemilik perusahaan penampung hasil olahan Juragan Tono yang di kota, mendengar kabar miring dari Desa, Aldo mendengar tentang kekejaman dari Juragan Tono tersebut.

Aldo Wijaya Suningrat, pria muda yang merupakan pemilik PT. INDAH BERJAYA, seorang pria yang sukses dan terkenal di Kota.

Aldo berinisiatif untuk mencari tahu kebenaran dari kabar miring itu. Bahkan Aldo sudah mendengar peristiwa sadis yang membakar Amir dan Asih tiga tahun silam.

"Danu, saya serahkan segala tugas perusahaan ini padamu, tolong jalankan dengan baik, saya akan pergi ke Desa tersebut, tetapi saya akan menyamar menjadi kamu di sana agar tidak ada satu pun yang bersikap palsu, saya tidak ingin mereka menghormati saya hanya karena mengetahui bahwa saya ini adalah seorang CEO serta pemilik lima perusahaan terbesar di kota," papar Aldo dengan jelas.

"Baik Tuan Muda, saya akan menjalankan amanah Tuan Muda dengan benar," sahut Danu.

"Bagus, kamu memang sahabat serta rekan kerja yang ideal," puji Aldo.

"Terima kasih, Tuan Muda, saya harap Tuan Muda selalu memberi kabar, di sana terlalu bahaya untuk kalangan bawah, terlebih lagi Tuan Muda ke sana dengan menyamar menjadi orang biasa," ujar Danu khawatir.

"Tenang saja, saya akan memberikan kabar jika terjadi sesuatu."

Aldo berangkat menuju Desa kecil tersebut. Aldo juga sudah mempersiapkan data diri yang palsu, untuk melamar kerja di Pabrik Juragan Tono.

Perjalanan yang ditempuh kurang lebih tujuh jam, Aldo diantarkan oleh sopir. Namun, ternyata mobil tidak bisa sampai ke dalam desa tersebut.

"Pak Samsul silahkan kembali, saya akan berjalan kaki masuk kedalam," ucap Aldo pada sopirnya.

"Tuan muda yakin masuk ke dalam sana berjalan kaki?" tanya Pak Samsul penuh kecemasan.

"Iya, Pak. Saya akan mencari bantuan nanti, sekarang silahkan Bapak pergi, sebelum ada yang mencurigai saya," papar Aldo. 

Seperginya Pak Samsul dari tempat itu, dengan santai Aldo berjalan menyusuri desa, sungguh desa yang damai baginya. 

''Apa iya, desa ini penuh pertumpahan darah seperti kabar miringnya? Aku harap itu hanya isu belaka, karena jika itu benar terjadi, tentunya masalah ini akan ditangani pihak berwajib. Namun, nyatanya sampai hari ini tidak ada kejelasan pasti tentang kabar yang aku dengar itu,'' batin Aldo sambil berjalan.

Aldo terus menelusuri jalan menuju Desa Kenanga dengan berjalan kaki, setelah kurang lebih berjalan selama satu jam, akhrinya Aldo menemukan sebuah Pabrik yang ia cari yaitu Pabrik Juragan Tono.

Bersambung.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Cristina Natalina
merugikan pembaca
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status