“Tuan ini kopinya,” Yasmin meletakan secangkir kopi di atas meja kerja Arkana. “Heem,” jawab Arkana masih fokus dengan komputernya. Yasmin tidak langsung pergi, ia menatap Arkana yang selalu sibuk dengan pekerjaan, baik di kantor maupun di rumah. Siang dan malam, yang dipegangnya hanya ponsel dan laptop. Gadis itu menghembuskan nafas melangkahkan kaki mendekati sang suami, berdiri di belakang kursi Arkana, kemudian ia memijat pundak pria itu dengan pelan. Arkana langsung merespon menatap Yasmin setelah pergerakan di pundaknya, matanya mengerjap beberapa kali merasakan nyaman di pundaknya.“Lanjutkan, saya sudah biasa melakukan hal ini untuk papi.” Ujar Yasmin terus memijat pundak Arkana dengan kemampuannya.Pria itu menghela nafas panjang, ia kembali menatap layar komputer sambil menikmati pijatan Yasmin, mengurangi pegal di pundaknya. Tangan Yasmin tidak berhenti bergerak, gerakannya terus barangkali mengikuti insting yang biasa dilakukan saat memijat papinya, matanya ikut melih
“Obat perangsang apa?” Ucap Yasmin semakin bingung. Arkana tidak menjawab, ia melewati Yasmin membuka lemari dengan mengobrak abrik semua pakaian Yasmin dari lemari, tapi tidak menemukannya. Prank. Arkana semakin emosi karena tidak menemukannya, meja rias Yasmin disapu bersih, berserakan dilantai, pria itu benar-benar dikuasai emosi dan membuat semua barang di kamar Yasmin berantakan. “Cepat katakan dimana kamu menyimpannya?” Bentak Arkan. Air mata Yasmin pun turun, menggelengkan kepala tidak tahu apapun soal obat seperti yang dituduhkan Arkana. “Aku tidak tahu,” lirihnya menunduk. Arkana mencengkram dagu Yasmin dengan kuat, ia angkat agar menatap dan berkata. “Kamu sengaja melakukan itu hah, katakan kenapa kamu melakukannya?” Ujar Arkana. Air mata Yasmin tidak berhenti mengalir, dagunya terasa perih karena kuku Arkana menusuk kulitnya, ia berusaha menarik tangan pria itu tetapi tidak kuat. “Aku tidak apapun hiks, aku tidak melakukannya hiks.” Ucap Yasmin sambil sesenggukan.
Kejadian hari itu membuat hubungan Arkana dan Yasmin renggang. Keduanya tidak berbicara, bahkan saling menyapa pun tidak, saling terdiam dengan emosinya masing-masing. Bibi Anna berusaha untuk memperbaiki dan menyatukan Arkana dan Yasmin, tetapi keduanya keras kepala saling menghindari.Kemarahan Arkana saat itu membuat Yasmin kecewa dan sakit hati, ia merasa tidak berharga setelah memberikan mahkotanya untuk yang pertama. “Non, jika kalian terus seperti ini, hubungan kalian akan semakin renggang.” Ujar bibi Anna. “Dia aja gak peduli bi, jadi untuk apa aku peduli.” Balas Yasmin dengan kesal. Bibi Anna menghembuskan nafas lelah, ia mengusap keningnya dan berkata. “Ya udahlah non, bibi mau ke dapur dulu.” Katanya terlihat lelah. Wajah Yasmin semakin murung. Di depannya Arkana baru saja datang dengan penampilan rapi siap untuk berangkat ke kantor, tatapannya begitu datar menarik salah satu kursi di depan Yasmin.Mata Yasmin dengan jeli memperhatikan gerak-gerik suaminya sambil memas
“Apa hari ini tuan sudah membaca berita?” Ujar Jessica. Arkana memejamkan kedua matanya dengan bahu yang disandarkan di kursi. Baru saja meeting selesai, kembali ke ruangan untuk istirahat dan sekarang Jessica masih mengganggunya. “Maafkan saya tuan, tapi ini penting. Ini menyangkut istri anda,” lanjut Jessica. Kedua mata Arkana pun terbuka, ia menatap sang sekertaris dan berkata. “Katakan,” perintahnya. Jessica segera menyalakan Ipad-nya, lalu ia menunjukan artikel yang memasang foto Yasmin dengan narasi yang mereka buat dan dimuat oleh media besar. Arkana membaca artikel tersebut hingga salah satu alisnya naik, kemudian ia men scroll artikelnya dan menemukan banyak ulasan ataupun komentar negatif. Tidak hanya satu ataupun dua artikel, ternyata banyak media Yang sudah menyebarkan informasi Yasmin hingga kehidupan pribadi dan masa lalunya diungkap. Tiba-tiba ponsel Jessica berdering, ia segera mengangkatnya sambil menunggu tuan muda yang sedang membaca artikel. “Baik tuan, ya
Kali kedua Yasmin kembali menampakan diri dipan seluruh media, setelah pertama kalinya ia diperkenalkan sebagai istri dari tuan muda Arkana, dan sekarang ia akan mengungkapkan kehidupan pribadinya yang selalu menjadi bahan gosipan semua media. Yasmin ditemani tuan muda Arkana dalam konferensi pers yang diadakan hari ini. Semua media berada di depan Yasmin, dengan kamera dan para wartawan yang sudah siap mendengarkan apa yang akan diucapkannya. Genggaman tangan Yasmin semakin memegang erat tangan suaminya. Kegugupan dan ketakutan itu begitu jelas, tetapi sebisa mungkin Yasmin berusaha untuk menutupinya. “Selamat pagi semuanya,” ucap Yasmin menyapa mereka semua dengan ramah dan tersenyum. Setelah mendapatkan jawaban, Yasmin menegakkan tubuhnya menatap ke lirih ke kamera yang sudah menyala. “Saya berada disini untuk mengklarifikasi yang selama ini kalian tunggu, berita yang kalian dapatkan dan sebarkan sampai semua orang mengetahui kehidupan saya sebelumnya, itu semuanya benar. Ya,
“Sialan, ku pikir gadis itu adalah kelemahannya.” Geram Bara marah besar. Rencananya untuk menjatuhkan Arkana dengan membongkar identitas Yasmin gagal, justru itu semua tidak berpengaruh sama sekali. Ia awalnya sudah yakin jika rencananya akan berhasil dan membuat banyak banyak orang tidak menyukai Arkana. Namun, Yasmin yang di anggap gadis biasa sumber kelemahan Arkana itu salah. Gadis itu justru membuat semua orang memihaknya dan memuji Arkana. Bahkan, mereka tidak goyah sedikitpun dengan usahanya yang sudah membayar orang terpercaya. “Sudah ku katakan, Arkana tidak akan mudah goyah karena hal seperti itu. Jika memang mereka serius dalam hubungannya, setidaknya mereka akan segera memberikan kejutan untuk kita.” Ucap saudaranya Marcel.“Maksud Lo apa?” Bara menatap Marcel penasaran.Dengan santainya, Marcel membuang nafas pelan, kemudian meletakan ponselnya di atas meja dengan menyilangkan kakinya menatap Bara yang duduk di singgasana nya. “Jangan lupakan hal ini, syarat kita un
“Kamu gadis yang manis, pantas saja Arkana menyukaimu.” Ujar Angel menggenggam tangan Yasmin. Yasmin begitu terkejut, ia menatap Angel penasaran apa maksud dari perkataannya. Ia berusaha menahan diri untuk tidak cepat meresponnya. “Awalnya aku cemburu saat Arkana menceraikan perempuan lain selain mommynya, dia sering sekali menyebut nama kamu, sampai aku kesal dan marah padanya.” Lanjut Angel semakin membuat gadis itu bingung. Tidak mungkin Arkana menyukainya, jelas-jelas perempuan yang dicintainya Angel yang kini berada di depan matanya. “Namun, setelah dia menjelaskan siapa kamu. Aku tidak jadi marah, karena ternyata kamu adik angkat mommy, aku jadi merasa lega setelah mendengarnya.” Ucap Angel tersenyum bahagia. Yasmin tersenyum miring, bahkan ia pun tertawa sumbang mendengar akhir dari ucapan yang dimaksud Angel bahwa dirinya adalah anak angkat Faramita. Yasmin tidak habis pikir dengan suaminya, bisa-bisanya punya pemikiran kalau dirinya adalah anak angkat. Angel mengerutkan
Kedua tangan Yasmin tidak pernah berhenti mengusap perutnya yang masih rata, wajah pucatnya kini sudah pulih digantikan dengan keceriaan yang selalu terlihat manis. Nafsu makannya juga begitu besar dan selalu bersemangat mendapatkan masakan apapun dari bibi Anna. “Bi aku pengen buah mangga tapi yang masih muda, sama sambel rujaknya sekalian bi,” pinta Yasmin menghampiri bibi Anna yang sedang masak di dapur. “Iya non, bibi nanti pasti belikan, karena ini masih pagi lebih baik non tunggu di meja makan untuk sarapan.” Katanya.Yasmin menganggukan kepala, ia menuruti perkataan bibi Anna untuk menunggunya di meja makan, sambil menunggu sarapan siap ia memakan buah anggur yang ada di depannya.Arkan dan Angel datang bersamaan, dengan mesranya perempuan itu memeluk lengan Arkana Japan beriringan mendatangi ruang makan yang sudah diisi oleh Yasmin. Yasmin langsung terdiam saat mendapati kedua sejoli datang selalu menunjukan kemesraan di hadapannya. Bahkan Arkana menarikan bangku untuk Ange