Waktu masih menunjukan jam 04:45 pagi, semua para pembantu di rumah sudah terbangun memulai tugasnya. Sedangkan tuan muda masih berada di paviliun pribadinya, lelaki itu akan turun saat waktunya sarapan pagi tepat jam 06:30. Dengan muka bantal dan baju tidur, Yasmin berusaha membuka kedua matanya lebar-lebar melakukan setiap petunjuk dari chef. Menu sarapan Arkana pagi ini adalah nasi goreng spesial buatannya, mulai menyiapkan beberapa sosis, telur, bakso, suwiran ayam, wortel, buncis dan jagung untuk topingnya. Gadis itu mulai memotong sayurannya. Kedua chef itu hanya memperhatikan dan mengarahkan Yasmin yang sedang berusaha memotong 3 buah buncis saja membuat mereka ngilu sekaligus kesal, pasalnya gadis itu sepertinya tidak pernah memasak sampai menggunakan pisau saja salah. Hanya menyiapkan toping saja membutuhkan waktu satu jam. Bibi Anna sampai ketiduran, ia tidak bisa membuang waktu lagi. "Arnold kamu siapkan menu sarapan yang lain saja, waktunya sangat mepet." Perintah Anna
Tuan Muda Arkana Amijaya duduk di atas kasur, tepat di samping istri kecilnya yang masih memejamkan kedua matanya. Dilihatnya wajah gadis itu begitu pucat dengan nafas yang teratur, Ia merapikan anak rambut yang menghalangi wajahnya dan merapikan rambut itu ke belakang telinga dengan pergerakan yang begitu lembut. Istri kecilnya itu menggeliat sebentar, membuka sedikit matanya yang sayu, namun setelah itu kedua matanya tertutup kembali. Sepertinya gadis itu masih mengantuk dan berat untuk membuka kedua matanya. Arkana menghembuskan mata pelan masih setia menatap wajah gadis itu, ia beralih menatap tangannya Yasmin yang diperban. Insiden tadi pagi mengingatkannya dengan pesan yang disampaikan bibi Anna padanya. Perempuan paruh baya itu mengatakan, "Akhir-akhir ini istri tuan muda sedang belajar menjadi istri yang baik. Jika tuan muda tidak menyukainya, setidaknya tuan muda tidak menghukum atau memarahinya, dia sedang berusaha beradaptasi menjadi wanita dewasa seperti yang tuan ingin
"Daddy dan mommy malam ini kan menginap, jadi tolong siapkan kamar." Kata Amijaya. Kedua mata Yasmin membulat sempurna, ia melirik suaminya yang memijat tulang hidung tanpa mengatakan apapun. Yasmin menggigit bibir bawahnya memikirkan keadaan selanjutnya akan seperti apa, pastinya dia tidak akan bisa bebas karena pengawasan mertuanya. Dalam hati Yasmin menjerit lelah seharian berakting menjadi wanita dewasa, ia ingin segera normal seperti sebelumnya bebas melakukan apapun yang diinginkannya. Tidak perlu menjaga image dan natural apa adanya karena itu jati dirinya. "Mommy ingin lebih dekat dan mengenal mantu pertama Amijaya, kamu harusnya sering-sering bawa istri kamu kerumah mommy kalau gak mau mommy yang terus-terusan kesini." Kata Faramita mengusap punggung tangan Yasmin yang duduk di sampingnya. Yasmin hanya tersenyum mendengar antusias ibu mertuanya begitu baik, kemudian ia melirik suaminya yang masih diam memijat memejamkan kedua matanya. Lelaki itu seperti tidak senang saat k
"Jadi kamu belum hamil? terus kemarin mual-mual kenapa?""Asam lambung Yasmin kumat mom, lagi pula gimana mau hamil Yasmin kan masih perawan." "Apa? kalian belum pernah melakukannya sama sekali?" Yasmin menggelengkan kepala, sedangkan mertuanya terdiam memperhatikan lekat wajah sang menantu dengan berbagai pemikiran dalam kepalanya. Ia tidak menyangka jika pasangan suami istri belum melakukan melakukan pertama, bukankah itu sungguh aneh. Saking seriusnya memikirkan hubungan putra dan menantunya, ia sampai terpikirkan dengan sesuatu hal yang harus dilakukan untuk membantu memperbaiki masalah dalam hubungan putranya.Faramita paham jika suatu pasangan sah belum melakukan hubungan layaknya suami istri, itu artinya ada masalah dalam hubungan mereka."Tunggu disini ya, mommy ambilkan minum. Kamu pasti haus," katanya berdiri. Yasmin menahan ibu mertuanya dan berkata. "Jangan mom, biar Yasmin saja." Katanya. "Tidak apa apa nak, kaki kamu kan masih sakit." Katanya melepaskan tangan gadis
Pagi hari Yasmin sudah sibuk mencari ponsel dalam laci meja rias di kamarnya, ia takut Arkana mengetahuinya jika selama ini ia telah menyembunyikan alat komunikasi yang tidak diperbolehkan dalam peraturan. Jika lelaki itu mengetahuinya, maka sudah jelas hukuman akan tidak akan lepas darinya. Saat sarapan pagi pun ia harus berusaha menutupi kegelisahan dan ketakutannya, ia juga sudah meminta bibi Anna untuk merahasiakan hal itu. Tetapi lelaki itu bagai cenayang yang mengetahui segala hal yang tidak diketahui orang lain. Yasmin sudah panik setengah mati, semua tempat dan barang-barangnya sudah dikeluarkan sampai kamarnya seperti pesawat pecah. Ia mengatur nafas berusaha mencoba untuk tenang agar bisa mengingat terakhir kali ia menggunakannya dimana, siapa tahu ia lupa menyimpannya.Ceklek.Pintu kamarnya dibuka oleh seseorang yang tidak mengetuk tanpa permisi, karena itu adalah yang suka keluar masuk tanpa permisi. Lelaki itu berdiri di depan pintu memperhatikan kamar istrinya yang be
Satu Minggu Arkana melakukan perjalan ke Singapura untuk mengontrol perkembangan anak perusahaan yang ada disana. Keberangkatannya ditemani Jessica sekretarisnya dan juga Bimo asisten pribadinya. Kepergiannya membuat Yasmin terbebas dari segala hal, tetapi tanpa sepengetahuan gadis itu Arkana memasang beberapa cctv di ruangan tertentu, ia menghubungkan cctv itu dengan ponselnya sehingga ia dapat memantau kegiatan gadis itu kapanpun. Seperti yang sedang dilakukannya saat ini, ia memperhatikan rekaman cctv yang berada di kamar istrinya. Gadis itu sedang menggerakan tubuhnya dengan lincah mengikuti alunan musik kpop, ia baru tahu jika gadis itu pandai menari dan begitu pandai melakukannya. Lekukan tubuhnya begitu indah membuatnya mengembangkan senyuman tanpa ia sadari, keceriaan gadis itu terlihat lepas dan bebas melakukan segala hal yang disukainya. Kedekatannya dengan bibi Anna membuat gadis itu terlihat nyaman dan sayang sampai menghibur dan tertawa lepas saat menonton drama. "Ekh
"Aku pikir kamu sudah melupakan aku, kapan kamu akan bawa aku pulang dari sini?" Ucap perempuan cantik dalam pelukan Arkana malam ini. Cup. "Yang sabar ya sayang, sebentar lagi aku akan membawa kamu pulang tanpa ada jarak sedikitpun di antara kita. Saat ini suasana masih belum kondusif, kamu tahu sendiri aku melakukan ini demi keselamatan kamu." Ujar Arkana mencium kening perempuan itu. Perempuan cantik itu semakin mengeratkan pelukan tidak ingin melepasnya begitu saja. Sosok yang selalu dirindukannya hanya dapat bertemu satu bulan sekali, dan itu pun waktunya sangat terbatas. Setiap kali Arkana mengunjunginya, mereka akan menghabiskan waktu berdua untuk melakukan apapun yang diinginkannya. Jalan-jalan, makan, nonton dan melakukan hal yang biasa pasangan kekasih lain melakukan dengan romantis. Hubungan jarak jauh sangatlah sulit dan terbatas, jika pasangan lain dapat berkomunikasi dengan baik dengan ponsel. Mereka tidak bisa melakukannya, jika Arkana merindukannya Arkana akan lan
Yasmin membuat nafas lega saat suaminya pulang di waktu yang tepat, jika saja Arkana tidak pulang dan Bara akan membalasnya seperti ancaman yang dilontarkannya. Entah apa yang akan terjadi dengan Yasmin. Kini Arkana bersama Bara membicarakan sesuatu yang di ruang keluarga tanpa membiarkan Yasmin. Kedua pria itu bicara dengan serius dan membuat Yasmin penasaran. Langkah Yasmin begitu pelan, berusaha tidak mengeluarkan suara apapun selain diam di balik pintu untuk mendengarkan pembicaraan mereka. “Kecantikan istri kamu sungguh luar biasa, sampai bisa menghipnotis para tamu undangan malam itu. Kamu memang sangat pandai memilih perempuan, sayangnya kali ini. Sifat gadis itu sangat jauh berbeda dari kekasihmu sebelumnya,” ujar Bara menatap Arkana yang sedang menikmati secangkir kopi. Tatapan Arkana begitu datar, keduanya saling melemparkan tatapan penuh dengan bara api. Saling menelisik dan saling mencari kelemahan dalam diri. “Berhentilah bicara omong kosong, sekarang katakan apa yan