แชร์

5. Menikahlah Denganku!

ผู้เขียน: Miumi601
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2023-07-21 09:00:13

"Nih, kopinya." David menyodorkan secangkir kopi hitam pekat ke arah Agni yang tengah terduduk di sofa balkon dengan sebatang rokok di tangannya.

Tersenyum singkat, Agni menerima uluran kopi tersebut. "Thanks ya, Vid!" ucapnya lalu menyeruput isi dalam cangkir tersebut secara perlahan.

David mengangguk dan tersenyum hangat membalas ucapan Agni. Seketika, ingatannya terbang pada kejadian beberapa saat lalu kala mengingat betapa jahat niatnya tadi yang hendak menambahkan bubuk perangsang dalam minuman tersebut.

David memang bukanlah seorang pria yang baik. Puluhan gadis telah berhasil ia tiduri. Namun, semuanya dalam kondisi sadar dan sama-sama mau.

Perilakunya memang bejat. Akan tetapi, ia tak mau disebut sebagai pria pecundang yang menggauli wanita di bawah alam sadarnya. Dirinya akan berjuang lebih keras untuk membuat Agni mau menerimanya.

"Masih pusing ya, kepalanya?" tanya David mengusap pelan puncak kepala Agni.

"Sedikit. But, it's oke. Ini jauh lebih baik dari semalam," sahut Agni tersenyum. Hanya sekilas. Namun, cukup membuat hati seorang Davidson bergetar hebat.

"Mau aku pijat kepalanya? Biar sedikit enakan," tawar David pelan. Meski sebetulnya, di dalam hati, pria itu sungguh berharap Agni menerima tawarannya. Ia ingin sekali menyentuh kepala gadis itu untuk waktu yang lebih lama lagi dengan kondisinya yang sadar saat ini.

"Nggak perlu. Secangkir kopi pahit yang panas udah cukup balikin kondisi peningnya kepalaku, kok. Tenang aja," tolak Agni dengan halus, menjauhkan kepalanya dari tangan David.

"Ni ...," panggil David kembali membuka obrolan setelah beberapa waktu berlalu dan hanya ada kebisuan di antara keduanya.

"Ya?"

"Ke psikolog aja, yuk!" ajak David dengan penuh kehati-hatian.

"Lu kira gue gila?" cetus Agni menatap tak suka pada David.

"Enggak. Bukan gitu maksud gue." David menggeleng cepat. "Percayalah, Ni ... Gue, manusia yang nggak sempurna ini selalu mau yang terbaik buat lu. Gue mau lu punya tempat berlari selain gue dan alkohol saat pikiran lu penuh dengan beban dunia yang nggak adil ini. Mereka punya solusi, mereka punya obatnya, Ni. Bagaimanapun juga lu seorang perempuan, lu punya rahim yang harus lu jaga dan nggak boleh terus-terusan lu siram dengan minuman panas kayak gitu."

Agni menghela napasnya singkat sebelum kemudian berkata, "Lu udah nggak mau jadi tempat—"

"Sampai kapanpun, gue akan selalu mau dan bersedia jadi tempat lu bercurah. Bahu gue akan selalu ada setiap kali lu butuhin buat numpahin air mata," potong David cepat. "Tapi nyatanya, lu tetep belum cukup dengan gue. Lu masih terus lari ke alkohol, dan itulah yang membuat gue takut dan khawatir."

"Lu nggak perlu khawatirin apapun tentang gue. Justru gue seneng bisa kayak gini. Semuanya terasa melayang, ringan. Gue bebas tanpa beban. Saat minum, gue merasa menjadi sosok yang paling bahagia. Seandainya fisik gue jauh lebih kuat, udah pasti 10 botol minuman pun nggak bakalan gue tolak buat gue tenggak. Sayangnya baru empat botol aja gue udah teler, haha!" sahut Agni tertawa pelan.

Kepala gadis itu kemudian mendongak dengan mulut yang menyemburkan asap rokok ke atas.

"Tapi itu hanya sementara, Ni."

"Udahlah lu nggak usah sok-sokan ceramahin gue, Vid! Gue bisa ngatur hidup gue sendiri mo dibawa ke mana. Kita sama-sama pendosa. Hanya berbeda jalurnya aja. Gue dengan minuman sedangkan lu dengan para perempuan. Impas, bukan? So, jangan lagi-lagi lu ceramahin gue buat berhenti saat lu pun nggak tau 'kan apa lu bisa berhenti dari dunia lacur lu itu atau enggak," sahut Agni sarkasme.

"Gue bakal berhenti asal lu juga berhenti. Gimana?" tawar David menatap serius pada Agni. Berharap, ajakannya kali ini langsung mendapat persetujuan.

"Tawaran yang sungguh membagongkan. Haha! Sayangnya gue sama sekali nggak tertarik, Vid."

"Apa yang ngebuat lu nggak tertarik?"

"Ah, susah ngejelasinnya. Lu nggak akan pernah paham karena sejatinya, gue dan minuman haram kayak gitu adalah sebuah teman yang solid. Cuma dia yang bisa bikin gue melayang terbang saat seisi dunia selalu aja bergerak menjatuhkan."

"Gue juga bisa membuat membuat lu melayang tinggi!" David berucap yakin yang membuat Agni tertawa terbahak-bahak.

"Dengan pisang kematian lu itu?" Tunjuknya pada sesuatu di tengah tubuh David.

"Dengan apapun yang gue punya," sahut pria itu yang lagi-lagi dengan amat yakinnya. "Percaya sama gue, Vi, sekeras apapun dunia menjatuhkan lu, gue ada di sini, di samping lu, memeluk lu erat seenggaknya agar luka yang lu terima nggak terlalu sakit."

"Terima kasih untuk tawarannya, tapi gue masih belum tertarik." Agni mematikan putung rokoknya kemudian beranjak dari duduknya, berlalu pergi.

Namun, langkahnya ditahan oleh David yang mencengkram erat lengan Agni.

"Lu mau lari dari neraka yang bokap lu buat 'kan, Ni?" tebak David.

"Dia bukan bokap gue!" ucap Agni penuh penekanan, menatap mata David dengan sorot penuh amarah.

"Oke, sorry," ucapnya mengerti.

Kemudian, Agni dibuat ternganga kala secara tiba-tiba David berlutut di kakinya dengan tangan yang masih menggenggam tangannya. "Tawaran gue masih sama, Ni. Menikahlah sama gue. Gue janji akan kasih kebahagiaan yang selama ini nggak lu dapat di dalam rumah lu, percaya sama gua!"

Agni membeku. Perkataan David yang mengajaknya menikah sudah seringkali ia dengar. Namun, ini adalah kali pertamanya pria tersebut berani menurunkan segala harga dirinya untuk berlutut di hadapan perempuan seperti Agni. Perempuan urakan, pemabuk, perokok, penguasa jalanan. Perempuan yang keluarganya berantakan. Perempuan yang sama sekali tidak mencerminkan sosok perempuan baik-baik.

Gadis itu menatap lekat sorot mata pria di bawahnya. Terlihat ketulusan dan rasa cinta yang amat nyata dan besar Seketika, hatinya terasa berdesir. "Apa-apaan sih, Ni? Bisa-bisanya lu begini!" rutuk Agni pada dirinya sendiri.

___***___

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Gadis Penantang Takdir    45. Tirtha pun Bisa Mengancam

    "Sial*n! Gila, ya, itu orang!" rutuk Agni setelah keluar dari sebuah ruangan yang berada tak jauh dari halte tempat ia tertidur semalam."Kamu yang gila," celetuk Tirtha menimpali.Setelah drama debat pagi tadi, mereka berdua akhirnya memutuskan untuk mendatangi tempat di mana Agni tertidur semalam. Menyelidiki di mana motor wanita itu berada. Tentunya semua terjadi atas paksaan dari seorang Agni Gantari.Beruntung, di area tersebut ada satu cctv. Meski tak sepenuhnya mengarah ke halte. Namun, itu cukup membantu mereka sebab ia bisa melihat siapa seseorang yang membawa motornya pergi meski area wajah sang pelaku tidak terlihat sempurna.Agni menghentikan langkahnya, memutar tubuh, menatap Tirtha dengan tatapan sengit."Kenapa? Mau protes?" tanya Tirtha balik menatap Agni. Pria itu kini mulai berani menentang setelah merasa bahwa dirinya berada satu langkah di depan sang wanita; sedikit merasa mampu mengendalikan, dan berharap ia mampu melunakkan kerasnya hati seorang Agni Gantari. "

  • Gadis Penantang Takdir    44. Tirtha Agni

    Hari mulai larut. Jarum jam di pergelangan tangan milik Tirtha sudah mulai menunjukkan waktu dini hari. Namun, pria tampan itu masih berada di jalanan sebab baru saja menyelesaikan pertemuan dalam menjamu para klien dari luar negeri.Pertemuan di bar dengan minuman dan para wanita cantik di malam hari sudah menjadi satu hal lumrah di kalangan para pebisnis. Pria di balik kursi kemudi itu memijat tengkuknya perlahan, mencoba menetralkan rasa kaku dan letih yang mulai terasa di seluruh tubuhnya. "Berendam enak kali, ya," gumam Tirtha pelan.Netranya terus fokus mengemudi, menancap gas lebih cepat sebab sudah tak sabar rasanya ingin sampai di rumah untuk berendam air hangat lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk.Namun, di tengah perjalanan menuju pulang, netranya menyipit, fokusnya sedikit terbagi pada satu sosok manusia yang terbaring di jejeran kursi halte bus.Menurunkan kecepatan laju mobilnya, sedikit menepi, dan ...."Astaga, Agni!" pekiknya terkejut dengan mata terbe

  • Gadis Penantang Takdir    43. Misi di Balik Keputusan

    Setelah menghembuskan napas berkali-kali, Agni kembali mencoba meyakinkan diri bahwa ini adalah keputusan terbaik yang memang harus ia pilih.Wanita itu lantas melangkah ke dalam, kembali ke mejanya dengan menggenggam satu keputusan final."Maaf membuat kalian lama menunggu," ucap Agni kembali duduk seraya tersenyum ramah ke arah semua orang. Ekspresinya berbanding terbalik dengan beberapa waktu sebelumnya di mana ia selalu menekuk wajah cantiknya itu dengan ketus."It's oke. Kami mengerti mungkin kamu terkejut dengan ini semua. Dan, ya ... Jika kamu membutuhkan waktu lebih untuk menjawabnya, kami bersedia memberikannya," ucap Lina—Mama Tirtha, mencoba untuk memahami."Tapi bukankah lebih cepat lebih baik, bukan begitu, Agni? Aku tak masalah jika kamu menolak perjodohan ini. Jangan membuang waktuku lebih lama dengan harus menunggu jawabanmu yang belum pasti itu," ucap Tirtha menimpali. Melipat kedua tangan di depan dada, bersandar santai di sandaran kursi yang didudukinya."Tirtha ..

  • Gadis Penantang Takdir    42. Tawaran

    Belum habis rasa dukanya, dunia seolah berniat kembali menguji seorang Agni Gantari.Hati yang selalu dipenuhi amarah semakin meluap-luap kala ia ditarik paksa oleh anak buah Yudistira. Didandani sedemikian rupa dan dipaksa menghadiri sebuah pertemuan di sebuah hotel dengan Yudistira beserta rekan bisnisnya untuk membahas sebuah perjodohan."Apa-apaan ini, Opa?!" protes Agni setelah berhasil membawa Yudistira menyingkir dari para keluarga di dalam. "Hanya kamu yang bisa membantu Opa, Nak.""Dengan cara seperti ini? Ya Tuhan, Opa!" keluh Agni tidak habis pikir dengan keluarganya sendiri yang seolah tiada henti memperalatnya. "Tidak! Agni tidak akan pernah mau dijodohkan. Agni tidak akan menikah sampai kapan pun, Opa!" tolak Agni pada Yudistira dengan kata-kata yang penuh penekanan.Keduanya tengah berada di balkon saat ini. Meninggalkan dua keluarga yang sedang asik berbincang di meja makan di restoran dalam hotel tersebut.Yudistira hanya mampu memijat keningnya, pening. Berbagai car

  • Gadis Penantang Takdir    41. Siapkan Lamaran

    Sejak hari itu, Agni kembali pada kepribadiannya yang dulu, bahkan terkesan lebih parah dari sebelumnya.Ia yang beberapa waktu terakhir berhenti minum dan balapan liar sebab harus segera pulang ke rumah setelah rutinitasnya kuliah dan bekerja—demi menjaga sang bunda di rumah, kini hampir tak pernah lagi pulang ke rumahnya.Harinya kini hanya dihabiskan di jalanan luar. Mabuk, balap liar kembali menjadi rutinitas kesehariannya lagi.Pulang ke rumah hanya untuk tidur—meski tak jarang, ia lebih memilih tidur di jalanan. Hidupnya kembali berantakan, kuliahnya tak lagi dilanjutkan pun dengan pekerjaannya di kantor serta beberapa misi yang ia tinggalkan.Hanya satu misi yang gadis itu tanam dan lakukan dengan gencar, yaitu membalaskan dendamnya pada Bagas. Segala bukti sudah ia lampirkan untuk laporan ke pihak kepolisian. Namun, sayang ... Otak kasus pembunuhan sang bunda itu tengah melarikan diri saat ini. Berbagai prasangka buruk berlarian di otak Agni, mengira bahwa Yudistira yang mel

  • Gadis Penantang Takdir    40. Duka

    Selepas menjalani serangkaian proses serta berbagai prosedur untuk bukti pelaporan ke pihak kepolisian atas kasus pembunuhan sesuai permintaan langsung dari Agni, kini Tari akhirnya bisa dibawa pulang ke rumah duka untuk segera dimakamkan.Yudistira berada di samping Agni, terus berusaha mendampingi meski tak dihiraukan keberadaannya.Pun dengan Tirtha. Pria yang belum pulih betul dari luka tembak itu pun datang mengucap bela sungkawanya.Saat semua proses pemakaman telah berjalan lancar, David yang beberapa hari belakangan tidak terlihat batang hidungnya pun kembali muncul. Dengan setelan kemeja hitam serasi dengan celana bahannya yang juga berwarna hitam, ia memasuki pekarangan rumah Agni. Netranya langsung tertuju pada gadis cantik yang tengah terduduk dengan tatap mata yang memandang kosong. Garis sendu terlihat jelas di raut wajahnya yang pucat."Hai," sapa seorang pria yang langsung duduk berjongkok di hadapan Agni.Gadis itu terbelalak, cukup terkejut ketika melihat David yang

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status