Gadis Penantang Takdir

Gadis Penantang Takdir

Oleh:  Miumi601  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
6 Peringkat
45Bab
1.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Agni Gantari, gadis cantik yang hadirnya amat tidak diinginkan oleh sang Ayah karena berjenis kelamin perempuan. Sejak ia lahir, rumah tangga kedua orangtuanya berantakan. Tiada hari tanpa gadis itu melihat pertengkaran kedua orangtuanya. Bahkan, tak jarang ia pun mendapatkan cacian dari ayahnya sendiri. . . Sebutan anak haram, anak pembawa sial seringkali ia dapatkan dari sang ayah. Sosok yang sering disebut sebagai cinta pertama setiap anak perempuan itu tak bisa Agni rasakan sebab kehadirannya yang sangat ditolak oleh sang ayah. Itulah yang akhirnya membuat Agni tumbuh dengan luka mental di dalam dirinya. . . Pertengkaran serta kekerasan kedua orang tuanya yang seringkali ia lihat di dalam rumah membuat Agni menjadi pribadi yang tak mempercayai sebuah hubungan dengan lawan jenis, terutama yang bernama 'Pernikahan'. Baginya, hubungan antara laki-laki dan perempuan hanyalah sebuah omong kosong. Semuanya akan berujung sama seperti kedua orang tuanya. . Namun, lambat laun, Tuhan mengirimkan satu sosok yang akhirnya mematahkan semua mindset serta ketidakpercayaannya pada suatu hubungan. Siapakah dia? Mampukah ia meyakinkan Agni bahwa "Tidak semua hubungan membawa luka?"

Lihat lebih banyak
Gadis Penantang Takdir Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Alenia Vincent
bagus recommended sekali
2023-11-28 15:31:49
0
user avatar
Alenia Vincent
bagus recommended
2023-11-28 15:31:23
0
user avatar
Hujan Senja
Bagus ceritanya .Lanjutkan ya
2023-08-10 14:35:11
1
user avatar
Meta Senja
Bagus banget kak. semangat ya nulisnya. ditunggu lanjutannya.
2023-07-24 15:03:52
1
user avatar
Bianca Aulia
bagus sepertinya bakalan seru banget
2023-07-24 14:52:19
1
user avatar
De Ayu Ni
semangat terus kak
2023-07-22 19:47:39
1
45 Bab
1. Luka Hati
Seorang gadis remaja berusia 15 tahun terlihat mengerjapkan matanya perlahan. Hari masih begitu gelap. Namun, keributan sudah mulai terdengar. Ini bukan satu hal asing lagi untuknya. Segala keributan, pertengkaran serta kekacauan sudah menjadi makanan sehari-hari untuknya.Memutar bola matanya malas, gadis itu menyingkap selimut yang membalut tubuh bagian bawahnya. "Apa mereka tidak lelah setiap hari selalu saja bertengkar seperti ini?" gumam gadis itu meraup wajahnya kasar. "Aku saja lelah mendengarnya. Rasanya, telingaku seperti akan pecah," lanjutnya lagi mengusap kedua telinga.Kaki mungil itu kemudian turun dari ranjang dan melangkah keluar kamar berniat ingin menghentikan aksi kedua orang tuanya yang bertengkar di tengah malam seperti ini.Bahkan saat rumah manusia lain tengah aman dan damai sebab para penghuni yang masih berkutat dengan selimut, tenggelam dalam mimpi indah mereka, rumah gadis itu malah gaduh dan ramai oleh suara-suara pertengkaran serta benda-benda yang berjatu
Baca selengkapnya
2. Kenal Dia?
Beberapa tahun berlalu. Nyatanya, ucapan Tari yang mengajak Agni pergi meninggalkan rumah hanyalah sebuah wacana semata. Karena nyatanya, sampai detik ini pun mereka masih bersama-sama tinggal satu atap di dalam gedung neraka yang diciptakan oleh Bagas. Pertengkaran serta perselisihan masih terus saja terjadi. Entahlah, Agni sendiri pun bingung apa yang membuat sang ibunda masih saja bertahan selama ini dengan Bagas. "Sebenarnya apa sih, Bu, yang bikin Ibu bertahan di sini?" tanya Agni untuk yang kesekian kalinya. Wanita jelita yang tujuh tahun silam sempat dicekik oleh ayahnya itu sungguh bingung dan tak mengerti dengan jalan pemikiran sang bunda. Ibunya itu sudah berkali-kali disakiti dan dihina. Namun, ia masih saja terus bertahan. Entah apa yang membuat Tari bertahan sehebat dan sekuat ini masih menjadi tanda tanya tersendiri untuk Agni. Sedangkan Tari, ia hanya bergeming tanpa berniat sedikitpun menanggapi segala rasa penasaran yang berkelana di dalam benak putrinya. Ia memb
Baca selengkapnya
3. Terpuruk
Pertanyaan Tirtha berhasil membuat Bryan dan Haikal mengerutkan keningnya bingung. Karena ini merupakan kali pertama dalam sejarah pertemanan mereka, seorang Tirtha Abista bertanya perihal seorang perempuan."Ini yang nanya beneran Tirtha temen kita 'kan, Yan?" tanya Haikal pada Bryan masih dengan tatapan ketidak percayaannya.Bryan serta Haikal kemudian kembali membawa tatapan matanya ke arah luar, ke arah sekeliling yang tadi sempat ditunjuk oleh Tirtha."Sekelilingnya cewek semua, coy! Wah, momen langka ini. Akhirnya, seorang Tirtha penasaran juga sama cewek. Gue kira lu belok, Bro, hahahaha!" Bryan terbahak dan langsung disambut toyoran oleh Tirtha.Haikal yang tak mau kalah pun ikut terbahak menertawakan kekonyolan sahabatnya itu.Bagaimana tidak? Usia Tirtha yang sudah menginjak angka kepala tiga terlihat masih adem ayem saja menyendiri. Padahal, para wanita di sekelilingnya banyak yang terpesona dengan ketampanan seorang Tirtha Abista.Di antara mereka bertiga, Tirtha lah yang
Baca selengkapnya
4. Gadis Bertanda Bintang
Memasuki kamar, Tirtha merebahkan dirinya di atas sebuah kasur empuk. Matanya menatap ke arah langit-langit kamar dengan pikiran yang melayang jauh memikirkan kejadian tadi siang serta tanda bintang yang berada di lengan Agni."Tanda bintang ...," gumam Tirtha pelan. "Kok kayaknya aku nggak asing sama tanda itu, ya?" lanjutnya lagi dengan kening yang berkerut.Beberapa waktu berlalu, Tirtha akhirnya memutuskan untuk tidur kala dirasa kepalanya hampir pening sebab memikirkan perihal tanda bintang dan bekas jahitan di lengan kanan wanita yang baru saja ditemuinya siang tadi.Namun, ketika matanya baru saja terpejam, sekelebat bayangan kemudian bertandang dalam ingatannya.Ingatan tentang kecelakaan yang terjadi belasan tahun silam yang menyebabkan tiga orang meninggal. Satu di antaranya adalah Ryan, kakak kelas yang sudah dianggap seperti kakaknya sendiri.Kala itu, di tengah rasa berkabungnya akibat Ryan yang dinyatakan meninggal di tempat, ia dikagetkan oleh suara seseorang yang berte
Baca selengkapnya
5. Menikahlah Denganku!
"Nih, kopinya." David menyodorkan secangkir kopi hitam pekat ke arah Agni yang tengah terduduk di sofa balkon dengan sebatang rokok di tangannya.Tersenyum singkat, Agni menerima uluran kopi tersebut. "Thanks ya, Vid!" ucapnya lalu menyeruput isi dalam cangkir tersebut secara perlahan.David mengangguk dan tersenyum hangat membalas ucapan Agni. Seketika, ingatannya terbang pada kejadian beberapa saat lalu kala mengingat betapa jahat niatnya tadi yang hendak menambahkan bubuk perangsang dalam minuman tersebut. David memang bukanlah seorang pria yang baik. Puluhan gadis telah berhasil ia tiduri. Namun, semuanya dalam kondisi sadar dan sama-sama mau.Perilakunya memang bejat. Akan tetapi, ia tak mau disebut sebagai pria pecundang yang menggauli wanita di bawah alam sadarnya. Dirinya akan berjuang lebih keras untuk membuat Agni mau menerimanya."Masih pusing ya, kepalanya?" tanya David mengusap pelan puncak kepala Agni."Sedikit. Bu
Baca selengkapnya
6. Amarah Murka
"Bangun, Vid! Apaan sih lu begini? Nggak suka gue!" omel Agni setelah berusaha menahan dirinya agar tidak terbuai dengan apapun yang dijanjikan oleh seorang lelaki. Agni berusaha membangunkan David dari duduk bersimpuhnya."Nggak usah ngejanjiin gue hal apapun, Vid. Dua orang terdekat yang ngebuat gue ada di dunia ini pun nggak bisa ngasih gue kebahagiaan. Apalagi lu yang istilahnya orang luar?" lanjutnya lagi dengan tertawa miris. Ia bukan menertawakan David, melainkan menertawakan dirinya sendiri yang tak bisa merasakan apa itu makna bahagia."Tapi lu bisa percaya gue, Ni." David masih terus berusaha meyakinkan Agni."Nggak ada satu pun manusia di muka bumi ini yang bisa gue percaya.""Ada. Gue!" ucap David masih kekeh dengan rasa percaya dirinya yang tinggi.Agni makin tertawa mendengarnya."Lu mau janjiin gue kebahagiaan yang kayak gimana, Vid? Bahkan diri gue sendiri pun nggak bisa bikin gue bahagia. Gimana dengan orang lain
Baca selengkapnya
7. Amarah Murka 2
Satu tinjuan mendarat dengan sempurna di pipi Bagas hingga ia tertoleh ke samping sebab kencangnya pukulan itu.Tari yang melihat adegan tersebut sontak saja membekap mulutnya. Ia terkejut kala anak semata wayangnya dengan berani membalaskan perlakuan Bagas yang mendarat di dirinya. Sebab sebelumnya, Agni hanya membalas segala perlakuan Bagas hanya dengan ucapan. Ini merupakan yang pertama bagi Agni berani melawan fisik dengan ayahnya.Tak hanya Tari yang terkejut. Satu sosok laki-laki pengintai di balik dinding tinggi di samping gerbang pun tak kalah terkejutnya melihat adegan tersebut. Dia adalah Tirtha.Pria memutuskan untuk tetap stand by di sekitar rumah Agni. Berharap, Agni segera pulang. Rasa penasaran yang menggebu menahannya untuk tetap bertahan.Benar saja, tak berselang lama, terlihat sebuah motor gede dengan tipe terbaru memasuki rumah yang tadi sempat ia kunjungi.Menyeruput kopi untuk yang terakhir kali, Tirtha kemudian bera
Baca selengkapnya
8. Bunuh Aku!
Tari berteriak kala melihat Bagas mengepalkan tangannya dan bersiap memukul Agni. Wanita itu sontak bersiap untuk berlari mendekat ke arah Agni dengan maksud melindungi putrinya agar bogeman tersebut tak sampai mengenai pipi mulus anaknya.Dibanding Tari yang terlihat panik, Agni justru tetap bersikap tenang dengan tawa kecut yang menghiasi bibirnya. Gerakan Bagas sudah terbaca dengan jelas dan diwaspadai oleh Agni sehingga ia tahu harus bertindak apa selanjutnya.Dengan gerakan yang tak kalah cepat, gadis itu meraih tangan yang hampir mengenai wajahnya itu. Dipelintirnya tangan tersebut ke arah kiri dengan amat cepat, membuat sang pemilik tangan mengaduh kesakitan.Tari menghentikan langkahnya. Ia tercengang sembari menutup mulut dengan kedua telapak tangan sebagai suatu reflek tanda keterkejutan kala melihat suatu hal yang terjadi di hadapannya."Aarrggh! Lepas, Brengsek!""Katakan lebih keras!" ucap Agni dengan senyum culasnya.
Baca selengkapnya
9. Kenapa?!
Sekian detik berlalu, tak ada respon apapun dari Bagas. Hanya dadanya saja yang terlihat kembang kempis dengan raut wajah yang berubah warna menjadi merah menyala pertanda emosi yang semakin memuncak naik."Kenapa diem aja? Ayo, buruan bunuh anak sialan ini! Bunuh aku, Bagas! Pakai apapun yang bisa mempercepat nyawa dalam tubuh ini hilang. Supaya nggak akan ada lagi sosok gadis kecil pembawa petaka dalam kehidupan yang super sempurnamu itu, Bagas Yudistira!" ucap Agni lantang dengan tangan yang memukul-mukul dadanya sendiri.Suasana panas di halaman rumah terasa sampai ke depan gerbang di mana Tirtha berada. Rasa iba mulai menjalar dalam hati pria itu melihat bagaimana pilunya nasib seorang wanita yang baru beberapa hari ditemuinya itu."Lagian, kenapa nggak dari dulu aja sih lu bunuh gue, hah?! Kenapa kalian harus pertahanin manusia pembawa petaka kayak gue ini untuk terus hidup tapi cuma buat disiksa? Kenapa pula gue dilahirin kalau endingnya kayak
Baca selengkapnya
10. Bertahanlah!
"Agni, awas!" Tirtha reflek berteriak kala melihat Bagas yang tengah memegang sebilah pisau tajam dan hendak mengarahkannya ke arah Agni.Kakinya mengayun cepat, berlari sekencang yang ia bisa melewati gerbang yang belum tertutup sempurna setelah dilewati Agni tadi.Namun, nahas! Pisau itu sudah terlanjur menancap sempurna di tubuh seorang perempuan diiringi teriakan kesakitan sebelum Tirtha sampai di halaman rumah itu."Ibu!" Agni memekik kencang dengan mata yang membulat sempurna ketika melihat Tari ditusuk pisau oleh Bagas sebab ingin melindunginya.Tari mematung, tangannya memegangi perut yang kini mulai mengalirkan darah segar berwarna merah sebelum akhirnya jatuh tergeletak ke samping.Agni langsung maju ke depan, menghampiri Tari. Ia angkat kepala wanita yang telah melahirkan dan melindunginya itu ke atas pangkuannya. Air mata terus saja berderai melihat Tari yang meringis kesakitan.Tari mulai menyadari bahaya yang segera
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status