Share

Sudah Memiliki...?

Author: Nhaya_97
last update Last Updated: 2025-01-09 15:58:24

Ada ketakutan di hatinya, takut dia dianggap tidak tahu diri jika langsung naik ke atas ranjang itu.

Jackson memincingkan matanya, kesal dengan pertanyaan yang menurutnya bodoh. "Apakah kamu tidak melihat ada ranjang di sana? Naik dan tidurlah! Jangan banyak bicara dan bertanya!" tegasnya, nada suaranya seperti cambuk yang tidak menerima pembangkangan.

Merasa jika dirinya telah dibeli oleh Jackson dan pria itu boleh melakukan apa saja padanya, Elena mengangguk dan dengan patuh mengikuti perkataan Jackson.

Dia segera naik ke ranjang dan menarik selimut tebal yang ada di atas ranjang tersebut, yang terasa seperti pelukan dingin di malam yang sunyi, menyelimutinya dalam kepasrahan yang kelabu.

Elena berbaring miring, memunggungi ranjang kosong yang ada di sebelahnya, seolah-olah mencoba menjauh dari kehampaan yang terasa begitu nyata.

Dengan mata terpejam, dia berharap Jackson tidak melakukan sesuatu padanya. Doa yang dipanjatkan dalam hati itu terasa seperti seruan lemah di tengah badai, tenggelam dalam gelombang ketidakpastian.

Jackson yang melihat Elena tidur di atas ranjang, meninggalkannya dengan masuk ke kamar mandi. Suara air mengalir terdengar seperti bisikan hening di malam yang gelap, sebuah simfoni kecil yang menenangkan jiwa yang bergejolak.

Bukan karena merasa tubuhnya gerah atau kotor, namun dia butuh air dingin untuk meredam segala kemarahan dan kebencian di dalam dirinya yang membakar seperti api liar di gurun pasir.

Untuk sejenak, dia terus mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Tetesan air yang mengalir di tubuhnya seperti manik-manik kaca yang memantulkan cahaya rembulan, membawa ketenangan sementara pada jiwa yang penuh luka.

Hal itu berhasil menurunkan tensi tubuhnya yang terasa seperti tali busur yang terlalu tegang, siap patah kapan saja.

Setelah merasa dirinya agak tenang, dia pun menyudahi ritual mandinya, sebuah upacara kecil untuk meredam badai dalam dirinya.

Jackson mengeringkan tubuh dan rambutnya, lalu keluar dari kamar mandi hanya memakai celana pendek ketat yang nyaman digunakan untuk tidur.

Dia berjalan mendekati ranjang dengan langkah yang berat, seperti seorang prajurit yang kembali dari medan perang.

Selimut yang menutupi tempat tidurnya disibakkan, dan dia naik ke atas ranjang, berbaring di samping Elena yang tampaknya telah tertidur, seperti boneka porselen yang lelah oleh beban dunia.

Awalnya Jackson berbaring terlentang sambil menatap langit-langit kamar. Matanya seperti mencoba mencari sesuatu di antara bayang-bayang yang menari di atasnya.

Menopangkan kepala di atas kedua tangan yang terlipat di atas bantal, pikirannya melayang ke tempat yang jauh. Tiba-tiba saja bayangan Ariana muncul di sana, seperti hantu masa lalu yang tak mau pergi.

Senyumnya yang manis menusuk hatinya, meninggalkan rasa rindu yang menyakitkan dan membuat hatinya terasa teremas oleh jari-jari tak terlihat.

Rahangnya mengeras ketika tiba-tiba bayangan David, suami dari Ariana, muncul juga di sana. Wajahnya yang penuh kemenangan seolah mengejek Jackson dalam diam.

Muak dengan bayangan tersebut, dia memiringkan tubuhnya dan menatap punggung seorang wanita yang tidur dengannya. Wanita itu bukan Ariana, dan fakta itu seperti pedang yang menusuk lebih dalam.

Tangan Jackson dengan cepat membalikkan tubuh wanita itu, membuat Elena terkejut dan terbangun dari tidurnya. Hampir saja Elena berteriak, namun seketika dia sadar jika pria yang membalikkan tubuhnya adalah Jackson.

Tubuhnya seketika membeku seperti es yang dihantam angin musim dingin ketika pria itu memeluknya erat, membenamkan kepala di belahan dadanya.

Pelukan itu bukan pelukan cinta, melainkan pelukan seorang pria yang terdampar di lautan kesedihan.

"A-apa yang kamu lakukan?" suaranya gemetar, seperti daun yang tertiup angin.

"Biarkan seperti ini. Aku hanya butuh tempat untuk bersandar," ucap Jackson, terdengar rapuh seperti daun kering yang hampir patah.

Di balik tubuhnya yang kokoh, ada hati yang terluka, menangis dalam diam, mencari kehangatan di tengah kegelapan.

Pria itu tetap diam, tidak ada gerakan yang mencuat dari tubuhnya yang mengisyaratkan ancaman. Kehadirannya terasa seperti bayangan yang melindungi Elena dari kekelaman malam.

Dia hanya berbaring kaku, tubuhnya bersandar dengan tenang, seolah dunia di luar mereka tak lagi relevan.

Elena, meskipun hatinya penuh waspada, hanya bisa terdiam dalam pelukan Jackson—serupa patung marmer yang rapuh, namun sekaligus abadi dalam bentuknya.

Lalu, desau napas lembut mulai memenuhi udara. Irama teratur itu menyentuh kulitnya seperti embun pagi yang menyelimuti dedaunan.

Elena menyadari, pria itu telah menyerah pada pelukan mimpi. Dia tidur di sisinya, begitu damai, seolah seluruh ketegangan dunia telah luruh dalam pelukan sederhana itu.

Mengumpulkan keberanian, Elena perlahan membalas pelukan Jackson. Tangannya yang gemetar menjelajahi punggung pria itu, menemukan kehangatan tak terduga dari kulitnya yang telanjang.

Jari-jarinya bergerak seperti seniman yang melukis kanvas, mengusap lembut punggung yang terasa seperti pahatan batu pualam, dingin namun hidup dengan denyut yang samar.

Saat itu, suara lirih keluar dari bibir Jackson. Sebuah igauan yang dihembuskan di antara napasnya yang teratur. "Ariana, tetaplah di sini bersamaku!" katanya, suaranya penuh rindu, menggema di antara keheningan.

Elena terdiam. Nama itu—Ariana—menggantung di udara seperti bunga yang layu, namun tetap indah dengan durinya. "Ariana...?" gumamnya dalam hati, merasakan geliat cemburu dan penasaran yang menggerogoti pikirannya.

"Apakah dia istri Jackson?" pikir Elena, matanya menatap wajah pria itu yang tertidur dengan tenang.

"Jika benar Jackson sudah mempunyai seorang istri, kenapa dia masih membeliku bahkan dengan harga yang sangat mahal?" Pertanyaan itu menggulung dalam pikirannya seperti ombak yang terus menghantam karang, tak pernah henti.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Hamil?

    "Keadaan Nona Elena masih dalam batas aman tetapi jangan disepelekan. Dia butuh banyak istirahat dan juga banyak cairan karena tubuhnya kurang minum dan mengalami dehidrasi.“Jauhkan juga Nona Elena dari hal yang membuatnya terkejut atau tertekan, dia mengalami stress dengan tekanan darah yang cukup tinggi," ucap Dokter sebelum mengakhir perkataannya."Baik Dok, aku akan merawatnya dengan baik dan memastikan Elena meminum obat yang kamu berikan."Dokter itu kemudian memberikan obat untuk beberapa hari ke depan dan menulis resep untuk rawat jalan. "Karena Nona Elena sedang hamil, maka aku akan memberikan obat yang aman untuk ibu hamil."Deg...Tubuh Ariana seketika menegang dan mematung saat menerima obat dari dokter tersebut mengetahui jika Elena sedang hamil."Hamil...? ma-maksud Dokter? Elena saat ini sedang hamil?" gumamnya lirih yang masih bisa di dengar oleh dokter itu.Dia tampak syok bukan karena berita yang dia dengar tetapi nasib Elena selanjutnya akan seperti apa."Apakah ka

  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Pingsan

    Belum sempat Elena mengatakan sesuatu, pandangan wania itu tiba-tiba menggelap. Tubuhnya terasa sangat ringan dan bruuuukkk.. wanita itu jatuh dari tempatnya berdiri.Beruntung sebelum tubuhnya jatuh ke lantai, David sudah menangkap dan menyangganya."Ada apa dengan Elena?" tanya Ariana tampak khawatir."Tadi dia sedang sakit, papanya menjualkan untuk dijadikan pemuas hasrat pria kaya. Aku menolongnya melarikan diri dari sindikat yang menjualnya hingga tidak sempat membawanya rumah sakit," terang David."Bawa dia ke kamar tamu, aku akan memanggil dokter," ujar Ariana kepada suaminya.Baru saja David ingin menggendong Elena, sepasang tangan kekar menghentikannya. "Biar aku yang membawanya. Kamu sudah beristri, tak pantas menyentuh wanita lain."David menoleh dan menatap Jackson dengan penuh tanda tanya. Kenapa pria itu berkata demikian?Siapa pun di ruangan itu tahu, dia tidak ada niatan apapun apalagi mengambil kesempatan saat menolong Elena.Dengan cepat Jackson mengambil Elena dari

  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Pura-pura Tidak Saling Kenal

    Melihat Elena masih duduk di kursi mobil membuat David terpaksa mencengkeram lengan Elena dan menariknya keluar dari mobil.Dia memaksa Elena untuk masuk ke rumah mewah dan megah itu tanpa bisa menolak.Di dalam keterpaksaannya, Elena berharap tidak ada Jackson di dalam rumah tersebut. Jika tidak, maka drama kehidupannya akan semakin rumit dan panjang.Apalagi dia melarikan diri dari kontrak yang seharusnya dia selesaikan. Hutangnya pada Jackson belum selesai dan dia masih punya urusan panjang dengan pria itu.David terus menarik tubuhnya masuk ke dalam rumah megah kediaman Collins, sayangnya keindahan rumah itu sama sekali tidak dirasakan Elena karena fokus pikirannya di tempat yang lain.Tubuhnya semakin gemetar ketika David masuk ke sebuah ruangan yang berisi banyak orang dengan penampilan yang begitu elegan.Mereka para manusia dengan wajah dan tubuh yang sempurna dibalut dengan pakaian mahal yang menambah kesempurnaan mereka."Halo semuanya," sapa David dengan senyum merekah memb

  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Sangat Penting Untuk Istriku

    "Kenapa kamu datang sendiri? Di mana David?" tanya Judy pada istri cucunya yaitu Ariana.Hari ini adalah malam acara keluarga Collins yang biasa dilakukan di akhir pekan. Semua anggota keluarga Collins yang rumahnya masih satu kota dengan kediaman utama Collins, berkumpul untuk makan bersama Judy agar wanita itu tidak terus bersedih mengingat mendiang suaminya."David akan datang terlambat karena masih ada pertemuan di kantor, sebentar lagi juga akan datang," jawab Ariana santai."David tidak pernah terlambat jika ada acara keluarga, coba kamu telepon dia dan pastikan sudah sampai di mana sekarang? jika masih di kantor, suruh dia cepat datang," ucap Judy dengan sedikit kesal karena cucunya itu lebih mementingkan pekerjaan dibanding makan malam bersamanya."Baik Grandma, aku akan segera menghubungi David dan memintanya untuk segera pulang," kata Ariana patuh untuk meredam kekesalan yang Judy rasakan pada suaminya tersebut.Setelah Judy pergi, Ariana mencoba menghubungi pria itu, anehny

  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Bertemu Keluargamu

    Elena membacanya sejenak lalu mengangguk pelan berusaha mempercayai perkataan pria yang terlihat tidak jahat itu."Siapa namamu?" tanya David."Elena," jawab Elena dengan suara serak karena kesehatannya terganggu beberapa hari ini."Apakah kamu sedang sakit?"Elena mengangguk mengiyakan. Dalam hati, David tersenyum karena mempunyai alasan untuk mengeluarkan Elena dari tempat tersebut.David tiba-tiba berteriak dengan nada marah memanggil penjaga yang berjaga di depan pintu kamar Elena. Teriakan pria itu membuat Elena terkejut dan tubuhnya semakin gemetar hebat. Tak lama kemudian terlihat dua orang penjaga masuk ke kamar tersebut."APA-APAAN INI? KALIAN MEMBERIKU ORANG SAKIT UNTUK MELAYANIKU!" seru David pura-pura marah."Sakit...? Kami tidak tahu jika wanita itu sakit. Kami akan memberitahu bos dan menggantinya dengan wanita lain yang sehat untuk bisa melayani dan memuaskanmu," ujar salah satu dari penjaga tersebut."Aku tidak ingin wanita lain, aku ingin wanita ini yang melayaniku,"

  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Aku ingin Menolongmu

    Tawaran itu langsung menarik minat Jackson karena dia memang butuh waktu untuk mencari Elena dan mencari jalan keluar untuk hubungannya dengan wanita itu.Melihat Jackson yang terdiam, Jane tersenyum tipis di ujung bibirnya, merasa menang. Dia yakin Jackson akan menerima tawarannya."Apa keputusanmu, Jackson? Aku menunggu jawabanmu," desak Jane tidak sabar."Baiklah, aku setuju dengan tawaranmu," jawab Jackson."Bagus. Itu artinya tidak akan ada seorang pun yang tahu masalah internal kita, yang tahu hanya kita berdua. Bagi semua orang hubungan kita baik dan mesra," ucap Jane memastikan jika Jackson mengerti dengan perjanjian tersebut."Oke, bagiku itu tidak ada masalah, hanya bersandiwara saja bukan ?" tegas Jackson."Jika kamu melanggarnya, maka aku akan membuat semua orang menekanmu agar kamu mau menikahiku," ancam Jane."Tidak ada satu orang pun yang bisa menekanku," ucap Jackson penuh rasa percaya diri."Benarkah ...? Kita lihat saja nanti," balas Jane dengan penuh rasa percaya di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status