Dalam hidup selalu ada yang berubah. Semua hal bisa berganti mengikuti keadaan di sekitarnya. Atau berubah karena suatu hal. Ada orang yang ekonominya menjadi lebih baik saat dia bekerja lebih giat. Atau seseorang yang menjadi luluh karena perhatian orang lain.Dalam kasus ini, yang kita bicarakan adalah Zee. Rupanya usaha Birru tak sia-sia untuk mendapatkan cinta sang istri. Perempuan, bukankah makhluk ini sejatinya punya perasaan yang sangat lembut.Mudah tersentuh dengan perhatian lebih dari orang lain. Apalagi orang itu sekelas Birru. Lelaki yang masih jadi incaran kaum hawa di luaran sana. Bahkan ketika dia sudah mengumumkan kalau dia sudah punya istri dan sebentar lagi akan mendapatkan gelar ayah.Zee perlahan melunak ketika cinta dan kasih sayang Birru terus menyiraminya tiap saat. Zee yang dulu berangan ingin punya suami seorang pria yang setidaknya tahu soal ilmu agama, dibuat tercengang ketika tahu lelaki itu mampu melantunkan ayat dalam kitab suci mereka dengan merdu juga f
"Tolonglah Ma, ini tidak seperti yang Mama lihat."Radit merengek dengan tubuh bagian atas tanpa baju, bahkan gasper lelaki itu sudah berada di lantai dengan kancing celana terbuka. Zee buru-buru mundur, berlindung di belakang tubuh Birru. Sesaat mencuri pandang siapa yang tengah terbaring di kasur Radit."Tapi buktinya kamu memperkosa anak gadis orang Dit." Sita yang akhir-akhir ini mulai stabil mentalnya karena kasus Dion, tampaknya bakal terguncang lagi."Perkosa apa sih Ma, belum sempat buka ini. Belum keluar juga naganya. Dianya aja yang napsu, main tarik baju Radit."Zee menutup telinganya, amboi Radit ampun juga kalau ngomong sama mamanya. "Mas tolongin!" Radit memohon pada Birru dan Alfa bergantian. Giliran dua pria itu bertukar pandang. "Dia siapa?" Kamelia bertanya lirih. Perhatian semua orang teralihkan pada sosok yang telentang di ranjang Radit. "Bukannya dia Nadia Affandi, putri pengusaha Ramlan Affandi." Semua mata tertuju pada Mega yang selesai bicara."Busyet Dit, se
Radit tak berkutik, lelaki itu kena marah Sita. Sekaligus kena hajar Nadia yang langsung menghadiahkan bogem mentah pada Radit. Gadis itu marah besar pada Radit yang dia pikir sudah melecehkannya."Jadi karena kejadiannya seperti ini, maka hari ini kami akan melamar nona Nadia." "A-apa? Tante mau melamar saya?" Nadia terkejut luar biasa saat Sita mengutarakan keinginannya. Sementara Radit tampak pasrah duduk di sofa tunggal ruang keluarga, masih mengenakan bath rope tanpa ada meinginan untuk mengganti pakaian.Pun dengan wajah lebamnya, dia biarkan begitu saja. Pria itu tak ada tenaga untuk meladeni dua wanita yang kemungkinan besar akan jadi sumber stres paling besar dalam hidupnya."Radit! Kamu jangan diam saja! Bantu mama bujuk nadia. Kan kamu yang berulah.""Apaan sih Ma. Baru nyicil cium doang mama sudah mengganggu. Sebal!" Sita dan Nadia kompak mendelik."Pokoknya Mama gak mau tahu, Mama mau lamarin Nadia buat kamu nanti malam.""Tapi Tante, mama Nadia ....""Tenang, mamamu sud
Sebuah pesta pernikahan tengah dihelat. Sepasang pengantin baru saja selesai menyalami tamu undangan yang tak seberapa. Pesta memang tidak digelar meriah. Wajah pengantin lelaki yang tadinya tampak ramah dan penuh senyum. Seketika berubah seratus delapan puluh derajat, ketika tinggal dirinya dan sang istri."Ingat pernikahan ini hanya sementara! Jangan berharap lebih, apalagi sampai aku mencintaimu!" Wajah lelaki itu terlihat dingin dengan aura dominasi begitu kuat. Menekan mental sang istri yang buru-buru menunduk, enggan meladeni tatapan setajam elang pria yang beberapa waktu lalu sah menjadi suaminya.Jemari tangan Zee, begitu nama pengantin perempuan bertaut resah, dia tahu pernikahan ini adalah pernikahan paksa, baik untuknya maupun Birru, suaminya. "Aku tahu," balas Zee segera."Bagus kalau kamu tahu!" Birru melangkah turun sendiri tanpa mengajak istrinya. Helaan nafas dalam Zee hembuskan. Saat ini dia gamang, ragu juga bingung akan masa depannya. Birru bilang hanya sementara, t
Birru menatap keluar jendela ruang kantornya. Pikirannya kacau, dia bingung menghadapi situasi hidupnya saat ini. Tekanan dan janji sang kakek membuat Birru terpaksa menerima pernikahan dengan Zee yang sungguh di luar bayangannya.Dia menikah dengan gadis berbobot 70 kilogram. Itulah kenapa Birru memanggilnya gemoy. "Ini sungguh tidak masuk akal," kata Birru tidak percaya. Apa kata publik nanti? Dan bagaimana jika kekasihnya sampai tahu kalau dia sekarang sudah menikah.Seperti yang khalayak ramai tahu, Birru punya kekasih seorang model yang tengah naik daun. Di tengah lamunan Birru, pintu ruang kerjanya dibuka dari luar tanpa ketukan. "Lupa ketuk pintu, sorry. Too exited. Lihat ini."Sang asisten menyodorkan beberapa berkas terkait Zee. Birru membacanya sebentar. Dia hanya penasaran pada satu lelaki yang tampak familiar baginya, tengah berbincang akrab dengan Zee saat pernikahan mereka."Mengejutkan bukan. Nyonya memang yatim piatu sejak dua tahun lalu. Tapi circle pertemanannya tida
"Minggir!" Zee membulatkan mata, menatap nyalang pada Birru yang malah menghadangnya di tengah pintu. Wajah jahil Birru tergambar jelas di paras rupawan pria berdarah blasteran."Ini balasan karena kamu nonjok muka aku lagi," desis Birru emosi. Semalam, pasutri baru itu ribut kembali, dengan hasil akhir Zee meninju wajah sang suami untuk kedua kali. "Salahmu sendiri!" Zee mendelik tak terima, dia teringat hasil kerjanya diacak-acak sang suami. Padahal Zee sudah bela-belain begadang untuk mengerjakan tugas dari dosennya."Itu masuk ranah KDRT. Aku bisa tuntut kamu," ujar Birru tak mau kalah. "Silahkan, aku tidak takut. Kita lihat siapa yang bakal menang. Kasus body shaming aku atau KDRT kamu," tantang Zee tanpa takut. Dua orang itu saling tatap sengit dengan Abdi dan beberapa ART turut menonton keributan tuan dan nyonya muda mereka. Hiburan tersendiri di kala rutinitas monoton melanda."Aihh, rumahku jadi penuh warna lihat Tom and Jerry gelut terus tiap hari," gumam Abdi menyeruput t
"Mereka pasti sekongkol!" desis Birru melihat Wafa yang lari pontang panting masuk ke rumahnya setelah membanting pintu kendaraan di depan mobil Vero. Birru berhasil mengejar Vero, menahan wanita itu hingga sang kekasih mau mendengarkan penjelasannya.Vero sendiri tak terlalu menggubris ucapan Birru barusan. Dia masih terkejut dengan kenyataan kalau Birru memang sudah menikah. Namun alasan kenapa Birru harus menikahi istrinya sekarang membuat hati Vero mencelos."Jadi kalian menikah karena dia sudah menyelamatkan kamu dan mendonorkan darahnya?" Vero memastikan lagi. Dengan Birru mengangguk, mengiyakan.Vero menghela nafas, tidak menyangka keegoisannya waktu itu membuatnya harus kehilangan Birru yang kini sudah menikah dengan wanita lain. Saat Birru kecelakaan, Vero memilih mengikuti fashion show ke luar kota ketimbang merawat sang kekasih.Menyesal? Entahlah. Meski detik berikutnya Vero tersenyum ketika Birru berujar kalau pernikahan mereka hanya sementara. Sampai kakek Birru lengah,
Pintu ruang VVIP terbuka, bersamaan dengan penghuninya menyambut sang tamu dengan wajah sinis. Berapa lama mereka tidak bertemu. Cukup lama untuk saling menahan diri. Sebab tiap kali mereka bertemu hanya akan ada baku hantam.Seperti kali ini, Alfa sudah mati-matian menahan diri untuk tidak meninju wajah percaya diri Birru. Wajah yang sudah membuat hatinya kehilangan, dan merasakan lara untuk waktu yang lama."Jauhi dia!" Ultimatum pertama datang dari pihak Birru. Dengan seringai meremehkan menjadi tanggapan untuk perintah Birru."Kenapa aku harus menjauhinya. Ingat, kau hanya pendatang baru yang kebetulan segera mendapat status suami. Tapi percayalah, hubungan kami lebih dari sekedar yang kau lihat." Birru mengepalkan tangan. Dia tahu rasa sakit yang Alfa miliki mengubahnya jadi benci, sama seperti Birru yang membenci dirinya sendiri karena kejadian di masa lalu karena kesalahannya."Aku tidak mau basa basi denganmu. Jangan dekati dia selagi statusnya masih istriku. Atau kau sengaja