Share

Sayang

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-28 08:12:04

“Sayang, kata mommy sarapan dulu.”

Sifabella yang sedang melamun menatap ke arah luar jendela kamar Aarav terkesiap kemudian mengusap jejak air mata di pipi.

“Oh iya, aku lupa bantuin masak buat sarapan.” Sifabella bangkit dari bench di samping jendela.

“Enggak apa-apa.” Aarav meraih tangan Sifabella yang mendekat ke arahnya kemudian memeluk tubuh sintal itu erat.

“Kamu makin bohay, aku suka.” Si suami lucknut itu meremat bokong Sifabella.

“Maaaas,” tegur Sifabella merengek.

Aarav terkekeh lantas merangkul pundak Sifabella, mereka berdua keluar dari kamar menuju ruang makan.

“Pagi sayang, ayo sarapan.” Mommy membuka piring yang menelungkup di depan daddy dan mulai mengisinya dengan menu sarapan pagi.

“Pagi Mom, maaf Bella enggak bantuin masak sarapan … Bella pikir sarapannya agak siangan.”

“Di sini para wanita dimanjakan, Bell … apa lah itu masak-masak, Daddy masih sanggup bayar koki,” timpal Daddy jumawa.

“Tuuuh, dengerin daddy kamu.” Mommy memberikan piring yang sudah diisi kepada
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gadis Terakhir   Dosa

    “Aku tidak akan berani lagi bermain-main dengan maut.” Robert menanggapi dengan ekspresi datar, dia benar-benar kapok ngebut-ngebutan di jalan tol.“Lalu Lucy? Apa dia merawatmu?” Aarav bertanya tentang wanita yang bertanggung jawab atas kecelakaan Robert.“Lupakan dia, aku akan mencari penggantinya.” Dan semua setuju dengan niat Robert.Topik pembicaraan mulai berganti dan beralih dengan cepat.Setiap orang memiliki kesempatan menjadi topik pembahasan.Aarav bersikap biasa saja saat bicara dengan Abigail, seolah dia tidak pernah menyakiti perempuan itu di pertemuan terakhir mereka.Giliran Aarav yang kebagian menjadi bahan pembicaraan.“Saya pikir sahabat kita ini suami takut istri, dilarang istrinya bergaul dengan kita tapi ternyata … diam-diam dia memenangkan banyak tender dari pemerintah … dia sedang di Puncak kejayaan saat ini, tepuk tangan untuk Aarav.” Henry yang bicara karena dia bekerja di pemerintahan sehingga mengetahui bagaimana sepak terjang Aarav sekarang.Aarav seper

  • Gadis Terakhir   Pengaruh Buruk

    “Mas ….” Napas Sifabella memburu, dia menahan gejolak di dalam perut sementara Aarav terus menghentak di atasnya.“Bersama sayang,” perintah Aarav dengan suara berat yang serak.“Aaarrgghh ….” Sifabella menjerit kecil pertanda dia telah sampai disusul dengan gerakan Aarav yang semakin cepat karena merasa miliknya seolah dihisap oleh Sifabella di bawah sana.Hentakan Aarav kemudian melambat setelah semua benihnya tercurah di dalam Sifabella, dia masih belum ingin selesai sampai cairan cintanya berhamburan ke seprei.Bibirnya memagut bibir Sifabella penuh damba tidak peduli bibir wanitanya itu telah bengkak karena sejak tadi dia kulum membabi buta.Tubuh Aarav mulai terasa lemas, dia bergulir ke samping merebahkan tubuhnya dalam posisi terlentang.Matanya terpejam dengan napas memburu.Sifabella menarik selimut menutupi tubuh mereka yang polos.Memposisikan berbaring miring menghadap Aarav.Besok pagi, suaminya akan pulang ke Sydney, seminggu sudah mereka di Jakarta dan Aarav harus kemb

  • Gadis Terakhir   Sayang

    “Sayang, kata mommy sarapan dulu.” Sifabella yang sedang melamun menatap ke arah luar jendela kamar Aarav terkesiap kemudian mengusap jejak air mata di pipi.“Oh iya, aku lupa bantuin masak buat sarapan.” Sifabella bangkit dari bench di samping jendela.“Enggak apa-apa.” Aarav meraih tangan Sifabella yang mendekat ke arahnya kemudian memeluk tubuh sintal itu erat.“Kamu makin bohay, aku suka.” Si suami lucknut itu meremat bokong Sifabella.“Maaaas,” tegur Sifabella merengek.Aarav terkekeh lantas merangkul pundak Sifabella, mereka berdua keluar dari kamar menuju ruang makan.“Pagi sayang, ayo sarapan.” Mommy membuka piring yang menelungkup di depan daddy dan mulai mengisinya dengan menu sarapan pagi.“Pagi Mom, maaf Bella enggak bantuin masak sarapan … Bella pikir sarapannya agak siangan.” “Di sini para wanita dimanjakan, Bell … apa lah itu masak-masak, Daddy masih sanggup bayar koki,” timpal Daddy jumawa.“Tuuuh, dengerin daddy kamu.” Mommy memberikan piring yang sudah diisi kepada

  • Gadis Terakhir   Tenang

    Aarav memeluk hampers buah-buahan berukuran besar sementara kedua tangan Sifabella juga penuh dengan paperbag kue-kue kesukaan papap Heru.Sifabella masih ingat kue kesukaan sang papap jadi membeli semua itu untuk beliau.Langkahnya memelan begitu pandangan Sifabella menangkap sosok Ridha dan Nuri-kakak tirinya.Aarav yang sudah mengetahui hal tersebut langsung menoleh menatap Sifabella.“Mas ….” Di detik itu, Sifabella gentar.Bukan takut bertemu dua kakak tirinya dan ibu tirinya yang juga pasti ada di sana, tapi dia sedang tidak ingin bertengkar.Sifabella hanya ingin bertemu papap Heru, menjenguk beliau, berbakti kepada orang tua.Aarav sampai melepaskan satu tangannya dari hampers besar itu untuk menggenggam tangan Sifabella.“Tenang … ada aku,” kata Aarav menenangkan.Dan kecemasan Sifabella memudar seketika, dia merasa aman.Ridha dan Nuri saling menyenggol lengan saat menyadari kehadiran Aarav dan Sifabella.Aarav sudah tahu di mana papap Heru dirawat dari daddy dan mommy yang

  • Gadis Terakhir   Happy

    Jalanan hari ini tidak terlalu padat jadi perjalanan ke Bandara bisa dijangkau dengan waktu singkat.Hanya satu koper yang mereka bawa, barang yang sangat penting saja karena pakaian bisa mereka beli di Jakarta, terlebih pakaian Aarav banyak di tinggal di rumah orang tuanya.Perjalanan udara dengan waktu tempuh delapan jam itu dinikmati Sifabella dalam fasilitas eksclusive.Dia bisa menonton film, makan makanan enak dan tidur dengan nyaman.Sedangkan Aarav serius sekali mematuti layar MacBooknya, pria itu tampak sibuk mengerjakan sesuatu.Sifabella terbiasa diganggu oleh Aarav yang meski CEO tapi sepertinya pria itu santai sekali dalam bekerja namun kali ini, delapan jam yang Sifabella lewati terasa sangat lama tanpa gangguan Aarav—Sifabella jadi merasa kehilangan.Tiba-tiba Aarav menoleh, Sifabella yang sedari tadi memperhatikannya seketika terkesiap.Senyum Aarav terbit, terlihat tampan dan menggairahkan. Sifabella langsung membuang tatapannya ke arah lain dengan cara paling judes.

  • Gadis Terakhir   Membuat Harvey Cemburu

    Sampai hari yang ditentukan kepulangan Sifabella dan Aarav ke Jakarta, hampir tiap hari Aleia menginap bersama mereka.Awalnya Aleia tidur di bagian tengah di antara Aarav dan Sifabella tapi gadis kecil itu sering kebingungan setiap kali bangun pagi karena posisi tidurnya telah bertukar dengan Sifabella yang menjadi di tengah di peluk Aarav dari belakang.“Aunty ….” Aleia merengek, merasa tidak nyaman dalam tidurnya.“Ya sayang?” Sifabella membuka mata sembari bergerak menegakan tubuh membuat pelukan Aarav terurai.“Ya ampun … kamu ngompol sayang?” Alih-alih marah, Sifabella malah tertawa.“Iiih … udah gede ngompol.” Sifabella menggoda Aleia yang raut wajahnya tampak menyesal.“Hah? Siapa yang ngompol?” Aarav langsung bangun mengecek kasur.“Maafin Aleia, Uncle.” Pipi dan ujung hidung Aleia merah, matanya mulai bercucuran air mata.“Mas!” tegur Sifabella menepuk pahanya agar Aarav meminta maaf.“Aku enggak apa-apain dia, sayang … aku cuma tanya siapa yang ngompol.” Aarav membela diri.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status