Share

Katro

"Maaf penampilan mu membuat ku tak berselera untuk menyentuh bibir mu.

Saat hendak masuk ke kelas Era berhenti sejenak di depan kelasnya, dan menyanggul rambutnya yang tadi terurai oleh Akhtar dan menghapus sisa air mata Era.

" Permisi Pak saya sudah menyelesaikan hukumannya." Lapor Era kepada Pak Ari.

"Ya sudah kamu boleh duduk di tempat mu, lain kali jangan membuat ke gaduhan di kelas." Ucap pak Ari.

"Baik Pak."Jawab Era.

Saat Era akan menuju kursinya tiba-tiba suara wanita memanggilnya, dan membuat langkah Era terhenti.

" Hey katro, mana pacar gue?" ternyata Feby yang menghentikan langkah Era.

Sebelum Era menjawab Feby, Akhtar pun datang. Melihat Akhtar datang dan masuk kelas Era pun pergi ketempat duduk nya tanpa menjawab pertanyaan Feby.

Lalu di susul Akhtar yang langsung duduk di samping Era.Tanpa ada perbincangan antara Akhtar dan Era kini mereka saling diam hingga pelajaran pak Ari selesai.

Bel pun berbunyi tanda bahwa waktunya pulang sudah tiba.Semua murid pun merapihkan peralatan sekolahnya dan bersiap-siap pulang begitu juga dengan Era.Namun saat Era hendak beranjak pergi tangannya di tarik oleh Akhtar.Dia mengisyaratkan untuk Era kembali duduk.

Dengan terpaksa Era duduk kembali.

"Hey, kamu tadi kenapa pergi ninggalin aku di toilet?" Akhtar tidak tahu bahwa perkataan nya itu membuat Era sakit hati.

"Aku lupa ada kamu di sana." Era menjawab dengan asal jeplak.

"Apa? lupa kata mu. Kamu bisa lupa sama aku yang seganteng ini?" Akhtar berkata dengan pedenya.

Karena kesal dengan Akhtar Era pun langsung pergi meninggalkan Akhtar. Saat di ambang pintu kelas. Era mendengar Feby memanggil Akhtar dengan sebutan sayang. Dalam hati Era ya pantas saja Akhtar tadi berkata seperti itu,ternyata memang benar Feby itu berpacaran dengan Akhtar.Karena tidak ingin kembali mendengar perkataan mesra mereka berdua. Era pun buru-buru pergi meninggalkan kelas dengan tidak memperhatikan langkahnya.Membuat Era kembali menabrak seseorang, yang dia tabrak kini adalah kakak kelasnya yaitu Anggara Abhiseva, atau yang sering di panggil Gara.

Anggara Abhiseva adalah keluarga nomer 3 di negara itu. Kekayaan nya hanya beda sedikit dengan keluarga Sarasvati dan Ephraim.Dia adalah Kakak kelas yang banyak di Idam-idamkan oleh setiap murid wanita. Dan Gara adalah satu satunya Cogan (cowok ganteng) di sekolah itu yang tidak tergoda oleh Feby.

Karena itu membuat orang menyangkan Gara adalah gay.

Karena saking cantik nya Feby lelaki mana pun pasti tergoda dengan nya kecuali memang lelaki itu gay.

Pernyataan bahwa Gara itu gay masih menjadi teka- teki, karena Gara selalu bersikap cuek pada wanita. Sikap Gara membuat sebagian orang membenarkan rumor Gara tidak menyukai wanita.

Namun sebagian juga ada yang membela Gara dan mengatakan bahwa Gara bukan gay. Dia mungkin hanya tidak ingin dekat dulu dengan wanita.

................

"Kamu kalo jalan liat-liat, kalo terluka bagaiman." Era tidak menyangkan ini pertama kalinya dia berbincang dengan Gara kakak kelasnya, yang sekarang duduk di kelas 12 dan Era kelas 11.Gara sangat bersikap baik kepada Era, karena biasanya jika ada seorang wanita yang menyentuh nya seujung kuku pun dia akan mengamuk.

Namun berbeda dengan Era, entah karena Era katro dan tidak seperti wanita lain.Makannya Gara baik pada Era.

"Iya maaf kak saya tidak sengaja."

Era meminta maaf karena takut kakak kelasnya itu marah.

"Iya gapapa Era." Gara berkata dengan tersenyum dan membuat Era kebingungan. Karena kakak kelas Gara bisa mengetahui nama Era.

"Kakak ko tahu nama ku?"tanya Era pada Gara.

" Karena aku menyukai mu." Gara berkata dengan tersenyum dan kemudian pergi meninggalkan Era yang kebingungan.

"Hey kakak apa maksud mu?" Era berteriak namun Gara sudah terlalu jauh pergi.

Era memilih tidak mengejar Gara, dia langsung berjalan menuju parkiran dan menaiki motornya untuk pulang.

----------------

Kediaman Sarasvati.

Setibanya di rumah dia di kejutkan dengan kepulangan kakak tercintanya yaitu Fatih. Fatih pulang membawa banyak oleh-oleh dia membawakan semua yang di suka Era. Yang paling Era suka saat Kakaknya pulang adalah Fatih yang sering membelikan Buku-buku novel keluaran terbaru di luar negri.

"Kakak, kapan kakak pulang?" Era menghampiri Fatih dan memeluknya.

"Tadi pagi sayang." Fatih membalas pelukan Era.

"Kenapa kakak tidak memberi tahu ku kalo kakak mau pulang hari ini. Aku mau menjemput kakak juga." Ucap Era dengan wajah kesal dan cemberut.

"Sayang, kamu kan sekolah. Lagian kakak juga bisa pulang sendiri ga perlu di jemput anak kecil seperti mu." Fatih mencubit hidung mancung Era.

"Ih terserah kakak deh. Aku marah sama kakak." Kemudian Era pergi menuju kamar.

"Hey, marah ko bilang-bilang." Ejek Fatih kepada Era.

"Bodo amat." Era yang mendengar itu lalu berteriak dari dalam kamar nya.

Bukanya mengejar adik nya yang marah padanya. Fatih malah tersenyum dengan tingkah adiknya itu. Fatih sangat menyayangi Era sudah dari dulu dia menyukai adiknya itu. Namun perasaan nya dia kubur dalam-dalam karena mereka saudara. Meski bukan saudara kandung.

Tidak ingin membuat Era marah lama padanya. Fatih pun menghampiri Era ke kamarnya.

"Adik ku sayang, jangan marah maafkan kakak," Fatih mengetuk pintu kamar Era.

Tetapi tidak ada jawaban dari dalam kamar Era.

"Ayolah adik abang tersayang jangan marah, aku ada hadiah untuk mu." Bujuk Fatih agar Almaeera mau keluar dari kamarnya.

"Hadiah apa?" tanya Era dalam kamar.

"Buka dulu dong pintunya." Dengan terpaksa Era membuka pintu kamarnya.

"Mana hadiahnya?" tanya Era.

"Nih," Fatih memberikan sebuah novel yang sengaja ia beli untuk adik nya tercinta. Novel yang bercerita kan tentang balas dendam seorang wanita yang di khianati kekasihnya.

"Wow, ini novel keren kak." Era melupakan sikap marahnya pada Fatih.

"Apa kamu sudah tidak marah sama kakak?" tanya Fatih untuk memastikan adiknya sudah tidak marah padanya.

"Emang siapa yang marah sama kakak?" bukanya menjawab pertanyaan kakak nya, Era justru malah balik bertanya.

"Dasar kamu ini ya," Fatih mengacak-acak rambut adiknya itu.

"Terimakasih kakak buat novelnya, aku mau baca dulu novelnya. Aku sayang kakak." Era pun sekilas mencium pipi kakaknya itu dan langsung kembali masuk ke kamarnya.

Fatih yang mendapati ciuman dari adiknya hanya terdiam dan dalam hati ia selalu berkata. Andai saja dia tidak di takdir kan untuk menjadi saudara Era dia akan mengejar Era untuk mendapatkan cintanya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status