Share

Wanita Dalam Tenda

Penulis: EL ZERO
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-13 12:00:33

Hari berikutnya, tenda dome berjajar di atas tanah terbuka seperti lapangan kecil, hanya berjarak dua puluh meter dari sungai yang akan menjadi pusat kegiatan arung jeram.

Ryan dan Elang sibuk berbincang dengan koordinator lapangan, Arga.

"Gimana bapak ketua dan wakil? Apa persiapan kami bisa dinilai baik?" tanya Arga cengengesan.

"Oke, sip semua. Good job, Arga!" jawab Ryan antusias, puas dengan hasil kerja rekannya.

Elang menimpali dengan semangat, "Semoga besok sukses raftingnya! Jangan lupa rescue team di briefing ulang sebelum kegiatan ya, Ga!"

"Beres! Sebelum api unggun akan ada evaluasi keseluruhan persiapan kok!" ujar Arga menegaskan.

"Aku minta daftar maba dan pembagian tenda, Ga! Mau atur siapa aja yang ikut perahuku besok." Elang menyeringai penuh maksud.

"Astaga, kamu nggak percaya sama aku? Aku udah atur tenda Vivian pas di sebelah kita, besok doi juga ikut perahumu, apa lagi?"

Elang tergelak, "Cuma memastikan aja!"

***

Malamnya, langit sangat cerah, bulan malu-malu mengintip di balik pepohonan. Suara gitar dan nyanyian merdu mengiringi kebersamaan mahasiswa baru yang berkumpul dalam acara api unggun, dengan sajian kambing guling, yang digelar tepat di pinggir sungai.

Elang melirik satu mahasiswi baru yang membuatnya terpikat dari sejak pandang pertama. Tidak terlalu cantik jika dibandingkan dengan Diah, mantannya yang baru saja minta putus, maba ini tubuhnya menonjol depan belakang dengan porsi yang menantang.

Vivian namanya, gadis yang benar-benar sesuai dengan selera pria yang selalu membayangkan punya pacar wanita, dengan tubuh model majalah dewasa.

Pemuda tampan itu memang sengaja menempatkan tenda Vivian di sebelah tendanya. Niat iseng saat malam keakraban usai, terbersit begitu saja dalam otak kotornya.

Elang memang cukup percaya diri bisa menaklukkan Vivian dengan mudah. Dia sudah membuktikan berkali-kali, kalau perempuan memiliki kesulitan yang sangat besar untuk menolaknya. Jadi, bersaing dengan kadal kampus lainnya buat Elang bukan hal yang terlalu sulit.

Hal itu karena Elang termasuk pemuda dengan jenis yang membuat wanita, baik muda ataupun tua ingin melihatnya lebih dari satu waktu yang semestinya. Kategori tampan yang sangat menarik perhatian perempuan, baik yang masih lajang maupun yang sudah menjadi istri orang.

Kerlingan Elang ditanggapi Vivian dengan senyum manis. Elang pun tak segan menggeser tubuhnya untuk duduk di sebelah Vivian dan mengajaknya ngobrol ringan. Memberikan kode kalau dirinya tertarik dengan pesona yang dimiliki Vivian.

"Tidurnya nanti jangan malem-malem ya, besok acara raftingnya pagi," pesan Elang perhatian.

"Duh … Vivi susah tidur kayaknya, belum pernah tidur di alam terbuka gini."

"Mau ditemenin?" Elang berbisik lirih penuh canda, mengulas segaris senyum menawannya.

Vivian menggeleng sembari tertawa renyah. "Modus!"

Obrolan Elang terhenti karena pembantu ketua (Puket) yang membawahi bagian kemahasiswaan datang bersama ketua jurusan (Kajur). Memberikan sambutan pada mahasiswa baru jurusan teknik kimia dengan konteks santai dan penuh semangat belajar.

Elang ikut menemani mengobrol selayaknya anak dengan orang tua selepas sambutan selesai. Namanya sudah dikenal oleh petinggi kampus, sehingga Elang memiliki kedekatan dan mendapatkan sedikit kemudahan saat berhubungan dengan mereka.

Obrolan berlangsung tidak begitu lama karena kedatangan petinggi kampus yang terlambat dari jadwal, sehingga setelah mencicipi makanan dari panitia, dua petinggi kampus tersebut diantarkan ketua HM memasuki tenda untuk beristirahat.

Panitia juga memberi instruksi pada semua mahasiswa baru untuk pergi tidur ke tenda masing-masing agar tetap fit saat acara arung sungai besok pagi dilaksanakan.

Sedangkan Elang dan teman-teman mapalanya masih menghabiskan waktu malam dengan menyantap sisa kambing guling di dekat api unggun sambil menghangatkan badan dengan minuman beralkohol.

Arga mengamati gelas kecil di depan Elang yang sedang menguap lebar. Dia memang suka menjadi bandar, suka iseng membagi minuman sambil meledek ringan. "Wah … kelamaan, El! Ayo woi minum, keburu jadi agar-agar itu nanti!"

Namun, beberapa putaran minuman tadi membawa pengaruh buruk pada Elang. Setelah menenggak minuman yang diperintahkan Arga, Elang pamit ingin istirahat, otaknya sudah sedikit oleng karena mulai mabuk.

"Kepalaku pusing … aku istirahat sekarang aja dah daripada besok nggak kuat bawa perahu," kata Elang seraya berdiri dan berjalan ke arah tendanya.

Suitan Arga memecah malam, suaranya yang disertai gelak tawa teman-temannya menggelitik telinga Elang. "Safety first than go wild, Badboy!" (Aman dulu baru berpetualang, anak nakal!)

Elang mengabaikan keusilan Arga. Kepalanya terlalu berat. Keinginan untuk mendatangi Vivian juga dibatalkan Elang, otaknya sudah malas untuk sekedar memikirkan kalimat rayuan yang tadi dirancangnya. Elang ingin segera tidur nyenyak dalam tendanya.

Elang masuk ke dalam tenda, lalu menggerutu sesaat, seseorang menggunakan kantong tidurnya. Elang berpikir, mungkin salah satu teman yang tidak membawa perlengkapan tidur anti dingin yang memakai miliknya. Sekaligus menumpang tanpa permisi di tenda yang seharusnya hanya ditempati Elang dengan Arga yang masih asyik minum di pinggir sungai.

Tidak peduli siapa di sebelahnya, Elang menarik sedikit sleeping bag miliknya untuk mengurangi rasa dingin yang mulai terasa.

Namun, tangan Elang yang gagal mengambil barangnya bergerak semakin penasaran. Elang terlanjur memeluk dan menyentuh benda kenyal milik perempuan tanpa sengaja, kini tangannya malah enggan lepas dari sana, menempel kuat seperti besi bertemu magnet.

Tubuh Elang menegang dan darahnya mengalir dengan deras. Dia tidak bisa menghentikan keinginan lelakinya yang spontan tersulut karena situasi tersebut.

What the hell … who is she?

Tunggu! Apa dia Vivian?

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
🇳 🇱 🇿
hey Vivian namamu recommended betul deh, catet
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Tanpa Pengaman

    Dua bulan kemudian ….Elang mendapatkan ucapan selamat dari Pak Ronald, dua dosen penguji dan teman-teman dari teknik kimia yang hadir dalam seminar. Penelitian Elang sukses, membawa proyek kampus pada tahap berikutnya, yaitu menaikkan sumber air tanah yang telah teruji dari dalam goa untuk didistribusikan ke desa dan dijadikan kebutuhan sehari-hari oleh warga sekitar. "Sukses ya, El!" Mayra menjabat tangan Elang paling akhir, tulus mengucapkan doa untuk orang yang dicintainya. "Bisa langsung skripsi itu, jaminan lancar kamu sama Pak Ronald! Aku yakin tiga bulan kelar, bisa wisuda periode semester ini kamu, El!""Thanks, sukses buat kamu juga, May!" Elang bersyukur, Mayra tidak berubah sikap. Tetap baik dan ramah padanya. "Kayaknya kamu bakal lulus lebih dulu … ngomong-ngomong kemana Bu Nindya? Kok cepet banget ilangnya, padahal tadi masih sempat ngasih masukan buat revisi laporan!"Elang mengedikkan bahu, dia memang tidak tau

  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Mantan Tunangan

    Bukan pernikahan mewah seperti yang diimpikan oleh semua gadis dan juga orang tuanya. Elang menikahi Nindya di rumah sakit sebagai permintaan maaf, sebagai hadiah untuk keteledorannya dan sebagai penyembuh untuk hati Nindya yang sedang terluka.Elang menebus semua rasa bersalahnya dengan berjanji akan mencintai Nindya selamanya. Hatinya ikut perih, bukan hanya karena kehilangan calon anaknya tapi karena dirinyalah yang telah merusak masa depan Nindya dan tunangannya, meski itu terjadi tanpa disengaja.Elang tidak ingin Nindya tidak bahagia di masa depan karena ulahnya, karena ada bekas yang mungkin akan jadi pemantik dalam kisah rumah tangga dosennya itu bila menikah dengan Daniel. Biarlah Elang yang menanggung semua itu terlepas Nindya mencintainya atau tidak.Sudah seminggu berlalu, Nindya masih di rumah ibunya untuk beristirahat, sementara Elang memulai kesibukannya dengan penelitian dan juga latihan untuk persiapan lomba.Nindya tidak mau dije

  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Sangat Mencintai

    Setelah beberapa waktu yang terasa sangat lama bagi Elang, akhirnya Nindya dipindahkan ke bangsal perawatan. Elang duduk gelisah di sisi ranjang tempat Nindya istirahat. Sesekali masih tersenyum sembari mengusap jemari Nindya yang terasa dingin."El, aku minta maaf!" Nindya menatap Elang sendu, dengan mata merebak dan penuh penyesalan.Elang mengeratkan genggaman, lalu mencium tangan Nindya dengan kasih sayang. "Sssttt …! No, kamu tidak boleh menangis! Itu salahku, jadi seharusnya aku yang minta maaf." "Aku tidak bermaksud berbohong," ucap Nindya serak."Kamu pasti punya alasan kuat melakukan itu semua, aku menduga ada dua hal yang menyebabkan kamu begitu. Pertama kamu akan menikah dengan Daniel dalam waktu dekat karena aku tidak pantas menjadi seorang suami. Kedua, kamu melakukan ini untuk Mayra." Elang menjeda kalimatnya dengan satu tarikan nafas panjang. "Aku kehilangan satu lembar surat mama!"Elang setiap beberapa hari sekali selalu

  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Sakit Dadakan

    Nindya terengah-engah, nafasnya berat dan serasa hampir putus melewati tanjakan cinta. Padahal, dia berjalan setengah ditarik Elang. Melihat pemuda itu masih bisa cengengesan di depannya, Nindya menyadari kalau fisiknya terlalu lembek.Elang mengusap keringat di wajah Nindya, "Capek ya?""Sangat, rasanya aku tidak mungkin kuat berjalan lagi, El! Kakiku gemetar, perutku juga melilit." Nindya merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Rasa lelah menghampiri dengan dahsyat, tubuhnya lemas tak bertenaga dan perut bagian bawahnya sakit. Elang mengajak Nindya duduk di pinggir jalan, meluruskan kaki dosennya dan memberikan tasnya untuk bersandar. Wajah Nindya terlalu pucat, keringat dingin juga tidak berhenti memenuhi dahi Nindya. "Kamu sakit? Apa yang kamu rasakan?"Ada orang yang memiliki alergi dingin, ada juga yang mendadak sakit saat beradaptasi dengan cuaca gunung. Elang menemukan kasus serupa di beberapa kegiatan pendakian massal yang

  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Tanjakan Cinta

    Setelah mendapat izin dari ibu Nindya, Elang mengemudi ke tempat penyewaan alat-alat petualangan. Mereka akan berangkat langsung dari Semarang, Elang tidak akan sempat kembali ke Yogya mengambil semua kebutuhannya untuk di gunung nanti. Mereka juga mampir ke minimarket untuk membeli kebutuhan makanan.Elang cukup gila memilih jalur ngagrong sebagai pendakian pertama untuk Nindya. Selain lebih ekstrim, jalur tikus tersebut terbilang bukan jalur resmi yang direkomendasikan untuk mendaki Gunung Merbabu. Tidak ada pos pantau untuk mengawasi para pendaki dari jalur yang tidak resmi, sehingga membahayakan bagi pendaki yang tidak berpengalaman, karena tidak ada data yang tercatat di pos utama.Pendaki pemula kebanyakan lebih memilih jalur Selo dengan tingkat kesulitan medium. Elang pribadi kurang menyukai jalur tersebut karena terlalu ramai. Dia suka sepi saat di alam terbuka, agar suara alam terdengar jelas dan dia bisa lebih leluasa menikmati perjalanannya.Ela

  • Gairah Bad Boy Salah Sasaran    Getaran dan Adiksi

    "Kamu bisa pingsan di pelukanku!" Uh, Elang memang selalu penuh rayuan mematikan untuk Nindya yang sering naif dalam sebuah hubungan. "Apa Lala masih melihat kita?""Tidak, dia membuang muka!" Elang terkekeh, dia agak keterlaluan menciptakan suasana romantis bersama Nindya. Bukan hanya Lala yang gerah, tapi pria seumuran ayahnya yang sedari tadi memperhatikannya spontan memasang wajah dingin. "Siapa pria yang berdiri arah jam sembilan?"Nindya tidak menoleh tapi melihat dengan ekor matanya. "Oh … itu ayahku!""Hm … sepertinya aku dalam masalah!"Nindya terkikik melihat ekspresi Elang yang mendadak serius. "Tidak akan, kami sudah tidak bertegur sapa selama sepuluh tahun.""Apa alasan ibumu tidak mau datang karena situasi ini, karena ada ayahmu?""Mempelai wanita itu sepupuku dari keluarga ayah, jadi ayah pasti hadir, dan ibu menghindari masalah. Istri ayahku masih saja cemburu pada ibuku, dan selalu saja berusaha menying

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status