Share

Bertemu Kembali

Emily baru saja tiba di rumah Zack. Dia bermaksud membunyikan bel pintu ketika Emily menyadari kalau pintu sudah dalam keadaan sedikit terbuka.

Emily dengan hati-hati berjalan ke lorong dan berhenti. Dia mendengar napas mesra seorang pria dan seorang wanita.

Jantung Emily berhenti berdetak. Dengan hati-hati, dia melangkah menuju kamar tidur… seketika Emily membeku.

“Hibur aku dengan tubuhmu, Laila.”

Laila? Nama itu terdengar tak asing baginya.

Emily memekakkan telinganya, mencoba mendengarkan lebih banyak dari percakapan antara Zack, dengan seorang perempuan yang terduduk di atas sang pria.

“Emily seenaknya saja meninggalkanku." Zack menghela nafas. "Namun, yang paling sial adalah ... Benedict memutuskan untuk tidak berinvestasi di perusahaanku. Aku merasa seperti orang bodoh. Aku sangat membutuhkanmu sentuhanmu, sayang.” Ucap Zack dengan manja, bibirnya melengkung ke bawah.

Tiba-tiba, ruangan itu hening. Namun, yang terdengar hanyalah kecupan basah antara Zack dan wanita di atasnya itu.

Emily hanya bisa mengamati melalui celah di pintu, mencoba menunggu waktu yang tepat untuk melabrak pria bajingan itu. Padahal, emosinya sudah memuncah hingga wajahnya memanas.

"Mengapa Emily sampai meninggalkanmu, Zack? Emily kan gadis yang patuh," Gadis itu bercanda dengan tawa serak ketika ciuman mereka terlepas.

Zack mendengus. " Emily itu hanya gadis kaku yang idiot. Dia terlalu konservatif dan terlalu bodoh. Dia tak sepertimu yang manis dan lembut, sayang. Aku benar-benar mencintaimu."

Zack seketika menyerang bibir sang wanita, dan tak lama langsung menyentuh tubuhnya, membuat wanita di atasnya mengerang.

Tepat ketika wanita itu melenguh kenikmatan, dia menggerakkan kepalanya. Membuat Emily tersadar bahwa wanita yang ada di atas Zack adalah Laila, sepupunya. Rambut ikal pendeknya tergerai hingga ke bahu, terkunci dalam pelukan Zack.

Keduanya terlihat saling mengejar kepuasan. Emily yang terkesiap menutup mulutnya kaget.

Kenyataannya tampak menggelikan di matanya. Emily bertanya-tanya sudah berapa lama perselingkuhan ini terjadi. Zack benar-benar ‘menikamnya’ habis-habisan.

Emily bermaksud untuk pergi secara diam-diam, tapi, dia berubah pikiran. Mereka yang berselingkuh kenapa harus aku yang diam-diam berlari. Berpikir seperti itu, Emily lantas masuk.

"Brengsek kalian berdua! Ternyata kalian berdua berselingkuh di belakangku!" serunya.

Lalu tanpa babibu Emily melemparkan semua barang yang bisa ia raih di kamar itu ke arah Zack dan Laila.

“Bajingan dan jalang. Kalian memang cocok. Kudoakan hubungan kalian sampai ke pelaminan.” Emily melempar botol kaca parfum ke arah Zack.

Zack dan Laila yang kaget buru-buru menghindar. Namun, tak urung pecahan kaca yang menghantam dinding sempat mengenai leher Laila. Sedangkan Zack terkena di bagian pelipis.

Zack yang tidak terima lantas hendak menampar Emily. “Dasar jalang gila, apa yang kau lakukan pada Laila!?

Emily yang menyadari itu segera menghindar. Dia keluar rumah, namun sialnya di luar hujan deras. Emily berlari di dalam hujan melewati jalanan dan mobil-mobil yang melintas.

Entah karena kelelahan atau tekanan batin yang telah ia alami bertubi-tubi. Emily lantas terjatuh dalam posisi merangkak. Napasnya terengah-engah seolah terkena serangan panik. Tubuhnya basah kuyup, rambutnya sama saja. Senyum pahit terukir di bibirnya.

Bodoh sekali, bagaimana bisa aku mempertimbangkan untuk memberi pria brengsek itu satu kesempatan lagi?Emily tertawa terbahak-bahak, kemudian di detik selanjutnya dengan cepat dia kembali menangis.

Emily sudah siap memaafkan Zack pada malam sebelumnya, demi paman, keluarga dan perusahaan. Tapi sekarang? Itu adalah hal yang mustahil. Emily menggelengkan kepalanya, dari semua gadis, kenapa harus Laila.

Emily perlahan bangkit. Dia kembali berjalan, tapi hujan yang begitu deras membuat kepalanya terasa berputar. Detik selanjutnya Emily berakhir dengan kehilangan kesadaran.

***

Emily terbangun ketika sinar mentari masuk menelusup melalui jendela.

Emily mengerang sambil membuka mata. Dia duduk sembari menatap sekeliling. “Di mana aku?”

Ruangan yang ditempatinya saat ini sangat besar dan dilengkapi perabotan berwarna marun dan emas.

Tepat saat itu, Emily tiba-tiba teringat kalau ia semalam memergoki Zack dan Laila yang berselingkuh, lalu pingsan di tengah hujan.

Melihat ke bawah, Emily melihat kaki telanjangnya yang memakai baju dan rok panjang bunga-bunga. Ini bukan pakaiannya. Emily bergegas bangkit namun, kepalanya mulai terasa berputar lagi. Emily meraih lemari di samping tempat tidur untuk berpegangan.

Tepat saat itu, pintu menjeblak terbuka, menunjukkan seorang pria berambut perak yang menyambutnya dengan senyuman kecil.

“Sudah tidur panjangnya, tuan putri?”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status