Share

Melibatkanmu

“Apa maksudnya om, tante? Apa kalian tak mendengarku? Zack menjualku! Menjual keponakanmu kepada pria lain hanya untuk kepentingan bisnis. Dia sama sekali tidak menghargai aku dan Om. Bagaimana mungkin aku berhubungan kembali dengannya?”

Emily merasa tidak habis pikir. Bagaimana bisa, om dan tantenya tak merasa tersinggung sama sekali dan justru membela Zack?

“Aku tahu, Emily. Aku mengerti perasaanmu. Tapi, kamu juga tahu kan kalau perusahaan Om bergantung pada Zack. Om tidak bisa …”

Melihat Edward melemah, Regina mengambil alih, “Kau pikirkan ini, Emily. Aku dan Om-mu telah memberikan nafkah dan tempat tinggal untukmu selama ini. Kami melakukannya secara tulus dan tanpa mengharapkan pamrih," ucap tantenya, menatap Emily nanar, "Tapi, paling tidak kau tahu sedikitlah cara membalas budi, Emily. Zack melakukan itu untuk kepentingan bisnis berarti dia telah melakukan banyak pertimbangan untuk melakukannya.”

“Dengan menjualku? Aku bahkan belum menjadi istrinya! Tapi, dia telah berani melakukan hal gila seperti itu. Apalagi jika sudah menjadi istri. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini!,” Emily bersikeras. Dia tidak bisa membayangkan menghabiskan waktu seumur hidupnya bersama orang seperti Zack. Seumur hidup itu terlalu lama untuk dihabiskan dengan orang yang salah. Bisa-bisa Emily gila.

“Hei, bocah bodoh. Kau memang tidak bisa diajak bicara baik-baik ya. Otakmu itu bebal sekali. Kau masih saja bertindak egois dengan kelakuan jahatmu itu. Aku tidak mau tahu, pokoknya kau harus berbaikan dengan Zack. Aku tidak mau keluarga ini hancur gara-gara kau!”

Emily berlari ke kamar, dia tidak mau mendengarkan perkataan Regina yang menusuk hati. Kalau saja dia masih punya orang tua di sisinya pasti ada yang membelanya. Regina bahkan tidak peduli dengan penampilan Emily yang kusut dan acak-acakan.

Emily mengusap pipinya, tak lama Edward mengetuk pintu dan masuk. Dia terlihat lunglai dan lelah.

“Emily, maafkan Tantemu ya. Dia terlalu tajam dalam berbicara. Tapi, bagaimanapun semua yang dikatakan tantemu itu adalah benar. Meski kami menerima bagian ketika mengadopsimu, tapi bagian itu kami pergunakan untuk memberi keluarga kita nafkah. Memberimu kehidupan yang layak. Dan sekarang, perusahaan kita berada di ujung tanduk.”

Ketika Emily melihat wajah Edward yang kusut, seketika, hatinya terasa melunak. Edward adalah pamannya, keluarganya. Saat ini pamannya sedang kesulitan dan satu-satunya harapan pamannya untuk menyelesaikan masalah keluarga ini adalah dirinya.

Bagaimana mungkin dia bisa begitu egois hingga menghancurkan semua yang telah Edward kerjakan selama bertahun-tahun? Uang peninggalan ayahnya juga telah diinvestasikan di perusahaan itu.

Perusahaan itu adalah miliknya juga. Dia memiliki tanggung jawab untuk menjaganya agar tidak bangkrut. Paling tidak dia harus melakukannya demi alasan ini. Karena kata paman, hanya Emily yang bisa menyelesaikan masalah ini. Dia harus membantu Edward. Tidak demi Regina, tapi demi Edward, pamannya.

Emily lantas memeluk Edward. "Aku mengerti, Om. Maafkan aku. Aku akan segera berbaikan dengan Zack demi perusahaan kita."

Edward memeluknya erat-erat dan tersenyum. "Terima kasih, Emily. Kau memang keponakanku tersayang yang pengertian. Aku akan berbicara dengan Zack setelah kau berbaikan agar dia bisa memperlakukanmu dengan lebih baik di masa depan sekaligus meminta Zack berjanji agar kejadian itu tidak akan terulang lagi."

***

“Tuan Benedict, gadis itu bernama Emily Davis, usianya 22 tahun, dia dijodohkan dengan Zack oleh pamannya, Edward Davis, yang mengadopsinya. Sejak kuliah dia memiliki beberapa pekerjaan paruh waktu, salah satunya sebagai penyanyi cafe." Ucap James, asisten Benedict panjang lebar pada Benedict yang sedang berjemur di kursi tepian kolam renang.

Dia membungkuk lalu menyerahkan file yang diminta oleh Benedict kepada majikannya itu.

James agak mendecak di dalam hati, sebelumnya bosnya itu sempat berkata di mobil kalau, 'wanita itu bukan siapa-siapa' tapi, tahu-tahu minta dicarikan informasi mengenai 'wanita yang bukan siapa-siapa' itu.

Benedict melepaskan kacamata hitamnya, tangannya mulai bergerak membuka lembaran file.

‘Penyanyi? Pantas saja suaranya saat mengerang saat indah,’ gumam benedict pelan.

"Edward Davis menyarankan pernikahan dilakukan secepatnya. Seharusnya keduanya menikah setengah bulan lagi.”

Bukankah itu usia yang terlalu muda untuk menikah?

Memikirkan itu, Benedict mendengus, dia yakin ada sesuatu di sini. “Jadi, ada kesepakatan apa antara Edward dan Zack?"

James merasa sedikit kagum dengan naluri Benedict dalam mencium ketidakberesan. “Tuan benar, ada kesepakatan di antara keduanya. Perusahaan milik Edward sudah lama bangkrut, namun tertahan karena money laundry dari Zack. Tanpa bantuan Zack, perusahaan Edward hancur. Mungkin karena itulah Edward Davis sangat ingin menikahkan Emily dengan Zack Carson.”

Mata Benedict sedikit menggelap. Jadi itulah yang memotivasi mereka. Yang dipedulikan Edward Davis hanyalah uang, bahkan sampai tega menjual keponakannya sendiri kepada Zack.

Benedict melihat foto Emily yang ada di tangannya. Dia sudah mendengar sebelumnya kalau Emily putus dengan Zack saat di lampu merah. Tanpa sadar Benedict tersenyum, ketika mengingat rambut merah terang Emily yang tergerai di bawahnya.

Tak lama, terdengar suara dari belakangnya. Pagi itu, dia memang menerima permintaan pertemuan dari Zack.

Benedict meletakkan map file itu ke meja di sampingnya sedangkan James melangkah mundur untuk memberikan privasi meski masih dalam jarak bisa mendengar percakapan.

“Tuan Benedict yang terhormat,” sapa Zack dengan senyum sumringah.

“Aku tak ingin berbasa-basi denganmu, Zack. Katakan saja, mengapa kau mengirimkan kekasihmu padaku malam itu?" tanya Benedict dengan tatapan dingin, rahangnya mengeras, mencoba menahan emosinya.

Mendengar pertanyaan itu, Zack justru menyeringai, “Aku mengirimkan hadiah kepadamu, Tuan Benedict. Apa dia bukan seleramu?”

“Memangnya apa yang kau inginkan?”

Merasa Benedict telah masuk ke dalam jaring jebakannya, Zack pun tersenyum puas dan mendekar. "Begini, Tuan Benedict, aku baru saja berinvestasi dalam sebuah bisnis dan aku memerlukan suntikan dana. Tidak banyak, hanya 200 juta dolar saja. Ini adalah kerja sama yang menguntungkan, tolong bantu aku kali ini saja, Tuan!”

Benedict Maven, meskipun masih terbilang muda, dia dikenal sebagai pebisnis yang handal dan kejam di Maven Group. Kekuatan individunya di Maven Group bukanlah isapan jempol belaka.

Bibir tipis Benedict membentuk senyuman sinis, "Apa yang membuatmu berpikir kalau aku akan memberimu dua ratus juta dolar hanya untuk satu malam bersama calon tunanganmu itu?"

“Tuan Benedict!" Zack tergagap. "Emily dan Anda terlihat memasuki kamar pribadi Anda kemarin, dan itu tertangkap kamera pengawas hotel." Kilatan jahat di mata Zack mulai terlihat, "Bagaimana jika rekaman itu sampai beredar di publik? Apa yang akan mereka pikirkan tentang Anda jika mereka tahu kalau Anda tidur dengan calon tunangan rekan bisnis Anda? Anda mungkin saja akan kehilangan jabatan Anda sebagai CEO Maven Group ..."

James memelototi Zack, beraninya dia mengancam Benedict!

Benedict bangkit dari kursi lalu dengan tenang menghentikan James dengan tangannya, memberi isyarat untuk tetap tenang. Namun, James sendiri bisa melihat, manik gelap atasannya itu kini berkilat, menatap Zack dingin seolah akan melahap mangsanya.

“Apa saat ini kau sedang mengancamku, Zack Carson?"

Zack merasa dirinya membeku, "Oh, tidak, Tuan! Aku tidak bermaksud untuk mengancammu. Aku hanya ingin menjelaskan situasinya kepadamu, Tuan Benedict.”

"Keluar," Jawab Benedict sambil menunjuk ke pintu.

“Tuan Benedict, tolonglah." Zack menjadi gelisah.

"Haruskah aku mengulangi kata-kataku lagi?"

Zack akhirnya mundur, dia memohon pada Benedict untuk mempertimbangkannya lagi saat dia pergi.

Tak lama James menghampirinya, "Tuan, sepertinya Zack ada benarnya. Kita tidak bisa membiarkan rekaman itu sampai tersebar. Itu akan menghancurkan imejmu, Tuan Benedict.” Mendengar itu Benedict tersenyum datar.

Fakta kalau Benedict tidur dengan Emily akan menjadi hal yang lumrah jika Emily adalah miliknya, dan rekaman video pengawas itu akan menjadi tidak berguna.

Apalagi Emily dan Zack telah putus dan gadis itu juga sedang mencari pria kaya untuk menyelesaikan masalahnya. Jadi di sinilah dia, Benedict adalah jalan keluar bagi permasalahan Emily.

Memikirkan itu membuat Benedict tersenyum. Ini akan mudah, dan mungkin saja Benedict akan menikmatinya.

“Kau pikir, akan semudah itu, James? Biarlah dia bersenang-senang dengan permainan anak kecilnya.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status