18+ Niat ingin bertemu dengan calon tunangannya, Emily justru dimanfaatkan oleh kekasihnya, dan berakhir tidur dengan Benedict, CEO Maven Group yang dikenal dengan sebutan si arogan berambut perak! Di saat Emily berusaha melupakannya, Emily justru kembali bertemu dengan pria itu, bahkan ditawarkan untuk menjadi "wanita"nya! --- Benedict menyampirkan rambut Emily, lalu melabuhkan kecupannya di bibir gadis itu. Ciuman hangat itu dalam sekejap berubah menjadi panas, hingga membuat Emily meremang. Dia tak tahu, apa ini demam ataukah panas tubuh mereka berdua yang menyebabkannya. Emily tahu, dia harus memberikan sedikit makanan pada anjing pemburu agar mau berburu untuknya. Anggap saja ciuman ini adalah makanan itu. Jadi, ketika Benedict mulai bergerilya meminta lebih dari sekedar ciuman, Emily mendorong Benedict. Lalu, memberi satu tamparan keras pada pria itu, membuat Benedict yang tidak mengira akan hal tersebut tertegun. "Apa yang kau lakukan?" seru pria itu. Emily mengetatkan genggaman di tangannya. "Kau mengambil kegadisanku, Tuan berambut perak, setidaknya kau harus membiarkanku menamparmu meski sekali."
View More"Plak!" Satu tamparan keras melayang ke pipi Benedict."Apaan sih gigit-gigit? Kamu pikir aku ini mangsa vampire apa?"Emily menarik tali gaunnya yang nyaris robek lalu melepaskan sabuk pengaman. Namun, belum sempat dia keluar, Benedict menariknya hingga kembali ke posisi semula."Kamu mau kemana?""Tentu saja aku mau pulang.""Pulang? Apa maksudmu dengan pulang? Kamu pikir om dan tantemu akan menerimamu kembali ke rumah setelah kejadian tadi?"Emily menggigit bibirnya dengan kesal, "Ini semua gara-gara kamu. Ini salahmu. Kalau tidak karena ulahmu tadi aku tidak perlu menghadapi hal seperti ini. Sekarang, bahkan untuk pulang saja aku tidak bisa.""Apa yang sulit dengan itu? Kamu hanya perlu ikut denganku saja dan tinggal di kediamanku, Emily. The End. Masalah selesai.""Tidak semudah itu, Tuan Muda." Dia tidak mau tinggal dengan pria biadab ini dan masuk perangkap seperti ikan yang masuk ke dalam jaring.Benedict mengerutkan dahi, "Jangan katakan kalau kau bermaksud untuk mengingkari p
"Aku perlu mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi?" jawab Zack."Apa lagi yang perlu kau cari tahu, Zack," tukas Layla, "Sudah terlihat jelas kalau Emily itu telah berselingkuh dengan sepupumu. Itu semua sudah terlihat di depan mata."Zack menggelengkan kepalanya, "Itu tidak mungkin. Aku mengenal Emily. Dia gadis baik-baik. Jadi, itu adalah hal yang tidak mungkin kalau dia berkencan dan berselingkuh dengan sepupuku. Itu sungguh tidak masuk akal. Pasti ada konspirasi di sini. Aku perlu mencari tahu.""Zack," Layla lagi-lagi menahan lengan Zack, "Aku tidak ingin mengatakan ini dan menambah luka di hatimu. Tapi, malam sebelumnya aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Emily diantar oleh seorang pria yang tadi baru kuketahui kalau itu adalah pengawalnya sepupumu. Bahkan mobil yang digunakan pun sama. Itu mobil sepupumu. Emily memakai pakaian baru bermerek yang sudah dapat dipastikan tidak akan bisa dia dapatkan jika tidak berkencan dengan sepupumu itu. Dan kurasa Emily bahkan telah mel
Seorang pria tampan bertubuh tinggi tegap dengan setelan abu-abu terang melangkah masuk. Keanggunan dan kepercayaan dirinya terlihat sedemikian rupa hingga menarik perhatian semua orang yang ada di ruangan itu.Rambut peraknya membuat Emily menyadari kalau itu adalah Benedict, iblis yang melakukan perjanjian dengannya. Emily mengalami kelegaan sekaligus kebingungan karena Benjamin menyebut Benedict yang baru datang sebagai cucunya."Emily, kau pasti kaget melihat Benedict, dia adalah cucuku yang sudah lama di luar negeri mengurus bisnis keluarga, baru beberapa bulan ini dia kembali, jadi ini pasti pertama kalinya kalian bertemu," Benjamin memperkenalkan Emily pada Benedict, "Benedict, gadis ini adalah Emily, dia calon istri Zack."Benjamin baru saja menyelesaikan perkataannya ketika Benedict berjalan menghampiri Emily lalu berkata, "Tentu saja aku mengenal Emily, Kek. Tapi, bukan sebagai calon istri Zack melainkan wanita yang berkencan denganku. Emily adalah pacarku. Jika dia akan memi
"Halo!""Kau sudah tiba di rumah?" tanya suara dari seberang sana."Ya," sahut Emily ragu-ragu, "Ini kau?""Menurutmu siapa lagi kalau bukan aku?"Emily menarik napas, "Zack mengajakku untuk pergi bersama ke acara perjamuan. Di sana pasti akan ada pembicaraan soal pernikahan. Bagaimana caramu untuk membantuku?" Emily bercerita begitu saja pada Benedict. Toh, memang hal inilah yang menghubungkan mereka berdua."Kau pergi saja ke sana dengannya. Masalah lainnya aku yang atur," tegas Benedict. Meski tidak tahu dengan pasti apa rencana pria itu, tapi, sedikit banyak perkataan Benedict membuat Emily sedikit tenang.Tak lama setelah panggilan itu berakhir, Emily ke toilet. Begitu selesai, di lorong kamar dia bertemu dengan Layla yang menatapnya dengan sinis.Emily bermaksud untuk mengabaikannya saja saat Layla justru berkata, "Sepertinya sekarang kau menjadi sugar baby ya, Emily?" Dia terang-terangan menatap pakaian baru yang dikenakan Emily, kalau tidak dari menjadi sugar baby darimana Emil
Seolah mengerti, James memencet ikon di layar untuk membatasi area antara kursi penumpang dengan barisan sopir sehingga dapat memberi privasi bagi bosnya.Benedict menyampirkan rambut Emily, lalu melabuhkan kecupannya di bibir gadis itu. Ciuman hangat itu dalam sekejap berubah menjadi panas, hingga membuat Emily meremang. Dia tak tahu, apa ini demam ataukah panas tubuh mereka berdua yang menyebabkannya.Emily tahu, dia harus memberikan sedikit makanan pada anjing pemburu agar mau berburu untuknya. Anggap saja ciuman ini adalah makanan itu.Jadi, ketika Benedict mulai bergerilya meminta lebih dari ciuman dengan menangkup payudaranya, Emily mendorong Benedict. Lalu, memberi tamparan keras pada pria itu, membuat Benedict yang tidak mengira akan hal tersebut tertegun."Apa yang kau lakukan?" tanya pria itu.James yang ada di depan saja sampai terkejut, hingga ikut-ikutan bertanya, "Bos, kau tidak apa-apa? Apa kau membutuhkan bantuan?""Apa maksudmu dengan membutuhkan bantuan? Apa menurutmu
Hujan turun dengan derasnya, Emily buru-buru membuka payung yang ada di tangannya. Namun, meskipun begitu, payung kecil itu tak mampu melindungi dirinya dari percikan air hujan.Hari bahkan sudah menjadi gelap dan hampir tidak ada orang di jalan ini apalagi hujan turun dengan begitu derasnya sehingga tidak akan ada orang yang begitu bodohnya berada di luar ruangan. Tidak seperti dirinya. Dia pasti sudah sangat putus asa sampai mau berhujan-hujanan ria seperti ini.Kemarin telepon dari iblis berambut perak itu menyebutkan kalau mereka akan bertemu di tempat ini. Tapi, Emily tak menyangka kalau cuaca hari ini akan seburuk ini, untung saja dia sempat membawa payung tadi karena memang ketika berangkat dari rumah langit telah mendung. Lihat, bahkan langit saja tidak menyetujui pertemuan ini. Ini sepertinya adalah langkah yang buruk. Tapi, mau bagaimana lagi, hanya ini cara satu-satunya yang bisa ia lakukan.Sebuah mobil melaju kencang melewati genangan air yang berada tak jauh dari tempat
“Apa maksudmu!?”Permintaan gila dari pria di hadapannya seketika membuat Emily tercengang. Emily tidak menyangka kalau dia akan mengalami hal yang pernah ia baca di novel-novel picisan.Yang lebih membuatnya kesal, adalah betapa santainya pria itu berbicara terkait kepemilikan. Dia merasa dibeli!"Apa kau gila? Aku tidak akan segila itu menjual diriku kepadamu!” ucap Emily, menatap tajam ke arah Benedict. Tak menunggu balasan dari sang pria, Emily pun bergegas untuk pergi. Namun, sebelum itu, Emily menyempatkan diri untuk mengacungkan tinjunya ke arah Benedict sembari mengucapkan kata ‘bangsat’ dengan tanpa suara. Zack saja seperti itu, apalagi rekannya yang jelas-jelas telah 'melahapnya' ini. Emily tidak mau lepas dari mulut setan tapi justru masuk ke dalam pelukan iblis berambut perak ini.Emily lantas meminta pakaiannya pada Agnes dan berganti pakaian. Dia kemudian meninggalkan kediaman Benedict yang mengawasi Emily pergi dengan tawa kecil dan gelas alkohol di tangan.“Cih, kamu
“Kamu ...!”Rambut perak yang dia kenal, serta seringai yang membuatnya teringat ke malam itu seketika membuat emosi kembali memenuhi kepalanya.Emily buru-buru bangkit dari tempat tidur, bermaksud untuk kabur dari tempat itu, namun rasa pusing menusuk kepalanya hingga membuatnya pandangannya menjadi kabur.Belum sempat kaki jenjangnya menyentuh lantai, Benedict melingkarkan lengan kekarnya di pinggang Emily."Lepaskan aku!" Teriak Emily dengan keras, mencoba mencari pertolongan dari siapapun yang ada di rumah besar itu. Emily menyapukan kukunya ke wajah pria itu, membuat Benedict mengumpat dengan keras. Namun meskipun ada rasa perih yang menjalari wajahnya, Benedict tetap tidak melepaskan pegangannya.Karena melepaskan berarti menjatuhkan ke lantai. Sedangkan kondisi wanita dengan kuku bak Wolverine ini masih belum stabil.Sebagai gantinya Benedict mengangkat Emily ke dalam pelukannya lalu menjatuhkannya ke tempat tidur."Jangan berani-berani turun dari ranjang ini." Dia memperingat
Emily baru saja tiba di rumah Zack. Dia bermaksud membunyikan bel pintu ketika Emily menyadari kalau pintu sudah dalam keadaan sedikit terbuka.Emily dengan hati-hati berjalan ke lorong dan berhenti. Dia mendengar napas mesra seorang pria dan seorang wanita.Jantung Emily berhenti berdetak. Dengan hati-hati, dia melangkah menuju kamar tidur… seketika Emily membeku. “Hibur aku dengan tubuhmu, Laila.” Laila? Nama itu terdengar tak asing baginya. Emily memekakkan telinganya, mencoba mendengarkan lebih banyak dari percakapan antara Zack, dengan seorang perempuan yang terduduk di atas sang pria. “Emily seenaknya saja meninggalkanku." Zack menghela nafas. "Namun, yang paling sial adalah ... Benedict memutuskan untuk tidak berinvestasi di perusahaanku. Aku merasa seperti orang bodoh. Aku sangat membutuhkanmu sentuhanmu, sayang.” Ucap Zack dengan manja, bibirnya melengkung ke bawah.Tiba-tiba, ruangan itu hening. Namun, yang terdengar hanyalah kecupan basah antara Zack dan wanita di atasn
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.