Share

Chapter 6

Penulis: Rayana Lovely
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-15 12:55:46

Di sebuah restoran yang cukup ternama di salah satu hotel berbintang lima, Tristan dan beberapa staf perusahaan, sedang sibuk membahas tentang apa saja yang menjadi target utama mereka dalam upaya pengembangan bisnis. Miko sebagai kaki tangan dan juru bicara Tristan, dengan lantang menerangkan dan menjelaskan bagaimana caranya agar perusahaan mereka dapat berkembang dengan optimal, meski nyatanya perusahaan itu sendiri sudah berkembang pesat.

Miko memberi arahan kepada para karyawan yang baru bergabung di perusahaan itu agar mereka dapat bekerja dengan baik dan dapat mempertahankan pencapaian perusahaan saat ini. Terlihat para staf karyawan begitu menyimak dan sesekali merespon apa yang disampaikan oleh Miko. Mereka tampak antusias dan manggut-manggut ketika Miko memberi arahan.

Namun, tidak bagi Tristan. Pria bertampang keras itu terlihat tak menyimak apa yang Miko dan karyawannya perbincangkan. Ia malah asik dengan fantasinya sendiri. Memandang lurus ke sudut tembok dengan mata yang menyala dan tak berkedip. 

"Tuan Tristan, bagaimana pendapat Anda?" Miko melayangkan pertanyaan yang sama sekali tak direspon oleh Tristan. Tristan diam tak bergerak. Pandangannya pun terlihat kosong seperti orang yang sedang melamun. Dan, memang nyatanya pria itu tengah melamun kan?

Pemandangan itu membuat Miko dan para karyawan lainnya ikut begong. Mereka heran menyaksikan pria berwajah tegas itu termangu, memandang lurus ke depan tanpa kedip sedikit pun. Sama-sama mereka mengikuti kemana arah pandang bos mereka itu. Bingung, ketika tak menemukan hal yang menarik perhatian.

Kedua bola mata Tristan hanya mengarah pada sebuah tembok. Ada beberapa pelayan restoran yang sibuk hilir mudik melewati tembok itu dengan membawakan pesanan. Membuat mereka semakin bingung, hal apa yang membuat Tristan terpaku. Matanya juga tidak bergerak mengikuti gerak-gerik pelayan. Lalu, siapa yang dia lihat? Tidak mungkinkan atasan mereka itu mengagumi tembok yang tidak bernyawa! Lalu, apa yang menarik perhatian Tristan sampai ia termangu seperti itu?

Saling memandang, saling mengangkat bahu. Itulah yang para karyawan itu lakukan. Bingung dengan sikap bos mereka saat ini.

"Tuan, Tristan!" tegur Miko lagi. Pelan, namun tegas.

Tristan tak berkutik. Masih diam dalam lamunan.

"Tris!" Miko menyenggol pelan lengan Tristan dengan lengannya. Sesekali melirik ke arah karyawan yang masih terpaku bingung menatap Tristan.

Tristan dibuai angan. Bayang-bayang Grizelle muncul di pelupuk matanya. Melambai-lambai di sudut ruangan. Tersenyum manis penuh godaan. Seakan merayunya untuk mendekat.

"Tristan!" bentak Miko. Terpaksa ia lakukan karena atasannya itu benar-benar sudah seperti orang gila.

'Hah!'

Dengan mata yang membulat, Tristan tersentak kaget. Buyar dari lamunan. Celengak-celenguk seperti orang begok. Memandang satu persatu wajah mereka yang melihatnya serius.

"Ada apa?" tanyanya bingung.

"Ada apa ...?" Miko membeo.

Melihat wajah tegas Miko, Tristan segera tersadar. Sadar kalau dia sedang berada di tengah-tengah bawahannya yang menunggu instruksi darinya.

"Hh, sorry! Aku tidak konsentrasi," akunya hanya pada Miko. Ya, mungkin hanya pada orang-orang tertentu saja Tristan mau mengutarakan kata sorry atau maaf. Seperti yang dia lakukan saat ini pada Miko.

"Apa yang sedang kau pikirkan, Tristan!" bisik Miko dengan nada tegas dan sedikit menggeram.

"Tidak ada. Aku hanya butuh istirahat. Pikiranku sedang kacau," bisik Tristan pula. Memijat-mijat pelipisnya.

"Apa karna gadis itu?" tebak Miko.

Tristan menghela nafas panjang. Tebakan Miko benar adanya.

"Ya! Gadis itu memenuhi otakku saat ini. Aku jadi tidak dapat berkonsentrasi," jawab Tristan jujur.

Miko menggeleng. Menghembuskan nafas berat. Tidak habis pikir dengan sikap Tristan beberapa hari ini.

"Jadi bagaimana? Menurutmu apa kita harus menunda meeting kali ini?" 

Tristan membenarkan posisi duduknya.

"Tidak perlu! Kau selesaikan saja semuanya. Sampaikan apa yang perlu kau sampaikan. Bagaimanapun keputusanmu, aku akan menyetujuinya. Aku percaya padamu!" Ia berdiri tegak, mengambil tas dan ponselnya, tersenyum kecil sambil menepuk pelan bahu Miko, kemudian pergi meninggalkan Miko dan yang lainnya.

Jika sudah begini, Miko hanya dapat mengelengkan kepalanya. Tristan seperti orang yang baru pertama mengenal cinta. Padahal, sudah banyak wanita yang pernah dia tiduri, tapi tak satupun dari mereka yang mampu mencuri hati Tristan. Perhatian dan pikirannya hanya tertuju pada Grizelle. Gadis belia yang baru dua bulan ini dia kenal.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Gairah CEO Yang Mengancam   Chapter 16

    Cahaya keemasan pada lampu di bagian koridor hotel sangat kontras menyirami raga dua insan yang tubuhnya saling berdesakan. Sinar kekuningan itu seakan menjadi saksi bisu atas perlakuan semena-mena Tristan terhadap Grizelle. Disaat seperti itu yang terdengar hanyalah sayub-sayub suara musik klasik yang tentunya mengiringi rasa suka cita para tamu undangan di bagian ballroom hotel.Kedua tubuh itu tak lagi berjarak. Tristan tak lagi memberi ruang pada raga gadis belia yang menjadi teman kencannya malam ini. Sepertinya ia benar-benar ingin menuntaskan hasratnya— pada gadis remaja yang berada dalam kendalinya. Yang ia sendiri menyadari kalau Grizelle telah pasrah dalam kungkungannya.Well, apakah ini yang dinamakan kesempatan kedua untuk Tristan?Grizelle yang merasa tubuhnya semakin terdesak ke dinding, tidak mampu melawan

  • Gairah CEO Yang Mengancam   Chapter 15

    Grizelle memahami apa yang ada dipikiran Tristan. Pria itu berubah gusar pasti karena mendengar bantahan yang keluar dari mulutnya terhadap ucapan Deby. Grizelle menepis ucapan Deby karena memang di antara dia dan Tristan tidak terjalin hubungan apa-apa. Bahkan untuk menganggap hubungan itu sekedar pertemanan pun, Grizelle sangat meragukannya.Betapa keruhnya air muka Tristan saat ini. Wanita yang sudah dianggapnya paling spesial, dengan berani berkata kalau ia dan dirinya tidak mempunyai hubungan apa-apa. Hatinya terluka. Sebab ia merasa seperti tidak dianggap oleh Grizelle. Meskipun Tristan tidak menepis apa yang keluar dari mulut Grizelle, namun dari raut wajah yang ia tampilkan cukup membuat siapapun yang melihatnya sadar, kalau pria itu sedang tidak dalam kondisi baik.Tristan mencoba menahan diri agar tidak larut dalam emosi meski ia merasa sikap itu sungguh

  • Gairah CEO Yang Mengancam   Chapter 14

    Malam semakin larut. Waktu yang berangsur naik sama sekali tidak berdampak apa-apa pada jalanan yang masih saja terlihat ramai. Langit yang menggelap karena ditinggal hangatnya sinar mentari, membuat cuaca menjadi dingin. Sebab angin malam datang berhembus semilir membuat malam kian terasa syahdu. Ada bulan di atas sana yang tengah menampakkan diri. Seakan tidak sungkan berdampingan bersama gelapnya suasana malam. Memancarkan sinar emas yang begitu elok menyirami bumi. Begitu indah memantul di tiap-tiap jendela pada gedung-gedung yang menjulang. Ketika sinarnya berpadu bersama kelap kelip lampu jalanan, ketika itu pula sudut kota terlihat cantik dan begitu estetik. Suasana di golden ballroom hotel bintang lima yang Tristan dan Grizelle hadiri berubah kian harmonis. Irama musik yang tadinya bergenre balada, kini berganti dengan alunan musik klasik. Musik bernua

  • Gairah CEO Yang Mengancam   Chapter 13

    Desiran angin malam menyapa lembut wajah dan rambut Grizelle. Hingga rambut lurus sebahu itu terhembus melayang ke belakang karenanya. Kedua kelopak mata Grizelle urung berkedip, memaksa dua bola mata indah itu agar tetap membulat. Grizelle tercengang. Di hadapannya muncul sosok pria yang begitu mempesona.Tristan Satria Adinata, turun dari mobil mewahnya. Berjalan dengan gagah mendekati Grizelle yang tergemap melihat penampilannya. Tristan terlihat begitu jantan dengan setelan jas berwarna hitam. Dua kancing kemeja putih yang berada di balik jas hitamnya sengaja ia buka. Menampilkan dada bidangnya yang begitu menggairahkan. Rambutnya disisir begitu rapi. Wajahnya begitu tampan dengan senyum yang mengembang. Meski senyum itu bukanlah senyum yang mempunyai maksud buruk, namun senyum itu tetap saja terlihat menyeramkan. Sepertinya, garis keras wajah Tristan memang sudah bawaan lahir.Tristan mengamati Grizelle dari ujung kaki sampai ujun

  • Gairah CEO Yang Mengancam   Chapter 12

    Ceklek!"Tristan, malam i—"'Ya, Tuhan—'Miko tercegang. Membeku di tempat. Bagaimana tidak, retinanya menangkap jelas adegan Tristan dan Grizelle. Adegan romantis seperti yang terjadi di drama-drama di televisi.Sontak Grizelle menolak dada Tristan. Kaget dengan kehadiran Miko yang secara tiba-tiba muncul di ruangan itu. Tristan yang lemah karena dikuasai hasrat, harus kalah dari tenaga Grizelle yang sebenarnya tidak berarti apa-apa baginya. Tangannya tersingkir dari pinggang ramping gadis itu. Tristan pun tersadar dari halusinasi. Segera Grizelle bergerak menjauh. Tubuhnya seperti melompat keluar dari tubuh Tristan yang mengurung tubuhnya.Grizelle meraba bagian belakang lehernya. Salah tingkah karena Miko masih menatapnya dengan heran. Atau mungkin pria itu kaget karena tidak menyangka kenapa ia dan Tristan dalam posisi seperti tadi."Maa

  • Gairah CEO Yang Mengancam   Chapter 11

    Tik! Tik! Tik!Dentingan jarum jam terdengar begitu nyaring. Dalam ruangan yang sejuk itu, dua anak manusia yang berlawanan jenis saling beradu pandang dengan ekspresi yang sangat bertolak belakang.Yang satu memancarkan aura kemarahan dengan mimik angkuh, dan yang satu memancarkan aura kesal karena merasa tidak senang dengan perlakuan pria itu kepadanya. Gadis itu kesal setiap kali melihat wajah orang yang ada di depannya. Semua yang tergambar di wajah mereka, tentu saja menggambarkan suasana hati yang tengah mereka rasakan.Tristan Satria Adinata, dengan kedua tangan yang berada di dalam saku celana. Berdiri tegak sejajar dengan gadis yang begitu menekan kejiwaannya. Ia amati wajah dan tubuh Grizelle dengan seksama. Menikmati fantasinya yang selalu saja h

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status