Tristan Satria Adinata, seorang laki-laki tampan dan mapan berusia 35 tahun, terjebak cinta pada gadis belia berusia 15 tahun bernama Grizelle Lasmaya. Grizelle adalah seorang gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA. Gadis itu selalu membantu orangtuanya bekerja di kantin sebuah perusahaan yang dikelola oleh keluarga Adinata saat sepulang sekolah. Paras Grizelle yang rupawan ternyata membuat Tristan jatuh hati hingga tidak ada tempat untuk wanita lain. Meski sudah berkali-kali mencoba melabuhkan hasrat pada wanita lain, tapi laki-laki yang menjabat sebagai CEO di perusahaan itu tidak juga mendapatkan kepuasan batiniah. Ingin mencoba mendekati Grizelle, tapi Tristan sadar mereka terpaut usia yang cukup jauh. Maka, laki-laki itu mengambil keputusan untuk menunggu Grizelle paling tidak sampai usianya 18 tahun. Tiga tahun menunggu kuncup itu mekar, membuat Tristan semakin arrogan. Sebab Grizelle tak pernah sekalipun menunjukkan rasa suka padanya. Dan kemarahan Tristan memuncak ketika dia mengetahui Grizelle sudah memiliki seorang kekasih. Laki-laki itu dengan serta-merta mengancam Grizelle agar mau menikah dengannya, namun Grizelle menolak mentah-mentah. Tapi Tristan tidak kehabisan akal. Laki-laki itu mengancam akan mengusir Grizelle dan orang tuanya dari kantin yang menjadi sumber kehidupan Grizelle dan keluarganya selama bertahun-tahun, jika Grizelle tidak mau menikah dengannya. Tristan juga mengancam Grizelle dengan dalil hutang piutang orang tuanya. Apakah Grizelle akan rela dinikahi oleh pria arrogan yang usianya terpaut 20 tahun lebih tua? Yang tentu saja sama sekali tidak dia cintai ....
View MoreRingkasan Cerita š
Grizelle Lasmaya, tidak menyangka akan terpenjara pada gairah laki-laki dewasa yang ingin memperistrinya. Adalah Tristan Satria Adinata, seorang pria mapan yang merupakan CEO di perusahaan, memaksa Grizelle agar mau menikah dengannya.
Awalnya Tristan mencoba untuk bersikap baik kepada Grizelle. Ia ingin membuat Grizelle mencintainya tanpa paksaan, meski dari sudut pandang Grizelle, sikap baik Tristan tetap saja terlihat menyeramkan. Namun, ketika ia tahu Grizelle telah mempunyai kekasih, Tristan murka luar biasa. Kelembutan yang selama ini ia tunjukkan seketika lenyap.
Tristan kembali bersikap semena-mena dan acapkali mengancam gadis tersebut. Kemarahannya semakin memuncak tatkala Grizelle dengan serta-merta menolak keinginannya agar mau menikah dengannya. Sejak saat itu, Tristan benar-benar kembali pada sikap arrogannya. Setiap hari hanya ada kemurkaan yang terpancar dari raut wajahnya.
Tristan melakukan berbagai cara agar dapat memiliki Grizelle seutuhnya. Termasuk dengan mengancam kedua orang tua Grizelle. Tristan bersikukuh akan mengusir mereka jika Grizelle tetap tidak mau diperistri olehnya. Ia juga meminta agar semua uang yang pernah mereka pinjam secepatnya segera dikembalikan, berhubung karena Tristan merupakan investor dari usaha kecil yang mereka geluti.
Dan atas dasar itu, Grizelle tidak dapat lagi menolak keinginan Tristan untuk menikahinya. Sebab ia dan keluarganya tidak memiliki uang untuk membayar semua tagihan yang dilayangkan Tristan.
"Kau adalah pria yang egois!" cela Grizelle disuatu kesempatan.
"Kau yang membuatku seperti ini!" balas Tristan tegas dan lantang. Berdiri kokoh di hadapan gadis yang sengaja menemuinya di suatu tempat.
"Dengar, kau hanya perlu mengikuti apa yang ku mau. Jika kau bersikap baik kepadaku, aku juga akan memperlakukanmu dan keluargamu dengan baik. Tapi jika kau berbuat sebaliknya ...."
Tristan diam sesaat. Menatap mata Grizelle yang menyala karena memendam sebuah kemarahan. Berharap gadis itu bisa menebak apa yang akan dia katakan selanjutnya. Tetapi, karena Grizelle tak merespon, Tristan kembali melanjutkan apa yang ingin dia sampaikan.
"Aku rasa kau tau bagaimana perlakuanku kepada orang-orang yang menentangku! Kau masih ingin melihat keluargamu bahagia tanpa terbebani hutang kan?"
Kedua tangan Grizelle terkepal. Rahangnya mengeras, sebab dia sedang menahan emosi yang sudah mencapai ubun-ubun. Namun, apalah daya. Grizelle tidak dapat menolak keinginan Tristan, karena selain Tristan adalah pemilik semua aset perusahaan, laki-laki itu juga merupakan investor dari usaha yang digeluti orang tuanya. Maka dengan alasan itu, Tristan berhasil menguasai hidup Grizelle. Mereka menikah di suatu tempat.
"Kau boleh menyentuhku asal dengan satu syarat!" ucap Grizelle di suatu malam saat mereka baru saja selesai mengikat tali pernikahan.
"Apa itu?" tanya Tristan antusias. Memandang wajah Grizelle dengan penuh gairah. Malam ini adalah malam pertama mereka. Dan gadis yang dia kagumi itu tengah terbaring di bawah kungkungannya.
"Jangan paksa aku untuk mengandung anakmu!" lontar Grizelle dengan suara parau. Sebab ia sedang berusaha memendam rasa takut dan juga menahan tangis.
Tristan melayangkan tatapan elang. Tatapan yang membuat seluruh tubuh Grizelle bergetar hebat.
"Aku tidak mau punya anak darimu. Aku tidak akan pernah sudi melahirkan keturunan seperti dirimu!" sembur gadis itu. Kali ini dengan nada yang cepat dan lantang. Ada bulir bening di sudut matanya.
Tristan terdiam. Kedua manik matanya mengunci retina mata Grizelle dengan tajam. Tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh wanitanya itu. Sungguh dia tidak senang mendengar syarat yang diajukan Grizelle. Ini penghinaan baginya. Dia ingin marah, tapi dia tahan amarahnya. Sebab Grizelle adalah gadis yang dia ingini sejak dulu. Terbit seringai tajam dari sudut bibir laki-laki sangar itu. Membuat Grizelle menutup kelopak matanya karena takut dengan tatapan Tristan yang mengancam.
"Aku bukan pria yang bisa menerima permintaan dengan terpaksa! Apalagi permintaan itu sangat tidak masuk akal bagiku! Aku tidak dapat mentolerirnya!" balas Tristan tegas.
Pernyataan Tristan barusan berhasil membuat kelopak mata Grizelle kembali terbuka. Mata indah itu sudah dipenuhi oleh genangan air asin. Namun, si pemilik mata mencoba untuk menahannya agar tidak jatuh.
Jari jemari Tristan bergerak menyusuri wajah Grizelle. Menari-nari di pipi hingga ke lehernya.
"Kau istriku! Aku berhak atas tubuhmu. Dan di tubuhmu inilah aku akan menanam benihku! Tidak ada yang dapat mencegahku termasuk kau, meski kau sendiri adalah si pemilik badan!"
Dan air mata Grizelle pun jatuh satu-satu. Mengalir begitu deras menuju telinganya. Sebab gadis itu sedang berbaring dan tengah berada di bawah kungkungan suaminya. Bersiap untuk menerima sentuhan selanjutnya yang sudah pasti akan diberikan Tristan kepadanya meski sebenarnya, Grizelle tidak siap dengan semua tugas baru yang akan dia hadapi ke depan. Ia tidak menyangka akan menjadi istri dari pria yang usianya jauh di atas usianya. Istri dari pria yang sangat dibencinya.
Malam itu, Tristan menaklukkan gairah yang selama ini menekan kejiwaannya. Pria arrogan itu sama sekali tidak mempedulikan perasaan istrinya meski wanita itu menangis dan merintih pilu karena menahan sakit akibat perlakuan kasar dari dirinya.
Cahaya keemasan pada lampu di bagian koridor hotel sangat kontras menyirami raga dua insan yang tubuhnya saling berdesakan. Sinar kekuningan itu seakan menjadi saksi bisu atas perlakuan semena-mena Tristan terhadap Grizelle. Disaat seperti itu yang terdengar hanyalah sayub-sayub suara musik klasik yang tentunya mengiringi rasa suka cita para tamu undangan di bagian ballroom hotel.Kedua tubuh itu tak lagi berjarak. Tristan tak lagi memberi ruang pada raga gadis belia yang menjadi teman kencannya malam ini. Sepertinya ia benar-benar ingin menuntaskan hasratnya— pada gadis remaja yang berada dalam kendalinya. Yang ia sendiri menyadari kalau Grizelle telah pasrah dalam kungkungannya.Well, apakah ini yang dinamakan kesempatan kedua untuk Tristan?Grizelle yang merasa tubuhnya semakin terdesak ke dinding, tidak mampu melawan
Grizelle memahami apa yang ada dipikiran Tristan. Pria itu berubah gusar pasti karena mendengar bantahan yang keluar dari mulutnya terhadap ucapan Deby. Grizelle menepis ucapan Deby karena memang di antara dia dan Tristan tidak terjalin hubungan apa-apa. Bahkan untuk menganggap hubungan itu sekedar pertemanan pun, Grizelle sangat meragukannya.Betapa keruhnya air muka Tristan saat ini. Wanita yang sudah dianggapnya paling spesial, dengan berani berkata kalau ia dan dirinya tidak mempunyai hubungan apa-apa. Hatinya terluka. Sebab ia merasa seperti tidak dianggap oleh Grizelle. Meskipun Tristan tidak menepis apa yang keluar dari mulut Grizelle, namun dari raut wajah yang ia tampilkan cukup membuat siapapun yang melihatnya sadar, kalau pria itu sedang tidak dalam kondisi baik.Tristan mencoba menahan diri agar tidak larut dalam emosi meski ia merasa sikap itu sungguh
Malam semakin larut. Waktu yang berangsur naik sama sekali tidak berdampak apa-apa pada jalanan yang masih saja terlihat ramai. Langit yang menggelap karena ditinggal hangatnya sinar mentari, membuat cuaca menjadi dingin. Sebab angin malam datang berhembus semilir membuat malam kian terasa syahdu. Ada bulan di atas sana yang tengah menampakkan diri. Seakan tidak sungkan berdampingan bersama gelapnya suasana malam. Memancarkan sinar emas yang begitu elok menyirami bumi. Begitu indah memantul di tiap-tiap jendela pada gedung-gedung yang menjulang. Ketika sinarnya berpadu bersama kelap kelip lampu jalanan, ketika itu pula sudut kota terlihat cantik dan begitu estetik. Suasana di golden ballroom hotel bintang lima yang Tristan dan Grizelle hadiri berubah kian harmonis. Irama musik yang tadinya bergenre balada, kini berganti dengan alunan musik klasik. Musik bernua
Desiran angin malam menyapa lembut wajah dan rambut Grizelle. Hingga rambut lurus sebahu itu terhembus melayang ke belakang karenanya. Kedua kelopak mata Grizelle urung berkedip, memaksa dua bola mata indah itu agar tetap membulat. Grizelle tercengang. Di hadapannya muncul sosok pria yang begitu mempesona.Tristan Satria Adinata, turun dari mobil mewahnya. Berjalan dengan gagah mendekati Grizelle yang tergemap melihat penampilannya. Tristan terlihat begitu jantan dengan setelan jas berwarna hitam. Dua kancing kemeja putih yang berada di balik jas hitamnya sengaja ia buka. Menampilkan dada bidangnya yang begitu menggairahkan. Rambutnya disisir begitu rapi. Wajahnya begitu tampan dengan senyum yang mengembang. Meski senyum itu bukanlah senyum yang mempunyai maksud buruk, namun senyum itu tetap saja terlihat menyeramkan. Sepertinya, garis keras wajah Tristan memang sudah bawaan lahir.Tristan mengamati Grizelle dari ujung kaki sampai ujun
Ceklek!"Tristan, malam i—"'Ya, Tuhan—'Miko tercegang. Membeku di tempat. Bagaimana tidak, retinanya menangkap jelas adegan Tristan dan Grizelle. Adegan romantis seperti yang terjadi di drama-drama di televisi.Sontak Grizelle menolak dada Tristan. Kaget dengan kehadiran Miko yang secara tiba-tiba muncul di ruangan itu. Tristan yang lemah karena dikuasai hasrat, harus kalah dari tenaga Grizelle yang sebenarnya tidak berarti apa-apa baginya. Tangannya tersingkir dari pinggang ramping gadis itu. Tristan pun tersadar dari halusinasi. Segera Grizelle bergerak menjauh. Tubuhnya seperti melompat keluar dari tubuh Tristan yang mengurung tubuhnya.Grizelle meraba bagian belakang lehernya. Salah tingkah karena Miko masih menatapnya dengan heran. Atau mungkin pria itu kaget karena tidak menyangka kenapa ia dan Tristan dalam posisi seperti tadi."Maa
Tik! Tik! Tik!Dentingan jarum jam terdengar begitu nyaring. Dalam ruangan yang sejuk itu, dua anak manusia yang berlawanan jenis saling beradu pandang dengan ekspresi yang sangat bertolak belakang.Yang satu memancarkan aura kemarahan dengan mimik angkuh, dan yang satu memancarkan aura kesal karena merasa tidak senang dengan perlakuan pria itu kepadanya. Gadis itu kesal setiap kali melihat wajah orang yang ada di depannya. Semua yang tergambar di wajah mereka, tentu saja menggambarkan suasana hati yang tengah mereka rasakan.Tristan Satria Adinata, dengan kedua tangan yang berada di dalam saku celana. Berdiri tegak sejajar dengan gadis yang begitu menekan kejiwaannya. Ia amati wajah dan tubuh Grizelle dengan seksama. Menikmati fantasinya yang selalu saja h
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments