Home / Romansa / Gairah Cinta CEO dan Peramalnya / Bab 148: Menyusun Ulang Makna Kehidupan

Share

Bab 148: Menyusun Ulang Makna Kehidupan

last update Last Updated: 2025-05-22 21:05:51

Hari Kesembilan.

Pagi itu, udara di kawasan pegunungan Banten terasa lebih tenang dari biasanya. Embun masih menggantung di dedaunan, dan suara burung saling bersahutan. Anya bangun lebih awal, duduk di beranda kamarnya sambil memeluk lutut, membiarkan udara pagi menyapa wajahnya yang tampak lebih lembut—meski jejak luka batin masih belum benar-benar pudar.

Hari kesembilan dalam program 100 hari terapi ini mengangkat tema besar: "Rekonstruksi Makna Kehidupan Setelah Kehilangan." Para peserta, termasuk Anya, perlahan mulai diarahkan untuk tidak hanya memproses kesedihan, tetapi mulai menata ulang fondasi hidup mereka yang baru—tanpa kehadiran sosok yang dicintai.

06.30 – Meditasi Tematik: "Tujuan yang Retak"

Fasilitator: Bhante Kavisara – praktisi meditasi dan guru filsafat timur

Durasi: 45 menit

Lokasi: Gazebo bambu yang menghadap lembah

Dalam sesi ini, peserta diajak bermeditasi dengan teknik Metta Bhavana—kasih sayang. Setelah tenang, mereka diajak membayangkan bagaimana rencana mas
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 149: Membangun Jembatan Baru

    11.00 – Ritual Pelepasan SimbolikDipimpin oleh: Tim Psikospiritual & Terapi SimbolikKegiatan:Peserta diminta menulis nama orang yang telah pergi di selembar daun keringDaun tersebut lalu dihanyutkan ke sungai kecil di belakang lokasiSelama proses, peserta menyebutkan dalam hati kalimat afirmasi:“Aku mencintaimu, aku merindukanmu, tapi aku melepaskanmu kembali kepada cahaya.”Anya menuliskan nama “Rio” di atas daun jati. Saat meletakkannya di permukaan air, matanya basah. Tapi bukan air mata keputusasaan, melainkan air mata keikhlasan yang mulai tumbuh.13.00 – Makan Siang & Sesi Berbagi SunyiTidak ada dialog keras. Para peserta duduk di meja panjang dengan lilin kecil. Mereka makan dalam diam. Setiap gerakan dilakukan dengan kesadaran penuh—dari menyendok nasi, merasakan hangatnya kuah, hingga meneguk air.Anya sempat menoleh ke seorang ibu tua yang duduk di seberangnya. Ibu itu tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Anya membalas dengan mengangguk pelan. Mereka tak perlu bicara—k

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 148: Menyusun Ulang Makna Kehidupan

    Hari Kesembilan.Pagi itu, udara di kawasan pegunungan Banten terasa lebih tenang dari biasanya. Embun masih menggantung di dedaunan, dan suara burung saling bersahutan. Anya bangun lebih awal, duduk di beranda kamarnya sambil memeluk lutut, membiarkan udara pagi menyapa wajahnya yang tampak lebih lembut—meski jejak luka batin masih belum benar-benar pudar.Hari kesembilan dalam program 100 hari terapi ini mengangkat tema besar: "Rekonstruksi Makna Kehidupan Setelah Kehilangan." Para peserta, termasuk Anya, perlahan mulai diarahkan untuk tidak hanya memproses kesedihan, tetapi mulai menata ulang fondasi hidup mereka yang baru—tanpa kehadiran sosok yang dicintai.06.30 – Meditasi Tematik: "Tujuan yang Retak"Fasilitator: Bhante Kavisara – praktisi meditasi dan guru filsafat timurDurasi: 45 menitLokasi: Gazebo bambu yang menghadap lembahDalam sesi ini, peserta diajak bermeditasi dengan teknik Metta Bhavana—kasih sayang. Setelah tenang, mereka diajak membayangkan bagaimana rencana mas

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 147: Menyapa Emosi yang Terpendam

    12.00 – Makan Siang & Istirahat TenangMenu:Sayur lodeh santan tipisIkan nila panggang sambal dabuPepaya potongInfused water daun mint dan jeruk nipis14.00 – Workshop: “Menyentuh Diri dengan Kasih”Fasilitator: Laily Maeswara, Terapis Self-Compassion dan Touch TherapyIsi Workshop:Latihan self-compassion touch (menyentuh dada, wajah, atau pipi sendiri sambil berkata lembut)Menulis ulang narasi tubuh: dari “kenapa tubuhku lemah?” menjadi “terima kasih sudah bertahan”Membuat self-care kit berisi rempah, aromaterapi, dan afirmasi personalAfirmasi yang dibuat Anya dan disimpan dalam kantong aroma lavender:“Tubuhku adalah rumah yang telah menyelamatkanku. Aku mencintaimu meski kamu sering lelah.”16.00 – Sesi Renungan & Minum Jamu BersamaSetiap peserta duduk di lingkaran bambu. Disajikan jamu manis pahit: campuran temulawak, kayu manis, dan madu. Disimbolkan bahwa jamu seperti hidup—ada getir, ada hangat, dan ada manisnya di akhir.Renungan Anya:“Hari ini aku tahu, tubuhku buka

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 146: Menyembuhkan Inner Child

    Hari Keenam – Menyembuhkan Luka Lewat Inner Child.Langit pagi di Banten tampak teduh, dengan aroma embun dan tanah basah yang memberi ketenangan. Hari keenam dari rangkaian 100 hari pemulihan jiwa bertemakan:“Menyentuh Luka Masa Kecil: Inner Child Healing”Hari ini fokus utama adalah menyadari bahwa banyak respons kesedihan atau kehilangan yang muncul berasal dari luka masa kecil yang belum tersentuh, terutama pada figur keterikatan dan rasa ditinggalkan.06.00 – Meditasi Inner child & Pernapasan LembutFasilitator: Ibu Nurlaela Rahmawati, Master Inner Child & BreathworkLokasi: Pendopo utama dengan lampu temaram dan suara air gemericikRangkaian:Duduk dalam keheningan dengan posisi nyamanDipandu untuk membayangkan diri sebagai anak kecil usia 5-7 tahunMengajak anak kecil itu duduk bersama, memeluknya, dan mengatakan: “Maaf ya kamu sering sendirian. Sekarang aku di sini. Kamu tidak sendiri lagi.”Efek:Anya menangis dalam diam, melihat versi kecil dirinya yang sering memendam ta

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 145: Menyusun Makna Kehilangan dalam Jati Diri Baru

    12.00 – Makan Siang dan IstirahatMenu:Sayur asemTempe gorengSambal tomatKerupuk singkongTeh melati13.30 – Sesi 3: “Ritual Melepaskan dan Mengizinkan Hidup” (oleh Tim Griya Rasa Sejati)Lokasi: Tepi danauKegiatan:Setiap peserta menuliskan satu kalimat singkat di kertas: “Aku izinkan diriku untuk hidup, meski kamu telah tiada.”Kertas dilipat menjadi perahu kecil, dilepaskan ke air danauMusik seruling mengiringi prosesiAnya menatap perahunya melayang di permukaan air, lalu berbisik:“Rio, aku akan belajar hidup, dengan cinta yang kau tinggalkan.”15.00 – Sesi 4: “Jurnal Relasi Spiritual”Tulis 1 halaman tentang:Apa warisan spiritual dari orang yang telah tiadaApa yang masih bisa dijalani dalam hidup sebagai bentuk penghormatan pada kenangan merekaAnya menulis bahwa Rio mengajarinya mencintai dengan tenang dan dalam. Ia akan melanjutkan ajaran meditasi dengan lebih lembut dan penuh cinta.16.00 – Penutup Hari Keempat: Doa Kolektif dan Pelita KehidupanSemua peserta duduk m

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 144: Kegiatan Pemulihan Jiwa

    Kegiatan Hari Ketiga – Pemulihan Jiwa Hari ke-3.Hari ketiga di Griya Rasa Sejati dibuka dengan suasana pagi yang berbeda. Kabut sudah menipis lebih cepat, dan sinar matahari menembus celah pepohonan. Anya merasa tubuhnya sedikit lebih ringan, meski pikirannya masih diliputi kenangan tentang Rio. Hari ini difokuskan pada pemulihan tubuh fisik yang menyimpan trauma emosional, berdasarkan pendekatan psikosomatik dan terapi tubuh.06.00 – Senam Pernafasan “Napas Kehidupan” (oleh Dr. Yoga Santoso, ahli psikosomatik)Di lapangan rumput, para peserta berdiri membentuk lingkaran besar.Tujuan:Mengaktifkan sistem saraf parasimpatis untuk menenangkan tubuhMengatur ulang hubungan tubuh dan pikiranMengurangi ketegangan dari kesedihan dan traumaLatihan:Tarik napas 4 detik – tahan 4 detik – hembuskan 6 detikGerakan tangan melingkar, seolah memeluk udaraGerakan membuka dada sambil mengucapkan afirmasi: "Aku izinkan tubuhku untuk sembuh."Anya merasakan dadanya sedikit lebih longgar. Ia meny

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 143: Hari Pertama dan Kedua

    Setelah itu ada pembagian buku panduan 100 hari (berisi jadwal, jurnal harian, kutipan refleksi, lembar tugas)Buku “Melepas Tanpa Lupa” karya Prof. HaryoPena, alat tulis, dan sebotol aromaterapi lavender kecil08.15 – Sesi Pembukaan di Aula UtamaDibuka oleh Prof. Dr. Haryo Widjaya. Ia menyambut 33 peserta yang datang dari berbagai kota, sebagian besar adalah perempuan yang kehilangan pasangan. Dalam pembukaannya, Prof. Haryo berkata: “Kesedihanmu itu wajar, dan di tempat ini, kamu tidak akan disuruh ‘lupa’. Kamu hanya akan dipandu agar tidak tenggelam.”08.30 – Ice Breaking & Perkenalan Sesi Lingkaran JiwaPeserta duduk melingkar, memperkenalkan diri satu per satu, dan menjawab satu pertanyaan:“Apa yang kamu rasakan setiap kali bangun pagi?”Anya menjawab dengan lirih, “Hampa. Seperti tubuhku bangun, tapi jiwaku belum ikut.”09.30 – Sesi 1: “Mengenal Proses Duka” (oleh Dr. Ratna Arifin)Materi menjelaskan secara ilmiah tahapan duka (denial, anger, bargaining, depression, acceptan

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 142: Perpisahan yang Tak Pernah Siap

    Hujan turun perlahan di Jakarta, seolah langit pun turut berduka. Di pemakaman yang tenang, keluarga dan kerabat berdiri dalam diam. Wajah-wajah sendu menunduk, tak ada kata yang mampu menggambarkan perasaan kehilangan.Anya berdiri paling depan, tubuhnya menggigil bukan hanya karena dinginnya cuaca, tapi karena hatinya yang hampa. Mata sembabnya menatap dalam pada nisan bertuliskan nama suaminya, Rio Aryasatya.Rio telah pergi. Setelah berjuang melawan kanker otak, tubuhnya akhirnya menyerah. Ia mengembuskan napas terakhirnya, dalam tidur, dengan tangan Anya yang menggenggamnya erat.Pemakaman dilakukan di dekat rumah maminya Rio, sesuai permintaan terakhirnya. Ia ingin tetap dekat dengan keluarga, dan Anya pun menghormati itu.Setelah semua doa dipanjatkan, satu per satu orang meninggalkan makam. Tapi Anya tetap berdiri. Tangannya mengelus pelan batu nisan, air matanya jatuh satu per satu.“Terima kasih karena pernah memilih aku, Rio. Terima kasih karena sudah mencintaiku setulus in

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 141: Bayangan Lama Kembali

    Sore itu, setelah Rio kembali ke kantor, suasana restoran mulai sepi. Anya membereskan kartu tarotnya, bersiap untuk pulang lebih awal. Namun sebelum sempat meninggalkan booth, seorang tamu tak terduga datang. Langkahnya mantap, senyumnya masih sama seperti dulu.“Anya,” panggil Reza dengan suara berat, namun tenang.Anya menoleh. Hatinya sejenak berdebar. “Reza?”“Aku enggak bisa bohong, aku masih sering kepikiran kamu,” ucap Reza pelan, duduk di depan meja tarot. “Aku tahu kamu udah menikah. Tapi aku juga tahu, ada bagian dari dirimu yang dulu... hampir jadi milikku.”Anya terdiam. Matanya memandangi Reza dalam-dalam. Ada getir, ada kenangan, tapi tidak ada lagi getaran yang sama seperti dulu. Ia tersenyum, tenang.“Reza, kamu bagian dari fase hidupku yang penting. Tapi sekarang... hatiku sudah menetap,” jawab Anya.Reza menunduk, lalu tertawa kecil. “Itu jawaban yang jujur. Terima kasih karena pernah jadi ‘ramalan’ terbaik dalam hidupku.”Sebelum pergi, Reza mengeluarkan sebuah ben

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status